11
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Agency Theory
Agency Theory menjelaskan tentang hubungan kontrak antara pemilik modal principal dan manajer agent. Kontrak kerja yang terjalin antara pihak
principal dan pihak agent sulit tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan conflict of interest. Menurut Eisenhard dalam Fitriani 2012,
adanya perbedaan kepentingan tersebut didasari oleh asumsi dasar sifat manusia yaitu manusia cenderung untuk mementingkan kepentingan pribadinya terlebih
dahulu self interest, manusia memiliki daya pikir yang terbatas mengenai persepsi masa depan bounded rationality, dan manusia cenderung menghindari
risiko risk aversion Eisenhard dalam Fitriani, 2012. Jensen dan Meckling 1976, mengemukakan bahwa dalam kontrak
hubungan keagenan, pemilik modal principal dan manajer agent diasumsikan sebagai dua belah pihak yang akan memaksimalkan utilitas mereka sehingga
agent tidak selalu bertindak sesuai harapan principal. Konflik keagenan yang terjadi karena adanya asimetri informasi di mana pihak agent sebagai pengelola
perusahaan secara langsung lebih memahami kondisi internal perusahaan jika dibandingkan dengan pihak principal yang memiliki sedikit informasi tentang
kondisi perusahaan. Kondisi ini akan memicu adanya kecurangan yang mungkin dilakukan oleh pihak agent untuk memanfaatkan kondisi tersebut guna
11 kepentingan pribadinya. Salah satu kecurangan yang dilakukan yaitu
memanipulasi informasi
perusahaan. Menurut Amalia dalam Setianto dan Purwanto 2014, salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi yaitu dengan cara pengungkapan sukarela.
Oleh karena itu melalui pengungkapan modal intelektual dapat memberi informasi lebih kepada principal mengenai kondisi perusahaan. Sehingga pihak investor
dapat memprediksi secara lebih tepat kondisi perusaha di masa depan.
2.2. Signaling Theory
Signaling Theory menyatakan bahwa terdapat kandungan informasi pada pengungkapan suatu informasi yang dapat menjadi sinyal bagi investor dan pihak
potensial lainnya dalam mengambil keputusan ekonomi. Menurut Jogiyanto 2003, informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan
memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Investor akan menganalisis terlebih dahulu pengumuman tersebut merupakan signal positif
atau signal negatif. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh
pasar. Teori ini juga menyatakan bahwa perusahaan akan selalu berusaha untuk
mengirim sinyal berupa informasi positif atau kabar baik kepada investor dan pemegang saham dengan menggunakan mekanisme pengungkapan, salah satunya
melalui media laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan oleh manajemen dapat meningkatkan kredibilitas manajemen di mata publik. Insentif yang
diperoleh pihak manajemen dari pengiriman sinyal positif melalui mekanisme pelaporan tahunan perusahaan ini mendorong manajemen untuk tetap melakukan
pengungkapan informasi positif meskipun pengungkapan tersebut tidak diwajibkan berdasarkan standar yang berlaku Olivereira, 2006.
Pengungkapan sukarela modal intelektual memungkinkan bagi investor dan stakeholder lainnya untuk lebih baik dalam menilai kemampuan perusahaan di
masa depan, melakukan penilaian yang tepat terhadap perusahaan, dan mengurangi persepsi risiko mereka Williams dalam Octama, 2011. Dengan
mengungkapkan modal intelektual, perusahaan dapat lebih memberikan informasi mengenai kemampuan perusahaan dan keahlian perusahaan di bidangnya agar
dapat menaikkan nilai perusahaan.
2.3. Modal Intelektual