30 hutang suatu perusahaan, melainkan lebih memperhatikan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dan mengabaikkan besarnya penggunaan utang untuk menghasilkan laba. Disisi lain hal ini dapat dilihat
dari rata-rata tingkat leverage yang dimiliki perusahaan manufaktur periode 2010-2014 yang berada dibawah 50 yaitu dengan presentase 41, 017
yang menandakan bahwa besarnya proporsi perusahaan dalam menggunakan dana selain hutang, dimana tingkat hutang lebih kecil dibandingkan
pendanaan lainnya. Maka para investor tidak mengkhawatirkan tingkat hutang yang dimiliki perusahaan.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Sujoko dan Saoebiantoro 2007 menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Sumanti 2015 dan Priyastuty 2014 yang menyatakan
bahwa kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
6. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Kebijakan Dividen
Hipotesis keenam yang diajukan menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen . Dari hasil penelitian yang
diperoleh bahwa koefisien regresi untuk variabel kebijakan hutang memiliki nilai koefisien -0,220566 dengan signifikansi sebesar 0,0196 0,05 sehinga
variabel kebijakan hutang terbukti berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Sehingga H
6
dalam penelitian ini yang menyatakan kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen dapat diterima.
31 Hasil penelitian diketahui bahwa kebijakan hutang berpengaruh
negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal tersebut menunjukkan semakin besar hutang yang dimiliki perusahaan maka semakin rendah
dividen yang akan dibayarkan. Ketika perusahaan memiliki hutang atau hutang perusahaan meningkat otomatis beban perusahaan untuk membayar
bunga semakin meningkat. Sehingga return perusahaan yang seharusnya dialokasikan untuk laba ditahan ataupun dibagikan sebagai dividen
dialokasikan terlebih dahulu untuk membayar beban-beban perusahaan termasuk untuk bunga hutang. Ketika hutang meningkat, bunga meningkat
maka kebijakan pembagian dividen akan menurun karna return yang dimiliki perusahaan digunakan untuk membayar pokok hutang dan bunga hutang
perusahaan. Pengurangan hutang dapat dilakukan dengan menggunakan laba yang dimiliki oleh perusahaan untuk membayar hutang sehingga pemegang
saham akan merelakan dividennya untuk membiayai hutangnya dibandingkan untuk dibagikan sebagai dividen.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nuringsih 2005, Bansaleng 2014, Sunarya 2013, Juniastina, Dewi 2008, Putri 2012, Ridho 2014
dan Sari 2010. menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
7. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis ketujuh yang diajukan menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dari hasil