Analisis Korelasi Pearson Kesimpulan

menyatakan baik buruknya suatu kondisi perairan. Adapun pH perairan yang ideal bagi kehidupan ikan sebesar 6.5 – 9.0 Boyd, 1990. Kandungan oksigen terlarut dalam air merupakan salah satu komponen utama yang menentukan kualitas suatu perairan. Nilai kelarutan oksigen DO=Disolved Oxygen stasiun 1 dan stasiun 2 masing-masing sebesar 7,5 mgl dan pada stasiun 3 sebesar 6,6 mgl. Nilai oksigen terlarut DO yang terendah terdapat pada stasiun 3. Perbedaan nilai oksigen DO disebabkan oleh adanya buangan limbah berupa senyawa organik dari pemukiman dan pertambangan. Menurut Poppo et al., 2008 dalam Gultom 2010, penyebab utama berkurangnya oksigen terlarut dalam air adalah adanya buangan bahan-bahan yang mudah membusuk. Selanjutnya menurut Wetzel dan likens 1979, tinggi rendahnya kandungan oksigen terlarut dalam perairan juga dipengaruhi oleh faktor temperatur, tekanan dan berbagai konsentrasi ion yang terlarut dalam air pada perairan tersebut. Kandungan oksigen terlarut pada ketiga stasiun masih tergolong sangat layak dalam mendukung kehidupan organisme sebab menurut Sastrawijaya 1991, kehidupan organisme akuatik berjalan dengan baik apabila kandungan oksigen terlarut minimal 5mgl. Nilai BOD 5 pada staiun 1 sebesar 0,4 mgl, pada stasiun 2 sebesar 0,9 mgl dan stasiun 3 sebesar 1,2 mgl. Nilai BOD tertinggi pada stasiun 3 dan yang terendah pada stasiun 1. Tingginya nilai BOD 5 diduga selain berasal dari pembusukan tanaman dan hewan sebagian besar berasal dari buangan limbah sedangkan rendahnya nilai BOD 5 karena lebih sedikit bahan organik yang terdapat diperairan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Effendie 2003, bahwa buangan hasil limbah domestik dan industri dapat mempengaruhi nilai BOD. Nilai BOD pada ketiga stasiun masih tergolong tidak tercemar. Jeffries dan Mills 1996 dalam Effendi 2003, menyatakan perairan alami memiliki nilai BOD antara 0,5-7,0 mgl.

4.7 Analisis Korelasi Pearson

Nilai korelasi yang diperoleh antara faktor fisik-kimia perairan dengan makanan alami ikan dengan menggunakan komputerisasi SPSS ver. 16.00 dapat dilihat pada Tabel 8 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 8. Nilai Analisis Korelasi Makanan Alami dengan Faktor Fisik-Kimia Perairan Makanan Alami pi Suhu Penetrasi pH air DO BOD 5 -0,500 +0,590 -0,655 +0,1000 -0,786 Keterangan: + : Korelasi searah - : Korelasi berlawanan Pada Tabel 8 menunjukkan hasil uji analisis korelasi antara parameter fisik-kimia perairan dengan makanan alami ikan di sungai Batang Toru berbeda- beda tingkat korelasi. Suhu, pH dan BOD 5 berkolerasi negatif yang berarti semakin besar nilai faktor fisik-kimia maka semakin rendah nilai makanan alami. Sementara penetrasi cahaya dan DO berkorelasi positif yang berarti semakin besar nilai DO maka makanan alami juga akan meningkat dan yang paling berpengaruh adalah kelarutan oksigen DO. Menurut Wardhana 1995, kehidupan mikroorganisme hewan air lainnya, tidak terlepas dari kandungan oksigen yang terlarut didalam air. Air yang tidak mengandung oksigen tidak akan memberikan kehidupan mikroorganisme dan hewan air lainnya. Menurut Alpine dan Cloern 1988 penetrasi berpengaru perubahan pertumbuhan dan kelimpahan fitoplankton karena penetrasi merupakan faktor utama yang mengontrol pertumbuhan fitoplankton atau makanan alami. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah: a. Makanan yang ditemukan dalam lambung ikan haspora Osteochillus waandersii terdiri dari 5 kelas yaitu Bacillaryophyceae 32 genus, Chlorophyceae 32 genus Cyanophyceae 8 genus, Xantophyceae 1 genus dan ciliata 2 genus b. Kebiasaan makanan ikan haspora Osteochillus waandersii di sungai Batang Toru terdiri dari makanan utama Melosira dari kelas Bacillariophyceae. Makanan pelengkap Cyclotella, Fragillaria dan Navicula dari kelas Bacillariophyceae , c. Oksigen terlarut Disolved Oxygen berkorelasi sempurna terhadap makanan alami yang terdapat diperairan yaitu sebesar + 1,000.

5.2 Saran