xvii 3
Secara kualitatif tinjauan mutu, belajar ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman  serta  cara-cara  menafsirkan  dunia  di  sekeliling
siswa.  Belajar  dalam  pengertian  ini  difokuskan  pada  tercapainya  daya  pikir dan  tindakan  yang  berkualiatas  untuk  memecahkan  masalah-masalah  yang
kini dalam nanti dihadapi siswa.
Berdasarkan  beberapa  definisi  diatas  maka  secara  umum  belajar  dapat dipahami  sebagai  tahapan  perubahan  seluruh  tingkah  laku  individu  yang  relatif
menetap  sebagai  hasil  pengalaman  dan  interaksi  dengan  lingkungan  yang melibatkan proses kognitif. Belajar juga bukan semata-mata mengumpulkan atau
menghafalkan  fakta-fakta  yang  tersaji  dalam  bentuk  informasi  atau  materi pelajaran.
b. Tujuan belajar
Robert M. Gagne yang dikutip oleh Hasibuan dan Moedjiono 2000: 5, menjelaskan tentang tujuan belajar. Gagne mengemukakan delapan macam, yang
kemudian  disederhanakan  menjadi  lima  macam  kemampuan  manusia  yang merupakan  hasil  belajar.  Kelima  macam  kemampuan  hasil  belajar  tersebut
adalah: 1
Keterampilan intelektual yang merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingkungan skolastik
2 Stategi kognitif, mengatur ”cara belajar” dan berfikir seseorang di dalam arti
seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah. 3
Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. Kemampuan ini umunya dikenal dan tidak jarang.
4 Keterampilan  motorik  yang  diperoleh  sekolah,  antara  lain  keterampilan
menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya. 5
Sikap  dan  nilai,  berhubungan  dengan  arah  serta  intensitas  emosional  yang dimiliki  seseorang,  sebagaimana  dapat  disimpulkan  dari  kecenderungannya
bertingkah-laku terhadap orang, barang, atau kejadian.
Sardiman  A.  M.  2001:  26  menjelaskan  tujuan  belajar  ada  tiga  jenis, yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan
pembentukan  sikap.  Tujuan  dari  belajar  itu  sendiri  dapat  dijelaskan  sebagai berikut:
1 Untuk mendapatkan pengetahuan
xviii Hal  ini  ditandai  dengan  kemampuan  berfikir.  Pemilikan  pengetahuan  dan
kemampuan  berfikir  tidak  dapat  dipisahkan.  Dengan  kata  lain  tidak  dapat mengembangkan  kemampuan  berfikir  tanpa  pengetahuan,  sebaliknya
kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. 2
Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman  konsep  atau  merumuskan  konsep  juga  memerlukan  suatu
keterampilan  yang  bersifat  jasmani  maupun  rohani.  Keterampilan    jasmani adalah
keterampilan yang
dapat dilihat,
diamati sehingga
akan menitikberatkan pada keterampilan gerak. Keterampilan rohaniah menyangkut
persoalan  penghayatan,  keterampilan  berfikir  serta  kreativitas  untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.
3 Pembentukan sikap
Belajar  menumbuhkan  sikap  mental,  perilaku  dan  pribadi  anak  didik,  guru harus  lebih  bijak  dan  hati-hati  dalam  pendekatannya.  Oleh  karena  itu
dibutuhkan  kecakapan  mengarahkan  motivasi  dan  berfikir  dengan  tidak  lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar