yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan
macet Almilia dan Herdiningtyas, 2005: 13. Bank Indonesia menetapkan bahwa rasio NPL suatu bank dikatakan sehat apabila rasio tersebut tidak lebih dari 5.
Semakin tinggi rasio NPL yang dimiliki suatu bank maka semakin rendah tingkat likuiditas bank terhadap dana pihak ketiga. Hal ini dikarenakan sebagian besar
dana yang disalurkan bank merupakan dana yang berhasil dihimpun dari pihak ketiga.
2.2 Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh Peneliti dan merupakan acuan atau
pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan : 1. Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas 2005 melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002”. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah rasio Capital Adequacy Ratio CAR, Aktiva Produktif Bermasalah APB, Non Performing Loan NPL, Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva Produktif PPAPAP, Return on Asset ROA, Net Interest Margin NIM, dan Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional BOPO. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio-rasio yang dijadikan variabel bebas tersebut memiliki perbedaan antara
bank yang sedang bermasalah dengan bank tidak sedang berada pada kondisi
Universitas Sumatera Utara
bermasalah. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa hanya rasio CAR dan BOPO yang berpengaruh positif signifikan terhadap kondisi bermasalah bank.
2. Rizky Ludy 2011 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio CAMEL terhadap Kondisi Bermasalah pada Sektor Perbankan di
Indonesia” menggunakan rasio CAR, NPL, ROA, BOPO dan LDR sebagai variabel independen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio CAR
berpengaruh negatif signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah, rasio NPL berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap prediksi kondisi
bermasalah, ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah, rasio BOPO berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
prediksi kondisi bermasalah, dan rasio LDR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah.
3. Latifa Martharini 2012 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisi Pengaruh Rasio CAMEL dan Size terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada
Perbankan” menggunakan rasio CAR, NPL, NIM, ROA, BOPO, LDR dan Size sebagai variabel independen. Hasil penelitian tersebut adalah rasio CAR, NIM,
dan LDR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah. Rasio NPL, BOPO dan Size berpengaruh positif signifikan
terhadap prediksi kondisi bermasalah dan rasio ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah.
4. Eka Adhi Prasetyo 2011 melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Financial Distress Perusahaan Perbankan yang
Listing di BEI Tahun 2006-2008” dengan menggunakan rasio keuangan CAR,
Universitas Sumatera Utara
Pemenuhan PPAP, NPL, BOPO, NIM, ROA, ROE, dan LDR sebagai variabel independen. Hasil penelitian terseut menunjukkan bahwa rasio CAR, NPL, dan
BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah. Rasio Pemenuhan PPAP dan ROE berpengaruh negatif tetapi tidak
signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah. Rasio NIM dan LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah.
Rasio ROA berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap prediksi kondisi bermasalah.
5. FX Sugiyanto, Prasetiono dan Teddy Hariyanto 2002 dalam penelitian yang berjudul “Manfaat Indikator-Indikator Keuangan dalam Pembentukan Model
Prediksi Kondisi Kesehatan Perbankan” menggunakan rasio keuangan yang meliputi kekuatan modal, kualitas aset, efesiensi manajemen, profitabilitas dan
likuiditas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio-rasio kualitas aset, manajemen, earning power, dan likuiditas mampu menunjukkan pengaruh
rasio keuangan terhadap kebangkrutan suatu bank. 6. Januarti 2002 dalam penelitian yang berjudul “Variabel Proksi CAMEL dan
Karakteristik Bank Lainnya untuk Memprediksi Kebangkrutan Bank di Indonesia” menggunakan Equity, Loanta, NIM, ROA, Uncollected, Core,
Insider, Overhead, Logsize, Holding dan Go-Public sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio yang menjadi variabel
independen memiliki perbedanaan antara bank bangkrut dengan bank yang tidak bangkrut. Loanta, ROA dan Insider adalah variabel yang sangat kuat
dalam menjelaskan kebangkrutan.
Universitas Sumatera Utara
7. Emmy Sulistyowati 2002 dalam penelitian yang berjudul “Model Prediksi Kebangkrutan Bank dengan Menggunakan Rasio Keuangan CAMEL dan Size”
menggunakan rasio keuangan CAR, ETA, RORA, ALR, NPM, ROA, BOPO, ROE, PBTA, CML, LDR, EATAR sebagai variabel independen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rasio-rasio yang menjadi variabel bebas tersebut memiliki perbedaan secara signifikan pada taraf 5. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan 2 tahun sebelum bank mengalami kebangkrutan.
8. Christiana Kurniasari 2013 dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio CAMEL dalam Memprediksi Financial Distress Perbankan
Indonesia” menggunakan rasio keuangan CAR, NPL,ROA, ROE, LDR dan BOPO sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio
CAR, NPL, ROA dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan probabilitas financial distress. Sedangkan rasio LDR dan BOPO adalah rasio yang
menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap probabilitas financial distress.
9. Penni Mulyaningrum 2008 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kebangkrutan Bank di Indonesia” dengan
menggunakan rasio keuangan CAR, LDR, NPL, BOPO, ROA, ROE dan NIM sebagai variabel independen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
LDR memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas kebangkrutan bank di Indonesia pada taraf 5 namun tidak mempunyai tanda yang sama dengan
yang diprediksikan. Sedangkan rasio CAR, NPL, BOPO, ROE dan NIM
Universitas Sumatera Utara
mempunyai tanda yang sama sesuai yang diprediksikan namun tidak signifikan. Rasio ROA tidak signifikan dan mempunyai tanda yang berbeda
dengan yang diprediksikan. 10. Reny Sri Harjanti 2009 melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Prediksi Kebangkrutan Bank” dengan menggunakan rasio keuangan CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR
sebagai variabel independen. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasio CAR dan LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan dalam
memprediksi kebangkrutan. Rasio ROE memiliki pengaruh negatif tetapi signifikan dalam memprediksi kebangkrutan. Rasio NPL, NIM dan BOPO
memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan dalam memprediksi kebangkrutan. Sedangkan rasio ROA adalah rasio yang memiliki pengaruh
positif dan signifikan dalam memprediksi kebangkrutan bank.
2.3 Kerangka Konseptual