9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Bank
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan “bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Menurut Kasmir 2008 : 26 “aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah
di dunia perbankan adalah kegiatan funding”. Menghimpun dana dari
masyarakat maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas.
Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan
dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah seperti giro, tabungan, sertifikat deposito, dan deposito
berjangka. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari
masyarakat, maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijualkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih
Universitas Sumatera Utara
10
dikenal dengan istilah kredit lending. Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit debitur dalam bentuk
bunga dan biaya administrasi.
2.1.2 Saham
2.1.2.1 Pengertian Saham
Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu
pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument
investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik
.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006 : 5 “Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut”.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak badan usaha dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham yaitu :
Universitas Sumatera Utara
11
1. Dividen Dividen merupakan pembagian keuntungan yang
diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan
dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu
hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak
mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen
tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan
dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen
saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah
saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital Gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan
harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Universitas Sumatera Utara
12
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko antara lain:
1. Capital Loss Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu
kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.
2. Risiko Likuidasi Perusahaan
yang sahamnya
dimiliki, dinyatakan
bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang
saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi dari hasil
penjualan kekayaan perusahaan. Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka
sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari
likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang
pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
13
2.1.2.2 Harga Saham
Harga saham adalah harga jual beli yang sedang berlaku di pasar efek yang ditentukan oleh kekuatan pasar dalam
arti tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran pada saham yang dimaksud.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik
berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham
tersebut. Permintaan dan penawaran tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham
tersebut kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak maupun faktor yang sifatnya makro seperti
tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar serta berdasarkan faktor- faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor
lainnya. Nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi
menjadi tiga yaitu: 1. Nilai Nominal
Nilai nominal suatu saham adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk
tujuan akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
14
2. Harga Dasar Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan
harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham.
Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar akan berubah sesuai dengan
aksi emiten. 3. Harga Pasar
Harga Pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu
saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga
penutupnya. Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.
2.1.2.3 Analisis Saham
Para investor perlu menilai terlebih dahulu saham- saham yang akan dipilih sebelum melakukan investasi dan
selanjutnya menentukan apakah saham tersebut akan memberikan tingkat pengembalian sesuai yang diharapkan. Dalam melakukan
analisis saham, ada dua jenis analisis atau pendekatan yang sering digunakan para investor untuk menilai saham yaitu analisis
fundamental dan analisis teknikal.
Universitas Sumatera Utara
15
1. Analisis fundamental sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Analisis fundamental merupakan
analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham. Menurut
Darmadji 2006 : 189 menyatakan bahwa analisis fundamental merupakan salah satu cara
melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi
makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan
dan manajemen perusahaan.
2. Analisis teknikal merupakan cara menganalisis saham
berdasarkan observasi pergerakan harga saham di masa lalu. Menurut Darmadji 2006 : 202 menyatakan bahwa
analisis teknikal merupakan metode yang digunakan untuk menilai saham, dimana dengan metode ini
para analis melakukan evaluasi saham berbasis pada data-data statistik yang dihasilkan dari aktivitas
perdagangan saham, seperti harga saham dan volume transaksi.
2.1.2.4 Jenis-jenis Saham
Dalam kehidupan sehari-hari saham biasa common stock merupakan saham yang paling dikenal, akan tetapi ada
juga jenis saham lainnya. Jenis-jenis saham menurut Darmadji 2006: 7 adalah :
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, saham dibagi :
a. Saham biasa common stock, yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi yang paling
junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta
Universitas Sumatera Utara
16
kekayaan perusahaan apabila perusahaan terebut dilikuidasi.
b. Saham preferen preferred stock, yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi juga tidak
mendatangkan hasil yang dikehendaki investor.
2. Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas:
a. Saham atas tunjuk bearer stock, artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. b. Saham atas nama registered stock, merupakan
saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas:
a. Saham unggulan blue-chip stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,
sebagai pemimpin leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam
membayar dividen.
b. Saham pendapatan income stock, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar
dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
c. Saham pertumbuhan growth stock-well-know, yaitu saham-saham
dari emiten
yang mewakili
pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pimpinan di industri sejenis yang mempunyai reputasi
tinggi.
d. Saham spekulatif speculative stock, yaitu saham perusahaan yang tidak bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi
di masa mendatang, meskipun belum pasti.
e. Saham siklikal cyclical stock, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro
maupun situasi bisnis secara umum.
2.1.3 Hipotesis Efisiensi Pasar
Pergerakan suatu saham tidak dapat diperkirakan secara pasti. Harga suatu saham dapat ditentukan menurut hukum permintaan dan
Universitas Sumatera Utara
17
penawaran kekuatan tawar-menawar. Semakin banyak orang membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik.
Demikian pula sebaliknya, semakin banyak orang yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak
turun. Sehubung dengan hal itu, hipotesis pasar efisien efficient market hypothesis EMH menyatakan reaksi harga pasar terhadap informasi
keuangan dan informasi lainya. Berdasarkan hipotesis efisiensi pasar, informasi direfleksikan ke dalam harga sekuritas dengan kecepatan
sedemikian rupa sehingga tidak ada kesempatan atau peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari informasi-informasi yang tersedia
untuk publik. Wild 2005:49 menyatakan bahwa ada tiga bentuk EMH,
yaitu:
Bentuk lemah, menyatakan bahwa harga mencerminkan sepenuhnya informasi yang terkandung dalam pergerakan harga
historis. Bentuk semi kuat, menyatakan bahwa harga mencerminkan
sepenuhnya informasi yang tersedia untuk publik Bentuk kuat menyatakan bahwa harga mencerminkan seluruh
informasi, termasuk informasi dari dalam. Tandeilin 2001:114 mengklasifikasikan pasar yang efisien ke
dalam tiga bentuk yaitu: Efisien dalam bentuk lemah.
Efisien dalam bentuk setengah kuat. Efisien dalam bentuk kuat.
Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti semua informasi di masa lalu historis akan tercermin dalam harga yang berbentuk sekarang.
Universitas Sumatera Utara
18
Informasi tersebut seperti harga dan volume perdagangan di masa lalu tidak bisa digunakan untuk memprediksi perubahan harga saham di masa
akan datang, karena sudah tercermin pada harga saat ini. Implikasinya adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksi nilai pasar saham di
masa akan datang dengan menggunakan data historis. Efisien pasar dalam bentuk setengah kuat merupakan bentuk
efisiensi pasar yang lebih komprehensif karena dalam bentuk ini harga saham selain dipengaruhi oleh data pasar harga saham dan volume
perdagangan masa lalu juga dipengaruhi oleh semua informasi yang di publikasikan seperti earnings, deviden, pengumuman stock split,
penerbitan saham baru, dan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan. Pada pasar yang efisien dalam bentuk setengah kuat ini, investor tidak
dapat berharap return abnormal jika strategi perdagangan yang dilakukan hanya didasari oleh informasi yang telah dipublikasikan. Apabila pasar
tidak efisien maka akan ada lagi ketinggalankelambatan proses penyesuaian harga terhadap informasi baru, dan ini dapat digunakan
investor untuk mendapat return abnormal. Pasar efisien dalam bentuk kuat merupakan bentuk efisien pasar
dimana semua informasi baik yang terpublikasikan atau dipublikasikan, sudah tercermin dalam harga sekuritas saat ini. Dalam bentuk efisien kuat
seperti ini tidak akan ada seorang investor yang bisa memperoleh return abnormal. Pasar modal di Indonesia termasuk dalam kategori bentuk
Universitas Sumatera Utara
19
lemah. Harga saham mencerminkan informasi historis, merupakan cermin dari pergerakan harga saham yang bersangkutan di masa lalu.
2.1.4 Analisis Rasio Keuangan