2005, menyatakan Bacillariophyceae merupakan organisme makanan yang sangat halus sehingga sangat mudah dicerna didalam saluran pencernaan.
Ikan haspora Osteochillus waandersii digolongkan sebagai ikan herbivora karena lebih memakan fitoplankton. Ikan yang bersifat herbivora
memiliki saluran pencernaan yang lebih panjang dibandingkan ikan omnivora dan karnívora karena jenis makanan yang dimakan seperti tumbuh-tumbuhan dan
lainnya lebih susah hancur sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencernanya Asyari dan Khoirul, 2011.
4.5 Hubungan Panjang-Berat Ikan
Panjang dan berat merupakan hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Hubungan ini akan berpengaruh terhadap bentuk tubuh dan keadaan
dari organisme. Apabila b=3 berarti pertumbuhan isometrik dan b≠3 berarti pertumbuhan allometrik. Allometrik positif apabila b3 dan allometrik negatif
apabila b3 seperti yang disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hubungan Panjang-Berat Ikan Stasiun
N a
b Pola Pertumbuhan
1 22
1,112867 1,095
Allometrik negatif 2
13 -2,48503385
0,851 Allometrik negatif
3 30
1,816002872 1,195
Allometrik negatif Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa pola pertumbuhan pada Osteochillus
waandersii bersifat alometrik negatif yang berarti pertambahan panjang lebih
cepat dibandingkan dengan pertambahan berat. Hal ini dapat disebabkan kurangnya nutrisi di perairan Sungai Batang Toru. Pertumbuhan Osteochillus
wandersii dapat dipengaruhi oleh faktor fisik-kimia perairan yang juga
mempengaruhi fitoplankton sebagai sumber makanan Osteochillus wandersii di perairan tersebut. Selain itu, faktor fisiologis seperti faktor genetik dan
kemampuan metabolisme ikan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan tersebut. Menurut Effendie 1997 nilai b dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal seperti kondisi ikan dan faktor eksternal seperti suhu, dan makanan. Dalam hal ini makanan adalah faktor yang paling penting karena dengan adanya
makanan yang banyak dengan kandungan nurisi yang baik akan mendukung
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhann ikan sedangkan suhu akan mempengaruhi metabolisme tubuh seperti pengambilan makanan, aktivitas tubuh dan kecepatan renang yang akan
mempengaruhi pola pertumbuhan ikan.
Gambar 8. Hubungan Panjang Berat Pada Stasiun 1
Gambar 8 di atas menunjukkan hubungan keeratan panjang-berat ikan Osteochillus wandersii
di stasiun 1. Nilai keeratannya adalah R
2
=0,940 yang menandakan hubungan panjang dan berat ikan di stasiun 1 sangat kuat yaitu
mencapai 94 dengan persamaan W=1,13L
1,095
dengan nilai b=1,095 yang artinya bersifat allometrik negatif. Menurut Jenning et al., 2001 dan Froese
2006 dalam Mulfizar et al., 2012, Secara umum, nilai b tergantung pada kondisi fisiologis dan lingkungan seperti suhu, pH, salinitas, letak geografis dan
teknik sampling dan juga kondisi biologis seperti perkembangan gonad dan
ketersediaan makanan.
Gambar 9. Hubungan Panjang Berat Pada Stasiun 2
W=1,13L1,095 R² = 0,940
20 40
60 80
100 120
5 10
15 20
Berat g
Panjang cm
W= -2,485L0,851 R² = 0,942
10 20
30 40
50 60
70
5 10
15
Berat g
Panjang cm
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9 menunjukkan hubungan panjang berat ikan pada stasiun 2 dapat dilihat nilai R
2
yaitu sebesar 0,942 yang menandakan hubungan yang cukup kuat yaitu 94,2. Menurut Syahrir 2012, Nilai R²
dari hubungan panjang dan bobot ikan terkoleksi relatif cukup besar, besarnya nilai tersebut yang mendekati 1, Nilai
korelasi yang mendekati satu tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara panjang dengan berat tubuh ikan serta menunjukkan
bahwa keragaman yang dipengaruhi oleh variabel lain cukup kecil dan hubungan antara panjang total dan bobot ikan sangat erat. Persamaan hubungan panjang
berat ikan terlihat pada grafik di atas yaitu W= -2,485L
0,851
dengan nilai b=0,851. Nilai ini sangat rendah dan menandakan pola pertumbuhan allometrik negatif.
Menurut Lesmana dan Dermawan 2006, faktor yang mempengaruhi pola pertumbuhan ikan antara lain keturunan, pertumbuhan kelamin dan umur dan
kerentanan penyakit dan nutrisi. Keberadaan nutrisi diperairan berpengaruh pada pertumbuhan ikan karena semakin banyak makanan yang tersedia maka ikan
semakin banyak yang dikonsumsi oleh ikan. Menurut Royce 1972, dari sejumlah makanan yang dikonsumsi oleh ikan, kurang lebih hanya 10 yang digunakan
untuk tumbuh dan menambah beratnya, sedangkan selebihnya digunakan untuk tenaga atau memang tidak dapat dicerna.
Gambar 10.
Hubungan Panjang Berat Pada Stasiun 3 Gambar 10 menunjukkan persamaan regresi ikan pada stasiun 3 adalah
W=1,876L
1,195
dengan nilai b=1,195 yang menandakan b3 dengan pola pertumbuhan allometrik negatif. Nilai keeratan panjang dan berat ikan di stasiun 3
W=1,876L1,195 R² = 0,879
-20 20
40 60
80 100
120 140
160
5 10
15 20
Berat g
Panjang cm
Universitas Sumatera Utara
adalah R
2
=0,879 atau hubungannya sangat kuat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukan oleh Walpole 1995 bahwa jika nilai r mendekati 1 maka terdapat
hubungan yang kuat antara kedua variable.ss Nikolsky 1963, menyatakan bahwa pola pertumbuhan organisme perairan bervariasi tergantung pada kondisi
lingkungan dimana organisme tersebut berada dan ketersediaan makanan yang dimanfaatkan untuk menunjang kelangsungan hidup dan pertumbuhan
dipengaruhi oleh jumlah ikan, kisaran ukuran ikan, faktor lingkungan dan kondisi ikan.
Suatu spesies ikan di alam memiliki hubungan yang erat dengan keberadaan makanannya, ikan tersebut dapat bertahan hidup jika terdapat jenis
makanan yang disukainya. Ketersediaan makanan merupakan faktor yang menentukan jumlah dan dinamika populasi, pertumbuhan, reproduksi serta
kondisi ikan yang ada di suatu perairan Lagler, 1972 dan Effendie, 1997.
4.6 Faktor Fisik-Kimia Perairan