BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 22 bank konvensional yang terdiri dari bank yang mengalami financial distress dan 11 bank pembanding yang
tidak mengalami financial distress. Bank-bank tersebut terdiri dari bank swasta nasional devisa, bank swasta nasional non-devisa, bank pembangunan daerah, dan
bank campuran. Penetapan sampel tersebut dilakukan dengan cara menetapkan kriteri-kriteria tertentu, yaitu:
1. Bank Financial Distress Kriteria untuk bank yang mengalami financial distress adalah:
a. Mengalami kerugian minimal selama 2 tahun berturut-turut atau lebih selama periode penelitian 2007-2012.
b. Tidak melakukan pembayaran cash dividen minimal selama 2 tahun berturut-turut atau lebih selama periode penelitian 2007-2012.
2. Bank Pembanding Kriteria untuk bank yang dijadikan sebagai bank pembanding adalah:
a. Tidak mengalami kerugian dan melakukan pembayaran cash dividen selama periode penelitian tahun 2007-2012.
b. Memiliki jumlah aset yang kurang lebih sama dengan bank yang mengalami financial distress.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka diperoleh sampel penelitian berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
No. Bank Financial Distress No. Bank Tidak Financial Distress
1 Bank Century
1 Bank Bumi Putera
2 Bank Andara
2 Bank Sahabat Sampoerna
3 Bank Nusantara Parahyangan
3 Bank Ganesha
4 Bank Swadesi
4 Bank Himpunan Saudara 1906
5 Bank Agroniaga
5 Bank QNB Kesawan
6 Bank Pundi
6 Bank Harda Internasional
7 Bank Bumi Arta
7 Bank Windu Kentjana
8 Bank UoB Buana
8 Bank OCBC NISP
9 Bank BII
9 Bank Permata
10 Bank Mayapada
10 Bank Sumut
11 Bank Mega
11 Bank Bukopin
12 Bank Anglomas
12 Bank Sahabat Purba Danarta
Sumber: Data yang diolah
Bank Andara, Pundi dan Anglomas adalah bank non-devisa, maka bank yang dijadikan sebagai sampel pembanding ketiga bank tersebut juga merupakan
bank non-devisa. Berikut ini disajikan tabel deskripsi penelitian rasio keuangan 2 tahun sebelum financial distress bank yang dijadikan sampel:
Tabel 4.2 Deskripsi Penelitian 2 Tahun Sebelum Financial Distress
No. Variabel
Bebas Bank Financial Distress
Bank Non Financial Distress Nilai
Minimum Nilai
Maksimum Mean Nilai
Minimum Nilai
Maksimum Mean 1
CAR 8,02
163,31 35,2
94,3 50,37 20,06
2 ROA
-15,82 3,4
-1,01 0,09
3,31 1,61
3 ROE
-167,51 27,2
-8,24 0,37
30,68 10,43 4
LDR 49,39
95,2 71,84
50,43 94,69
78,7 5
BOPO 67,06
290,7 110,19 74,98
98,84 86,66 6
NIM 3,41
10,7 6
2,38 9,84
5,35 7
NPL 0,001
18,39 4,13
6,2 2,61
Sumber: Data yang diolah
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini disajikan tabel deskripsi penelitian rasio keuangan 1 tahun sebelum financial distress:
Tabel 4.3 Deskripsi Penelitian 1 Tahun Sebelum Financial Distress
No. Variabel
Bebas Bank Financial Distress
Bank Non Financial Distress Nilai
Minimum Nilai
Maksimum Mean Nilai
Minimum Nilai
Maksimum Mean 1
CAR 8,02
163,31 39,49
10,36 36,45 19,02
2 ROA
-15,82 3,31
-1,51 0,09
4,55 1,65
3 ROE
-167,51 27,2
-8,51 0,37
39,03 11,01 4
LDR 49,39
99,5 70,03
40,22 94,69 78,23
5 BOPO
70,85 290,7 112,48
68,65 98,84 86,07
6 NIM
3,51 8,57
5,58 1,77
12,37 5,5
7 NPL
18,39 2,95
6,81 2,52
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.2 dan 4.3 dapat dilihat bahwa nilai minimum rasio CAR bank yang mengalami financial distress 2 tahun dan 1 tahun sebelum
financial adalah 8,02. Sedangkan nilai minimum untuk bank yang tidak mengalami financial distress 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress
adalah 9,43 dan 10,36. Nilai rata-rata rasio CAR untuk 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress bank yang mengalami financial distress adalah 35,20
dan 34,49, dan untuk bank yang tidak mengalami financial distress adalah 20,06 dan 19,02. Hal ini menunjukkan bahwa bank yang mengalami financial distress
memiliki tingkat aktiva yang mengandung resiko yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bank yang tidak mengalami financial distress.
Nilai minimum rasio ROA 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress untuk bank yang mengalami financial distress adalah -15,82. Sedangkan bank
yang tidak mengalami financial distress memiliki nilai minimum rasio ROA 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress adalah 0,09. Nilai maksimum rasio
Universitas Sumatera Utara
ROA 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress untuk bank yang mengalami financial distress adalah 3,4 dan 3,31. Bank yang tidak mengalami financial
distress memiliki nilai maksimum ROA 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress sebesar 3,31 dan 4,55. Rata- rata rasio ROA bank yang mengalami
financial distress 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress adalah -1,01 dan -1,51 dan untuk yang tidak mengalami financial distress adalah 1,61 dan 1,65. Hal
ini menunjukkan bahwa bank yang mengalami financial distress mengalami penurunan kemampuan dalam menghasilkan laba dari total aset yang dimiliki.
Nilai minimum rasio ROE 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress untuk bank yang mengalami financial distress adalah -167,51. Sedangkan bank
yang tidak mengalami financial distress memiliki nilai minimum rasio ROE 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress adalah 0,37. Nilai maksimum rasio
ROE 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress untuk bank yang mengalami financial distress adalah 27,2. Bank yang tidak mengalami financial distress
memiliki nilai maksimum ROE 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress sebesar 30,68 dan 39,03. Rata- rata rasio ROE bank yang mengalami financial
distress 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress adalah -8,24 dan -8,51 dan untuk yang tidak mengalami financial distress adalah 10,43 dan 11,01. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan bank yang mengalami financial distress dalam menghasilkan laba bersih dengan modal sendiri lebih rendah dari bank yang tidak
mengalami financial distress. Nilai minimum rasio LDR 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress
untuk bank yang mengalami financial distress adalah 49,39. Sedangkan bank
Universitas Sumatera Utara
yang tidak mengalami financial distress memiliki nilai minimum rasio LDR 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress sebesar 50,43 dan 40,22. Nilai
maksimum rasio LDR 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress untuk bank yang mengalami financial distress adalah 95,2 dan 99,5. Bank yang tidak
mengalami financial distress memiliki nilai maksimum LDR 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress sebesar 94,69. Rata- rata rasio LDR bank yang
mengalami financial distress 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress adalah 71,84 dan 70,03 dan untuk yang tidak mengalami financial distress adalah
78,70 dan 78,23. Hal ini menunjukkan bahwa bank yang tidak mengalami financial distress memiliki tingkat likuidasi yang lebih baik dari bank yang
mengalami financial distress. Bank yang mengalami financial distress memiliki nilai minimum rasio
BOPO 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress sebesar 67,06 dan 70,85. Sedangkan bank yang tidak mengalami financial distress memiliki nilai minimum
sebesar 74,98 dan 68,65. Nilai maksimum rasio BOPO 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress untuk bank yang mengalami fianncial distress adalah
290,7 sedangkan bank yang tidak mengalami financial distress memiliki nilai maksimum 98,84. Rata-rata rasio BOPO bank yang mengalami financial distress
2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress adalah 110,19 dan 112,48 sedangkan bank yang tidak mengalami financial distress memiliki rata-rata 86,66
dan 86,07. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi bank yang mengalami fianncial distress dalam melakukan kegiatan operasionalnya jauh lebih rendah
dari bank yang tidak mengalami financial distress.
Universitas Sumatera Utara
Nilai minimum rasio NIM 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress untuk bank yang mengalami financial distress adalah 3,41 dan 3,51 sedangkan
nilai minimum rasio NIM untuk bank yang tidak mengalami financial distress adalah 2,38 dan 1,77. Nilai maksimum rasio NIM 2 tahun dan 1 tahun sebelum
financial distress untuk bank yang mengalami financial distress adalah 10,7 dan 8,57 sedangkan untuk bank yang tidak mengalami financial distress adalah
sebesar 9,84 dan 12,37. Rata-rata rasio NIM 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress untuk bank yang mengalami financial distress adalah 6,00 dan
5,58 sedangkan untuk bank yang tidak mengalami financial distress adalah 5,35 dan 5,50. Hal ini menunjukkan kemampuan bank yang mengalami financial
distress dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih lebih tinggi dari bank yang tidak mengalami financial distress.
Nilai minimum rasio NPL 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress yang dimiliki bank yang mengalami financial distress adalah 0,001 dan 0
sedangkan bank yang tidak mengalami financial distress memiliki nilai minimum sebesar 0. Nilai maksimum NPL 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress
yang dimiliki bank yang mengalami financial distress adalah sebesar 18,39 sedangkan bank yang tidak mengalami financial distress adalah sebesar 6,2 dan
6,81. Rata-rata rasio NPL 2 tahun dan 1 tahun sebelum financial distress yang dimiliki bank yang mengalami financia distress adalah sebesar 4,13 dan 2,95
sedangkan bank yang tidak mengalami financial distress memiliki rata-rata NPL sebesar 2,61 dan 2,52. Hal ini menunjukkan bahwa bank yang mengalami
Universitas Sumatera Utara
financial distress memiliki tingkat kemampuan yang lebih rendah dalam mengelola kredit bermasalah dari bank yang tidak mengalami financial distress.
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Pengujian Hipotesis