57
3.2.5. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
3.2.5.1. Rancangan Analisis
Rancangan  analisis  adalah  proses  mencari  dan  menyusun  secara sistematis  data  yang  telah  diperoleh  dari  hasil  observasi  lapangan,  dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke  dalam  unit-unit,  melakukan  sintesa,  menyusun  ke  dalam  pola,  memilih  mana
yang lebih penting dan yang dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap
data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. 1.  Analisis Kualitatif
Menurut Sugiyono 2009 : 14 analisis kualitatif adalah : Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut
berpartisipasi  lama  di  lapangan,  mencatat  secara  hati-hati  apa  yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang
ditemukan  di  lapangan,  dan  membuat  laporan  penelitian  secara mendetail.
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dari
variabel  X1  Aliran  Kas  Bebas  dan  X2  Kepemilikan  Manajerial, peneliti  menggunakan  metode  kualitatif  dengan  mewawancarai  nara
sumber dari divisi yang terkait. Dalam mengolah dan menganalisis data yang didapatkan di lapangan,
peneliti  menggunakan  rumus  aliran  kas  bebas,  kepemilikan manajerial  dan  kebijakan  deviden  dengan  menghitung  pembayaran
dividen  pada  pemegang  saham  serta  menghitung  perkembangan laporan keuangan dari tahun ke tahun.
58
Kepemilikan  Manajerial  =  kepemilikan  saham  komisaris  + kepemilikan saham direksi
Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Aliran Kas Bebas X1
b. Kepemilikan Manajerial X2
c. Kebijakan Dividen
d. Perkembangan Laporan Keuangan
2.  Analisa Kuantitatif Analisis kuantitatif adalah analisis pengolahan data berbentuk angka.
Dalam  hal  ini  penulis  melakukan  analisis  pada  laporan  keuangan neraca  dan  laba  rugi  yang  terdapat  pada  PT.  Telekomunikasi
Indonesia,  Tbk.  Dari  hasil  analisis  tersebut  akan  didapat  analisis
FCF  =  operating  cash  flow  -  net  fixed  assets  investment –  net
current asset investment
59
pengaruh  aliran  kas  bebas  dan  kepemilikan  manajerial  terhadap kebijakan dividen.
a. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan peneliti dengan maksud
untuk  mengetahui  besarnya  pengaruh  aliran  kas  bebas  dan kepemilikan  manajerial  terhadap  kebijakan  dividen.  Persamaan
yang menyatakan bentuk hubungan antara variabel independen X dan variabel dependen Y disebut dengan persamaan regresi.
Menurut  Jonathan  Sarwono  2006  :  79  pengertian  regresi  linier berganda adalah :
Regresi linier berganda mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang  dihasilkan  dari  persamaan  yang  bersifat  linier  yang
melibatkan  dua  variabel  bebas  untuk  digunakan  sebagai  alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung
Berdasarkan  penjelasan  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  dampak
dari penggunaan analisis regresi, adalah untuk memutuskan apakah naik  dan  menurunnya  variabel  independen  aliran  kas  bebas  dan
kepemilikan  manajerial  dapat  dilakukan  melalui  menaikkan  dan menurunkan variabel dependen kebijakan dividen.
Bentuk persamaan dari regresi linier berganda ini yaitu :
Keterangan : Y  = Kebijakan Dividen
60
a   = konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat variabel bebasnya adalah 0 X
1
,
X
2
= 0 X
1
= Aliran Kas Bebas X
2
= Kepemilikan Manajerial b
1
=  koefisien  regresi  berganda  X
1
terhadap  variabel  terikat  Y, apabila variabel bebas X
2
dianggap konstan b
2
=  koefisien  regresi  berganda  X
2
terhadap  variabel  terikat  Y, apabila variabel bebas X
1
dianggap konstan. Regresi  linier  berganda  dengan  dua  variabel  bebas  X
1
dan  X
2
metode  kuadrat  kecil  memberikan  hasil  bahwa  koefisien-koefisien a,  b
1
,
b
2
dapat  dihitung  dengan  menggunakan  rumus  sebagai berikut:
Jika  b1  dan  b2  positif,  maka  hal  ini  menunjukkan  hubungan  yang
searah  antara  variabel  bebas  dengan  variabel  terikat.  Dengan  kata lain  peningkatan  atau  penurunan  besarnya  variabel  bebas  akan
diikuti  oleh  peningkatan  atau  penurunan  besarnya  variabel  terikat.
Sedangkan  jika  nilai  b1  dan  b2  negatif  berarti  menunjukkan
hubungan  yang  berlawanan  antara  variabel  bebas  dengan  variabel mterikat.  Dengan  kata  lain  setiap  peningkatan  besarnya  nilai
Σy = na + b1ΣX1 + b2ΣX2 ΣX1y = aΣX1 + b1ΣX1
2
+b2ΣX1X2 ΣX2y = aΣX2 + b1ΣX1X2 + b2ΣX2
2
61
variabel bebas akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai variabel terikat, dan sebaliknya.
b. Analisis Korelasi Analisis  korelasi  bertujuan  untuk  mengukur  kekuatan  asosiasi
hubungan  linier  antara  dua  variabel.  Korelasi  juga  tidak menunjukkan  hubungan  fungsional.  Dengan  kata  lain,  analisis
korelasi  tidak  membedakan  antara  variabel  dependen  dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang
digunakan  juga  menunjukkan  arah  hubungan  antara  variabel dependen  dengan  variabel  independen  selain  mengukur  kekuatan
asosiasi hubungan. Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X
1
dan Y, variabel X
2
dan Y, X
1
dan X
2
sebagai berikut:
62
Langkah-langkah  perhitungan  uji  statistik  dengan  menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:
a.  Koefisien korelasi parsial Koefisien korelasi parsial antar X
1
terhadap Y, bila X
2
dianggap konstan  dapat  dihitung  dengan  menggunakan  rumus  sebagai
berikut:
b.  Koefisien korelasi pasial Koefisien  korelasi  parsial  antar  X
2
terhadap  Y,  bila  X
1
dianggap  konstan  dapat  dihitung  dengan  menggunakan  rumus sebagai berikut:
c.  Koefisien korelasi secara simultan Koefisien  korelasi  simultan  antar  X
1
dan  X
2
terhadap  Y  dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
63
Besarnya koefisien korelasi adalah - 1 ≤ r ≤ 1 :
a.  Apabila - berarti terdapat hubungan negatif b.  Apabila + berarti terdapat hubungan positif
Interprestasi dari nilai koefisien korelasi : a.  Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua
variabael kuat dan mempunyai hubungnan yang berlawanan jika X naik, maka Y turun dan sebaliknya
b.  Jika  r  =  +1  atau  mendekati  +1,  maka  hubungan  yang  kuat antara variabel X dan variabel Y hubungannya searah.
Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut :
Tabel 3.2 Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
d.  Koefisien Determinasi Analisis  Koefisiensi  Determinasi  KD  digunakan  untuk
melihat  seberapa  besar  variabel  independen  X  berpengaruh terhadap  variabel  dependen  Y  yang  dinyatakan  dalam
persentase.
64
Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan : KD = Koefisien Determinasi
r
2
= nilai koefisien korelasi berganda Tujuan metode koefisien determinasi berbeda dengan koefisien
korelasi  berganda.  Pada  metode  koefisien  determinasi,  kita dapat  mengetahui  seberapa  besar  pengaruh  aliran  kas  bebas
dan  kepemilikan  manajerial  terhadap  kebijakan  dividen  tapi bukan  taraf  hubungan  seperti  pada  koefisien  berganda  lebih
memberikan  gambaran  fisik  atau  keadaan  sebenarnya  dari kaitan  aliran  kas  bebas  dan  kepemilikan  manajerial  terhadap
kebijakan dividen
3.2.5.2. Pengujian Hipotesis