Teori Kebijakan Dividen LANDASAN TEORI

6 c. Teori Dividen Residual Menurut teori dividen residual, perusahaan menetapkan kebijakan dividen setelah semua investasi menguntungkan habis dibiayai. Dengan kata lain, dividen yang dibayarkan merupakan sisa residual setelah semua usulan investasi yang menguntungkan habis dibiayai Hanafi, 2014.

3. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar Fahmi, 2014. Laporan Keuangan perusahaan bertujuan meringkas kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut untuk jangka waktu tertentu. Ada 3 jenis laporan keuangan yang paling sering dilaporkan: neraca keuangan, laporan laba- rugi, dan laporan aliran kas. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input informasi yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, mulai dari investor atau calon investor, pihak pemberi dana atau calon pemberi dana, sampai pada manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuaangan diharapkan memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing dari aliran kas yang dihasilkan perusahaan. Informasi tersebut akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan , dan pada giliran selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. 7 Analisis rasio keuangan melihat teknik analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan dihitung dengan menggabungkan angka-angka di neraca dengan atau angka-angka pada laporan laba rugi. Ada lima jenis rasio keuangan yang sering digunakan Hanafi, 2014: a. Rasio Hutang Rasio utang adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan dengan total asetnya. Rasio ini memfokuskan pada sisi kanan atau kewajiban perusahaan. Ada beberapa rasio leverage yang bisa dihitung Hanafi, 2014: 1 Rasio utang terhadap total aset dimana apabila rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan utang yang tinggi. Penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan profitabilitas, di lain pihak utang yang tinggi juga akan meningkatkan resiko. 2 Times Interest Earned TIE adalah rasio yang menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutupi beban tetap bunga. 3 Rasio Fixed Charge Coverage 8 b. Rasio Profitabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset , dan modal saham tertentu. Menurut Hanafi, 2014 ada 3 rasio yang sering digunakan yaitu : 1 Profit margin adalah rasio yang digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih. 2 Return on asset ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. 3 Return on equity ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu. c. Rasio Likuiditas Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif suatu perusahaan terhadap utang lancarnya. Utang merupakan kewajiban perusahaan yang harus dilunasi. Ada beberapa rasio likuiditas Hanafi, 2014 : 1 Rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014

3 23 19

PENGARUH PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

0 5 25

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN CASH POSITION TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

0 4 142

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

2 8 124

PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014

6 24 116

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

2 22 163

ANALISIS VARIABEL STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 13 140

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 131

Pengaruh Profitabilitas Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 | Aditya | Jurnal Manajemen Bisnis 35

0 4 20

ANALISIS VARIABEL STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19