Tujuan pendidikan secara garis besar dikelompokan oleh Bloom :1956 dan Krathwohl :1964 dalam Nadisah, 1992:50 dibagi ke dalam tiga ranah yaitu:
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Dengan demikian tujuan pendidikan jasmani pun setidak-tidaknya harus bermuara ke sana.
Akan tetapi oleh karena pendidikan jasmani mempunyai kekhasan, Annarino menambahkan satu ranah lagi yaitu ranah fisikal atau ranah jasmaniah.
Dengan demikian maka tujuan pendidikan jasmani yang ingin dicapai itu bernaung di bawah payung ranah - ranah sebagai berikut :
1 Ranah jasmaniah,atau fisikal yang mencakup perkembangan organik.
2 Ranah psikomotor yang mencakup perkembangan neuromuskular syaraf-
otot 3
Ranah kognitif, yang mencakup perkembangan intelektual. 4
Ranah afektif, yang mencakup perkembangan sosial - personal - emosional.
Nadisah, 1992:50
2.1.2 Hakekat Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar merupakan
perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman Catharina,T.A.2004:2 Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling berhubungan
antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran
adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta didik. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan
pembelajaran yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga. Belajar atau learning, adalah
perubahan yang secara relative berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang
amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri adaptasi dengan lingkungan. Belajar merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.
Dari berbagai pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku dari seorang individu melalui kegiatan
interaksi dengan lingkungan sehingga individu dapat menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Dengan Kata lain kata
kunci dari belajar adalah perubahan perilaku. I.G.A.K Wardani 2003:2.5 mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
1. Perubahan yang disadari dan disengaja intensional.
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang
bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat,
dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar. 2.
Perubahan yang berkesinambungan kontinyu. Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada
dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya.
3. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa
sekarang maupun masa mendatang. 4.
Perubahan yang bersifat positif Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke
arah kemajuan. Misalnya, seorang siswa sebelum belajar tentang lari sprint menganggap bahwa dalam lari sprint kurang bermanfaat bagi masa depannya,
namun setelah mengikuti pembelajaran lari sprint, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan lari sprint dalam kehidupannya.
5. Perubahan yang bersifat aktif
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya, siswa ingin memperoleh pengetahuan
baru tentang lari sprint, maka siswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca,
mengkaji buku-buku dan latihan gerak lari sprint, berdiskusi dengan teman tentang lari sprint dan sebagainya.
6. Perubahan yang bersifat pemanen
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, siswa belajar
berlari, maka penguasaan keterampilan berlari tersebut akan menetap dan melekat dalam diri siswa tersebut.
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya,
seorang siswa belajar lari sprint, tujuan yang ingin dicapai dalam jangka pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan gerak lari
sprint yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai mencapai KKM. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi atlet
sprinter dengan berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap
dan keterampilannya.
2.1.3
Hasil
Belajar
Pengertian hasil belajar menurut Winkel dalam Sunarto 2009 yang menyatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Pengertian hasil belajar menurut Catharina, T.A 2004:4 merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas
belajar. Pengertian hasil belajar menurut Sukmadinata 2005, prestasi atau hasil
belajar achievement merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah, hasil belajar atau prestasi
belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang telah ditempuhnya. Alat untuk mengukur prestasihasil belajar disebut tes prestasi
belajar atau achievement test yang disusun oleh guru atau dosen yang mengajar mata kuliah yang bersangkutan.
Pengertian hasil belajar menurut Nasution dalam Sunarto 2005 mendefinisikan prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang
dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif pengetahuan, afektif sikap dan
psikomotor keterampilan, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
Pengertian hasil belajar menurut Nawawi 1981: 100 : Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Menurut Nawawi 1981: 127, berdasarkan tujuannya, hasil belajar
dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1.
Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecakapan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya
keterampilan menggunakan alat. 2.
Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.
3. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.
Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan.
Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu :
kognitif, afektif dan psikomotorik Sudjana, 1990:22. Menurut Gagne dan Briggs Catharina,T.A.2004:10, perubahan perilaku
yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk : 1
Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap
suatu benda, definisi, dan sebagainya. 2
Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol,
misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan discrimination,
memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3 Strategi kognitif; kecakapan indvidu untuk melakukan pengendalian dan
pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara cara
berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih
menekankan pada pada proses pemikiran. 4
Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap
adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya
terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
5 Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan
yang dikontrol oleh otot dan fisik. Sementara itu, Moh. Surya 1997 mengemukakan bahwa hasil belajar
akan tampak dalam: 1
Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga
akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar.
2 Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya
motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.
3 Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti
rangsangan yang masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai pengertian yang benar.
4 Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu
dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat. 5
Berfikir rasional dan kritis; yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar- dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti bagaimana how
dan mengapa why. 6
Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan
pengetahuan dan keyakinan. 7
Inhibisi menghindari hal yang mubazir. 8
Apresiasi menghargai karya-karya bermutu. 9
Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.
Sedangkan menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan domain kognitif, afektif dan
psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya.
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Belajar