PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MODEL ASSURE PADA SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

(1)

commit to user

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MODEL ASSURE

PADA SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Disusun oleh : YUNI PRASETIOWATI

K7407034

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MODEL ASSURE

PADA SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)

Disusun oleh : YUNI PRASETIOWATI

K7407034

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Sri Witurachmi, M.M Jaryanto, S.Pd. , M.Si NIP. 19540614 198103 2 001 NIP. 19760909 200501 001


(4)

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd. ...

Sekretaris : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ... Anggota I : Dra. Sri Witurachmi, M.M ...

Anggota II : Jaryanto, S.Pd. ,M.Si ...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,


(5)

commit to user

v NIP. 131 658 563

HALAMAN REVISI

Skripsi ini telah direvisi sesuai dengan arahan dari Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, disetujui dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Prof. Dr. Sigit Susanto, M.Pd. ………

Sekertaris : Drs. Wahyu Adi, M.Pd. ………

Anggota I : Dra. Sri Witurachmi, M.M ………


(6)

commit to user

vi ABSTRAK

Yuni Prasetiowati K 7407034. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MODEL ASSURE PADA SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah adanya penerapan pembelajaran model assure mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

Penelitian ini menerapkan model assure yang merupakan sebuah prosedur panduan untuk perencanaan dan bimbingan pembelajaran yang mengkombinasikan antara metode,materi, dan media. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 yang berjumlah 34 siswa. Obyek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dan dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) perencanaan tindakan, (2) implementasi tindakan, (3) observasi atau pengamatan, (4) refleksi. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) tahap perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan/implementasi tindakan, (3) tahap observasi/pengamatan, dan (4) tahap refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing pertemuan 2 x 45 menit dan 1 x 45 menit.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran model assure. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Partisipasi siswa dalam diskusi kelas menunjukkan peningkatan, pada siklus I siswa yang aktif 13 siswa dengan persentase 55,71%. Pada siklus II meningkat menjadi 25 siswa dengan persentase 84,26%, (2) Keaktifan siswa dalam mengoperasikan media sebanyak 15 siswa dengan persentase 64,29% pada siklus I, meningkat menjadi 27 siswa dengan persentase 87,09% pada siklus II , (3) Dalam interaksi antar siswa dalam kelompok pada siklus I terdapat 12 siswa dengan persentase 51,43%, meningkat menjadi 24 siswa dengan persentase 80,89% pada sikus II, (4) adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 47,05% sebanyak 16 orang siswa pada siklus I meningkat menjadi 30 orang siswa sebesar 88,23% pada siklus II. Peningkatan tesebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) penerapan pembelajaran model assure, (2) Guru membuat Rencana Pembelajaran terlebih dahulu sebelum


(7)

commit to user

vii

memberikan pembelajaran pada siswa sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung terarah dan terprogram, (3) Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model assure dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi baik dari segi keaktifan maupun hasil belajar.


(8)

commit to user

viii ABSTRACK

Yuni Prasetiowati K7407034 THE IMPROVEMENT OF LEARNING STUDENT’S IN ACCOUNTING USING ASSURE MODEL SUBJECT OF THE XI SOCIAL SCIENCE (IPS) 4 GRADERS OF SMA NEGERI 4 SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, June 2011.

The objective of research is to find out the improvement of student’s learning achievement after the application of ASSURE model in Accounting subject of the XI Social Science (IPS) 4 graders of SMA Negeri 4 Surakarta in the school year of 2010/2011.

This research is using ASSURE model that procedure guide for planning and learning guidence which combine between method, material and media. This research belongs to a classroom action research using cycle strategy. The subject of research in this classroom action research is students XI Social Science (IPS) 4 of SMA Negeri 4 Surakarta in the school year of 2010/2011 consisting of 34 students. The object of this classroom action research was variety of events occuring in the classroom during the teaching-learning process. The data source employed in this action research included informant, place or location, event, document and archive. Techniques of collecting data used in this research were observation, interview, test and documentation. The procedure of research included: (1) planning, (2) acting, (3) observing and (4) reflecting. The process of research was carried out, on two cycles, each of which consists of four stages: (!) planning, (2) acting, (3) observing and (4) reflecting. Each cycle was carried out in four meeting, allocate time in each meeting with 2 x 45 and 1 x 45 minutes.

Considering the result of research, it can be concluded that there is an improvement of students learning achievement through the application of ASSURE model. It is reflected on some following indicators: (1) the students participation in the proposing question/idea in the classroom discussion show improvement, in cycle l there 13 (55,71%) student active. In cycle II, the number increase to 25 (84,26%). (2) Student activeness in answering question in classroom discussion is 15 students (55,71%) in cycle l increase to 27 students (87,09%) in cycle II. (3) In inter –student interaction in the cooperative group of cycle l there are 12 students (51,43%), incresing to 24 student (80,89%) in cycle II. (4) There is an improvement of srudent learning achievement from 47,05% (16 students in cycle l to 30 students (88,23%) in cycle II. Such in improvement occurs after the teacher take such measures as : (1) to apply the ASSURE model, (2) theacher develop Lesson Planning first before giving learning to student so the teaching-learning activity proceed in directed and programmed manner, (3) teacher make an evaluation after the learning implementation to improve the next learning acchievement. It can be conclude that

ASSURE model can improve the accounting learning achievement from both activeness and learning output aspects.


(9)

commit to user

ix MOTTO

 Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ( Al-Insyirah :6 )

 Menggunakan waktu untuk berdoa adalah kekuatan terbesar dibumi ( Penulis )

 Menggunakan waktu untuk beramal adalah kunci menuju surga ( Penulis)


(10)

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, Cinta kasih penulis dan terimakasih penulis kepada :

Allah SWT dengan semua nikmatNya yang tak pernah dapat dihitung.

Untuk Ibu dan Bapakku tercinta yang selalu berdoa dan merestui setiap langkahku.

Kakak-kakak ku dan semua keluarga yang telah memberikan motivasi dan dukungannya.

Mas Tukulku yang selalu membantu dan mendukungku dalam menyelesaikan skripsi ini.

Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan dukungan dan semangat.


(11)

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia rahmat dan hidayah-Nya yang sempurna sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana. 4. Dra. Sri Witurachmi, M.M selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak

sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.

5. Jaryanto, S.Pd. ,M.Si , selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.

6. Drs. Puguh Sudarmo , selaku kepala Sekolah SMA Negeri 4 Surakarta terimakasih atas ijin dan kemudahan bagi penulis dalam pelaksanakan penelitian. 7. Dra.Haryono, S.Pd, M.Pd , selaku guru akuntansi SMA Negeri 4 Surakarta yang

telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini. Terimakasih untuk bantuan waktu tenaga serta pikiran dan juga doa yang selalu diberikan kepada Penulis. 8. Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta terimakasih atas kerjasamanya

dalam penelitian yang penulis lakukan.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(12)

commit to user

xii

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.

Surakarta, Mei 2011


(13)

commit to user

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN REVISI ... v

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN ABSTRACK ... viii

HALAMAN MOTTO ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Hakikat Pembelajaran Model assure ... 10

a. Pengertian Pembelajaran model assure ... 10

b. Media Pembelajaran ... 15


(14)

commit to user

xiv

2. Hakikat Prestasi Belajar ... 19

a. Hakikat Belajar... 19

Halaman b. Hakikat Prestasi Belajar ... 22

3. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi... 26

a. Pengertian Mata Pelajaran Akuntansi ... 26

b. Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi ... 28

B. Penelitian Yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berpikir ... 30

D. Hipotesis ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 35

C. Sumber Data ... 36

D. Pendekatan Penelitian ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

F. Prosedur Penelitian ... 43

G. Proses Penelitian ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 52

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 52

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 4 Surakarta. ... 55

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57

1. Siklus I ... 57

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 57

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 61

c. Observasi dan Interpretasi ... 68

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ... 71


(15)

commit to user

xv

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 72

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 76

c. Observasi dan Interpretasi ... 82

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ... 85

Halaman D. Pembahasan ... 86

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 92

A. Simpulan ... 92

B. Implikasi ... 93

C. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96


(16)

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ... 35

Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa ... 47

Tabel 3. Daftar Guru SMA Negeri 4 Surakarta ... 55

Tabel 4. Proses dan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 69

Tabel 5. Nilai Evaluasi Siklus I... 70

Tabel 6. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 70

Tabel 7. Proses dan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 83

Tabel 8. Nilai Evaluasi Siklus II ... 84

Tabel 9. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 84

Tabel 10. Hasil Penelitian Siklus I dan II ... 87


(17)

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerucut Pengalaman ... 15

Gambar 2. Kerangka Berfikir Pembelajaran Model ASSURE ... 30

Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 37

Gambar 4. Profil Capaian Proses dan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 68

Gambar 5. Profil Penguasaan Konsep Siswa Siklus I ... 69

Gambar 6. Profil Capaian Proses dan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 82

Gambar 7. Profil Penguasaan Konsep Siklus II ... 83

Gambar 8. Hasil Penelitian Siklus I dan II ... 85


(18)

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Catatan Lapangan I ... 98

Lampiran 2. Catatan Lapangan II... 99

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 106

Lampiran 4. Modul Materi Siklus I ... 113

Lampiran 5. Soal dan Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ... 120

Lampiran 6. Catatan Lapangan III ... 129

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 134

Lampiran 8. Modul Materi Siklus II ... 140

Lampiran 9. Soal dan Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ... 146

Lampiran 10 Hasil Wawancara Siswa Pra Tindakan ... 157

Lampiran 11 Pedoman dan Hasil Wawancara Guru. ... 160

Lampiran 12. Hasil Wawancara Siswa Setelah Tindakan ... 162

Lampiran 13. Dokumentasi ... 166


(19)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berpean dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia.

Akuntansi adalah suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh manejemen dan untuk pertanggung jawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan pemerintah dan sebagainya. Secara spesifik Akuntansi dapat didefinisikan sebagai poses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi yang terangkum dalam suatu siklus yaitu siklus akuntansi yang meliputi: kegiatan pencatatan bukti transaksi, pembuatan jurnal (jurnal umum dan jurnal pembantu), memposting buku besar, penyusunan neraca lajur, penyusunan laporan keuangan, penyusunan jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan, ayat jurnal pembalik sampai kembali lagi pada transaksi awal. Sehingga dalam pembelajaran akuntansi diharapkan siswa dapat memahami secara menyeluruh dari kegiatan akuntansi tersebut karena merupakan satu kesatuan.

Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 disebut bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,


(20)

commit to user

2

2

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya pasal 3 menyatakan bahwa

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Usaha pembentukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan-kemampuan tersebut harus dilakukan dan dikembangkan melalui upaya secara sadar lewat pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses yang membantu manusia untuk dapat mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan yang ada dengan sikap yang terbuka serta kreatif. Oleh karena itu setiap bagian dari proses belajar mengajar yang dirancang dan diselenggarakan pendidik harus dapat memberikan sumbangan nyata dalam upaya pencapaian tujuan tersebut. Akan tetapi dalam penyelenggaraan pendidikan masih mengalami banyak masalah.

Permasalahan berkaitan dengan pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 4 Surakarta adalah 18 dari 34 siswa kelas IPS 4 hasil belajarnya belum memenuhi nilai standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi yaitu 75,00. Hal tersebut diketahui dari hasil Ulangan Harian semester I, Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester. Rendahnya hasil belajar peserta SMA Negeri 4 Surakarta pada pelajaran Akuntansi ini dimungkinkan karena pendekatan belajar yang masih berorientasi dan berpusat pada guru (teacher centered approach). Pemiliham metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Dilain pihak penggunaan media pembelajaran masih terkesan seadanya bahkan setiap pertemuan hanya memanfaatkan papan tulis dan buku saja belum menggunakan media berbasis teknologi informasi atau information technology (IT), sehingga informasi yang disampaikan guru masih bersifat abstrak akibatnya hasil


(21)

commit to user

3

belajar peserta didik belum maksimal. Sebenarnya, guru-guru di SMA Negeri 4 Surakartadiberi keleluasaan untuk menggunakan medis pembelajaran berbasis teknologi informasi. Sekolah sudah menggunakan media komputer, laptop, dan LCD,

projector, walau jumlahnya masih terbatas. Akan tetapi alat tersebut belum digunakan secara optimal. Masih sedikit guru yang memanfaatkan media pembelajaran tersebut.

Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Akuntansi SMA Negeri 4 Surakarta masih menggunakan sistem konvensional dimana guru menerangkan, siswa hanya mendengarkan atau mencatat. Kepasifan siswa dalam proses KBM pelajaran Akuntansi juga disebabkan karena pelajaran akuntansi termasuk IPS maka dijadikan prioritas kedua dalam anggapan siswa. Anggapan ini makin kuat bila siswa tidak dapat merasakan manfaat pelajaran Akuntansi atau guru tidak mengajarkan penerapan Akuntansi dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat guru melakukan tanya jawab dalam KBM, para siswa terlalu pasif (kurang respon) untuk menjawab pertanyaan guru. Siswa cenderung kurang berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru karena takut salah atau malu diejek oleh temannya. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan dari guru atau menjwab pertanyaan dari temannya pada saat diskusi. Kesulitan tersebut disebabkan kemampuan siswa dalam memahami materi atau kemampuan mengingat (retensi) siswa kurang. Hal ini teramati pada saat diskusi materi Akuntansi, istilah Akuntansi jarang disampaikan siswa. Diskusi akan berlangsung dengan baik bila pada saat proses kegiatan belajar mengajar menggunakan sarana dan prasarana (media) yang memadai.

Kekurangmandirian siswa dalam KBM semakin tampak nyata pada saat siswa diberi pertanyaan guru baik secara langsung maupun pada saat test tertulis, maka dalam menjawab pertanyaan siswa cenderung untuk bertanya pada temannya. Siswa tidak berusaha menjawab sendiri atau kurang percaya diri dengan jawaban sendiri walaupun jawaban itu benar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa cenderung tidak


(22)

commit to user

4

4

mandiri dan tidak kreatif, serta dapat dikatakan bahwa partisipasi aktif dari siswa sangat kurang.

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu penyebab timbulnya masalah dalam pelajaran Akuntansi adalah kurang tepatnya media pembelajaran. Media pembelajaran yang menggunakan metode bervariasi serta media atau alat peraga yang bervariasi pula yang dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif, tidak jenuh (bosan) dan lebih tertarik untuk mempelajari Akuntansi. Pemahaman materi Akuntansi sangat berperan dalam meningkatkan kreativitas berfikir siswa secara akuntansi, sehingga dapat menerapkan konsep-konsep Akuntansi dalam kehidupan sehari-hari.

Kebanyakan kegiatan belajar mengajar masih menggunakan metode konvensional, yaitu guru berbicara atau menerangkan sementara siswa mendengarkan. Metode konvensional tidak begitu efektif, indikasinya terlihat dari nilai hasil belajar siswa yang masih rendah. Diperlukan terobosan atau inovasi dalam kegiatan mengajar yang bisa memudahkan siswa memahami materi yang diberikan oleh guru serta memudahkan guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaraan tercipta suatu model pembelajaran yang lebih mudah diterima oleh siswa, memudahkan guru dalam menerangkan dan tidak monoton atau juga membosankan bahkan lebih menarik, model tersebut adalah model ASSURE.

Model ASSURE (Analyze learners, State objectives, Select methods media and materials, Utilize media and materials, Require learner participation, Evaluate and review) merupakan sebuah prosedur panduan untuk perencanaan dan bimbingan pembelajaran yang mengkombinasikan antara materi, metode dan media. Dimana setiap melakukan kegiatan belajar mengajar disamping guru memberikan materi, guru juga harus menyertakan metode dan media yang dibutuhkan. Sehingga dengan model

ASSURE akan membuat kegiatan belajar siswa semakin efektif . Langkah-langkah dalam Model ASSURE meliputi ;


(23)

commit to user

5 1. Menganalisa Siswa (Analyze Learners)

Langkah pertama dalam perencanaan ini adalah menganalisa siswa. Dalam langkah ini harus mengetahui siswa untuk menentukan media yang terbaik untuk mencapai tujuan belajar. Siswa dapat dianalisa melalui : (1) karakteristik umum, (2) kemampuan awal siswa seperti tentang topik yang akan dibahas, ketrampilan dan sifat/perangai, (3) gaya belajar siswa.

2. Menentukan Tujuan Pembelajaran (State Objecives)

Langkah kedua adalah menentukan tujuan pembelajaran secara spesifik, sesuai dengan kondisi siswa. Tujuan pembelajaran dapat diambil dari silabus, pokok bahasan dari buku teks, panduan kurikulum, atau dikembangkan oleh guru. Dalam menentukan tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan waktu, apakah siswa mampu menyelesaikan tugas yang harus dilakukan sesuai dengan hasil yang ingin dicapai dari tujuan pembelajaran.

3. Memilih Metode Media dan Materi (Select Methods, Media, and Materials)

Setelah melakukan analisis siswa (kemampuan awal siswa, ketrampilan dan kebiasaan belajar siswa) serta menentukan tujuan pembelajaran, langkah ketiga adalah memilih, metode, media, dan materi. Penggunaan media tidak harus diidentikkan denganbarang yang mahal,yang jelas sebelum memilih media kita harus mempertimbangkan terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan media tersebut.

4. Menggunakan Media dan Materi (Utilize Media and Materials)

Langkah keernpat adalah merencanakan penggunaan media, materi dan teknologi yang akan diterapkan pada metode yang akan dipakai. Mula-mula melakukan pengecekan kembali materi yang akan diberikan dan melakukan uji coba media yang akan digunakan. Kemudian menyiapkan kelas, perlengkapan serta prasarana lainnya. Siswa secara individu mungkin telah terbiasa menggunakan media dan bahan materi secara bersama, seperti pada belajar mandiri atau dalam kelompok-kelompok kecil seperti dalam


(24)

commit to user

6

6

pembelajaran kooperatif. Siswa sudah biasa dalam menggunakan media cetak seperti buku atau teknologi berbasis computer seperti internet.

5. Mendorong Partisipasi Siswa (Require Learner Participation)

Langkah ke lima adalah mendorong partisipasi siswa. Supaya pembelajaran berjalan efektif, harus ada partisipasi aktif dari siswa dalam proses pembelajaran. Harus ada keadaan yang mendukung siswa untuk berlatih tentang pengetahuan atau ketrampilan dan menerima umpan balik sebelum dinilai secara formal. Latihan dengan menciptakan keadaan yang diperlukan siswa untuk menilai diri sendiri, melalui pembelajaran lewat komputer, internet atau permainan kelompok. Umpan balik dapat dilakukan oleh guru, komputer, siswa yang lain atau evaluasi diri sendiri.

6. Evaluasi dan Perbaikan (Evaluate and Revise)

Setelah proses pembelajaran, perlu dilakukan evaluasi dampak dari proses pembelajaran dengan mengetahui keefektifan dan menilai hasil belajar siswa. Untuk mengetahui gambaran umum perlu mengevaluasi keseluruhan proses belajar. Apakah tujuan belajar sudah tercapai; apakah metode, media dan teknologi yang dipakai sudah efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran, apakah siswa sudah menguasai materi sesuai dengan tujuan belajar.

Peneliti melakukan penelitian dengan menyajikan materi ajar menggunakan Model Pembelajaran ASSURE yang mendukung antara materi, metode dan media. Dalam penelitian ini dengan pembelajaran Model ASSURE dengan harapan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran AkuntansiDengan Model

ASSUREPada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat di identifikasikan sebagai berikut:


(25)

commit to user

7

1. Guru masih monoton menggunakan model konvensional sehingga siswa kurang tertarik dengan pembalajaran akuntansi. Model pembelajaran apa yang dapat diterapkan sebagai variasi untuk meningkatkan ketertarikan siswa dalam pembelajaran akuntansi?

2. Siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4 kurang antusias terhadap mata pelajaran Akuntansi. Apa yang menyebabkan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi?

3. Prestasi/hasil belajar siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4 untuk mata pelajaran Akuntansi belum maksimal. Belum memenuhi standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Akuntansi yaitu 75,00. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas, maka permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran ASSURE pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4 SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

Agar tidak menyimpang dari permasalahan yang diteliti serta untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih berguna, maka penelitian ini membatasi masalah sebagai berikut:

1. Prestasi Belajar Akuntansi

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui pengukuran dan penilaian terhadap penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa melalui proses belajar mengajar. Sedangkan prestasi belajar akuntansi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai akhir penyajian materi satuan pelajaran akuntansi yang diberikan dengan menggunakan model pembelajaran ASSURE.


(26)

commit to user

8

8

2. Model Pembelajaran ASSURE

Model ASSURE (Analyze Learners, State Objectives, Select Methods Media and Materials, Utilize Media and Materials, Require Learner Participation Evaluate and Review) merupakan sebuah prosedur panduan untuk perencanaan dan bimbingan pembelajaran yang mengkombinasikan antara materi, metode dan media. Selanjutnya dikatakan bahwa : "The ASSURE Model, on the other hand, is mean for the individual instructor to use when planing classroom use of media and technology." Model ASSURE dilain pihak berarti kebutuhan guru yang merencanakan penggunaan media dan teknologi di dalam kelas.

D. Rumusan Masalah

Bertitik tolak pada latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan permasalahan yang akan dipecahkan yaitu apakah terdapat peningkatan prestasi hasil belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran ASSURE dapat meningkatkan prestasi belajar Akuntansi siswa SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model ASSURE pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI Ilmu Pengantar Sosial 4 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian mempunyai manfaat teoriti maupun manfaat praktis atau empiris sebagai berikut:


(27)

commit to user

9

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan penggunaan metode pembelajaran yang lebih baik dalam mata pelajaran Akuntansi.

2. Manfaat Praktis atau Empiris Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk memilih dan menerapkan model pembelajaran ASSURE sebagai alternatif peningkatan prestasi belajar siswa.

2. Bagi Guru dan Calon Guru Bidang Studi Akuntansi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan variasi bagi guru akuntansi ataupun guru mata pelajaran lain dalam memilih metode pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Bagi Siswa

a. Memberi suasana “enjoy full learning”.

b. Mengubah persepsi siswa, bahwa Akuntansi adalah mata pelajaran yang bermanfaat dan menyenangkan.


(28)

commit to user

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Model Pembelajaran ASSURE

a. Pengertian Model Pembelajaran ASSURE

Bagi sebagian masyarakat, kata "kelas" mengesankan gambaran siswa yang duduk di balik meja yang berbaris rapi menghadap ke depan, ke arah guru yang duduk di balik meja besar sambil mengoreksi pekerjaan siswa atau berdiri di samping papan tulis menguraikan pelajaran pada siswa. Hal tersebut merupakan salah satu cara mengelola kelas, tetapi bukan satu-satunya cara atau cara yang paling baik. Amstrong (2004: 135) mengatakan bahwa “lingkungan kelas atau ekologi kelas, perlu ditata ulang secara fundamental agar dapat mengakomodasi kebutuhan berbagai jenis pelajar”. Jadi tata ruang, letak dan juga lingkungan kelas sangat berpengaruh dengan kegiatan belajar siswa karena siswa akan merasa comfort dan lebih berkonsentrasi dalam belajar atau menerima pelajaran. Jika kelas dikelola dengan baik secara tidak langsung akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik pula. Demikian juga sebaliknya apabila kelas tidak ditata atau dikelola dengan baik akan berdampak tidak baik bagi prestasi belajar siswa.

Gardner (dalam Molenda, 2005: 37) membagi kecerdasan manusia menjadi 7 kecerdasan dasar. Setiap manusia pasti memiliki minimal satu kecerdasan dari 7 kecerdasan tersebut. Tujuh kecerdasan dasar yang dimiliki manusia menurut Gardner adalah kecerdasan linguistik, kecerdasan matematislogis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetis-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan intrapersonal.

Guru pada umumnya mempergunakan sebagian waktu mengajarnya dengan menulis di papan tulis dan memberikan uraian panjang lebar di depan kelas. Bagaimanapun


(29)

commit to user

11

teknik ini adalah teknik yang sah. Permasalahannya adalah guru terlalu sering menggunakan teknik ini. Seorang guru yang berusaha mengembangkan salah satu potensi siswa melalui pengetahuannya tentang kecerdasan majemuk, juga membuat gambar di papan tulis atau memutar video untuk menjelaskan gagasannya, menawarkan pengalaman yang distimulasi gerak tubuh (hands-on experiences) baik yang mengajak siswa bangkit berdiri dan bergerak maupun mengedarkan suatu artefak ke seluruh kelas agar materi yang dipelajari terasa nyata.

Guru yang memperhatikan potensi kecerdasan majemuk siswa juga meminta siswa menjalin interaksi satu sama lain dengan bermacam cara (misalnya berpasangan, membentuk kelompok kecil atau kelompok besar), la merencanakan waktu bagi siswa untuk berefleksi diri, untuk mencoba mengerjakan sesuatu sesuai dengan laju belajarnya sendiri (self-paced work), atau menghubungkan pengalaman pribadi dan perasaan mereka dengan materi yang dipelajari dan jika memungkinkan mengadakan kesempatan belajar yang dapat dilakukan bersama makhluk hidup lain di alam terbuka.

Setiap kegiatan belajar mengajar yang efektif perlu perencanaan yang baik. Tak terkecuali pada kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media dan teknologi. Sebagian besar orang beranggapan bahwa kegiatan pembelajaran akan maju setelah melalui beberapa tahapan Gagne (dalam Molenda, 2005: 34) mengartikan tahapan itu adalah pada saat proses pembelajaran terjadi. Hasil penelitian Gagne mengungkapkan bahwa desain materi belajar di mulai dengan membangkitkan rasa keingintahuan siswa dan juga rasa keingintahuan pada materi-materi yang baru. Mendorong serta melatih siswa dengan umpan balik, menilai pemahaman siswa, dan mendorong siswa untuk melanjutkan aktivitas yang ingin diketahuinya. Model ASSURE memadukan berbagai aktivitas dalam pembelajaran.

Molenda (2005: 35) mengatakan Model ASSURE merupakan sebuah prosedur panduan untuk perencanaan dan bimbingan pembelajaran yang mengkombinasikan antara materi, metode dan media. Selanjutnya dikatakan bahwa : "The ASSURE Model, on the other hand, is mean for the individual instructor to use when planing


(30)

commit to user

12

12

classroom use of media and technology". Model ASSURE dilain pihak berarti kebutuhan guru yang merencanakan penggunaan media dan teknologi di dalam kelas.

Heinich, dkk dalam arsyad (2010: 67) mengajukan Model ASSURE dalam proses kegiatan belajar mengajar agar proses belajar mengajar lebih efektif. Model

ASSURE menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut:

1. Menganalisa Siswa (Analyze Learners)

Langkah pertama dalam perencanaan ini adalah menganalisa siswa. Dalam langkah ini harus mengetahui siswa untuk menentukan media yang terbaik untuk mencapai tujuan belajar. Siswa dapat dianalisa melalui: (1) karakteristik umum, (2) kemampuan awal siswa seperti tentang topik yang akan dibahas, ketrampilan dan sifat, (3) gaya belajar siswa.

2. Menentukan Tujuan Pembelajaran (State Objectives)

Langkah kedua adalah menentukan tujuan pembelajaran secara spesifik, sesuai dengan kondisi siswa. Tujuan pembelajaran dapat diambil dari silabus, pokok bahasan dari buku teks, panduan kurikulum, atau dikembangkan oleh guru. Dalam menentukan tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan waktu, apakah siswa mampu menyelesaikan tugas yang harus dilakukan sesuai dengan hasil yang ingin dicapai dari tujuan pembelajaran. Kondisi minimal yang akan dicapai siswa dalam melaksanakan tugasnya dan tingkat kemampuan menerima tugas yang diberikan perlu dipertimbangkan.

3. Memilih Metode. Media dan Materi (Select Methods, Media, and Materials)

Setelah melakukan analisis siswa (kemampuan awal siswa, ketrampilan dan kebiasaan belajar siswa) serta menentukan tujuan pembelajaran, langkah ketiga adalah memilih metode, media dan materi. Materi yang akan diberikan kepada siswa dapat diperoleh melalui 3 cara, yaitu: (1) memilih materi yang sudah ada pada panduan kurikulum; (2) memodifikasi materi yang sudah ada pada panduan kurikulum; (3) membuat materi baru.


(31)

commit to user

13

4. Menggunakan Media dan Materi (Utilize Media and Materials)

Langkah keernpat adalah merencanakan penggunaan media, materi dan teknologi yang akan diterapkan pada metode yang akan dipakai. Mula-mula melakukan pengecekan kembali materi yang akan diberikan dan melakukan uji coba media yang akan digunakan. Kemudian menyiapkan kelas, perlengkapan serta prasarana lainnya. Siswa secara individu mungkin telah terbiasa menggunakan media dan bahan materi secara bersama, seperti pada belajar mandiri atau dalam kelompok-kelompok kecil seperti dalam pembelajaran kooperatif. Siswa sudah biasa dalam menggunakan media cetak seperti buku atau teknologi berbasis computer seperti internet. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsyad (2010: 69) bahwa diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk menggunakannya. Disamping praktik dan latihan menggunakannya, persiapan ruangan juga diperlukan seperti tata letak tempat duduk siswa, fasilitas yang diperlukan seperti meja peralatan, listrik, layar dan lain-lain harus dipersiapkan sebelum penyajian. Apabila semuanya sudah dipersiapkan dengan matang maka akan didapat hasil yang optimal.

5. Mendorong Partisipasi Siswa (Require Learner Participation)

Langkah ke lima adalah mendorong partisipasi siswa. Supaya pembelajaran berjalan efektif, harus ada partisipasi aktif dari siswa dalam proses pembelajaran. Harus ada keadaan yang mendukung siswa untuk berlatih tentang pengetahuan atau ketrampilan dan menerima umpan balik sebelum dinilai secara formal. Latihan dengan menciptakan keadaan yang diperlukan siswa untuk menilai diri sendiri, melalui pembelajaran lewat computer, internet atau permainan kelompok. Umpan balik dapat dilakukan oleh guru, komputer, siswa yang lain atau evaluasi dirt sendiri.

Selanjutnya menurut Arsyad (2010: 69) guru sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respon dan umpan balik mengenai keefektifan proses belajar mengajar. Respon siswa dapat bermacam-macam, seperti mengulangi


(32)

commit to user

14

14

fakta-fakta, menghitung ikhtisar, rangkuman pelajaran menganalisis alternatif pemecahan masalah atau kasus. Dengan demikian siswa akan menampakkan partisipasi yang lebih besar.

6. Evaluasi dan Perbaikan (Evaluate and Review)

Setelah proses pembelajaran, perlu dilakukan evaluasi dampak dari proses pembelajaran dengan mengetahui keefektifan dan menilai hasil belajar siswa. Untuk mengetahui gambaran umum perlu mengevaluasi keseluruhan proses belajar. Apakah tujuan belajar sudah tercapai? Apakah metode, media dan teknologi yang dipakai sudah efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran? Apakah siswa sudah menguasai materi sesuai dengan tujuan belajar? Walaupun ada perbedaan antara hasil yang dicapai dengan yang harusnya tercapai, perlu memperbaiki perencanaan pada waktu yang akan datang. Tujuan utama evaluasi disini adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran, keefektifan media, pendekatan, dan guru sendiri (Arsyad, 2010: 69).

Dengan latar belakang tersebut di atas terutama bagi siswa yang terlalu pasif dan memahami materi pelajaran akuntansi ditambah lagi dengan ketiadaan buku pelajaran yang digantikan dengan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang sangat tidak menarik bagi siswa untuk membacanya, penulis mencoba mengatasi masalah dalam kegiatan belajar mengajar akuntansi dengan menggunakan Model ASSURE, yang menitik beratkan pada keterpaduan antara materi, metode, media dan teknologi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Penggunaan Model ASSURE dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media yang beragam dalam satu pokok bahasan bertujuan agar siswa memiliki kesempatan untuk menghubungkan dan berinteraksi dengan media yang paling efektif sesuai dengan kebutuhan belajar secara perorangan.


(33)

commit to user

15

b. Media Pembelajaran 1) Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah", "perantara” atau "pengantar”. Media pembelajaran pada umumnya diartikan secara sempit terutama hanya memperhatikan dua unsur yakni alat dan bahan.

Menurut Gerlach & Ely (1971) dalam Arsyad A. (2010: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media bagi siswa mendapatkan apa yang selayaknya didapatkan dibangku sekolah yaitu pengetahuan, ketrampilan dan sikap atau tingkah laku. Hamidjojo dalam Arsyad A. (2010: 4) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.

Gagne memberikan pengertian bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar (Arief S. Sadiman et al, 1996: 6). Media pembelajaran sangat berguna, sebagai alat atau perantara untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal bagi siswa, baik itu tentang pengetahuan, skill

atau ketrampilan, dan sikap atau tingkah laku. Oleh sebab itu, mengingat media sangat bermanfaat bagi manusia atau disini lebih spesifiknya bagi siswa hendaknya para guru bisa memanfaatkan atau menggunakanya untuk sesuatu yang lebih baik. Diharapkan media digunakan dengan positif dan tidak menyimpang dari koridor atau sesuatu yang sudah jadi acuan, dengan demikian kegiatan belajar mengajar lebih bermutu.

2) Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Arsyad A. (2010: 7) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (iconic) dan pengalarnan abstrak (symbolik). Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya


(34)

commit to user

16

16

arti kata "simpul" dipahami dengan Iangsung rnembuat "simpul". Pada tingkatan kedua iconic, kata "simpul" dipelajari dari gambar, lukisan, foto atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikat tali untuk membuat "simpul" mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, lukisan, foto, atau film. Selanjutnya pada tingkatan simbol, siswa membaca (atau mendengar) kata “simpul” dan mencoba mencocokannya dengan pengalamannya membuat “simpul”. Ketiga tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh "pengalaman" (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) yang baru.

Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale's Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale) Dale (1969) dalam Molenda (2005: 12).

Gambar 1 . Konsep Brunner Dalam Pembelajaran Melalui Pengalaman Langsung, Gambar dan abstrak dengan Acuan Kerucut Pengalaman Edgar Gale, 1966 (Molenda, 2001: 16)

Lamban g Lambang

Visual Gambar Diam Rekaman radio

Televisi Pameran Karyawisata Demonstrasi

Dramatisasi

Benda Tiruan/Pengamatan Pengalaman Langsung


(35)

commit to user

17 3) Jenis Media Pembelajaran

Salah satu ciri dari media pembelajaran yaitu bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa. Media pembelajaran disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta siswa dapat aktif dalam proses belajar mengajar.

Media mengikuti taksonomi Lehsin, dan kawan-kawan (1992) dalam Arsyad A (2010: 81-97) dibagi menjadi :

a. Media berbasis manusia yaitu guru, instruktur, tutor, kegiatan kelompok dan lain-lain;

b. Media berbasis cetakan (buku penuntun, buku kerja/latihan dan lembaran lepas);

c. Media berbasis visual (buku, chart. grafik, peta, figur/gambar. transparansi, film bingkai atau .slide);

d. Media berbasis audio - visual (video, tape, slide bersama tape, televisi), media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer dan video interaktif ).

Molenda (2005: 8) membagi media menjadi 6 tipe yaitu :

a. Media berbasis teks. Teks ditampilkan dalam beberapa format yaitu poster, teks di papan tulis, teks di layar komputer dll;

b. Media berbasis audio (media pembelajaran yang dapat didengar) baik secara langsung maupun rekaman, yaitu suara orang, musik, suara mesin-mesin dll;

c. Media berbasis visual yaitu poster, gambar di papan tulis,gambar atau grafik di buku, foto, kartun dll;

d. Media gerak l motion media (media yang menunjukkan gerakan - gerakan) sebagai contoh video-tape, animasi dll;

e. Media yang berbasis pada model real (manipulative object) yang dapat disentuh dan dipegang siswa;

f. Media berbasis manusia yaitu guru, istruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok dll.

4) Kriteria Pemilihan Media Model

Pemilihan cara atau tehnik penyajian dalam suatu pembelajaran lazimnya berdasarkan pada pengajar dan pembelajar, tujuan pembelajaran, situasi, fasilitas, dan kemampuann professional pengajar. Selanjutnya Arsyad A (2010: 75-76) mengatakan


(36)

commit to user

18

18

bahwa ada enam kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, yaitu:

a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu pada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikimotor.

b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi.

c. Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tersedia waktu, dana atau sumber daya lainnya untuk memproduksi tidak perlu dipaksakan.

d. Guru terampil menggunakannya.

e. Pengelompokkan sasaran. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan.

f. Mutu teknis. Penbembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persayaratan teknis tertentu.

c. Partisipasi

“Partisipasi adalah hal turut berperan serta di suatu kegiatan keikutsertaan dan peran serta” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1995: 732). Dari pengertian tersebut berarti di dalam kegiatan belajar mengajar para siswa berperan serta secara aktif dan bersikap responsif (tidak masa bodoh). Siswa tidak tinggal diam hanya menunggu perintah atau dorongan yang disampaikan oleh guru, melainkan bisa terlibat secara intelektual-emosional/fisik siswa secara optimal dalam pembelajaran. Sebagai contoh, misalnya siswa dapat merumuskan suatu masalah dan mencari sendiri penyelesaian atas masalah tersebut. Pada waktu guru menyajikan suatu topik, siswa aktif mempertanyakan materi yang terkandung di dalamnya, atau menemukan jawaban atas pertanyaan yang terkandung di dalamnya. Kedua contoh tersebut sebagai pertanda, bahwa siswa berperan aktif / berpartisipasi dalam prose pembelajaran.

Peran serta rnengandung pengertian mengambil bagian dalam suatu tahap atau lebih dari suatu proses (Khairuddin, 1992: 59-63). Pengertian partisipasi atau peran serta melibatkan tiga hal pokok yaitu:


(37)

commit to user

19

a. Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi.

b. Menghendaki adanya kontribusi terhadap kepentingan atau tujuan kelompok. c. Partisipasi merupakan tanggung jawab terhadap kelompok

2. Hakikat Prestasi Belajar a. Hakikat Belajar

1) Pengertian Belajar

Sebuah pepatah mengatakan ala bisa karena terbiasa, orang bisa apa saja melalui proses dan karena terbiasa, proses menuju bias itu dikatakan belajar. Tidak ada orang yang lansung bisa naik sepeda, pasti pernah jatuh dan belajar dahulu baru bias naik sepeda. Orang bisa membaca sebelumnya harus belajar menghafalkan huruf-huruf terlebih dahulu, kemudian memadukan suku-suku kata menjadi sebuah kalimat, proses seperti itulah yang dinamakan belajar. Orang pintar yang kurang belajar akan kalah dengan orang yang kurang pintar tetapi rajin belajar.

Gagne dalam bukunya yang berjudul The Conditions of Learning

sebagaimana yang dikutip oleh Ngalim Purwanto (2007: 84) menyatakan bahwa “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya atau penampilaanya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”

Hintzman (Muhibbin Syah, 2008: 90) dalam bukunya yang berjudul The Psychology of Learning and Memory berpendapat bahwa “Learning is a change in

organism due to experience which can affect the organism`s behavior.” Artinya: belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organism tersebut. Jadi dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme. Sejalan dengan pengertian tersebut Slameto (2003: 2) mengemukakan


(38)

commit to user

20

20

bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang disebabkan karena adanya hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Belajar sangatlah penting bagi kehidupan seorang manusia, karena perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses belajar dapat membantu manusia untuk menjadi lebih dewasa.

2) Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Muhibbin Syah (2008: 132) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.

b) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

c) Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Ngalim Purwanto (2007: 102) juga mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

a) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual, dan

b) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial.

Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.


(39)

commit to user

21 3) Unsur-unsur Belajar

Menurut Cronbach dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 157), tujuh unsur utama dalam proses belajar diantaranya yaitu:

a) Tujuan b) Kesiapan c) Situasi d) Interpretasi e) Respon f) Konsekuensi

g) Reaksi terhadap kegagalan

Ketujuh unsur utama dalam proses belajar tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Tujuan

Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai. b) Kesiapan

Untuk dapat melakukan belajar dengan baik anak atau individu perlu memiliki kesiapan matang.

c) Situasi

Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar d) Interpretasi

Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan intepretasi yang melihat hubungan antara situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkan dengan kemungkinan tujuan.

e) Respons

Berpegang hasil dari interpretasi apakah individu mungkin atau tidak mungkin maka ia memberikan respons.


(40)

commit to user

22

22

Setiap usaha akan membawa hasil, akibat tahu konsekuensi entah itu keberhasilan atau kegagalan demikian juga dengan respons atau usaha belajar siswa.

g) Reaksi terhadap kegagalan

Reaksi siswa adalah perasaan sedih dan kecewa.

b. Hakikat Prestasi Belajar 1) Pengertian Prestasi Belajar

Belajar merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan bagi siswa. Perubahan yang dimaksud adalah berupa pengetahuan dan kecakapan baru maupun penyempurnaan dari hasil belajar yang telah dicapai sebelumnya. Hasil dari kegiatan belajar sering disebut sebagai prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan kemampuan yang telah dicapai siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 102) menyatakan bahwa “Prestasi belajar dapat disebut juga sebagai hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki oleh seseorang yang dapat dilihat dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik”. Sama halnya dengan Nana Sudjana (2005: 22) dalam bukunya berpendapat bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

Sejalan dengan pengertian tersebut Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) berpendapat bahwa “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.” Sedangkan Zainal Arifin (1990: 3) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengajar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.


(41)

commit to user

23

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai melalui pengukuran dan penilaian terhadap penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa melalui proses belajar mengajar yang dinyatakan dalam simbol, angka, huruf atau kode. 2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Faktor Internal terdiri dari :

(1) Faktor Jasmani (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

(2) Faktor Psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas :

(a) Faktor Intelektif yang meliputi Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat,faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

(b) Faktor Non Intelektif, yaitu unsure-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi penyesuaian diri. (3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

b) Faktor Eksternal terdiri dari : (1) Faktor sosial yang terdiri atas :

(a) Lingkungan keluarga (b) Lingkungan sekolah (c) Lingkungan masyarakat (d) Lingkungan kelompok

(2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

(3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim. (4) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.


(42)

commit to user

24

24

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung, ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Dengan demikian kombinasi yang seimbang dari faktor-faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

3) Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar

Fungsi prestasi belajar menurut Zainal Arifin (1990: 3) antara lain :

a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

Sedangkan kegunaan prestasi belajar menurut Cronbach (Zaenal Arifin, 1990:4) adalah :

a) Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar. b) Untuk keperluan diagnostik.

c) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan. d) Untuk keperluan seleksi.

e) Untuk keperluan penempatan atau penjurusan. f) Untuk menentukan isi kurikulum.

g) Untuk menentukan kebijaksanaan sekolah. 4) Evaluasi Prestasi Belajar

Evaluasi merupakan alat yang digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa. Menurut Muhibbin Syah (2008: 141), evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.

Muhibbin Syah (2008: 143-145) mengemukakan bahwa pada prinsipnya, evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan. Oleh karena itu, ragamnya pun banyak, mulai yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, diantaranya adalah sebagai berikut :


(43)

commit to user

25

Kegiatan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya, ialah untuk mengidentifikasi saraf pengetahua siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Evaluasi seperti ini berlangsung singkat dan sering tidak memerlukan instrument tertulis.

Post test adalah kebalikan dari pre test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan. Evaluasi ini juga berlangsung singkat dan cukup dengan menggunakan instrument sederhana yang berisi item-item yang jumlahnya sangat terbatas.

b) Evaluasi prasyarat

Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pre test. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.

c) Evaluasi diagnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. Instrument evaluasi jenis ini dititikberatkan pada bahasan tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapatkan kesulitan.

d) Evaluasi formatif

Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan Ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahui penyakit/kesulitan) kesulitan belajar siswa. Hasil diagnosis kesulitan belajar tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remedial (perbaikan).

e) Evaluasi sumatif

Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan Ulangan Umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada


(44)

commit to user

26

26

setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran. Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.

f) Ujian Akhir Nasional

Ujian Akhir Nasional pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa. Akan tetapi, Ujian Akhir Nasional yang mulai diberlakukan pada tahun 2002 itu dirancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan tertentu yakni SD/MI (Madrasah IbtiDaiyah), dan seterusnya.

Nana Sudjana (2009: 7-8) membedakan sistem penilaian hasil belajar menjadi dua macam, yaitu:

a) Penilaian Acuan Norma (PAN), adalah penilaian yang diacukan kepada rata-rata kelompoknya. Dengan demikian dapat diketahui posisi kemempuan siswa di dalam kelompoknya. Untuk itu norma atau kriteria yang digunakan dalam menentukan derajat prestasi seseorang siswa, dibandingkan dengan rata-rata kelasnya. Atas dasar itu akan diperoleh tiga kategori prestasi siswa, yakni di atas rata-rata kelas, sekitarrata-rata kelas, dan di bawah rata-rata kelas. Dengan kata lain, prestasi yang dicapai seseorang posisinya sangat bergantung pada prestasi kelompoknya.

b) Penilaian Acuan Patokan (PAP), adalah penilaian yang diacukan pada tujuan instruksional yang harus dikuasai oleh siswa. Dengan demikian, derajat keberhasilan siswa dibandingkan dengan tujuan yang seharusnya dicapai, bukan dibandingkan dengan rata-rata kelompoknya. Biasanya keberhasilan siswa ditentukan kriterianya, yakni berkisar antara 75-80 persen. Artinya, siswa yang dikatakan berhasil apabila ia menguasai atau dapat mencapai sekitar 75-80 persen dari tujuan atau nilai yang seharusnya dicapai. Kurang dari kriteria tersebut dinyatakan belum berhasil.


(45)

commit to user

27

3. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi a. Pengertian Mata Pelajaran Akuntansi

Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh siswa kelas XI jurusan Ilmu Sosial Sekolah Menengah Atas pada semester genap maupun gasal. Menurut American Accounting Association dalam Alam S (2007: 139) mendefinisikan pengertian akuntansi sebagai “suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi, yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut.”

Departemen Pendidikan Nasional (2003: 6) menyatakan bahwa “Akuntansi merupakan bahan kajian mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan tanggung jawab di bidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta (Akuntansi perusahaan), pemerintah (Akuntansi pemerintah),

ataupun organisasi masyarakat lainnya (Akuntansi publik).”

Berdasarkan berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan kegiatan pencatatan, penggolongan, pegikhtisaran, peringkasan dan penyajian transaksi keuangan suatu unit organisasi dengan cara tertentu.

1) Fungsi dan Tujuan

a) Fungsi mata pelajaran Akuntansi

Mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokkan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

b) Tujuan mata pelajaran Akuntansi

Membekali tamatan SMA dalam berbagai kompetensi dasar, agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur Akuntansi yang benar, baik untuk kepentingan melanjutkan


(46)

commit to user

28

28

pendidikan ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat, sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa.

2) Ruang Lingkup

Ruang Lingkup pelajaran Akuntansi SMA dimulai dari dasar-dasar konseptual, struktur, dan siklus Akuntansi. Adapun materi pokok pelajaran Akuntansi di SMA adalah sebagai berikut:

a) Akuntansi dan sistem informasi.

b) Dasar hukum pelaksanaan Akuntansi.

c) Struktur Dasar Akuntansi.

d) Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa.

e) Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang.

Lingkup bahan pembelajaran Akuntansi untuk kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sebagai berikut :

a) Akuntansi sebagai Sistem Informasi

b) Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa : Jurnal dan Posting

c) Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa : Penyesuaian (adjustment)

d) Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa : Pelaporan Keuangan, Penutupan Buku, dan Penyesuaian kembali /Pembalik.

b. Prestasi Mata Pelajaran Akuntansi

Prestasi merupakan faktor penting untuk menentukan tingkat pengetahuan siswa. Prestasi belajar akuntansi dapat diketahui dengan memberikan tes pada setiap akhir siklus pelaksanaan tindakan. Tes hasil belajar berguna untuk mengukur penguasaan materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dalam bidang studi yang diikuti siswa, dalam hal ini mata pelajaran akuntansi. Selain itu dengan prestasi belajar dapat diketahui pula ada tidaknya perubahan perilaku yang terjadi pada diri siswa. Prestasi ini dapat bersifat kuantitatif (dalam bentuk angka) dan dapat pula bersifat kualitatif (keaktifan, mengemukakan jawaban, mengajukan pertanyaan dan mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas) yaitu menunjukkan kualifikasi seperti baik, cukup dan kurang. Prestasi belajar akuntansi yang


(47)

commit to user

29

dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai akhir penyajian materi satuan pelajaran akuntansi yang diberikan dengan menggunakan metode pembelajaran ASSURE .

B. Penelitian Yang Relevan

Nur Sri Harijanti 2007 dalam penelitian yang berjudul “Peningkatan Partisipasi Dan Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Dengan Model

ASSURE Di Kelas X Di MAN Tempursari Mantingan Ngawi”. Dari hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa pertama, dengan model ASSURE dapat mreningkatkan partisipasi dan kreativitas siswa pada mata pelajaran Geografi di kelas X D MAN Tempursari Mantingan Ngawi Tahun Pelajaran 2006/2007. Kedua, pembelajaran dengan model ASSURE dan metode Tanya jawab dapat meningkatkan partisipasi siswa yang semula rendah meningkat hingga mencapai 35% serta dengan metode praktikum dan diskusi meningkat mencapai hingga 90%. Ketiga, pembelajaran dengan model ASSURE dan tanya jawab dapat meningkatkan kreativitas siswa yang semula rendah meningkat mencapai 68% serta dengan metode praktikum dan diskusi meningkat mencapai 90%. Pengaruh penggunaan media model dan gambar (ASSURE) terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam ditinjau dari motivasi belajar siswi.

Parmin 2009 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Model Dan Gambar Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Gugus Penataran Kec. Manyaran, Kab. Wonogiri”. Hasil penelitian ini adalah (1) Perbedaan pengaruh yang signifikan penggunaan media model dan media gambar terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam(F1=11,73> Ftabel (0,95:1;1,56)=4,02). Dilihat dari skor rata-rata hitung prestasi belajar siswa yang pembelajaranya menggunakan media model mempunyai skor rata-rata hitung73,1. Siswa yang pembelajaranya menggunakan media gambar mempunya skor rata-rata hitung 64,2. (2) perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang meniliki motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar IPA(F2=27,85> Ftabel (0,95 = 1;1,56)=4,02). Dilihat dari skor


(48)

commit to user

30

30

ratahitung 75,833 sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah mempunyai skor rata-rata hitung 61,867 dan (3) interaksi pengaruh antara penggunaan media model dengan motivasi belajar terhadan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (F1,2=6,73>Ftabel=4,02) Dari hasil uji disimpulkan bahwa media efektif untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas V SD pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Nur Sri Harijanti dan Parmin dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan metode pembelajaran model ASSURE. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel prestasi belajar, Nur Sri Harijanti menggunakan variabel partisipasi dan kreativitas kemudian Parmin menggunakan variable motivasi belajar. Peneliti menggunakan materi yaitu Akuntansi kelas XI SMA, sedangkan Nur Sri Harijanti menggunakan materi Geoerafi kelas X MAN.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan, pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar merupakan proses saling transfer ilmu dan proses komunikasi antara guru dan murid. Guru sebagai pendidik perlu memahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa, dimana siswa tidak hanya menerima pengetahuan dari guru secara pasif.

Kegiatan belajar mengajar harus lebih menekankan pada proses dari pada hasil. Kesimpulan dari pengertian ini bahwa setiap siswa mwmpunyai potensi untuk dikembangkan, karena setiap siswa minimal mempunyai salah satu dari Sembilan macam kecerdasan menurut teori Multiple Intelegences.

Kenyataan di lapangan sering terjadi komunikasi dan proses transfer ilmu dalam proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung seperti yang kita harapkan. Guru menggunakan metode yang monoton, yaitu menggunakan metode ceramah atau mencatat saja. Siswa hanya menerima informasi secara pasif sehingga siswa menjadi


(49)

commit to user

31

bosan dan ngantuk. Potensi siswa tidak tersentuh sama sekali. Siswa tidak mempunyai kreativitas tidak mempunyai kesempatan berpartisipasi secara aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu menyebabkan siswa kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung, partisipasi siswa rendah, rendahnya daya tangkap siswa terhadap materi pelajaran dan juga menyebabkan kurangnya kerjasama antar siswa selama proses pembelajaran dikelas.

Kondisi seperti ini memerlukan perbaikan, salah satu diantaranya penelitian dengan menerapkan model pembelajaran ASSURE (Analyze Learners, State Objectives, Select Methods Media and Materials, Utilize Media and Materials, Require Learner Participation Evaluate and Review) yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Apabila guru menyampaikan materi menggunakan metode ceramah atau mencatat saja maka proses KBM akan terasa membosankan dan melelahkan bagi siswa dan materi akan terasa sulit untuk dipahami. Akan beda ceritanya apabila model pembelajarannya menerapkan model pembelajaran ASSURE. Siswa akan lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung, selain itu juga bisa meningkatkan daya tangkap siswa terhadap materi pelajran, meningkatkan partisipasi belajar siswa serta berdampak positif pada meningkatnya kerjasama antar siswa selama proses pembelajaran dikelas.


(50)

commit to user

32

32

Proses Belajar Mengajar (Pembelajaran Konvensional)

Permasalahan yang dihadapi :

1. siswa kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung

2. partisipasi belajar siswa rendah

3. rendahnya daya tangkap siswa terhadap materi pelajaran

4. kurangnya kerjasama antar siswa selama proses pembelajaran di kelas

Prestasi belajar akuntansi rendah/ kurang maksimal

1. siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung

2. meningkatnya daya tangkap siswa terhadap materi pelajaran

3. meningkatnya partisipasi belajar siswa 4. meningkatnya kerjasama antar siswa

selama proses pembelajaran di kelas

Prestasi belajar akuntansi meningkat Penerapan Model

ASSURE

Kondisi Awal

Penelitian Tindakan Kelas


(51)

commit to user

33

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan serta kerangka pemikiran, maka penulis dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut ”Penerapan Pembelajaran Model ASSURE dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4 SMA Negeri 4 Surakarta Pada Mata Pelajaran Akuntansi Tahun Pelajaran 2010/2011.


(52)

commit to user

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Surakarta. Sekolah ini dipimpin oleh Bapak Puguh Sudarmo, M.Pd. Alasan peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 4 Surakarta dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai subjek penelitian sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang;

b. Prestasi belajar akuntansi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4 yang belum optimal, sehingga perlu dilakukan penelitian dengan penerapan model Pembelajaran ASSURE dengan harapan prestasi belajar siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4 dapat meningkat.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata pelajaran akuntansi yang membantu dalam pelaksanaan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga validitas hasil penelitian.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang direncanakan untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan Januari 2011 sampai bulan Juni 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:


(53)

commit to user

35

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian Jenis

Kegiatan Januari Februarii Maret April Mei Juni 1. Persiapan

Penelitian a. Penyusunan

Judul b.

Penyusunan

proposal c. Perijinan 2.

Perencanaan

Tindakan 3.

Implementasi

Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 4. Review 5.

Penyusunan

Laporan

B. Subjek dan Obyek Penelitian 1. Subjek Penelitian


(54)

commit to user

36

36

Penelitian ini difokuskan pada kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial , yang mana kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial dibagi kedalam lima kelas yaitu kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 1,kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2, kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3,kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4,dan Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 5. Pada keempat kelas tersebut ditemukan adanya permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya mata pelajaran Akuntansi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu subjek yaitu siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4 dengan jumlah siswa 36 siswa pada semester 2 tahun ajaran 2010/2011.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar yang terdiri dari:

a. Pemilihan strategi atau model pembelajaran

b. Pelaksanaan strategi atau model pembelajaran yang dipilih, yaitu dengan model pembelajaran ASSURE.

c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar. d. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

e. Materi pelajaran

f. Hasil proses pembelajaran

C. Sumber Data

Sumber data merupakan suatu sumber dimana data dapat diperoleh. Dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berpikir mengenai kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data dalam penelitian ini, antara lain:

1. Informan

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi informan adalah guru mata pelajaran Akuntansi kelas XI tahun pelajaran 2010/2011.


(55)

commit to user

37 2. Tempat atau lokasi

Tempat atau lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sekolah ruang kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4 SMA Negeri 4 Surakarta.

3. Peristiwa

Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Akuntansi.

4. Dokumen atau arsip

Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang penting artinya dalam penelitian tindakan kelas. Dokumen dan arsip sebagai sumber data yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan siswa, dalam hal ini siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 4 SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

D. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Model Pembelajaran ASSURE (Analyze learner characteristics, State Objective, Select methods, media and material, Utilize, Require learner partisipation, Evaluate and Review) Model ASSURE ini merupakan model pembelajaran yang lebih menekankan pada kesesuaian antara materi dengan pemilihan media dan metode yang diterapkan dalam setiap proses pembelajaran. Dalam pelaksanaanya model ASSURE mempunyai 6 langkah tindakan yang meliputi (1) Analisis Siswa; (2) Menentukan tujuan pembelajaran; (3) Memilih metode, media dan materi; (4) menggunakan media dan materi; (5) mendorong partisipasi siswa; dan (6) Evaluasi dan perbaikan. Metode penelitian ini menggunakan langkah-langkah yang terdapat pada model ASSURE, hanya dalam tata tulis mengikuti metode


(56)

commit to user

38

38

Penelitian Tindakan Kelas, karena Model ASSURE mempunyai tahapan yang sama dengan kegiatan pokok dalam Penelitian Tindakan Kelas yaitu (1) planning; (2)

acting; (3) observing; (4) reflecting serta penelitian ini memfokuskan cara mengatasi masalah dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Suharsimi Arikunto (2009: 2-3) dalam bukunya menyebutkan ada tiga kata yang membentuk pengertian Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:

1. Penelitian

Menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan

Menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas

Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model PTK sebagaimana yang dikemukakan oleh Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2008: 74). Untuk lebih jelas mengenai tahapan-tahapannya, dapat dilihat pada bagan berikut:


(57)

commit to user

39

Gambar 3. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 74)

Permasalahan Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Pengamatan/ Pengumpulan Data I

Refleksi I

Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Refleksi II Pengamatan/

Pengumpulan Data II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Permasalahan baru Hasil refleksi

Apabila permasalahan belum

terselesaikan Siklus I


(58)

commit to user

40

40 Keterangan :

Rincian kegiatan pada tiap tahapan adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan

Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.

Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat

dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar faktual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya, masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan peneliti.

b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK.

c. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat Tanya maupun kalimat pernyataan.

d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan oleh guru.

e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.

f. Membuat secara rinci rancangan tindakan.

2. Tindakan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu


(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

178


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

179


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

180


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 4 SMA N 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 4 89

Penerapan metode pembelajaran drill dan pemberian tugas untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas xi ilmu pengetahuan sosial 2 SMA Negeri 02 Karanganyar Tahun pelajaran 2009 2010

0 5 85

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

0 12 104

HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 3 158

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI STRATEGI MEMULAI PEMBELAJARAN DENGAN PERTANYAAN PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

2 11 95

PENDAHULUAN PENGARUH LINGKUNGAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010-2011.

0 1 9

PENDAHULUAN Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Ditinjau Dari Pola Belajar Dan Kelengkapan Sumber Belajar Pada Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 9

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM TEACHING PADA SISWA KELAS Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Model Pembelajaran Team Teaching Pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/

0 1 16

PENGARUH SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI: Penelitian Terhadap Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Singaparna Tahun Ajaran 2011/2012.

8 46 69

HUBUNGAN PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 13