Kesimpulan Saran Lemak dan Minyak

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil Penelitian kadar minyak pada PKE dan COPEX di PT. Palmcoco Laboratories didapatkan sebesar 7,45 dan 6,23 , untuk kadar air pada PKE dan COPEX didapatkan sebesar 6,48 dan 9,18 , Penentuan kadar asam lemak bebas dari sampel PKE dan COPEX di PT. Palmcoco Laboratories didapatkan sebesar 4,23 dan 7,17, yang menunjukkan bahwa minyak dari sampel PKE bisa digunakan untuk proses industri karena masih dalam batas Standar Nasional Indonesia SNI nomor 01-2901-2006, sedangkan untuk COPEX tidak dapat digunakan lagi, karena telah melewati batas SNI.

5.2. Saran

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti lebih lanjut untuk parameter yang berbeda dalam penentuan mutu PKE dan COPEX. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lemak dan Minyak

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol yang berarti triester dari gliserol Fessenden, 1989. Suatu lemak tertentu biasanya mengandung campuran dari trigliserida yang berbeda panjang dan derajat ketidakjenuhan asam-asam lemaknya Cheristie, 1982. Lemak dan minyak dapat diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, sebagai berikut: 1. Bersumber dari hewani: a. Susu hewan peliharaan: Lemak susu b. Daging hewan peliharaan: lemak sapi dan turunan oleostearin, oleo oil dari oleostock, lemak babi, dan mutton tallow. c. Hasil laut: Minyak ikan sardin, menhaden dan sejenisnya, dan minyak ikan paus. 2. Bersumber dari tanaman: a. Biji-bijian palawija: minyak jagung, biji kapas, kacang, rape seed, wijen, kedele, bunga matahari b. Kulit buah tanaman tahunan: kelapa, coklat, kelapa sawit, babassu, cohune , dan sejenisnya Hart, 1990. Perbedaan umum antara lemak nabati dengan hewani dapat dilihat pada tabel 2.1. berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Perbedaan Umum Antara Lemak Nabati Dengan Hewani Lemak hewani Lemak nabati Mengandung kolesterol Mengandung filtosterol Kadar asam lemak jenuh lebih kecil Kadar asam lemak jenuh lebih besar Mempunyai bilangan Reichert-meissl lebih besar Mempunyai bilangan polenske lebih besar Lemak yang lazim meliputi mentega, lemak hewan, dan bagian berlemak dari daging, sedangkan minyak terutama berasal dari tumbuh-tumbuhan termasuk jagung, biji kapas, zaitun, kacang, dan minyak kedelai Hart,1990. Lemak dan minyak dapat dibedakan dari titik lelehnya dimana pada suhu kamar lemak berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair Wilbraham, 1992. Meskipun lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair, keduanya memiliki struktur organik dasar yang sama Hart, 1990. Lemak dan minyak pada dasarnya tidak larut dalam air tetapi larut dalam beberapa pelarut organik seperti karbon tetraklorida, petroluem eter, dietil eter, n-heksan Lawson, 1985. Kelarutan minyak atau lemak dalam suatu pelarut ditentukan oleh sifat polaritas asam lemaknya. Asam lemak yang bersifat polar cenderung larut dalam pelarut polar, sedangkan asam lemak non polar larut dalam pelarut non polar. Sifat dan daya kelarutan ini digunakan sebagai dasar pada praktek pengujian- pengujian analitis dan ekstraksi minyak dengan pelarut. Sifat minyak dan lemak yang larut dalam pelarut tertentu digunakan dalam pengolahan minyak secara komersial melalui ekstraksi pelarut. Daya kelarutan asam lemak biasanya lebih tinggi dari komponen trigliseridanya, dan dapat larut dalam pelarut organik yang bersifat polar dan non polar. Semakin panjang rantai atom karbon maka minyak dan lemak tersebut akan bersifat non polar, sehingga semakin sukar larut dalam pelarut polar dan sebaliknya. Minyak atau lemak yang tidak jenuh lebih mudah larut dalam pelarut organik daripada asam lemak jenuh dengan panjang rantai atom karbon yang Universitas Sumatera Utara sama. Minyak atau lemak yang asam lemak dengan derajat ketidakjenuhannya tinggi akan lebih mudah larut daripada asam lemak dengan derajat ketidakjenuhan rendah. Salah satu dari beberapa tanaman golongan nabati yang menghasilkan minyak adalah dari bahan kepala sawit, minyak dihasilkan berasal dari inti kelapa sawit yang dinamakan miyak inti sawit Palm Kernel Oil Ketaren, 2005.

2.2. Inti Sawit