Kontruksi Matriks Jacobi Analisis Model Dinamik Dua Mangsa Satu Pemangsa dengan Kompetisi

4. Analisis Model Dinamik Dua Mangsa Satu Pemangsa dengan Kompetisi

Intraspesifik 4.1 Penentuan titik kritis Melalui persamaan 5 diperoleh titik kritis sebagai berikut: { } 1 2 3 4 0, 0, , 0, 0, , 0, , T x y z j T x y z a k T x y z d l dl kh T x y z h hf = = = = ⎧ ⎫ = = = = ⎨ ⎬ ⎩ ⎭ ⎧ ⎫ = = = = ⎨ ⎬ ⎩ ⎭ ⎧ ⎫ − = = = = ⎨ ⎬ ⎩ ⎭ 47 5 6 7 , 0, , , l al gj T x y z g gc bk jd ak je T x y z ad be ad be lcd lfb hck hfj x cgd ceh fgb fah cgk cel fal fgj T y cgd ceh fgb fah gbk bel kha gjd jeh ald z cgd ceh fgb fah ⎧ ⎫ − = = = = ⎨ ⎬ ⎩ ⎭ − − ⎧ ⎫ = = − = = ⎨ ⎬ − − ⎩ ⎭ ⎧ ⎫ − + + − = ⎪ ⎪ − − + ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ − + − = = ⎨ ⎬ − − + ⎪ ⎪ ⎪ ⎪ − − − + + = − ⎪ ⎪ − − + ⎩ ⎭ 48

4.2 Kontruksi Matriks Jacobi

Dengan melakukan pelinieran pada persamaan 23 maka diperoleh matriks komunitas 2 2 i j ax by cz bx cx J ey k dy ex fz fy gz hz l gx hy − − − − − ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ = − − − − − ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ − + + ⎣ ⎦ 49 4.3 Analisis kestabilan titik kritis Untuk melihat terjadinya bifurkasi, maka dibuat beberapa parameter yang dianggap tetap yaitu a = 0.001, b = 0.001, d = 0.001, e = 0.0015, f = 0.001, g = 0.005, h = 0.0005, j = 1, k = 1, l = 1 dan memvariasikan variabel c. Titik Kritis T 1 Dari persamaan karakteristik diperoleh nilai eigen T 1 yaitu: 1 2 3 j k l λ λ λ = = = − 50 Jika parameter j = k = l = 1 maka akan diperoleh nilai eigen : 1 2 3 1 1 1 λ λ λ = = = − Karena terdapat dua buah nilai eigen bernilai real positif maka titik kritis T 1 bersesuaian dengan bidang tak stabil dan juga terdapat satu nilai eigen bernilai real negatif yang bersesuaian dengan sebuah garis bersifat stabil. Jadi pada titik kritis T 1 merupakan titik Sadel. Titik Kritis T 2 Dari persamaan karakteristik diperoleh nilai eigen T 2 yaitu: a gj la a ej ka j 3 2 1 + − = + − − = − = λ λ λ 51 Jika parameter j = k = l = 1 maka akan diperoleh nilai eigen : a g a a e a 1 3 2 1 + − = + − − = − = λ λ λ Terdapat tiga kondisi kestabilan pada titik kritis ini, yaitu bisa bersifat titik stabil jika semua parameter menghasilkan nilai eigen real negatif, bersifat titik tak stabil jika semua parameter menghasilkan nilai eigen real positif dan bersifat sadel jika semua parameter menghasilkan real positif dan negatif. Titik Kritis T 3 Dari persamaan karakteristik diperoleh nilai eigen T 3 yaitu: d hk ld d bk jd k 3 2 1 − − = − = − = λ λ λ 52 Jika parameter j = k = l = 1 maka akan diperoleh nilai eigen : d h d d b d 1 3 2 1 − − = − = − = λ λ λ Terdapat tiga kondisi kestabilan pada titik kritis ini, yaitu bisa bersifat titik stabil jika semua parameter menghasilkan nilai eigen real negatif, bersifat titik tak stabil jika semua parameter menghasilkan nilai eigen real positif dan bersifat sadel jika semua parameter menghasilkan real positif dan negatif. Titik Kritis T 4 Dari persamaan karakteristik diperoleh nilai eigen T 4 yaitu: h lk h d hl d l ld h lk h d hl d l ld hf chk cld blf jhf 2 4 4 2 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 − + + − = − + − − = − + − = λ λ λ 53 Jika parameter j = k = l = 1 maka akan diperoleh nilai eigen : h h hd d d h l h hd d d hf ch cd bf hf 2 4 4 2 4 4 2 2 3 2 2 2 1 − + + − = − + − − = − + − = λ λ λ Terdapat tiga kondisi kestabilan pada titik kritis ini, yaitu bisa bersifat spiral stabil jika parameter menghasilkan sebuah nilai eigen real negatif dan terdapat dua buah nilai eigen kompleks, bersifat spiral tak stabil jika parameter menghasilkan sebuah nilai eigen real positif dan terdapat dua buah nilai eigen kompleks, sedangkan jika parameter menghasilkan nilai eigen real sama dengan nol dan dua buah nilai eigen bersifat imajiner murni maka pada titik kritis tersebut bersifat titik fokus Center Point. Titik Kritis T 5 Dari persamaan karakteristik diperoleh nilai eigen T 5 yaitu: g lj g a gl a l la g lj g a gl a l la gc fgj fla elc kgc 2 4 4 2 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 − + + − = − + − − = − + − = λ λ λ 54 Jika parameter j = k = l = 1 maka akan diperoleh nilai eigen : g g ga a a g g ga a a gc fg fa ec gc 2 4 4 2 4 4 2 2 3 2 2 2 1 − + + − = − + − − = − + − = λ λ λ Terdapat tiga kondisi kestabilan pada titik kritis ini, yaitu bisa bersifat spiral stabil jika parameter menghasilkan sebuah nilai eigen real negatif dan terdapat dua buah nilai eigen kompleks, bersifat spiral tak stabil jika parameter menghasilkan sebuah nilai eigen real positif dan terdapat dua buah nilai eigen kompleks, sedangkan jika parameter menghasilkan nilai eigen real sama dengan nol dan dua buah nilai eigen bersifat imajiner murni maka pada titik kritis tersebut bersifat titik fokus Center Point. Titik Kritis T 6 Dari persamaan karakteristik dan parameter j = k = l = 1 maka akan diperoleh nilai eigen: 1 3 2 1 ad be be de ab ad ad be he ha gb gd be ad − + − − = − = − + − + − − = λ λ λ 55 Terdapat tiga kondisi kestabilan pada titik kritis ini, yaitu bisa bersifat titik stabil jika semua parameter menghasilkan nilai eigen real negatif, bersifat titik tak stabil jika semua parameter menghasilkan nilai eigen real positif dan bersifat sadel jika semua parameter menghasilkan real positif dan negatif. Titik Kritis T 7 Untuk menganalisis kondisi kestabilan dari titik kritis T 7 maka diperlukan analisis tiap parameter yang digunakan sebagai berikut: Parameter 1 Jika parameter yang dipakai adalah c = 0.003 maka secara numerik diperoleh nilai eigen sebagai berikut: i i 161 . 003 . 161 . 003 . , 916 . 3 2 1 − = + = − = λ λ λ Sehingga diperoleh dua buah nilai eigen kompleks sehingga orbit yang dihasilkan membentuk sebuah bidang bersifat spiral stabil. Dan sebuah garis stabil yang bersesuaian dengan nilai eigen real negatifnya. Parameter 2 Jika parameter yang dipakai adalah c = 0.005 maka secara numerik diperoleh nilai eigen sebagai berikut: i i 158 . 012 . 158 . 012 . , 949 . 3 2 1 − = + = − = λ λ λ Sehingga diperoleh dua buah nilai eigen kompleks sehingga orbit yang dihasilkan membentuk sebuah bidang bersifat spiral stabil. Dan sebuah garis stabil yang bersesuaian dengan nilai eigen real negatifnya. Parameter 3 Jika parameter yang dipakai adalah c = 0.008 maka secara numerik diperoleh nilai eigen sebagai berikut: i i 157 . 015 . 157 . 015 . , 962 . 3 2 1 − = + = − = λ λ λ Sehingga diperoleh dua buah nilai eigen kompleks sehingga orbit yang dihasilkan membentuk sebuah bidang bersifat spiral stabil. Dan sebuah garis stabil yang bersesuaian dengan nilai eigen real negatifnya. a b c d e f Gambar 18 . Bifurkasi yang terjadi pada titik kritis T 7 dengan t = 1000 dan memvariasikan parameter yang digunakan, a bersifat periodik dengan c = 0.003 b bersifat periodik dengan c = 0.004 c bersifat periodik dengan c = 0.005 d bersifat periodik dengan c = 0.006 e bersifat periodik dengan c = 0.007 serta f bersifat chaotik dengan c = 0.008. a b c d e f Gambar 19 . Laju Perubahan populasi yang terjadi pada titik kritis T 7 dengan memvariasikan parameter yang digunakan, a Laju Populasi tiga spesies dengan c = 0.003 b Populasi tiga spesies dengan c = 0.005 c Populasi tiga spesies dengan c = 0.008 d Plot x dan z terhadap waktu t dengan c = 0.003 bersifat peridik e Plot x dan z terhadap waktu t dengan c = 0.005 bersifat periodik f Plot x dan z terhadap waktu t dengan c = 0.008 bersifat chaotik. a b c d Gambar 20. Attractor model dinamik dua mangsa satu pemangsa dengan kondisi awal populasi pemangsa divariasikan z0 = 2, z0 = 2.1dan z0 = 2.2 sedangkan parameter c = 0.01 a ruang fase tiga spesies t = 3000, b laju populasi mangsa x, c laju populasi mangsa y dan d laju populasi pemangsa z. Attractor Model Dua Mangsa Satu Pemangsa Dalam model sistem dua mangsa satu pemangsa ternyata memiliki kondisi chaotik pada parameter tertentu. Beberapa parameter yang dibuat tetap yaitu a = 0.001, b = 0.001, d = 0.001, e = 0.0015, f = 0.001, g = 0.005, h = 0.0005, j = 1, k = 1, l = 1 dan memvariasikan variabel c. Pada gambar 19d memperlihatkan gejala chaotik saat parameter c yang digunakan adalah c = 0.008. Salah satu sifat gejala chaotik memiliki sifat yang sangat sensitif terhadap perubahan kondisi awal initial condition sebagaimana di perlihatkan dalam gambar 20. Dalam hal ini kondisi awal sistem dibuat secara bervariasi terhadap kondisi awal dari populasi pemangsa z predator dan membuat parameter c = 0.01. a b c c Gambar 21. Attractor model dinamik dua mangsa satu pemangsa saat kondisi awal populasi pemangsa divariasikan z0 = 2, z0 = 2.1dan z0 = 2.2 sedangkan parameter c = 0.01 a ruang fase tiga spesies, t = 3000 b ruang fase bidang xy, c ruang fase bidang yz dan d ruang fase bidang xz. Gambar 20 dan gambar 21 memperlihatkan gejala sifat chaotic ketika salah satu kondisi awalnya dirubah dalam hal ini katika parameter z0 divariasikan. lintasan yang ditempuh oleh atraktor akan sangat berbeda ketika kondisi awalnya divariasikan sedikit saja. Untuk memahami gejala chaotic pada model dinamik perlu analisis lebih lanjut. HASIL EKSPERIMEN LAPANGAN Hasil eksperimen lapangan terhadap laju perubahan populasi tiga spesies menunjukkan kemiripan dengan hasil simulasi dari model ekologi. Hasil eksperimen lapangan dilakukan terhadap tiga spesies, dengan kondisi dua mangsa satu predator. Dalam eksperimen ini yang menjadi spesies pemangsa adalah Ciliate Tetrahymena pyriformis sedangkan yang menjadi mangsanya yaitu bakteri Pedobacter dan bakteri Brevundimonas. Dalam eksperimen ini parameter pertumbuhan intrinsik bakteri dan kematian intrinsik Ciliate dapat diatur sehingga dapat divariasikan. Becks L., F. M. Hilker, H. Malchow, K. Jurgens and H. Arndt: Experimental demonstration of chaos in a microbial foodweb. Nature 435 1226- 1229 2005 Dalam eksperimen tersebut terlihat beberapa kondisi yang dapat terjadi pada sistem dinamik dua mangsa satu pemangsa. Gambar 22a dan gambar 22b memperlihatkan kondisi ketika spesies mencapai kondisi kestabilan asimtotik. pemangsa dan salah satu mangsa akan bertahan hidup sedangkan spesies mangsa lainya akan mengalami kepunahan. Gambar 22h dan gambar 22i memperlihatkan kondisi semua spesies menuju sebuah kestabilan periodik. Ketiga spesies akan hidup dalam sebuah keseimbangan dinamik. Sedangkan pada gambar 22c, 22d, 22e, 22f dan 22g memperlihatkan adanya gejala chaotik dimana dimana semua spesies akan berlangsung hidup secara tak periodik chaotic. Gambar 22 . Hasil Experimental dinamika Populasi sistem chemostat bacteria–ciliate. Dengan memvariasikan nilai Dilution: a, 0.90 d21, b, 0.75 d21; c, 0.50 d21; d–g, 0.50 d21; h, i, 0.45 d21 .lingkaran terbuka, Pedobacter prey; lingkaran hitam, Brevundimonas prey; bar horizontal, Tetrahymena predator. 5. Analisis Model Dinamik Rantai Makanan Siklik 5.1 Penentuan titik kritis Melalui persamaan 5 diperoleh titik kritis sebagai berikut: T 1 =0,0,0 56 T 2 = gi,0,-ab 57 T 3 =-de,ac,0 58 T 4 =0,-gh,df 59 T 5 : , , ifc beh cid ceg aeh z ifc beh ifa bid beg y ifc beh fcg fah dbh x − + + − = − + + − = − + + − = 60

5.2 Kontruksi Matriks Jacobi