43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan analisis regresi berganda dan
moderated. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel, kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik dan analisis regresi.
Pengujian asumsi klasik dan regresi dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17 for windows. Prosedur ini dimulai dengan memasukkan
variabel – variabel penelitian ke program SPSS tersebuh dan menghasilkan
output – output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 20 perusahaan subsektor bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI yang memenuhi kriteria dan dijadikan
sampel dalam penelitian ini yang diamati selama periode 2012 hingga 2014.
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 4.1 Uji Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Mini-
Mum Maxi-
Mum Mean
Std. Deviation
Harga Saham ROA
NPM EPS
Valid N listwise 60
60 60
60 60
88 ,66
65,83 2,49
13125 5,15
92,85 993,09
2832,25 2,3642
76,7567 229,7680
3233,480 1,20057
5,00271 263,68909
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
44
Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa : 1. Variabel Harga Saham memiliki jumlah sampel sebanyak 60, nilai
minimum 88, nilai maksimum 13125, nilai rata-rata mean sebesar 2832,25 dan simpangan baku Standard Deviation sebesar 3233,480.
2. Variabel Return On Assets ROA memiliki jumlah sampel sebanyak 60, nilai minimum sebesar 0,66, nilai maksimum 5,15, nilai rata-rata
mean 2,3642 dan simpangan baku Standard Deviation sebesar 1,20057.
3. Variabel Net Profit Margin NPM memiliki jumlah sampel sebanyak 60, nilai minimum 65,83, nilai maksimum 92,85, nilai rata-rata mean
76,7567 dan simpangan baku Standard Deviation sebesar 5,00271. 4. Variabel Earning Per Share EPS memiliki jumlah sampel sebanyak
60, nilai minimum 2,49, nilai maksimum 993,09, nilai rata-rata mean 229,7680 dan simpangan baku Standard Deviation sebesar
263,68909.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1
Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi
terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal.
Universitas Sumatera Utara
45
Beberapa metode uji normalitas yaitu melalui grafik Histogram, grafik Normal P-Plot dan uji One Sample Kolmogorov Smirnov.
1. Grafik Histogram
Histogram Dependent Variable : Harga Saham
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.1 Grafik Histogram Variabel Terkait Harga Saham
Gambar 4.1 pada Grafik Histogram terlihat bahwa variabel Harga Saham berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh
distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan dan kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang dan kurva
berbentuk menyerupai lonceng.
Regression Standardized Residual
6 4
2 -2
-4
F re
q u
e n
c y
30
20
10
Mean =7.04E-16 Std. Dev. =0.974
N =60
Universitas Sumatera Utara
46
2. Grafik Normal P-P Plot
Untuk lebih meyakinkan data tersebut berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji analisis grafik. Uji analisis grafik
dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Normal P-Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable : Harga Saham
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.2 P- Plot of Regression Standardized Residual Variabel
terkait Harga Saham
Gambar 4.2 Normal Probability Plot dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena data
menunjukkan titik-titik pada scatter plot mengikuti data di sepanjang garis diagonal.
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Ex p
e c
te d
C u
m P
ro b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Universitas Sumatera Utara
47
3. Uji One Sample Kolmogorov Smirnov
Pedoman pengambilan keputusan rentang data distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat dari:
c. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.
d. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah normal.
Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed
Mean Std. Deviation
Absolute Positive
Negative 60
,0000000 1231,68280180
,172 ,172
-,112 1,331
,058
a Test distribution is Normal b Calculated from data
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Dari tabel hasil analisis Kolmogorov-Smirnov di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah
1,331 dan nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,058 lebih besar dari 0,05 0,058 0,05 yang berarti data ini berdistribusi normal.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Universitas Sumatera Utara
48
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai
tolerance dan lawannya variance inflation factor VIF. Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10.
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Toler
ance VIF
1 Constant ROA
NPM EPS
-2128,622 242,347
26,186 10,349
2830,772 189,932
36,702 ,937
,090 ,041
,844 -,752
1,276 ,713
11,047 ,455
,207 ,479
,000 ,521
,804 ,444
1,919 1,244
2,253
a Dependent Variable : Harga Saham
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Dari tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikoloniearitas dalam penelitian ini. Karena nilai tolerance dari
setiap variabel independen lebih besar dari 0,10 Tolerance 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari dari 10 VIF 10.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu
pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari heteroskedastisitas. Untuk
Universitas Sumatera Utara
49
melihat apakah terjadi heteroskedasitas atau tidak, maka dapat dilihat melalui grafik Scatterplot berikut.
Scatterplot Dependent Variable : Harga Saham
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot
Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0
pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi ini, sehingga model regresi
layak dipakai untuk memprediksi harga saham berdasarkan variabel- variabel independen.
Regression Standardized Predicted Value
2 1
-1
R e
g r
e s
s io
n St
u d
e n
ti ze
d R
e s
id u
a l
4
2
-2
Dependent Variable: HS
Universitas Sumatera Utara
50
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Dalam penelitian ini digunakan Uji Durbin-Watson untuk menguji
ada tidaknya masalah autokorelasi. Model yang tidak memiliki autokorelasi adalah du d 4
– du.
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-
Watson
1 ,925
a
,855 ,847
1264,244 1,849
a
Predictors : Constant, EPS, NPM, ROA b Dependent Variable : Harga Saham
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Pada hasil Uji Autokorelasi dalam tabel 4.4 menunjukkan
nilai statistik Durbin-Watson DW sebesar 1,849 dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sampel 60 n dan
jumlah variabel independen 3 k = 3. Pada penelitian ini diperoleh nilai batas atas du sebesar 1,6889 dan 4-du = 4 - 1,6889 =
2,3111. Maka persamaannya menjadi 1,6889 1,849 2,3111. Sehingga dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat autokorelasi diantara periode yang satu dengan periode yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
51
4.2.3 Uji Hipotesis 4.2.3.1
Uji t Uji Parsial
Uji ini dilakukan untuk mengtahui apakah setiap variabel bebas, yaitu ROA, NPM dan EPS secara parsial
berpengaruh terhadap Harga Saham.. Pengujian dilakukan dengan menggunakan derajat signifikansi sebesar 5 atau 0,05.
Kriteria : a. Jika t
hitung
t
tabel
dan nilai signifikansi t 0,05, maka secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. b. Jika t
hitung
t
tabel
dan nilai signifikansi t 0,05, maka secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Tabel 4.5 Hasil Uji t Secara Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta
1 Constant ROA
NPM EPS
-2128,622 242,347
26,186 10,349
2830,772 189,932
36,702 ,937
,090 ,041
,844 -,752
1,276 ,713
11,047 ,455
,207 ,479
,000
a Dependent Variable : Harga Saham
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Kriteria pengambilan keputusan menggunakan taraf
nyata 5 untuk uji dua arah α2 = 0,052 = 0,025 dengan derajat
bebas df = n-k = 60 - 3 = 57. Nilai t
tabel
dengan taraf nyata α2 =
Universitas Sumatera Utara
52
0,025 dan df = 57 adalah sebesar 2,002. Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diperoleh bahwa:
1. Pengujian ROA terhadap Harga Saham menunjukkan t
hitung
adalah 1,276 t
tabel
2,002 dan signifikansi 0,207 0,05. Dapat disimpulkan bahwa, secara parsial ROA tidak berpengaruh
signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian H
1
ditolak. 2. Pengujian NPM terhadap Harga Saham menunjukkan t
hitung
0,713 t
tabel
2,002 dan signifikansi 0,479 0,05. Dapat disimpulkan bahwa, secara parsial NPM tidak berpengaruh
signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian H
2
ditolak. 3. Pengujian EPS terhadap Harga Saham menunjukkan t
hitung
11,047 t
tabel
2,002 dan signifikansi 0,000 0,05. Dapat disimpulkan bahwa, secara parsial EPS berpengaruh signifikan
terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian H
3
diterima.
4.2.3.2 Uji F Uji Simultan
Uji - F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
Universitas Sumatera Utara
53
secara simultan terhadap variabel dependen. Uji – F dicari dengan
melihat F
hitung
dari tabel anova. Kriteria :
a. Jika F
hitung
F
tabel
dan nilai signifikansi F 0,05, maka secara simultan variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. b. Jika F
hitung
F
tabel
dan nilai signifikansi F 0,05, maka secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Tabel 4.6 Hasil Uji-F
ANOVA
b
Model Sum of Squares Df
Mean Square F
Sig
1 Regression Residual
Total 527362716,319
89505508,931 616868225,250
3 56
59 175787572,10
1598312,659 109,983 ,000
a
a Predictors : Constant, EPS, NPM, ROA b Dependent Variabel : Harga Saham
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah Hasil Uji - F pada tabel 4.6 diperoleh nilai F
hitung
sebesar 109,983 yang lebih besar dari F
tabel
yaitu 2,770 F
hitung
F
tabel
dan nilai Sig F sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 Sig F 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa, secara simultan ROA, NPM dan
EPS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian
H
4
diterima.
Universitas Sumatera Utara
54
4.2.3.3 Uji Koefisien Determinasi R²
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen Ghozali, 2013 :97. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi.
Hasil uji Koefisien Determinasi dapat dilihat pada tabel 4.7 berkut :
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,925
a
,855 ,847
1264,244 a
Predictors : Constant, EPS, NPM, ROA
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan Uji Koefisien Determinasi pada tabel 4.7 bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,847 berarti sebesar
84,7 yang berpengaruh terhadap Harga Saham dapat dijelaskan oleh variabel ROA, NPM dan EPS. Sedangkan sisanya yaitu sebesar
15,3 100 - 84,7 dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
4.2.4 Analisis Regresi Berganda
Analisis Regresi Berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil Uji Coefficient terhadap ketiga variabel independen yaitu, Return On Assets ROA, Net Profit
Universitas Sumatera Utara
55
Margin NPM, dan Earning Per Share EPS terhadap Harga Saham
ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.8
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta
1 Constant ROA
NPM EPS
-2128,622 242,347
26,186 10,349
2830,772 189,932
36,702 ,937
,090 ,041
,844 -,752
1,276 ,713
11,047 ,455
,207 ,479
,000
a Dependent Variable : Harga Saham
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Dari tabel 4.8 di atas dapat disusun Persamaan Regresi Berganda sebagai berikut :
Y = -2128,622 + 242,347ROA + 26,186NPM + 10,349EPS + e
Dari persamaan regresi berganda di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Nilai konstanta a adalah sebesar -2128,622 menunjukkan apabila
ROA, NPM dan EPS dianggap konstan, maka harga saham perusahaan perbankan bernilai negatif sebesar 2128,622.
2. Variabel ROA memiliki koefisien regresi yang positif yaitu 242,347. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa ROA berpengaruh
positif terhadap Harga Saham. Hal ini menggambarkan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel ROA akan menambah variabel harga
saham sebesar 242,347 dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan.
Universitas Sumatera Utara
56
3. Variabel NPM memiliki koefisien regresi yang positif yaitu 26,186. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa NPM berpengaruh
positif terhadap Harga Saham. Hal ini menggambarkan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel NPMakan menambah variabel harga
saham sebesar 26,186 dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan.
4. Variabel EPS memiliki koefisien regresi yang positif yaitu 10,349. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif
terhadap Harga Saham. Hal ini menggambarkan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel EPS akan menambah variabel harga
saham sebesar 10,349 dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan.
4.2.5 Analisis Regresi dengan Moderated Regression Analysis MRA 4.2.5.1
Pegujian MRA dengan Persamaan 1
Pengujian MRA dengan persamaan 1 dilakukan untuk melihat apakah PER sebagai variabel moderating mampu
memoderasi hubungan antara variabel ROA dan Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
dari MRA pada persamaan 1 dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 4.9 Hasil MRA Persamaan 1
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta
1 Constant ROA
PER ROAPER
-2059,958 2276,834
14,078 -12,541
752,091 278,226
19,893 5,707
,845 ,165
-,545 -2,739
8,183 ,708
-2,198 ,008
,000 ,482
,032
a Dependent Variable : Harga Saham
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Y = -2059,958 + 2276,834ROA + 14,078PER – 12,541ROAPER + e
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa :
1. Nilai a = -2059,958 menunjukkan apabila ROA, PER dan ROAPER dianggap konstan, maka harga saham perusahaan
perbankan bernilai negatif sebesar 2059,958. 2. Variabel ROA memiliki koefisien regresi bernilai positif
2276,834 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel ROA akan menambah harga saham sebesar 2276,834
dengan asumsi variabel lain tetap. 3. Variabel PER memiliki koefisien regresi bernilai positif 14,078
menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel PER akan menambah harga saham sebesar 14,078 dengan asumsi
variabel lain tetap. 4. Variabel ROAPER memiliki koefisien regresi bernilai negatif
12,541 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel ROAPER sebagai variabel moderating akan
Universitas Sumatera Utara
58
melemahkan hubungan antara ROA dan harga saham sebesar 12,541.
Untuk hasil pengujian hipotesis secara parsial uji t adalah sebagai berikut :
1. ROA diperoleh t hitung = 8,183 dengan signifikansi 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ROA berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. 2. PER diperoleh t hitung = 0,708 dengan signifikansi 0,482
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel PER berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham.
3. Variabel moderating ROAPER diperoleh t hitung = -2,198 dengan signifikansi 0,032 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel PER sebagai variabel moderating berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa PER mampu memoderasi hubungan antara ROA dengan Harga Saham. Dengan
demikian H5 diterima.
4.2.5.2 MRA dengan Persamaan 2
Pengujian MRA dengan persamaan 2 dilakukan untuk melihat apakah PER sebagai variabel moderating mampu
memoderasi hubungan antara variabel NPM dan Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
Universitas Sumatera Utara
59
dari MRA pada persamaan 2 dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah
ini. Tabel 4.10
Hasil MRA Persamaan 2 Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta
1 Constant NPM
PER NPMPER
-23207,038 345,961
409,819 -5,674
8383,967 110,574
350,558 4,722
,535 4,811
-4,930 -2,768
3,129 1,169
-1,202 ,008
,003 ,247
,235
a Dependent Variable : Harga Saham
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Y = -2327,038 + 345,961NPM + 409,819PER – 5,674NPMPER + e
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa : 1. Nilai a = -2327,038 menunjukkan apabila NPM, PER dan
NPMPER dianggap konstan, maka harga saham perusahaan perbankan bernilai negatif sebesar 2327,038.
2. Variabel NPM memiliki koefisien regresi bernilai positif 345,961 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan
variabel NPM akan menambah harga saham sebesar 345,961 dengan asumsi variabel lain tetap.
3. Variabel PER memiliki koefisien regresi bernilai positif 409,819 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan PER akan
menambah harga saham sebesar 409,819 dengan asumsi variabel lain tetap.
Universitas Sumatera Utara
60
4. Variabel NPMPER memiliki koefisien regresi bernilai negatif 5,674 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan NPM-
PER sebagai variabel moderating akan melemahkan hubungan antara NPM dan harga saham sebesar 5,674.
Untuk hasil pengujian hipotesis secara parsial uji t adalah sebagai berikut :
1. NPM diperoleh t hitung = 3,129 dengan signifikansi 0,003 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel NPM berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. 2. PERdiperoleh t hitung = 1,169 dengan signifikansi 0,247
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
3. Variabel moderating NPMPER diperoleh t hitung = -1,202 dengan signifikansi 0,235 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel PER sebagai variabel moderating tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa PER tidak mampu memoderasi hubungan antara NPM dengan Harga Saham.
Dengan demikian H6 ditolak.
4.2.5.3 MRA dengan Persamaan 3
Pengujian MRA dengan persamaan 3 dilakukan untuk melihat apakah PER sebagai variabel moderating mampu
memoderasi hubungan antara variabel EPS dan Harga Saham pada
Universitas Sumatera Utara
61
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari MRA pada persamaan 3 dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah
ini. Tabel 4.11
Hasil MRA Persamaan 3 Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta
1 Constant EPS
PER EPSPER
3,669 -,025
-,581 1,000
57,999 ,379
1,018 ,030
-,002 -,007
,997 ,063
-,070 -,571
33,266 ,950
,945 ,570
,000
a Dependent Variable : Harga Saham
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Y = 3,669 - 0,025EPS - 0,581PER + 1,000EPSPER + e
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahawa : 1. Nilai a = 3,669 menunjukkan apabila EPS, PER dan EPSPER
dianggap konstan, maka harga saham perusahaan perbankan bernilai positif sebesar 3,669.
2. Variabel EPS memiliki koefisien regresi bernilai negatif 0,025 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel EPS
akan mengurangi harga saham sebesar 0,025 dengan asumsi variabel lain tetap.
3. Variabel PER memiliki koefisien regresi bernilai negatif 0,581 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan PER akan
mengurangi harga saham sebesar 0,581 dengan asumsi variabel lain tetap.
Universitas Sumatera Utara
62
4. Variabel EPSPER memiliki koefisien regresi bernilai positif 1,000 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan EPS-
PER sebagai variabel moderating akan menguatkan hubungan antara EPS dan harga saham sebesar 1,000.
Untuk hasil pengujian hipotesis secara parsial uji t adalah sebagai berikut :
1. EPS diperoleh t hitung = -0,070 dengan signifikansi 0,945 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel EPS tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. PER diperoleh t hitung = -0,571 dengan signifikansi 0,570
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
3. Variabel moderating EPSPER diperoleh t hitung = 33,266 dengan signifikansi 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel PER sebagai variabel moderating berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa PER mampu memoderasi hubungan antara EPS dengan Harga Saham. Dengan
demikian H7 diterima.
4.3 Hasil Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Return On Assets ROA, Net Profit Margin NPM dan Earning Per Share EPS berpengaruh
signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar
Universitas Sumatera Utara
63
pada Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apabila Return On Assets ROA, Net Profit Margin NPM dan Earning
Per Share EPS ditingkatkan, maka Harga Saham perusahaan dapat meningkat. Pengaruh Return On Assets terhadap Harga Saham
Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil bahwa Return On Assets ROA berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini terlihat dari t
hitung
1,276 t
tabel
2,002 dan signifikansi 0,207 0,05. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sasongko 2003 yang menyatakan bahwa ROA
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham
Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil bahwa Net Profit Margin NPM berpengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini terlihat dari t
hitung
0,713 t
tabel
2,002 dan signifikansi 0,479 0,05. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Julham 2013 yang menyatakan bahwa NPM
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham
Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil bahwa Earning Per Share EPS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini terlihat dari t
hitung
11,047 t
tabel
2,002 dan signifikansi 0,000 0,05. Penelitian ini sejalan dengan
Universitas Sumatera Utara
64
penelitian yang dilakukan Kurnianto 2013 yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Hasil Moderated Regression Analysis MRA pada Persamaan 1
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa PER mampu memoderasi hubungan antara ROA dengan Harga Saham. Terlihat dari tingkat signifikansi
yang lebih kecil dari 0,05 0,032 0,05.
Hasil Moderated Regression Analysis MRA pada Persamaan 2
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa PER tidak mampu memoderasi hubungan antara NPM dengan Harga Saham. Terlihat dari tingkat signifikansi
yang lebih besar dari 0,05 0,235 0,05.
Hasil Moderated Regression Analysis MRA pada Persamaan 3
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa PER mampu memoderasi hubungan antara EPS dengan Harga Saham. Terlihat dari tingkat signifikansi yang
lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05.
Universitas Sumatera Utara
65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
4.4 Kesimpulan
Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Return On Assets ROA, Net Profit Margin NPM, Earning Per Share EPS Terhadap Harga Saham Dengan Price
Earning Ratio PER Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengujian hipotesis secara parsial, diperoleh hasil bahwa Return On Assets ROA dan Net Profit Margin NPM tidak berpengaruh
signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan, Earning Per Share EPS
berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Secara simultan Return On Assets ROA, Net Profit Margin NPM dan Earning Per Share EPS berpengaruh signifikan terhadap Harga
Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
3. Hasil pengujian melalui Moderated Regression Analysis MRA menunjukkan bahwa Price Earning Ratio PER mampu memoderasi
hubungan hubungan antara Return On Assets ROA, Earning Per Share EPS dengan Harga Saham. Sedangkan, Price Earning Ratio
PER tidak mampu memoderasi hubungan antara Net Profit Margin NPM dengan Harga Saham.
Universitas Sumatera Utara