Adanya kontak sosial sosial contact Adanya komunikasi

22 balik antara berbagai segi kehidupan bersama dan antara berbagai komponen yang terkait. Bentuk umum proses sosial tersebut adalah interaksi sosial yang merupakan prasyarat terjadinya aktivitas-aktivitas sosial yang lainnya. Interaksi sosial terjadi dalam pola yang beraneka ragam misalnya interaksi antar-individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Beberapa komponen yang membentuk terjadinya interksi sosial adalah sebagai berikut:

a. Adanya kontak sosial sosial contact

Kontak sosial dapat terjadi antar perorangan, anatar kelompok, atau anatara kelompok dengan perorangan. Kontak yang positif terjadi bila melahirkan sebuah kerja sama, sedangkan kontak yang negatif terjadi bila melahirkan penolakan untuk terjadinya kerja sama. Kontak sosial dapat bersifat primer langsung dan sekunder tidak langsung. Kontak sosial primer misalnya perawat bertemu pasien di ruang inap. Pada sisi yang lain, ada pula kontak sosial yang bersifat sekunder misalnya seorang dokter bertanya kepada perawat mengenai kondisi kesehatan pasien.

b. Adanya komunikasi

Dalam interaksi, komunikasi merupakan hal yang penting. Untuk konteks layanan kesehatan, Samsuriadji Djauzi dan Supartondo 2004:35 mengatakan bahwa komunikasi antara dokter dengan pasien merupakan landasan yang penting dalam proses diagnosis, terapi, maupun pencegahan penyakit. Universitas Sumatera Utara 23 Interaksi sosial terdiri atas dua unsur, yaitu tindakan sosoial dan keterikatan antar tidakan sosial. Tindakan sosial merupakan social action merupakan unsur pembentuk interaksi sosial. Menurut pandangan Max Weber tindakan sosial merupakan tindakan yang bermakna, yakni tindakan yang dilakukan seseorang dengan memperhitungkan keberadaan orang lain Badrujaman, 2008: 36. Tindakan sosial apapun yang dilakukan seseorang cendrung berhubungan dengan tindakan individu lainnya. Hubungan anatartindakan sosial tidak terjadi secara otomatis, karena kekuatan alam, atau kekutan supra alami. Keterkaitan antartindakan sosial terjadi karena ada manusia, manusialah yang melakukan tindakan dan menjalinnya dengan tidakan yang lain Badrujaman, 2008: 40. Untuk mempelajari interaksi sosial digunakan pendekatan yang dikenal dengan nama symbolic interactionism interaksionisme simbolis. Pendekatan ini bersunber pada pemikiran George Herbert Mead. Dari kata interaksionisme sudah nampak bahwa sasaran pendektan ini adalah interaksi sosial, kata simbolis mengacu pada penggunaan simbol-simbol dalam interaksi. Herbert Blumer, salah seorang penganut pemikira Mead, menjabarkan pemikiran Mead mengeani interaksionisme simbolis. Menurut Blumer pokok pikiran interaksionisme simbolis ada tiga yakni: Kamanto Sunarto, 1993: 43-44 Universitas Sumatera Utara 24 1. Manusia bertindak act terhadap sesuatu thing atas dasar makna meaning yang dipunyai sesuatu tersebut baginya. 2. Makna yang dipunyai sesuatu tersebut berasal atau muncul dari interaksi sosial antara seseorang dengan sesamanya. 3. Makna diperlakukan atau diubah melalui suatu proses penafsiran interpretative proces, yang digunakan orang dalam menghadapi sesuatu yang dijumpainya. Interaksionisme simbolis yang diketengahkan Blumer mengandung sejumlah root images atau ide-ide dasar, yang dapat diringkas sebagai berikut: Margaret M. Poloma, 2000: 264-265 1. Masyarakat terdiri dari manusia yang berinteraksi. 2. Interaksi terdiri dari berbagai kegiatan manusia yang berhubungan dengan kegiatan manusia lain. 3. Obyek-obyek, tidak mempunyai makna yang intrinsik, makna lebuh merupakan produk interaksi-simbolis. Obyek-obyek dapat diklasifika- sikan kedalam tiga kategori yang luas seperti; obyek fisik, obyek sosial dan obyek abstrak. 4. Manusia tidak mengenal obyek eksternal, mereka dapat melihat dirinya sebagai obyek. 5. Tindakan manusia adalah tindakan interpretatif yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Universitas Sumatera Utara 25 6. Tindakan tersebut saling dikaitkan dan disesuaikan oleh anggota- anggota kelompok.

2.4 Kerja Sama

Dokumen yang terkait

Respon Bidan PTT Terhadap Program Jaminan Persalinan di Kabupaten Langkat Tahun 2013

1 94 178

Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Program Jaminan Persalinan (Jampersal) Dalam Melakukan Persalinan Di Puskesmas Namorambe Kabupaten Deli Serdang

0 30 76

KEBERHASILAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) (Studi Deskriptif Di Desa Pakis Kecamatan Panti Kabupaten Jember)

2 89 79

IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN OLEH BIDAN PRAKTIK DI DESA TENGGULUNAN KABUPATEN SIDOARJO.

0 3 84

ANALISIS BIAYA JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) (STUDI KASUS PADA SALAH SATU BIDAN PRAKTEK SWASTA KOTA PADANG)

0 0 7

Evaluasi Pelayanan Persalinan oleh Bidan Desa Selama Pelaksanaan Program Jaminan Persalinan Di Puskesmas Salomekko Kabupaten Bone Sulawesi Selatan Tahun 2012

0 1 7

Peran Bidan Desa Mensosialisasikan Persalinan Sehat Pada Masyarakat Tradisional Melalui Program Jaminan Persalinan” (Studi Kasus Mayarakat Lae Soraya Desa Gunung Bakti, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam),

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Peran Bidan Desa Mensosialisasikan Persalinan Sehat Pada Masyarakat Tradisional Melalui Program Jaminan Persalinan” (Studi Kasus Mayarakat Lae Soraya Desa Gunung Bakti, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam),

0 0 13

Peran Bidan Desa Mensosialisasikan Persalinan Sehat Pada Masyarakat Tradisional Melalui Program Jaminan Persalinan” (Studi Kasus Mayarakat Lae Soraya Desa Gunung Bakti, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam),

0 0 10

IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN OLEH BIDAN PRAKTIK DI DESA TENGGULUNAN KABUPATEN SIDOARJO

0 0 18