Disisi lain, perusahaan yang sahamnya lebih didominasi oleh kepemilikan publik, hal ini berarti banyak pihak luar yang membutuhkan informasi rinci
mengenai perusahaan yang harus diungkapkan dalam laporan tahunan yang dipublikasikan, termasuk di dalamnya informasi mengenai intellectual capital.
Salah satu tujuan dari pengungkapan informasi mengenai intellectual capital adalah untuk mengurangi asimetri informasi perusahaan, di mana jika asimetri
informasi perusahaan semakin sedikit maka nilai perusahaan di mata masyarakat akan semakin baik Aisyah, 2014. Struktur kepemilikan perusahaan dapat berupa
struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan institusional, atau struktur kepemilikan asing Setianto dan Purwanto, 2014.
2.6.1. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang
saham perusahaan Christiawan dan Josua, 2005. Menurut Jansen dan Mackling 1976 dalam Putri 2011,
kepemilikan manajerial yang tinggi dapat mengurangi konflik antara prinsipal dan agen. Adanya kepemilikan saham manjerial dalam
suatu perusahaan akan mendorong penyatuan kepentingan antara agen dan prinsipal sehingga manajer akan bertindak sesuai dengan yang diharapkan
pemegang saham. Lebih lanjut dinyatakan bahwa semakin besar proposi kepemilikan saham
manajerial pada perusahaan, maka manajer cenderung berusaha lebih giat dan termotivasi untuk menciptakan kinerja perusahaan secara optimal karena manajer
mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham, namun disisi lain manajer juga mempunyai kepentingan untuk
memaksimumkan kesejahteraan mereka Aisyah, 2014. Dengan demikian manajer akan berusaha untuk mengurangi tindakan oportunistiknya untuk
mencapai kepentingan yang sama dengan pemegang saham. Caranya yaitu dengan mengungkapkan informasi yan lebih banyak termasuk melalui pengungkapan
modal intelektual. Kepemilikan manajerial dinyatakan dengan presentase saham perusahaan yang dimiliki oleh manajer eksekutif dan dewan direksi. Manajer
eksekutif ini meliputi manajer, direksi, dan dewan komisaris Saleh, 2009. Hal yang senada juga diungkapkan Firer dan Williams 2003, kepemilikan manajerial
diukur dengan membandingkan jumlah saham yang dimiliki manajerial dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
2.6.2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham perusahaan oleh institusi. Yang dimaksud institusi yaitu perusahaan swasta,
perusahaan investasi, perusahaan efek, bank, LSM, maupun lembaga lain seperti dana pensiun. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi menimbulkan usaha
pengawasan yang lebih besar untuk menghalangi perilaku oportunistik manajer Rustriarini, 2011.
Pengawasan ketat yang dilakukan oleh investor institusi bertujuan agar manajer bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu menaikkan nilai
perusahaan. Pada akhirnya karena adanya pengawasan lebih besar, perusahaan
dengan tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan berupaya mengungkapkan modal intelektualnya secara lebih luas guna menaikkan nilai
perusahaan Aisyah dan Sudarno, 2014. Dengan demikian kepemilikan institusional dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengurangi masalah keagenan
dengan meningkatkan proses monitoring. Pemegang saham institusional juga memiliki peranan untuk menganalisis kinerja dan tindakan manajemen. Investor
institusional sebagai pemilik sangat berkepentingan untuk membangun reputasi perusahaan.
Menurut Swandari 2008 dalam Putri 2011, pada kasus di Indonesia, kepemilikan institusional cukup mampu menjadi alat monitoring yang baik. Hal
ini dikarenakan pemegang saham institusi telah memiliki kemampuan dan sarana yang memadai untuk memonitor perusahaan dimana saham mereka miliki
sehingga terjadi peningkatan nilai perusahaan. Kepemilikan intitusi diukur dengan membandingkan jumlah saham yang dimiliki oleh institusi yaitu perusahaan
swasta, perusahaan investasi, perusahaan efek, bank, LSM, maupun lembaga lain seperti dana pensiun dibagi dengan seluruh jumlah saham perusahaan yang
beredar.
2.6.3. Kepemilikan Asing