mempunyai tanda yang sama sesuai yang diprediksikan namun tidak signifikan. Rasio ROA tidak signifikan dan mempunyai tanda yang berbeda
dengan yang diprediksikan. 10. Reny Sri Harjanti 2009 melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Prediksi Kebangkrutan Bank” dengan menggunakan rasio keuangan CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR
sebagai variabel independen. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasio CAR dan LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan dalam
memprediksi kebangkrutan. Rasio ROE memiliki pengaruh negatif tetapi signifikan dalam memprediksi kebangkrutan. Rasio NPL, NIM dan BOPO
memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan dalam memprediksi kebangkrutan. Sedangkan rasio ROA adalah rasio yang memiliki pengaruh
positif dan signifikan dalam memprediksi kebangkrutan bank.
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan konsep-konsep dasar teori yang telah dijelaskan di atas, maka rasio-rasio keuangan yang akan digunakan sebagai variabel independen untuk
mengetahui rasio mana yang berpengaruh dalam prediksi financial distress dalam penelitian ini adalah rasio keuangan CAR, ROA, ROE, LDR, BOPO, NIM dan
NPL. Rasio-rasio tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengaruh Rasio CAR dalam Memprediksi Financial Distress
Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan permodalan untuk keperluan pengembangan usaha
dan menampung resiko kerugian dana yang ditimbulkan karena adanya
Universitas Sumatera Utara
kegagalan dalam kegiatan operasional bank. Semakin tinggi rasio CAR yang dimilki oleh suatu bank maka semakin rendah kemungkinan bank tersbut
berada dalam kondisi bermasalah. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eka Adhi Prasetyo 2011: 114 menunjukkan bahwa rasio CAR memiliki
pengaruh positif dan signifikan dalam memprediksi kondisi bermasalah bank. Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas 2005: 24 juga melakukan
penelitian yang sama dan juga menyatakan bahwa rasio CAR memiliki pengaruh positif dan signifikan dalam memprediksi kondisi bermasalah pada
bank. 2. Pengaruh Rasio ROA dalam Memprediksi Financial Distress
Rasio Return on Asset ROA adalah rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari total aktiva produktif dalam jangka waktu
satu tahun. Semakin tinggi rasio ROA yang dimiliki suatu bank menunjukkan semakin tinggi kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari total aktiva
produktif dan semakin rendah kemungkinan bank berada dalam keadaan bermasalah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Reny Sri Harjanti 2009:
23, rasio ROA adalah rasio keuangan yang memiliki pengaruh positif dan signifikan dalam memprediksi kebangkrutan. FX Sugiyanto, Prasetiono dan
Teddy Hariyanto 2002: 19 juga melakukan penelitian yang sama dan menyatakan bahwa rasio keuangan yang mewakili earning power memberikan
pengaruh terhadap kebangkrutan suatu bank.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengaruh Rasio ROE dalam Memprediksi Financial Distress Rasio Return on Equity ROE adalah rasio yang mewakili kemampuan
bank dalam menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi tingkat rasio ROE yang dimiliki suatu bank semakin baik produktivitas modal bank dalam
menghasilkan laba. Rasio ROE merupakan indikator penting yang menjadi dasar pertimbangan bagi para investor untuk melihat kemampuan bank dalam
menghasil laba bersih. Eka Adhi Prasetyo 2011: 121 melakukan penelitian untuk melihat rasio keuangan yang berpengaruh terhadap prediksi kondisi
bermasalah bank dan menemukan bahwa rasio ROE berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan dalam memprediksi kondisi bermasalah. Christiana Kurniasari
2013: 66 dalam penelitian yang sama juga menemukan bahwa rasio ROE memiliki pengaruh yang tidak signifikan dalam memprediksi kondisi
bermasalah bank. 4. Pengaruh Rasio LDR dalam Memprediksi Financial Distress
Loan to Deposit Ratio LDR adalah rasio yang mewakili total kredit yang disalurkan oleh suatu bank dari total dana yang berhasil dihimpun oleh bank.
Bank Indonesia menetapkan bahwa suatu bank masuk dalam kategori bank sehat apabila bank tersebut memiliki rasio LDR kurang dari 110. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi rasio LDR yang dimiliki suatu bank maka semakin rendah tingkat likuidasi bank tersebut. Dengan demikian semakin tinggi rasio
LDR semakin besar kemungkinan bank berada dalam kondisi bermasalah. Latifa Martharini 2012: 72 melakukan penelitian untuk mengetahui rasio
keuangan yang memiliki pengaruh terhadap prediksi kondisi bermasalah dan
Universitas Sumatera Utara
menemukan bahwa rasio LDR berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan dalam memprediksi kondisi bermasalah. Penelitian yang sama dilakukan oleh
Reny Sri Harjanti 2009: 23 dan juga menemukan hasil bahwa rasio LDR memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan dalam memprediksi kondisi
bermasalah. 5. Pengaruh Rasio BOPO dalam Memprediksi Financial Distress
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO adalah rasio yang mewakili efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasionalnya. Semakin rendah rasio BOPO yang dimiliki oleh suatu bank menunjukkan tingkat efisiensi dan kinerja manajemen yang semakin baik
dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas 2005: 24 melakukan penelitian untuk melihat rasio keuangan
yang mempengaruhi prediksi kondisi bermasalah pada bank dan menemukan hasil bahwa rasio BOPO berpengaruh positif dan signifikan dalam
memprediksi kondisi bermasalah pada bank. Penelitian yang sama dilakukan kembali oleh Christiana Kurniasari 2013: 67 dan juga menyatakan bahwa
rasio BOPO memiliki pengaruh positif dan signifikan dalam memprediksi kondisi bermasalah.
6. Pengaruh Rasio NIM dalam Mempediksi Financial Distress Rasio Net Interest Margin NIM adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan bank dalam menghasilkan laba bunga bersih. Bank yang menjalankan kegiatan operasionalnya berdasarkan prinsip konvensional
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan laba malalui bunga dari aktiva produktif. Semakin tinggi rasio NIM yang dimiliki suatu bank menunjukkan bahwa bank tersebut memiliki
tingkat aktiva produktif yang baik. Eka Adhi Prasetyo 2011: 119 melakukan penelitian untuk mengetahui rasio keuangan yang memiliki pengaruh terhadap
prediksi kondisi bermasalah dan menemukan bahwa rasio NIM memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan dalam memprediksi kondisi bermasalah
pada bank. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Latifa Martharini 2012: 70 dan juga menemukan bahwa rasio NIM memiliki pengaruh negatif tetapi
tidak signifikan dalam memprediksi kondisi bermasalah. 7. Pengaruh Rasio NPL dalam Memprediksi Financial Distress
Rasio Non Performing Loan NPL menunjukkan jumlah kredit bermasalah dari total kredit yang dihasilkan oleh disalurkan bank. Kredit dalam hal ini
adalah kredit yang disalurkan bank kepada pihak ketiga dan tidak termasuk kredit bank terhadap bank lain. Semakin tinggi rasio NPL yang dimiliki suatu
bank semakin besar kemungkinan bank berada dalam kondisi bermasalah karena tingginya resiko kerugian yang akan ditanggung oleh bank akibat kredit
macet. Rizky Ludy 2011: 68 melakukan penelitian untuk melihat rasio keuangan yang memiliki pengaruh dalam meprediksi kondisi bermasalah pada
bank dan menemukan bahwa rasio NPL memiliki pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan dalam memprediksi kondisi bermasalah pada bank. Begitu juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh Reni Sri Harjanti 2009: 23 yang juga menemukan bahwa rasio NPL memiliki pengaruh yang positif tetapi tidak
signifikan dalam memprediksi kondisi bermasalah.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu maka peneliti membuat kerangka pemikiran sebagai berikut :
+ +
- -
+ -
+
Sumber: Berbagai jurnal yang diolah
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.4 Hipotesis