struktur mentalnya akan kembali goyah dan selanjutnya setelah terjadi akomodasi akan stabil lagi. Begitulah proses asimilasi dan akomodasi terjadi terus-menerus dan
menjadikan manusia berkembang bersama dengan waktu dan bertambahnya pengalaman. Jadi, dalam proses asimilasi stimulus dipaksa untuk memasuki salah satu
yang cocok dalam struktur mental individu yang bersangkutan. Sebaliknya, dalam akomodasi individu dipaksa mengubah struktur mentalnya agar cocok dengan stimulus
yang baru itu. Dengan kata lain, asimilasi dan akomodasi secara terkoordinasi dan terintegrasi menjadi penyebab terjadinya adaptasi intelektual dan perkembangan
struktur intelektual Baharuddin dan Wahyuni, 2010: 67.
d. Keseimbangan Dalam proses adaptasi terhadap lingkungan, individu berusaha untuk mencapai struktur
mental yang stabil. Stabil dalam artian adanya keseimbangan antara proses asimilasi dan proses akomodasi. Seandainya hanya terjadi asimilasi secara kontinu, maka yang
bersangkutan hanya memiliki beberapa skemata global dan ia tidak mampu melihat perbedaan antara berbagai hal. Sebaliknya, jika hanya akomodasi saja yang terjadi
secara kontinu, maka individu akan hanya memiliki skemata yang kecil-kecil saja, dan mereka tidak memiliki skemata yang umum. Individu tersebut tidak akan bisa melihat
persamaan-persamaan di antara berbagai hal. Itulah sebabnya, ada keserasian di antara asimilasi dan akomodasi yang oleh Jean Piaget disebut dengan ekuilibrasi.
2.1.3 Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
Selain itu menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan
kognitif. Empat perkembangan kognitif tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget Tahap
Perkiraan Usia
Kemampuan-Kemampuan Utama
Sensorimotor Lahir
sampai 2 tahun
Terbentuknya konsep “kepermanenan obyek” dan kemajuan gradual dari perilaku refleksif ke perilaku yang mengarah
kepada tujuan.
Praoperasional 2 sampai 7
tahun Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol
untuk menyatakan obyek-obyek dunia. Pemikiran masih egosentris dan sentrasi.
Operasi konkrit 7 sampai
11 tahun Perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis.
Kemampuan-kemampuan baru termasuk yang penggunaan operasi-operasi yang dapat balik. Pemikiran tidak lagi sentrasi
tetapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan.
Operasi formal 11 tahun
sampai dewasa
Pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui eksperimentasi
sistematis.
Sumber: Trianto dalam Sisca Rahmadonna tahun 2007 Berdasarkan tingkat perkembangan kognitif Piaget ini, sebagai contoh untuk peserta
didik pada rentang usia 11-15 tahun berada pada taraf perkembangan operasi formal. Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek perkembangan remaja. Di
mana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan operasi formal dalam bernalar Trianto, 2007 : 45.
2.1.4 Teori Vygotsky
Vygotsky memberikan pandangan berbeda dengan Piaget terutama pandangannya tentang pentingnya faktor sosial dalam perkembangan anak. Vygotsky memandang
pentingnya bahasa dan orang lain dalam dunia anak-anak. Meskipun Vygotsky dikenal sebagai tokoh yang memfokuskan kepada perkembangan sosial yang disebut sebagai
sosiokultural, dia tidak mengabaikan individu atau perkembangan kognitif individu.
Vygotsky berpendapat bahwa siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa melalui bahasa. “Perkembangan pengetahuan pada siswa tergantung
pada faktor biologi memori, atensi, persepsi, stimulus-respon dan faktor sosial fungsi