Peningkatan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada mata pelajaran IPS bagi siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI CORONGAN

YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Wisnu Anggoro

Universitas Sanata Dharma 2015

Penelitian ini dilatarbelakangi nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah, maka perlu dilakukan pembaruan dalam peningkatan hasil belajar siswa serta kreativitas guru dalam mengelola proses pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014? (2) peningkatan prestasi belajar pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, dengan dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 33 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)langkah pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah : fase satu yaitu menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik, fase dua yaitu menyajikan informasi, fase tiga yaitu mengorganisasikan peserta didik membentuk kelompok induk dan memberi nomor urut sesuai dengan jumlah anggota kelompok, fase empat yaitu membantu kerja kelompok dalam belajar kelompok ahli berdiskusi untuk membahas permasalahan yang ada, fase lima yaitu kelompok ahli kembali ke kelompok induk dan saling melaporkan hasil diskusi kemudian mempresentasikan hasil diskusi.(2) penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini nampak pada kondisi awal rata-rata ulangan siswa sebesar 58,90 dan sebanyak 29,3% siswa sudah mencapai ketuntasan belajar, pada siklus I rata-rata ulangan siswa meningkat menjadi 69 dan sebanyak 69% siswa sudah mencapai ketuntasan belajar, pada siklus II rata-rata ulangan siswa menjadi 77,34 dan sebanyak 90 % siswa sudah mencapai ketuntasan belajar.

Kata kunci: minat belajar, prestasi belajar, Cooperative Learning teknik Jigsaw.


(2)

ABSTRACT

ICREASING STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT USING THE JIGSAW TECHNIQUE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL ON SOCIAL STUDIES SUBJECT TO THE FIFTH GRADE STUDENTS OF CORONGAN ELEMENTARY SCHOOL STATE ACADEMIC 2013/2014

Wisnu Anggoro Sanata Dharma University

2015

This research is based on social studies study result of students is still low, it is necessary to update in improving social studies study result of students and improving creativity of teachers in managing the learning process.

The purpose of this research was to identify (1) how the use of Jigsaw technique in the teaching of the material struggle of Indonesia in maintaining their independence to the fifth grade students of Corongan Elementary School Yogyakarta academic year 2013/2014 (2) whether the use the Jigsaw technique could improve learning achievement of the fifth grade students Corongan Elementary School academic year 2013/2014.

This research was a classroom action research with two cycle. The subjects of this research were all students the 33 fifth grade students of Corongan Elementary School academic year 2013/2014.

Based on the research result, it may be concluded that: (1) step implementation of learning cooperative model type Jigsaw technique are : first step is show the purpose and motivate the students , second step is presents the information , third step is organize students to form a home teams and provide the serial number corresponding to the number of members of the group , fourth step is helping working groups in the study group of experts discuss to discuss the existing problems , fifth step is expert teams back to the home teams and each of the team report the results of the discussion then present the results of the discussion (2) (2) the use of the Jigsaw technique could increase the learning achievement of the fifth grade students of Corongan Elementary School Yogyakarta academic year 2013/2014. It could be seen from the results of research showing the initialcondition of the average score of exam was 58,90 meaning that 29,3% of students had passed the learning. In standar cycle I, the average score of exam was 69,71 and 69% of students had reached the standard learning. In cycle II, the average score of students exam was 77,34 and 90% of students had reached the learning standard.


(3)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW

PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS V SD

NEGERI CORONGAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN

2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Wisnu Anggoro

081134036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015


(4)

PENINGKATA

MODEL PEMBE

PADA MATA P

NEGERI CORON

Pembimbing

Drs.P. Wahana, M. Hu

ii

SKRIPSI

TAN PRESTASI BELAJAR MENGG

BELAJARAN KOOPERATIF TEKNI

A PELAJARAN IPS BAGI SISWA KE

ONGAN YOGYAKARTA TAHUN PE

2013/2014

Oleh : Wisnu Anggoro NIM : 081134036

Telah disetujui oleh :

Hum. Tangg

GUNAKAN

NIK JIGSAW

KELAS V SD

PELAJARAN


(5)

iii SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI CORONGAN

YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Wisnu Anggoro

NIM : 081134036

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 22 Juni 2015

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap

Ketua : Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A Sekretaris : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.

Anggota : Drs. Paulus Wahana, M.Hum. Anggota : Drs. Y.B. Adimassana, M.A.

Anggota : Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A.

Yogyakarta, 22 Juni 2015


(6)

iv

PERSEMBAHAN


(7)

v MOTTO

# $ %%


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Wisnu Anggoro

NIM : 081134036

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI CORONGAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 22 Juni 2015 Yang menyatakan,


(10)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI CORONGAN

YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Wisnu Anggoro

Universitas Sanata Dharma 2015

Penelitian ini dilatarbelakangi nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah, maka perlu dilakukan pembaruan dalam peningkatan hasil belajar siswa serta kreativitas guru dalam mengelola proses pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014? (2) peningkatan prestasi belajar pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, dengan dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 33 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)langkah pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah : fase satu yaitu menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik, fase dua yaitu menyajikan informasi, fase tiga yaitu mengorganisasikan peserta didik membentuk kelompok induk dan memberi nomor urut sesuai dengan jumlah anggota kelompok, fase empat yaitu membantu kerja kelompok dalam belajar kelompok ahli berdiskusi untuk membahas permasalahan yang ada, fase lima yaitu kelompok ahli kembali ke kelompok induk dan saling melaporkan hasil diskusi kemudian mempresentasikan hasil diskusi.(2) penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini nampak pada kondisi awal rata-rata ulangan siswa sebesar 58,90 dan sebanyak 29,3% siswa sudah mencapai ketuntasan belajar, pada siklus I rata-rata ulangan siswa meningkat menjadi 69 dan sebanyak 69% siswa sudah mencapai ketuntasan belajar, pada siklus II rata-rata ulangan siswa menjadi 77,34 dan sebanyak 90 % siswa sudah mencapai ketuntasan belajar.

Kata kunci: minat belajar, prestasi belajar, Cooperative Learning teknik Jigsaw.


(11)

ix ABSTRACT

ICREASING STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT USING THE JIGSAW TECHNIQUE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL ON SOCIAL STUDIES SUBJECT TO THE FIFTH GRADE STUDENTS OF CORONGAN ELEMENTARY SCHOOL STATE ACADEMIC 2013/2014

Wisnu Anggoro Sanata Dharma University

2015

This research is based on social studies study result of students is still low, it is necessary to update in improving social studies study result of students and improving creativity of teachers in managing the learning process.

The purpose of this research was to identify (1) how the use of Jigsaw technique in the teaching of the material struggle of Indonesia in maintaining their independence to the fifth grade students of Corongan Elementary School Yogyakarta academic year 2013/2014 (2) whether the use the Jigsaw technique could improve learning achievement of the fifth grade students Corongan Elementary School academic year 2013/2014.

This research was a classroom action research with two cycle. The subjects of this research were all students the 33 fifth grade students of Corongan Elementary School academic year 2013/2014.

Based on the research result, it may be concluded that: (1) step implementation of learning cooperative model type Jigsaw technique are : first step is show the purpose and motivate the students , second step is presents the information , third step is organize students to form a home teams and provide the serial number corresponding to the number of members of the group , fourth step is helping working groups in the study group of experts discuss to discuss the existing problems , fifth step is expert teams back to the home teams and each of the team report the results of the discussion then present the results of the discussion (2)the use of the Jigsaw technique could increase the learning achievement of the fifth grade students of Corongan Elementary School Yogyakarta academic year 2013/2014. It could be seen from the results of research showing the initialcondition of the average score of exam was 58,90 meaning that 29,3% of students had passed the learning. In standar cycle I, the average score of exam was 69,71 and 69% of students had reached the standard learning. In cycle II, the average score of students exam was 77,34 and 90% of students had reached the learning standard.

Keywords: learning achievement, cooperative learning, Jigsaw technique.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan petunjuk sehingga dalam penulisan skripsi ini penulis tidak mengalami kendala yang berarti hingga terselesaikannya skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi gelar sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karenanya penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan sabar kepada penulis dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen PGSD Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi bekal ilmu selama perkuliahan.

6. Sumiyati, S. Pd.I. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Corongan Yogyakarta yang telah memberikan ijin guna melakukan penelitian di sekolah tersebut. 7. Eriy Yuniarti, A. Md. dan siswa-siswi kelas V tahun pelajaran 2013/2014

yang mendukung dan membantu penulis di sekolah tersebut.

8. Orangtuaku tercinta (Bapak Sunardi dan Ibu Sukini) dan kakakku (Erni Utami) yang selalu memberikan dukungan materi dan moril kepada


(13)

xi

peneliti sehingga penulis mempunyai semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan PGSD USD 2008 kelas C.

10. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan motivasi:: Ardi, Inok, Tembong, Bangkong, Topas, Angga, Tutu, Galih, Wulan.

Penulis sangat menyadari banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, maka dari itu penulis sangat berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan kritik dan juga saran seperlunya.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan bahan pembelajaran kepada kita semua.

Yogyakarta, 22 Juni 2015 Penulis


(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4


(15)

xiii

D. Pemecahan Masalah ... 5

E. Batasan Pengertian ... 5

F. Tujuan Penelitian ... 6

G. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Prestasi Belajar ... 9

a. Pengertian Belajar ... 9

b. Ciri-Ciri Belajar ... 10

c. Prinsip-Prinsip Belajar ... 11

d. Pengertian Prestasi Belajar ... 13

2. Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 16

b. Elemen Pembelajaran Kooperatif ... 18

3. Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw... 19

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ... 22

a. Pengertian IPS ... 23

b. Tujuan Pembelajaran IPS ... 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 24

C. Kerangka Berpikir Penelitian ... 25


(16)

xiv

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Setting Penelitian ... 39

C. Rencana Penelitian ... 30

D. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 36

1. Peubah (variabel) Indikator Keberhasilan ... 36

2. Pengumpulan Data ... 37

3. Instrumen ... 38

4. Validasi Instrumen ... 39

E. Analisis Data ... 39

1. Kriteria Keberhasilan ... 39

2. Cara Menghitung Peningkatan Prestasi Belajar ... 40

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

1. Kondisi Awal Sebelum Penelitian ... 42

2. Siklus 1 ... 45

3. Siklus 2 ... 52

B. Rangkuman Hasil Penelitian ... 59

C. Pembahasan ... 62

BAB V PENUTUP ... 65


(17)

xv

B. Saran ... 66

C. Keterbatasan Penelitian ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 37 Tabel 2. Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II ... 38 Tabel 3. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa ... 40 Tabel 4. Hasil Ulangan IPS Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 42 Tabel 5. Hasil Ulangan IPS Siswa Siklus I ... 48 Tabel 6. Hasil Ulangan IPS Siswa Siklus II ... 66 Tabel 7. Hasil Prestasi Belajar Siswa Kelas V ... 59


(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ilustrasi kelompok Jigsaw ... 22 Gambar 2. Kerangka Berpikir penelitian ... 26 Gambar 3, Model Siklus PTK ... 29


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 71

Lampiran 2. RPP Pertemuan Siklus 1 ... 73

RPP Pertemuan Siklus 2 ... 77

Lampiran 3. LKS Pertemuan Siklus 1 ... 81

LKS Pertemuan Siklus 2 ... 83

Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus 1 ... 85

Evaluasi Siklus 1 ... 86

Kunci Jawaban Evaluasi Siklus 1 ... 89

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus 2 ... 90

Evaluasi Siklus 2 ... 91

Kunci Jawaban Evaluasi Siklus 2 ... 94

Lampiran 5. Dokumentasi ... 95

Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian ... 96


(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar agar peserta didik memiliki kemampuan, yaitu : 1) mewujudkan persatuan bangsa berdasarkan pancasila UUD 1945 2) membiasakan untuk mematuhi norma, menegakkan hukum menjalankan persatuan, 3) berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat dan pemerintah yang demogratis, menjunjung tinggi, melaksanakan dan menghargai hak asasi manusia. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di sekolah dasar (SD). Mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang terdiri dari beberapa kajian pokok antara lain Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi dan Antropologi. Mata pelajaran IPS disusun secara terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran IPS dengan baik pada jenjang pendidikan SD, diperlukan guru yang terampil merancang dan mengelola proses pembelajaran.

Pendidikan adalah salah satu hal yang

sangat penting untuk membekali siswa menghadapi masa depan. Untuk itu proses pembelajaran yang bermakna sangat menentukan terwujudnya


(22)

pendidikan yang berkualitas. Siswa perlu mendapat bimbingan, dorongan, dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal-hal yang akan diperlukan dalam kehidupannya. Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi di kelola hanya dengan melalui pola tradisional.

Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS, guru hendaknya dapat menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar baik secara fisik, mental, maupun sosial. Guru diharapakan dapat merancang dan mengelola proses pembelajaran dengan menyajikan sebaik-baiknya dan mengatur kondisi yang baik pula. Permasalahan yang sering terjadi adalah guru sulit menemukan cara mengajar anak didiknya agar siswa dapat ikut berperan aktif dan menumbuhkan minat sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Selain itu, masalah yang dihadapi guru adalah bagaimana menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi ajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS di SD Negeri Corongan pada tanggal 4 Maret 2014 pembelajaran IPS di kelas Vsiswa mengalami kesulitan pada materi pembelajaran perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Siswa sulit menghafalkan tokoh-tokoh sejarah pada setiap peristiwa, sehingga siswa sering memasukkan tokoh-tokoh yang sebenarnya tidak ada dalam peristiwa tersebut. Hal ini disebabkan oleh terlalu banyaknya peristiwa yang harus dipelajari siswa,


(23)

peristiwa yang sudah terlalu lama, dan sumber belajar hanya dari buku.Hal inilah yang menyebabkan siswa menganggap proses pembelajaran IPS itu adalah sesuatu yang membosankan, monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan, dan kurang variatif.

Mengacu pada fenomena tersebut di atas, maka proses pembelajaran IPS guru hendaknya menggunakan sebuah metode yang dapat menunjang pembelajaran tersebut, salah satu diantaranya dengan memanfaatkan model pembelajarana kooperatif teknik Jigsaw. Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw ini dipandang efektif dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Hal ini terkait dengan materi dan bahan belajar IPS khususnya pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang luas, model Jigsaw sendiri merupakan sebuah kegiatan diskusi kecil terbatas yang dilanjutkan dalam diskusi yang lebih luas. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw diharapkan dapat memberikan dorongan yang kuat kepada siswa karena siswa secara pribadi akan terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Melalui pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw siswa akan belajar untuk bekerja dengan sesama siswa lain dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan untuk berkomunikasi.

Penulis akan mencoba untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada


(24)

mata pelajaran IPS. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa Kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta semeter genap tahun pelajaran 2013/2014. Penulis hanya akan membahas mengenai prestasi belajar IPS dengan mengacu pada Standar Kompetensi menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan Kompetensi Dasar menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

B. Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini berfokus pada peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dalam pembelajaran IPS pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada materi perjuangan mempertahankan Indonesia dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi perjuangan dalam


(25)

mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014?

D. Pemecahan Masalah

Peningkatan prestasi belajar pada siswa kelas V SD Negeri Corongan pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.

E. Batasan Pengertian

Untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap judul penelitian, penulis membatasi pada definisi sebagai berikut.

1. Belajar

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang agar orang tersebut dapat mengetahui hal yang belum dia ketahui atau mengerti apa yang sebelumnya belum dimengerti.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok


(26)

kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dan saling membantu satu sama lain.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah model pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil, siswa bekerja sama dalam kegiatan belajar dengan teman dalam kelompok. Pada pembelajaran ini terdapat dua kelompok belajar yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal terdiri dari siswa yang telah dipilih secara heterogen, sedangkan kelompok ahli terdiri dari siswa yang memiliki materi yang sama.

5. Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial/IPS adalah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik maupun lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu-ilmu sosial, termasuk di dalamya Sosiologi, Sejarah, Ekonomi, Antropologi, Politik, Psikologi.

F. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(27)

1. Untuk mengetahui pelaksanaan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatan prestasi belajar pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman berharga untuk menerapkan media cerita bergambar dalam pembelajaran IPS, sehingga dapat diterapkan pada materi pokok lain.

2. Bagi Guru

Merupakan salah satu alat peraga pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk materi pokok lain, dan dikelas yang berbeda. 3. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan semangat siswa dalam pembelajaran IPS serta memiliki pengalaman baru dalam melakukan kegiatan belajar sehingga diharapkan dapat menumbuhkan minat dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajarannya


(28)

4. Bagi Sekolah

Dapat menambah bacaan yang dimanfaatkan untuk teman-teman guru, dalam memilih metode yang berbeda.


(29)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat Furdhyantanto (dalam Baharudin, 2002:13) belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu lain. Dalam hal ini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dimiliki sebelumya.

Menurut Sudjana (2004:28) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dengan berbagai bentuk, seperti dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan


(30)

kemempuan, daya kreasi, daya penerimaan, dan lain-lain yang ada atau terjadi pada individu tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli, disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan menambah, mengubah perilaku baik dari pengalaman ataupun latihan memenuhi kebutuhan serta kepandaian yang belum dimilikinya melalui pengetahuan atau sikap.

b. Ciri-Ciri Belajar

Menurut Baharudin (2002:15) ciri-ciri belajar antara lain: 1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku change

behavior.

2) Perubahan tingkah laku relative permanent.

3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.

4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

5) Pengalaman atau latihan dapat memberi penguatan.

Menurut Ahmadi (2008:129-130) ciri-ciri belajar antara lain:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar.

2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.


(31)

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. 6) Perubahan mencakup seluruh tingkah laku. c. Prinsip-Prinsip Belajar

Menurut Soekamto dan Winataputra (dalam Baharudin, 2002:16) dalam proses belajar, guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:

1) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain.

2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. 3) Siswa dapat belajar dengan baik bila mendapat penguasaan

langsung pada setiap individu yang dapat dilakukan selama proses belajar.

4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.

5) Motivasi siswa akan lebih meningkat apabila diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:42-50) seseorang akan dikatakan telah mengalami proses belajar apabila memenuhi prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

1) Perhatian dan motivasi.

Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa


(32)

jika bahan pelajaran sesuai dengan yang dibutuhkan siswa. Motivasi juga mempunyai peran penting, karena motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

2) Keaktifan

Kecenderungan psikologis dewasa ini menganggap anak adalah makhluk yang aktif. Suatu kegiatan belajar hanya mungkin terjadi apabila seorang anak aktif mengalaminya sendiri. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan.

3) Keterlibatan Langsung (pengalaman)

Ketelibatan belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa. Belajar adalah pengalaman dan belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya mengamati secara langsung tetapi siswa juga harus terlibat dalam perbuatan dan bertanggung jawab pada hasil belajarnya.

4) Pengulangan

Prinsip pengulangan merupakan prinsip yang paling tua dan sudah diperkenalkan. Tujuan dari dilakukannya prinsip pengulangan ini agar melatih daya ingat siswa dan untuk membentuk respon yang benar dan membentuk suatu kebiasan.


(33)

5) Tantangan

Tantangan yang dialami dalam bahan belajar akan membuat siswa bersemangat untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru dan mengandung masalah yang perlu dipecahkan akan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.

6) Balikan dan Penguatan

Balikan yang diberikan oleh guru kepada siswa bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam suatu hal, tentang kekuatan dan kelemahan siswa. Penguatan berfungsi agar siswa mengulangi perbuatan yag sudah baik.

7) Perbedaan Individual

Siswa dalam satu kelas tidak boleh kita perlakukan dengan cara yang sama karena masing-masing mempunyai karakteristik dan perbedaan kemampuan sehingga guru harus memperlakukan siswa sesuai kemampuannya.

d. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar sangat diperlukan untuk mengetahui apakah seorang siswa berhasil atau tidak dalam menserap dan memahami suatu materi pembelajaran. Prestasi belajar dapat diketahui dengan pemberian evaluasi kepada siswa untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai


(34)

atau belum. Dari hasil evaluasi akan nampak bahwa siswa yang menguasai materi akan mendapatkan skor yang tinggi sesuai dengan tingkat pemahamannya. Skor inilah yang biasanya digunakan untuk menyatakan prestasi siswa dalam sebuah pembelajaran.

Winkel (1984:64) menyatakan bahwa prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai oleh siswa. Untuk mengetahui hasil usaha siswa dalam pembelajaran maka perlu adanya pengukuran secara langsung dengan menggunakan tes atau evaluasi, hal ini juga bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Penilaian tentang kemajuan belajar peserta didik dilakukan selama proses pembelajaran. Penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran dalam arti kemampuan belajar dinilai dari proses, bukan hanya hasil/produk. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan menggunakan soal prestasi belajar. Penyusunan soal juga memperhatikan sebaran tingkat kognitifnya.

Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak, maupun faktor fisiologi dan psikologi. Faktor psikologi diantaranya


(35)

kekuatan jasmani dan rohani. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik antara lain kesehatan, cacat badan, bakat, perhatian, inteligensi, aktivitas dan emosi. Faktor ekstemal adalah faktor yang berasal dari luar diri anak. Faktor eksternal dikelompokkan menjadi tiga yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor sekolah antara lain adalah metode belajar menyelesaikan tugas di rumah. Dengan adanya tugas rumah pengalaman peserta didik dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi, karena peserta didik melaksanakan latihan-latihan selama melaksanakan tugas. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru juga mempengaruhi prestasi hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Pendekatan yang menuntut keaktifan peserta didik dapat memacu peserta didik untuk terus belajar dan berlatih secara mandiri sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman lebih banyak. Faktor masyarakat dan keadaan lingkungan masyarakat dapat mewarnai perkembangan dan pertumbuhan anak ( Slameto, 2003:71).

Dari pendapat-pendapat di atas dapat

dijelaskan prestasi belajar atau hasil belajar adalah suatu

kemampuan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan


(36)

tersebut mengalami proses pembelajaran atau belajar dari suatu materi pembelajaran. Hasil belajar dapat berupa pola-pola perbuatan, sikap, apresiasi, dan keterampilan. Hasil belajar menunjukkan perubahan siswa dari sebelum belajar dengan sesudah siswa belajar. Prestasi belajar dan atau hasil belajar merupakan suatu gambaran dari penguasaan kemampuan dan keterampilan siswa sebagaimana telah ditetapkan pada tujuan pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanyaorang yang mengajar dan belajar dengan didukung komponen lainnya. Sepertikurikulum, fasilitas belajar mengajar. Dalam proses tersebut, terdapat kegiatan memilih,menetapkan, dan mengembangkan metode atau pendekatan untuk mencapai hasilembelaajaran yang diinginkan.Menurut Ismail dalam Widyantini, (2008 : 4) istilah model pembelajaran mempunyaimakna yang lebih luas dari pada strategi, metode, atau prosedur. Suatu modelpembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi ataumetode tertentu, yaitu rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuanpembelajaran yang akan dicapai, tingkah


(37)

laku mengajar yang diperlukan agar modeltersebut dapat dilaksanakan, serta lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuanpembelajaran dapat tercapai.

Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotivasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya. Model pembelajaran kooperatifmerupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda.

Pada pembelajaran kooperatif mengunakan sistem kelompok dengan ciri-ciri keheterogenan anggota dalam kelompok. Dengan model kooperatif ini dapat menggiring peserta didik untuk masuk ke dalam pembelajaran. Peserta didik menjadi lebih aktif untuk memecahkan masalah dalam belajar dengan mendiskusikan dengan anggota kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif ini guru


(38)

lebih berfungsi sebagai fasilitator yang mendampingi peserta didik selama diskusi berlangsung. Pembelajaran koopertif ini cocok digunakan apabila guru hendak melatih peserta didik untuk menemukan sendiri konsep tentang materi yang diajarakan dan melatih peserta didik untuk lebih berani dalam menyampaikan pendapat. Sehingga sikap ilmiah peserta didik dapat dilatih melalui pembelajaran kooperatif ini.

b. Elemen Pembelajaran Kooperatif

David A. Jacobson (2009 : 231) mengemukakan ada lima elemen dasar yang menjadi landasan dari semua strategi pembelajaran koopertif yang efektif, diantaranya :

1) Interaksi sosial diterapkan untuk memfaslitasi pembelajaran. 2) Peserta didik bekerja bersama dalam kelompok untuk

menyelesaikan tugas-tugas.

3) Sasaran-sasaran pembelajaran melahirkan tujuan-tujuan kelompok yang kemudian mengarahkan aktivitas-aktiitas pembelajaran dalam kelompok.

4) Guru bertanggung jawab atas pembelajaran peserta didik secara individu.

5) Peserta didik mengmbangkan ketrampilan-ketrampilan kerja sama dan juga sasaran-sasaran konten pembelajaran.


(39)

Dari beberapa pengertian yang telah diungkapkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sebuah model pembelajaran yang berusaha atau bertujuan untuk mengaktifkan seluruh siswa dengan pembentukan kelompok kecil dengan peran siswa terkait kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok sehingga siswa dalam kelompok dapat saling melengkapi untuk mencapai suatu keberhasilan kelompok yaitu pemahaman pembelajaran seluruh anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif menggunakan prinsip mengajar teman sejawat sebagai sumber belajar, di samping guru dan sumber belajar lainnya.

Dengan pembelajaran kooperatif, siswa juga bisa

dilatih dalam mengembangkan softskill, yaitu lewat interaksi yang terjalin di dalam kelompok tersebut sehingga siswa dapat berlatih bertanggungjawab, bekerjasama, dan berkomunikasi sebagai bekal hidup bersosial.

3. Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw

Penerapan pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah pembelajaran secara kelompok dengan anggota 4-5 siswa, yang mempunyai sifat heterogen, baik dari segi jenis kelamin, budaya, hingga tingkat pemahaman atau kemampuan akademik.


(40)

Model pembelajaran Teknik Jigsaw ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

a. Kelompok asal

Kelompok asal adalah kelompok yang telah dipilih sebelumnya secara heterogen oleh guru.

b. Kelompok ahli

Kelompok ahli adalah kelompok yang terdiri atas kelompok asal yang memiliki materi pelajaran yang sama dan saling bekerja sama dalam kelompok tersebut.

Di dalam penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:

a. Pembentukan Kelompok Asal

Setiap kelompok asal terdiri dari 4-5 orang anggota dengan kemampuan yang heterogen.

b. Pembelajaran pada Kelompok Asal

Setiap anggota dari kelompok asal mempelajari submateri pelajaran yang akan menjadi keahliannya, kemudian masing-masing mengerjakan tugas secara individualnya.

c. Pembentukan Kelompok Ahli

Ketua kelompok asal membagi tugas pada masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli dalam satu submateri pelajaran. Kemudian masing-masing ahli submateri yang sama dari kelompok


(41)

yang berlainan bergabung membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.

d. Diskusi Kelompok Ahli

Anggota kelompok ahli mengerjakan tugas dan saling berdiskusi tentang masalah-masalah yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap anggota kelompok ahli mempelajari materi pelajaran sampai

mencapai taraf merasa yakin mampumenyampaikan dan

memecahkan persoalan yang menyangkut submateri pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

e. Diskusi Kelompok Asal

Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing. Kemudian setiap anggota kelompok asal menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai submateri pelajaran yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompok asal yang lain. Hal ini berlangsung secara bergilir sampai seluruh anggota kelompok asal mendapat giliran.

f. Diskusi Kelas

Dengan dipandu oleh guru, diskusi kelas membicarakan konsep-konsep penting yang menjadi bahan perdebatan dalam kelompok ahli. Guru berusaha memperbaiki salah konsep pada siswa.


(42)

g. Pemberian Kuis

Kuis dikerjakan secara individu. Nilai yang diperoleh masing-masing anggota kelompok asal dijumlahkan untuk memperoleh jumlah nilai kelompok.

h. Pemberian Penghargaan kelompok

Kepada kelompok dengan nilai tertinggi diberikan penghargaan berupa piagam dan bonus nilai.

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Gambar 1 : Ilustrasi Kelompok Jigsaw Sumber: Priyanto, (2007

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

Pembelajaran IPS merupakan salah satu pembelajaran di SD antara berbagai aspek dalam ruang lingkup IPS seperti Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi, dan Antropologi. Pembelajaran IPS ini dipandang sangat penting untuk diajarkan bagi siswa SD, hal ini


(43)

dikarenakan IPS bersifat kontekstual dan ditemui dalam kehidupan sehari-hari anak, sehingga siswa dapat menerapkan sendiri secara langsung pengetahuan yang diperolehnya. Dari pembelajaran di sekolah, lingkungan tempat tinggal, dan rumah.

a. Pengertian IPS

Solihatin (2005:14) berpendapat bahwa IPS adalah ilmu yang membahas hubungan antara manusia dan lingkungannya, lingkungan dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi dilingkungan sekitar.

Bidang IPS adalah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari manusia di masyarakat, mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisa gejala dan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Menurut Mulyasa (2006:125) pembelajaran IPS memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.


(44)

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, maupun global.

Solihatin (2008:15) mengemukakan bahwa pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini peneliti mencoba untuk memaparkan hasil penelitian yang judulnya hampir sama dengan judul yang peneliti pilih.

1. Berdasarkan penelitian Fauzi 2008, dapat dipaparkan bahwa:

a. Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS.

b. Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai


(45)

dengan peningkatakn ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I sebesar 75 %, dari jumlah siswa dan siklus II sebesar 85 % dari jumlah siswa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sodhiq 2010, dapat dipaparkan bahwa: a. Metode pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatan

prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPS.

b. Metode pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I sebesar 64 % dari jumlah siswa dan siklus II sebesar 75 % dari jumlah siswa.

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan beberapa peneliti di atas, disimpulkan jika penggunaan model pembelajaran koopertaif teknik Jigsaw bisa meningkatkan prestasi belajar siswa SD.

C. Kerangka Berpikir Penelitian

IPS merupakan suatu pelajaran yang memadukan berbagai aspek dalam ruang lingkup IPS seperti Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi dan Antropologi. Dalam proses kegiatan pembelajaran guru dituntut agar dapat menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa secara menyeluruh supaya pembelajaran dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Akan tetapi pada kenyataannya guru tidak melihat bagaimana peran siswa dalam mengikuti pembelajaran apakah dalam taraf mengerti dan dapat menyerap pelajaran tersebut dengan maksimal atau tidak.


(46)

Gambar 2: Kerangka Berpikir Penelitian

Pembelajaran konvensional (metode ceramah) yang sering dilakukan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa akan mengakibatkan siswa cenderung tidak aktif karena tidak ada dorongan minat dari guru. Maka guru harus mencari model pembelajaran yang dapat memancing siswa untuk berperan secara aktif dalam pembelajaran, karena penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai akan mengakibatkan terhambatnya penerimaan materi kepada siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan adanya penggunaan metode, strategi, atau pendekatan pembelajaran yang tepat. Salah satu metode yang digunakan adalah Jigsaw. Pembelajaran dengan metode Jigsaw dapat diterapkan dalam mata pelajaran IPS karena dapat


(47)

digunakan untuk meningkatkan peran aktif siswa dikarenakan metode ini melibatkan siswa secara menyeluruh di dalam kelas. Maka dari itu peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw, siswa dapat terlibat langsung dalam pembelajaran. Karena siswa akan memperoleh pengalaman secara langsung dalam proses belajar dan berkelompok. Dengan demikian pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa dan mampu meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam belajar dan diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw yang berteknis pertukaran dari kelompok ke kelompok lain dengan setiap siswa mengajarkan sesuatu ke siswa lain pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.


(48)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan untuk dapat meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran di kelas. Selain itu, Penelitian Tindakan Kelas juga bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dan sasaran akhirnya untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan. Menurut Kunandar (2011:44-45), PTK merupakan suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, tetapi secara garis besar terdapat empattahapan yang dilalui:

1. Menyusun perencanaan (planning). 2. Melaksanakan tindakan (acting). 3. Melakukan observasi (observing).


(49)

4. Membuat refleksi (reflecting).

Penelitian mengacu pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data dan informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal dan penting bagi peneliti. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

Gambar 3: Model Siklus PTK (Arikunto, 2006:16)

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Corongan Yogyakarta. Perencanaan

SIKLUS I

Pengamanan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamanan

Kesimpulan

Pelaksanaan

Refleksi

Pelaksanaan


(50)

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 33 orang.

3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dalam materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.

4. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yakni bulan Maret – April 2014.

C. Rencana Penelitian 1. Persiapan

Sebelum melaksanaan siklus 1 dan siklus 2, penulis terlebih dahulu melakukan persiapan yang meliputi sebagai berikut :

a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Corongan Yogyakarta untuk melakukan pengamatan (observasi) di SD tersebut.

b. Melakukan pengamatan pada siswa kelas V untuk mengetahui kondisi kelas saat proses belajar mengajar berlangsung.


(51)

c. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang dihadapi siswa mengenai materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

d. Menyusun proposal penelitian.

e. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya.

f. Merancang dan menyusun silabus pembelajaran. g. Menyusun instrumen pengumpulan data.

h. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, misalnya media/alat peraga.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Penelitian tindakan kelas ini diadakan dua siklus dengan perincian sebagai berikut :

a. Siklus 1

1) Rencana Tindakan

Peneliti mendalami silabus, membuat RPP, membuat LKS dan soal evaluasi, menyiapkan bahan ajar, menyiapkan media dan sumber belajar.

2) Pelaksanaan Tindakan a) Kegiatan Awal

• Apersepsi: Tanya jawab mengenai tokoh pahlawan favorit siswa.


(52)

b) Kegiatan Inti

• Siswa membaca materi tentang pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan.

• Penjelasan materi tentang pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan.

• Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 kelompok asal yang terdiri dari 8 siswa.

• Guru membagikan materi beserta soal kepada kelompok asal sejumlah 8 sub bab materi.

• Setiap ketua kelompok asal membagi tugas kepada masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli dalam satu sub materi pelajaran.

• Setiap kelompok ahli mempelajari sub materi yang telah diberikan.

• Kelompok ahli berdiskusi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

• Masing- masing anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal.

• Dalam kelompok asal setiap anggota menjelaskan materi dan menjawab pertanyaan yang menjadi ahlinya yang telah dipelajari dalam kelompok ahli.


(53)

• Setiap anggota kelompok asal menanggapi materi yang telah disampaikan masing-masing anggota kelompoknya.

• Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok.

• Hasil kerja kelompok dipresentasikan di depan kelas.

• Kelompok asal yang lain saling menanggapi kelompok presentasi.

c) Kegiatan Akhir

• Siswa bersama guru membuat rangkuman materi dan memberikan tes hasil belajar untuk siklus I.

• Peneliti melakukan observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran.

• Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian khusus selama proses pembelajaran dalam bentuk refleksi.

3) Observasi

Peneliti mengamati apakah pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan RPP dan apakah hasil atau dampak dan tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa sesuai dengan harapan peneliti atau belum.

4) Refleksi

Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan pada siklus I , keberhasilan yang telah dicapai serta hambatan yang dihadapi


(54)

baik oleh siswa maupun guru. Apabila dalam refleksi terdapat beberapa aspek yang belum tercapai, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus II.

b. Siklus 2

1) Rencana Tindakan

Peneliti mendalami silabus, membuat RPP, membuat LKS dan soal evaluasi, menyiapkan bahan ajar, menyiapkan media dan sumber belajar.

2) Pelaksanaan Tindakan a) Kegiatan Awal

Apersepsi: Tanya jawab mengenai tokoh pahlawan favorit siswa

b) Kegiatan Inti

• Siswa dibimbing oleh guru menyebutkan tokoh-tokoh pahlawan yang ikut serta dalam usaha diplomasi-diplomasi untuk mempertahankan kemerdekaan.

• Siswa dibagi menjadi 8kelompok asal yang terdiri dari 4 siswa.

• Guru membagikan materi beserta soal kepada kelompok asal sejumlah 4 sub materi.

• Setiap ketua kelompok asal membagi tugas kepada masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli dalam satu sub materi pelajaran.


(55)

• Siswa yang mendapatkan materi yang sama bergabung dengan kelompok asal yang lain untuk membaur menjadi kelompok ahli. Setiap kelompok ahli membahas sub materi yang diberikan oleh guru.

• Setiap kelompok ahli mempelajari sub materi yang diberikan tersebut. Kelompok ahli berdiskusi dan mengerjakan pertanyaan dilembar tugas masing-masing dengan pola 5W+1H serta menggunakan “garis waktu”.

• Masing- masing kelompok ahli kembali ke kelompok asal.

• Setiap anggota menjelaskan materi yang telah dipelajari dalam kelompok ahli.

• Setiap anggota kelompok asal menanggapi materi yang telah disampaikan masing-masing anggota kelompoknya.

• Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok.

• Hasil kerja kelompok dipresentasikan di depan kelas dengan disertai 5W+1H dan “garis waktu” .

• Kelompok asal yang lain saling menanggapi kelompok presentasi.


(56)

c) Kegiatan Akhir

• Siswa bersama guru membuat rangkuman materi dan memberikan tes hasil belajar untuk siklus II.

• Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian khusus selama proses pembelajaran dalam bentuk refleksi.

3) Observasi

Peneliti mengamati apakah pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan RPP dan apakah hasil atau dampak dan tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa sesuai dengan harapan peneliti atau belum.

4) Refleksi

Memaknai penemuan yang terjadi dalam observasi dan evaluasi.Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan pada siklus II, keberhasilan yang telah dicapai serta hambatan yang dihadapi baik oleh siswa.

D. Pengumpulan Data dan Instrumen

1. Peubah (variabel) indikator keberhasilan

Judul penelitian ini terdapat satu peubah yaitu prestasi belajar yang diukur pada akhir setiap siklus.


(57)

Tabel 1

Pengumpulan Data dan Instrumen

No Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen

1

Prestasi Belajar Siswa

1. Rata-rata nilai ulangan. 2. Persentase

jumlah siswa yang mencapai KKM

Nilai Tes Siswa

Tes Tertulis Lembar Tes

2. Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data yang berhubungan prestasi belajar siswa pada materi perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data tes.

a. Tes

Tes dilakukan untuk pengumpulan informasi tentang pemahaman siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada mata pelajaran IPS. Melalui tes,


(58)

peneliti akan mengetahui prestasi belajar dari materi yang sudah dijalani oleh siswa.

3. Instrumen a. Tes

Tes yang akan diberikan yaitu berupa soal tes tertulis (soal ulangan/evaluasi) yang berupa tes obyektif, yakni tes yang jawabannya dapat diberi skor nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang ditentukan sebelumnya.

Tes obyektif yang digunakan adalah tes pilihan ganda yang dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing. Soal tes obyektif pilihan ganda berjumlah 15 nomor, yang masing-masing nomor mempunyai bobot satu (1). Dengan ketentuan skor 1 = jika jawaban benar dan skor 0 = jika jawaban salah.

Tabel 2

Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II

No

Jenis Soal

Jumlah Soal

Skor Maksimal

Tiap Soal

Jumlah Skor

1.

Pilihan Ganda

Siklus1 15

1

15


(59)

Jumlah

30

4. Validasi Instrumen

Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan pendapat para ahli (experts judgement). Peneliti meminta bantuan kepada dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) khususnya dosen ahli IPS, serta dosen pembimbing skripsi untuk menelaah apakah materi instrumen telah sesuai dengan konsep yang akan diukur. Pengujian validitas instrumen dengan cara experts judgment adalah melalui menelaah kisi-kisi terutama kesesuaian dengan tujuan penelitian dan butir-butir pertanyaan.

E. Analisis Data

1. Kriteria Keberhasilan

Penyusunan indikator keberhasilan dapat digunakan untuk penelitian tindakan kelas (PTK) yakni pencapaian kriteria yang peneliti tentukan pada setiap akhir siklus I dan siklus II. Kriteria keberhasilan dikatakan berhasil jika hasil yang dicapai siswa melebihi kriteria yang sudah peneliti tentukan di setiap akhir siklus I maupun siklus II.


(60)

Dalam mata pelajaran IPS kelas V semester 2 di SD Negeri Corongan Yogyakarta kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus dicapai adalah 70.

Tabel 3

Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa Peubah Indikator Kondisi

Awal

Akhir Siklus 1

Akhir Siklus 2

Prestasi belajar

siswa

Rata-rata nilai

ulangan 58,90 70 75

Persentase jumlah siswa yang mencapai

KKM (70)

29,3% 60% 80%

2. Cara Menghitung Peningkatan Prestasi Belajar

Tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa menggunakan tes dengan bentuk soal obyektif dalam pilihan ganda. Sesudah soal-soal diujikan di kelas, hasil nilai untuk tiap siswa dan tiap item soal ditabulasikan. Kriteria nilainya adalah sebagai berikut:

a. Penyekoran Jawaban benar = 1 Jawaban salah = 0


(61)

b. Menghitung nilai setiap siswa Dengan rumus:

- Nilai = 100

c. Menghitung nilai rata-rata Dengan rumus :

- Nilai rata-rata (N) = ∑

Ket : ∑N = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa n = Jumlah siswa

d. Menghitung persentase siswa yang telah mencapai KKM. Dengan rumus :

- Presentase = 100%

e. Membandingkan tingkat prestasi belajar siswa pada setiap akhir siklus dengan kondisi awal, untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan prestasi belajar atau tidak.


(62)

42 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013/2014” dilaksanakan pada tanggal 13-23 Mei 2014 dengan kegiatan sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal Sebelum Penelitian a. Prestasi Belajar

Untuk melihat kondisi awal mengenai prestasi belajar, peneliti mengambil data dari nilai rata-rata hasil ulangan IPS siswa kelas V tahun pelajaran 2012/2013.

Tabel 4

Hasil Ulangan IPS Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2012/2013

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak

1. FA 50 √

2. DW 55 √


(63)

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak

4. AD 50 √

5. AF 50 √

6. AP 55 √

7. AG 55 √

8. BA 50 √

9. BP 70 √

10. BM 60 √

11. BR 60 √

12. CA 70 √

13. CE 60 √

14. CA 70 √

15. CP 60 √

16. GE 70 √

17. GI 50 √

18. GT 50 √

19. IV 70 √

20. JO 60 √


(64)

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak

22. LU 50 √

23. MA 70 √

24 MP 50 √

25. ME 50 √

26 MO 70 √

27. NA 60 √

28. NT 60 √

29. PA 70 √

30. RA 50 √

31. ST 70 √

32. TI 50 √

33. YA 50 √

34. YO 70 √

35. DA 50 √

36. YH 70 √

37. YO 60 √

38. SE 70 √


(65)

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak

40. SC 60 √

41. CH 50 √

Jumlah 2415 12 29 Rata-rata 58,90

Persentase Ketuntasan

29.3% 70.7%

Dari data dapat diketahui rata-rata hasil ulangan IPS siswa kelas V pada tahun pelajaran 2012/2013 sebesar 58,90 dari 41 siswa dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 atau sebesar 29,3% siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 29 atau 70,7% siswa yang tidak tuntas.

2. Siklus 1

Siklus I dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan dengan alokasi waktu yaitu 3 x 35 menit (3 jam pelajaran). Pada siklus I pertemuan pertama pembagian waktu 3 jam pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran.. Pertemuan siklus 1 dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 Maret 2014.

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, dan LKS). Pada pertemuan pertama proses kegiatan


(66)

pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsawyang akan dilaksanakan dalam ruang kelas serta tugas yang diberikan dikerjakan dalam kelompok kecil. Materi yang disajikan pada siklus I adalah pertempuran-pertempuran dalam mempertahankan kemerdekaan.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran yang berlangsung selama satu kali pertemuan dimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam ruang kelas.

Pada kegiatan belajar mengajar, kegiatan yang dilakukan adalah : 1) Kegiatan awal

a) Doa dan salam pembuka b) Mengajak siswa bernyanyi

c) Apersepsi oleh guru dengan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai.

2) Kegiatan Inti Eksplorasi

a) Siswa dibantu oleh guru mencoba mendefinisikan bentuk perlawanan mempertahankan kemerdekaan.

Elaborasi

a) Siswa membaca materi tentang pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan.


(67)

b) Penjelasan materi tentang pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan.

c) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari ( 4 ) kelompok asal yang terdiri dari ( 8 ) siswa.

d) Guru membagikan materi beserta soal kepada kelompok asal sejumlah ( 8 ) sub bab materi.

e) Setiap ketua kelompok asal membagi tugas kepada masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli dalam satu sub materi pelajaran.

f) Setiap kelompok ahli mempelajari sub materi yang telah diberikan.

g) Kelompok ahli berdiskusi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

h) Masing- masing anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal.

i) Dalam kelompok asal setiap anggota menjelaskan materi dan menjawab pertanyaan yang menjadi ahlinya yang telah dipelajari dalam kelompok ahli.

j) Setiap anggota kelompok asal menanggapi materi yang telah disampaikan masing-masing anggota kelompoknya. k) Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok.


(68)

m) Kelompok asal yang lain saling menanggapi kelompok presentasi.

Konfirmasi

a) Siswa bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas kepada guru.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan pada materi yang telah dipelajari.

b) Refleksi.

c) Salam dan doa penutup. c. Observasi

1) Prestasi Belajar

Data mengenai prestasi belajar siswa pada siklus I adalah data dari hasil ulangan/evaluasi yang diikuti oleh seluruh siswa kelas V yang berjumlah 32 siswa.

Tabel 5

Hasil Ulangan IPS Siswa Siklus I No Nama Nilai Ketuntasan

Ya Tidak

1. SDA 80 √

2. SM 73 √


(69)

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak

4. EDA 86

5. MIM 73

6. AR 60 √

7. RA 60 √

8. MF 73

9. DRM 73

10. I 60 √

11. NR 60 √

12. RAS 73 √

13. MK 66 √

14. APL 73

15. DRA 73

16 T 60 √

17 YF 73

18. I 73

19. DRI 60 √

20. MRA 60 √


(70)

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak

22. RP 73

23. L 73

24. NAS 60 √

25. AEW 60 √

26. DNI 86

27. ANR 73

28. ANA 73

29. PDA 73

30. QA 80

31. MS 73

32. PAM 73

Jumlah 2231 22 10 Rata-rata 69,71

Persentase Ketuntasan 68.8% 31.2%

Dari data dapat diketahui rata-rata hasil ulangan IPS siswa kelas V sebesar 69,71 dari 32 siswa sementara target keberhasilan penelitian nilai rata-rata ulangan siswa yang harus dicapai adalah 70. Dengan demikian hasil analisis data pada siklus I, penelitian belum dikatakan berhasil. Oleh karena itu


(71)

diputuskan penelitian dilanjutkan dengan mengadakan siklus II.

d. Refleksi

Ada beberapa hal yang ditemukan selama proses pembelajaran pada siklus I, antara lain sebagai berikut:

1) Antusiasme siswa dalam pembelajaran masih kurang.

Siswa belum terlihat maksimal dalam melakukan kerja kelompok, bertanya kepada guru dan belum bisa menanggapi pertanyaan atau jawaban guru.

2) Jumlah anggota kelompok yang masih terlalu banyak.

Setiap kelompok berjumlah 6 siswa, sehingga diskusi dalam kelompok masih belum efektif.

3) Media yang digunakan belum lengkap.

Kurang lengkapnya media mengakibatkan siswa belum maksimal untuk memahami materi.

Dengan melihat kendala pada siklus I yang harus dilakukan dalam siklus II antara lain sebagai berikut:

a. Melakukan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa seperti memberikan permainan, tanya jawab dan kuis/teka-teki agar proses belajar mengajar tidak membosankan.

b. Jumlah anggota kelompok dikurangi menjadi kelompok yang lebih kecil, yaitu tiap-tiap kelompok beranggotakan 4 siswa.


(72)

c. Media yang digunakan dilengkapi dan diperbaiki yaitu dengan gambar-gambar agar lebih menarik.

Kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam proses pembelajaran siklus I, baik kekurangan pada aspek siswa dan guru diupayakan untuk dapat diperbaiki dengan tujuan mengoptimalkan pembelajaran guna mendukung peningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.

3. Siklus 2

Siklus II dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan dengan alokasi waktu yaitu 3 x 35 menit (3 jam pelajaran). Pada siklus II pertemuan pembagian waktu 3 jam pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran.. Pertemuan siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19Maret 2014.

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, dan LKS). Pada pertemuan pertama proses kegiatan pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw akan dilaksanakan dalam ruang kelas serta tugas yang diberikan dikerjakan dalam kelompok kecil. Materi yang disajikan pada siklus II adalah perundingan diplomasi dan menghargai jasa–jasa pejuang kemerdekaan.


(73)

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran yang berlangsung selama satu kali pertemuan dimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam ruang kelas.

Pada kegiatan belajar mengajar, kegiatan yang dilakukan adalah : 1) Kegiatan awal

a) Doa dan salam pembuka. b) Mengajak siswa bernyanyi.

c) Apersepsi oleh guru dengan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai.

2) Kegiatan inti Eksplorasi

a) Siswa dibimbing oleh guru menyebutkan tokoh-tokoh pahlawan yang ikut serta dalam usaha diplomasi-diplomasi untuk mempertahankan kemerdekaan.

Elaborasi

a) Siswa dibagi menjadi ( 8 ) kelompok asal yang terdiri dari ( 4 ) siswa.

b) Guru membagikan materi beserta soal kepada kelompok asal sejumlah ( 4 ) sub materi.

c) Setiap ketua kelompok asal membagi tugas kepada masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli dalam satu sub materi pelajaran.


(74)

d) Siswa yang mendapatkan materi yang sama bergabung dengan kelompok asal yang lain untuk membaur menjadi kelompok ahli. Setiap kelompok ahli membahas sub materi yang diberikan oleh guru.

e) Setiap kelompok ahli mempelajari sub materi yang diberikan tersebut. Kelompok ahli berdiskusi dan mengerjakan pertanyaan dilembar tugas masing-masing dengan pola 5W+1H serta menggunakan “garis waktu”. f) Masing- masing kelompok ahli kembali ke kelompok asal. g) Setiap anggota menjelaskan materi yang telah dipelajari

dalam kelompok ahli.

h) Setiap anggota kelompok asal menanggapi materi yang telah disampaikan masing-masing anggota kelompoknya. i) Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok.

j) Hasil kerja kelompok dipresentasikan di depan kelas dengan disertai 5W+1H dan “garis waktu” .

k) Kelompok asal yang lain saling menanggapi kelompok presentasi.

Konfirmasi

a) Siswa bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas kepada guru.


(75)

3) Kegiatan akhir

a) Kesimpulan Materi

• Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan. b) Refleksi.

c) Salam dan doa penutup. c. Observasi

1) Prestasi Belajar

Data mengenai prestasi belajar siswa yang diperoleh pada siklus II adalah data dari hasil ulangan/evaluasi yang diikuti oleh seluruh siswa kelas V yang berjumlah 32 siswa.

Tabel 6

Hasil Ulangan IPS Siswa Siklus II

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak

1. SDA 93 √

2. SM 86

3. MA 80

4. EDA 73

5. MIM 80


(76)

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak

7. RA 73

8. MF 80

9. DRM 93

10. I 80

11. NR 73

12. RAS 73

13. MK 73

14. APL 80

15. DRA 80

16 T 66 √

17 YF 73 √

18. I 53 √

19. DRI 73

20. MRA 80

21. ND 73

22. RP 80

23. L 73


(77)

No Nama Nilai Ketuntasan Ya Tidak

25. AEW 80 √

26. DNI 83 √

27. ANR 93 √

28. ANA 73 √

29. PDA 86 √

30. QA 73 √

31. MS 73 √

32. PAM 80 √

Jumlah 2475 29 3 Rata-rata 77,34

Persentase Ketuntasan 90,6% 9,4%

Nilai rata-rata ulangan siswa yang diperoleh pada siklus II adalah 77,34. Pada penelitian ini indikator keberhasilan penelitian nilai rata-rata ulangan siswa adalah 70. Dengan demikian hasil analisis pada siklus ini, penelitian sudah dikatakan berhasil dan tidak dilanjutkan siklus berikutnya.


(78)

d. Refleksi

Ada beberapa hal yang ditemukan selama proses pembelajaran pada siklus II, antara lain :

1) Pembelajaran sudah terlihat aktif.

Pembelajaran tampak hidup dan antusias siswa dalam belajar sangat tinggi, hal tersebut terlihat dari suasana belajar mengajar yang tenang dan siswa tampak nyaman dalam mengikuti pembelajaran IPS.

2) Karena jumlah anggota kelompok diperkecil memudahkan siswa untuk berdiskusi secara aktif.

3) Dalam melakukan diskusi siswa sudah terlihat aktif menemukan data dan saling bertukar pikiran dalam menentukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan.

4) Pada kelompok asal siswa secara aktif berusaha menyampaikan apa yang dihasilkan dari kelompok ahli.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa secara umum proses pembelajaran pada siklus II sudah dikatakan berhasil mencapai target pembelajaran hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai ulangan/evaluasi yang sudah mencapai target yang diharapkan. Serta mengingat keberhasilan yang dicapai maka penelitian dihentikan sampai siklus II.


(79)

B. Rangkuman Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel peningkatan prestasi belajar siswa, dimana penghitungan prestasi belajar siswa menggunakan hasil dari ulangan atau evaluasi.

Dalam setiap siklus peneliti melakukkan kegiatan pemberian evaluasi kepada siswa. Lembar ulangan/evaluasi diisi oleh siswa pada setiap akhir siklus I dan akhir siklus II.

Berdasarkan dari hasil ulangan/evaluasi belajar siswa yang diberikan pada setiap akhir siklus I dan siklus II maka peningkatan prestasi belajar siswa setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas tergambar pada tabel sebagai berikut :

Tabel 7

Hasil Prestasi Belajar Siswa Kelas V

No. Nama

Kondisi Awal (Rata-rata)

Setelah Tindakan Siklus

I Ketuntasan

Siklu

s II Ketuntasan

Nilai Ya Tidak Nilai Ya Tidak

1. SDA 80 √ 93 √

2. SM 73 √ 86

3. MA 73 80

4. EDA 86 73

5. MIM 73 80


(80)

No. Nama

Kondisi Awal (Rata-rata)

Setelah Tindakan Siklus

I Ketuntasan

Siklu

s II Ketuntasan

Nilai Ya Tidak Nilai Ya Tidak

7. RA 60 73

8. MF 73 80

9. DRM 73 93

10. I 60 √ 80

11. NR 60 √ 73

12. RAS 73 √ 73

13. MK 66 √ 73

14. APL 73 80

15. DRA 73 80

16. T 60 √ 66 √

17. YF 73 73 √

18. I 73 53 √

19. DRI 60 √ 73

20. MRA 60 √ 80

21. ND 73 73

22. RP 73 80


(81)

No. Nama

Kondisi Awal (Rata-rata)

Setelah Tindakan Siklus

I Ketuntasan

Siklu

s II Ketuntasan

Nilai Ya Tidak Nilai Ya Tidak

24. NAS 60 80

25. AEW 60 80

26. DNI 86 83

27. ANR 73 93

28. ANA 73 73

29. PDA 73 86

30. QA 80 73

31. MS 73 73

32. PAM 73 80

Jumlah 2231 22 10 2475 29 3 Persentase

Ketuntasan

Ya Tidak

69% 31% 90% 10%

29,3% 70,7%

Rata-Rata 58,90 69,7 77,3

Pada kondisi awal sebelum melakukan penelitian rata-rata yang didapat sebesar 58,90. Penelitian pada siklus I setelah menggunakan pembelajaan kooperatif teknik Jigsaw dengan pembagian sebanyak empat kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari delapan siswa. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 60 ada sembilan siswa, satu anak mendapatkan nilai 66, delapan belas siswa mendapat nilai 73, dua siswa


(1)

a. 7 Desember 1947

b. 8 Desember 1947

c. 7 November 1947

d. 8 November 1947

6. Penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda dilaksanakan pada tanggal ...

a. 23 Desember 1949

b. 27 Desember 1949

c. 23 November 1949

d. 27 November 1949

7. Belanda mengadakan agresi militer II, berarti diingkarinya Perjanjian ... a. Linggarjati

b. KMB c. Renville d. Kaliurang

8. Pada tanggal 25 Agustus 1948 diadakan konferensi meja bundar di Den Haag di negara ...

a. Inggris b. Belanda c. Jepang d. Amerika

9. Delegasi Indonesia yang hadir di dalam konferensi meja bundar ialah ... a. Bpk. IrSoekarno

b. Bpk. Soeharto

c. Bpk. Drs. Moch. Hatta

d. Bpk. Sri Sultan HamenkuBuwono

10. Perjanjian Rum-Royen ditandatangani pada tanggal ... a. 7 Mei 1949

b. 7 Juni 1949 c. 7 Maret 1949 d. 7 April 1949


(2)

11. Kota Yogyakarta pernah menjadi ibukota Republik Indonesia pada ... a. 4 Januari 1945

b. 4 Januari 1946 c. 4 Januari 1948 d. 4 Januari 1947

12. Upacara pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Pemerintah Belanda dilakukan serentak di Belanda dan di Indonesia pada tanggal ...

a. 17 Agustus 1945 b. 18 Agustus 1945 c. 17 Desember 1949 d. 27 Desember 1949

13. Dalam Agresi Militer Belanda II, Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan pemimpin-pemimpin lainnya ditangkap dan diasingkan ke ...

a. Belanda b. Digul c. Bengkulu d. Bangka

14. Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renville diketuai oleh ... a. Amir Syarifuddin

b. Mohammad Rum c. Mohammad Hatta d. Sutan Syahrir

15. Komisi Tiga Negara beranggotakan negara-negara berikut, kecuali ... a. Belgia

b. Australia

c. Amerika Serikat d. Prancis


(3)

Lampiran 4

Kunci Jawaban Evaluasi Siklus 2 1. B

2. B 3. B 4. C 5. B 6. B 7. A 8. B 9. C 10. A 11. B 12. D 13. B 14. A 15. D


(4)

Lampiran 5

DOKUMENTASI

FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode advokasi di MTs Yaspina Rempoa Tangerang Selatan

0 9 243

Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan penggunaan media pemutaran film di kelas V MI Miftahul Hidayah Kota Bekasi

2 124 132

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42