Kadar Air Asam Lemak Bebas

Standar mutu dari kopra yang ditetapkan dalam industri dengan berdasarkan standar industri Indonesia dapat dilihat pada tabel 2.6. berikut ini. Tabel 2.6. Standar Mutu Kopra No. Karakteristik Mutu A Mutu B Mutu C 1 Kadar air, bb, maks 5 5 5 2 Kadar minyak, bb, min 65 60 60 3 Kadar asam lemak bebas, bb, maks 5 5 5

2.4. Penentuan Kualiatas Minyak

Untuk menentukan kualitas suatu minyak diperlukakn beberapa analisa terhadap minyak tersebut, dimana analisa yang paling sering digunakan adalah penentuan kadar air, penentuan kadar minyak, dan penentuan kadar asam lemak bebas ALB yang terkandung didalam sampel yang berisi minyak.

2.4.1. Kadar Air

Air dalam sampel yang mengandung minyak yang fresh hanya berjumlah kecil, hal-hal yang membuat kadar air meningkat dapat terjadi karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta penimbunan. Air yang terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara penguapan dalam alat pengeringan dengna menggunakan rumus berikut. ����� ��� = ����� ������ ������� �� ���� − ����� ������ ������ℎ ������ ����� ������ ������� ������ �100 Naibaho, 1996

2.4.2. Kadar Minyak

Penentuan kadar minyak bertujuan untuk mengetahui banyaknya minyak yang terkandung didalam sampel yang diduga mengandung minyak. Universitas Sumatera Utara Ekstraksi adalah suatu cara mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini bermacam- macam, yaitu rendering, pengepresan mekanik, ekstraksi dengan pelarut.

2.4.2.1. Rendering

Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada semua rendering, penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik yang bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung di dalamnya.

2.4.2.2. Pengepresan Mekanik

Pengepresan mekanik merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian, cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi. Proses ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyik atau lemak dipisahkan dari bijinya yang mencakup pembuatan serpih, perajangan, dan penggilingan serta pemasakkan. Teknik pengepresan mekanik ini memisahkan minyak atau lemak dari bahan yang mengandung biji-bijian, seperti inti kelapa sawit dan kopra. Pengepresan ini akan menghasilkan minyak dan ampas atau expeller, sehingga apabila inti kelapa sawit dilakukan pengepresan mekanik akan menghasilkan Palm Kernel Oil dan Palm Kernel Expeller, begitu juga untuk kopra apabila dilakukan pengepresan mekanik akan menghasilkan Copra Oil dan Copra Expeller . Universitas Sumatera Utara Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam pengepresan mekanik, yaitu pengepresan hidraulik hydraulic pressing dan pengepresan berulir Expeller pressing.

2.4.2.2.1. Pengepresan Hidraulik Hydraulic Pressing

Pada cara pengepresan hidrulik, bahan di pres dengan tekanan sekitar 2000 poundinch 2 140,6 KgCm = 136 atm. Banyaknya minyak atau lemak yang dapat diekstraksi tergantung dari lamanya pengepresan, tekanan yang dipergunakan, serta kandungan minyak dalam bahan asal. Sedangkan banyaknya minyak yang tersedia pada bungkil bervariasi sekitar 4 sampai 6 persen, tergantung dari lamanya bungkil dibawah tekanan hidraulik. Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses pemisahan minyak dengan cara pengepresan mekanis dapat dilihat pada gambar 2.1. Copra Palm Kernel Perajangan Penggilingan Pemasakan Pemanasan Pengepresan Minyak COPEX PKE Gambar 2.1. Skema Cara Memperoleh Minyak, PKE, dan COPEX dengan Pengepresan Universitas Sumatera Utara

2.4.2.2.1. Pengepresan Berulir Expeller Pressing

Cara pengepresan berulir memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan atau tempering. Proses pemasakan berlangsung pada temperature 240 o F 115 o C dengan tekanan sekitar 15 - 20 tonnch 2 . Kadar minyak atau lemak yang dihasilakan sekitar 2,5 – 3,5 persen, sedangkan bungkil yang dihasilakn msih mengandung minyak sekitar 4-5 persen. Cara lain untuk mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak adalah gabungan dari proses wet rendering dengan pengepresan mekanik atau dengan sentrifusi.

2.4.2.3. Ekstraksi dengan Pelarut

Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak atau lemak, pelarut minyak atau lemak yang biasa dipergunakan dalam metode ini petroleum eter, benzena, karbon tetraklorida, dan n-heksan. Ketaren, 2005.

2.4.3. Asam Lemak Bebas

Penentuan kadar asam lemak bebas bertujuan untuk mengindikasikan perlakuan yang harus dilakukan untuk tahap proses, dimana kadar asam lemak bebas sangat menentukan kualitas dari suatu minyak atau lemak yang masih segar. Kadar ALB terbentuk akibat adanya reaksi hidrolisis otokatalitik dan lipolisis oleh enzim lipolitik dalam inti maupun oleh jamur yang lipolitik yang akan mengubah trigliserida menjadi asam-asamnya. Untuk yang terakhir ini suhu optimum pertumbuhannya adalah 42-45° C. Ini dapat terjadi pada tumpukan inti yang lembab. Mangoensoekarjo, S.,2003. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kelapa yang juga disebut pohon kehidupan, merupakan tanaman serba guna, karena dari setiap bagian tanaman dapat diambil hasilnya untuk memenuhi sebagian kebutuhan hidup manusia. Kelapa merupakan tanaman tropis yang penting bagi Negara-negara Asia dan Pasifik. Kelapa disamping dapat memberikan devisa bagi negara juga merupakan mata pencarian jutaan petani Suhardikono, 1988. Salah produk dari pemanfaatan tanaman kelapa adalah kopra, dimana prosesnya adalah dengan mengeringkan daging buah kelapa. Dalam proses pembuatan kopra menghasilkan produk samping, salah satunya merupakan bungkil kopra Copra Expeller COPEX, dimana Copra Expeller COPEX didapatkan dari kopra yang telah diambil minyaknya dengan proses pemerasan mekanis. Kelapa sawit adalah tanaman yang tumbuh dengan baik didaerah beriklim tropik,. Sejak tahun 1977-1978 pemerintah Indonesia bertekad mengubah situasi tersebut dengan mengembangkan pola perkebunan rakyat. Produk kelapa sawit dapat dimanfaatkan dari daging buahnya dan juga dari inti sawitnya, dari daging buah sawit menghasilkan Crude Palm Oil CPO, sedangkan dari inti sawit menghasilkan Palm Kernel Oil PKO. Salah satu produk samping dari Palm Kernel Oil adalah Palm Kernel Expeller PKE yang dihasilkan dari inti sawit yang telah dipisahkan minyaknya dan dikeringkan Ketaren, 1986. Palm Kernel Expeller PKE dan Copra Expeller COPEX masih mengandung minyak yang dapat dipisahkan kembali, tetapi jumlahnya sangat sedikit, selain dapat dipisahkan kembali dengan minyaknya, Palm Kernel Expeller PKE dan Copra Expeller COPEX dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang terlebih dahulu harus diproses Umiyasih dkk, 2011. Universitas Sumatera Utara