ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
I.1. Latar Belakang Masalah 1
I.2. Rumusan Masalah 2
I.3. Tujuan Penulisan 2
BAB II. PEMBAHASAN MASALAH 3
II.1 Asas-Asas Pembentukan Produk Hukum
3 A. Asas yang Bersifat Formal
3 1. Asas Tujuan yang Jelas
3 2. Asas OrganLembaga Yang Tepat
3 3. Asas Perlunya Pengaturan
3 4. Asas Dapat Dilaksanakan
4 5. Asas Konsensus
4 B. Asas-Asas yang Bersifat Materiil
4 1. Asas Terminologi dan Sistematika Yang Jelas
4 2. Asas Dapat Dikenali
5 3. Asas Perlakuan Yang Sama di Depan Hukum
5 4. Asas Kepastian Hukum
5
5. Asas Pelaksanaan Hukum Sesuai dengan Keadaan 5
II.2. Ketetapan Tata Usaha Negara
5 A. Unsur-unsur Ketetapan
7 1. Pernyataan Kehendak Sepihak Secara Tertulis
7 2. Dikeluarkan Oleh Pemerintah
8 3. Berdasarkan Peraturan
8 Perundang-undangan yang Berlaku
iii
4. Bersifat Konkrit, Individual 8
5. Menimbulkan Akibat Hukum 8
B. Syarat-Syarat Pembuat Ketetapan yang sah 8
C. Akibat Hukum dari Ketetapan yang Sah 12
II.3. Akibat Produk Hukum yang Memiliki Kekurangan Yuridis
12 A. Ketetapan Yang Mengandung Kekurangan
14 B. Ketetapan yang Batal Karena Hukum
15 C. Ketetapan yang batal nietig
15 D. Pendapat Para Ahli Mengenai
16 Ketetapan yang Mengalami Kekurangan
E. Akibat Ketetapan yang Mengalami Kekurangan 16
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN 18
KESIMPULAN 18
SARAN 19
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Hans Kelsen
1
mengatakan bahwa hukum termasuk dalam sistem norma yang dinamik nomodynamics karena hukum itu selalu dibentuk dan dihapus oleh lembaga-lembaga atau
otoritas-otoritas yang berwenang membentuknya, sehingga dalam hal ini tidak dapat dilihat dari segi isi norma tersebut, tetapi dari segi berlakunya atau pembentukannya. Hukum adalah
sah apabila dibuat oleh lembaga atau otoritas yang berwenang membentuknya dan berdasarkan norma yang lebih tinggi sehingga dalam hal ini norma yang lebih rendah
inferior dapat dibentuk oleh norma yang lebih tinggi
superior , dan hukum itu berjenjang-jenjang dan berlapis-lapis membentuk suatu hierarki.
Menurut Maria Farida
2
dalam kaitannya dengan norma hukum menyebutkan bahwa, ada beberapa kategori norma hukum dengan melihat pada pelbagai bentuk dan sifatnya, yakni:
a. Norma hukum umum dan norma hukum individual, kalau dilihat dari alamat yang
dituju; b.
Norma hukum abstrak dan norma hukum konkrit, jika dilihat dari hal yang diatur; c.
Norma hukum yang einmahlig dan norma hukum yang dauerhaftig, dilihat dari segi berlakunya;
d. Norma hukum tunggal dan norma hukum berpasangan dilihat dari wujudnya
Menurut Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, menyebutkan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu
penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang bersifat konkrit, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata
Dalam membuat ketetapan harus diperhatikan beberapa ketentuan hukum, baik yang tercantum dalam Hukum Tata Negara seperti tentang kewenangan badan-badan kenegaraan
1
Hans Kelsen, 1945, General Theory of Law and State¸ New York, RusellRusell, hlm.112-113
2
Maria Farida, 1998, Ilmu Perundang-undangan Dasar-dasar dan Pembentukannya, Yogyakarta : Kanisius,
hlm.11-18
2
tinggi dan tertinggi, dan badan-badan administrasi negara dan tentang tujuan suatu undang- undang, maupun yang tercantum dalam Hukum Administrasi Negara tentang tata cara atau
prosedur administrasi pembuatan suatu ketetapan. Namun adakalanya, suatu ketetapan yang dibuat oleh Pejabat Tata Usaha Negara
mengalami kekurangan yuridis, dimana hal ini menimbulkan efek tidak baik bukan hanya bagi kepastian hukum namun juga bagi kemanfaatan umum. Dan ketetapan tersebut tentu saja
menjadi tidak sah. Tulisan ini mencoba mengemukakan asas-asas pembentukan produk hukum, syarat
ketetapan menjadi sah, menganalisis secara yuridis tentang produk hukum yang mengalami kekurangan yuridis
I.2. Rumusan Masalah