Biaya Keagenan Biaya Keagenan dan Maksimisasi Kekayaan Pemegang Saham atau

16 Agency problem juga muncul antara kreditor pemberi utang, misalnya pemegang obligasi perusahaan bondholders dengan pemegang saham stockholders yang diwakili oleh manajemen perusahaan. Konflik muncul jika : 1. Manajemen mengambil proyek-proyek yang risikonya lebih besar daripada yang diperkirakan oleh kreditor; atau 2. Perusahaan meningkatkan jumlah utang hingga mencapai tingkatan yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan kreditor. Kedua tindakan diatas akan meningkatkan risiko finansial perusahaan, selanjutnya akan menurunkan nilai pasar utangobligasi perusahaan yang belum jatuh tempo. Kreditor dirugikan jika perusahaan mengambil proyek yang terlalu berisiko karena hal ini akan meningkatkan risiko kebangkrutan perusahaan. Dilain pihak, jika proyek berisiko tinggi tersebut memberikan hasil yang bAgus Sartono, kompensasi yang diterima kreditor berupa bunga tidak ikut naik.

2.1.3.2. Biaya Keagenan

Handono 2009 : 6 mengemukakan bahwa biaya keagenan timbul akibat ketidakselarasan kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Pada perusahaan berbentuk perseroan terbatas, pemiliki atau pemegang saham mendelegasikan wewenang pengelolaan perusahaannya kepada manajer. Pemegang saham adalah pemberi mandat principal, sedangkan manajer adalah pelaksana agent. Sebgai pelaksana, manajer seharusnya juga memiliki tujuan yang sama dengan pemegang sahamnya, yakni memaksimalkan kekayaan pemegang saham. 17 Akan tetapi, karena manajer hanya mempunyai sebagian kecil saham perusahaan kurang dari 100, rasa memiliki perusahaan pada dirinya cenderung melemah. Dampaknya, manajer tidak ingin lagi memaksimalkan kekayaan pemegang saham, tetapijustru memaksimalkankeuntungan pribadinya. Adanya ketidakselarasan tujuan antara manajer dan pemegang saham pada akhirnya menimbulkan biaya keagenan. Pemegang saham kini harus mengeluarkan sejumlah biaya yang meliputi, 1 biaya pemantauan kinerja manajer, 2 biaya penataan struktur organisasi, dan 3 biaya oportunitas, yakni biaya yang timbul karena perusahaan tidak dapat memanfaatkan peluang bisnis secara cepat dan tepat.

2.1.3.3. Biaya Keagenan dan Maksimisasi Kekayaan Pemegang Saham atau

Maksimisasi Nilai Perusahaan Handono, 2009 : 8 Dengan adanya biaya keagenan, pemegang saham, manajer, dan kreditor menjadi saling bergantungan dan saling memperhatikan satu sama lainnya. Pemegang saham harus memeperhatikan kesejahteraan manajernya agar manajer tetap konsisten memaksimalkan nilai perusahaan sebagai tujuannya. Sebaliknya, manajer pun menyadari bahwa jika ia tidak memaksimalkan nilai perusahaan, harga saham dalam jangka panjang akan turun. Akhirnya, perusahaan merugi sekaligus merugikan dirinya sendiri. Demikian pula pemegang saham mesti memperhatikan kesejahteraan kreditor agar kreditor tidak menetapkan syarat-syarat berat, yang akan merugikan pihak pemegang saham dan manajer dan dapat berdampak pada penurunan harga saham. Sebaliknya, kreditor pun menjadi 18 sadar jika ia menetapkan syarat-syarat yang terlalu memberatkan pemegang saham dan manajer, kemampuan pemegang saham dan manajer untuk melunasi utang justru berkurang dan cenderung menurunkan harga saham di masa datang, yang membuat kreditor akan menderita rugi. Bahwa adanya biaya keagenan justru mendorong semua pihak pemegang saham, manajer, dan kreditur selalu berusaha memaksimalkan kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan harga saham. Jika ada satu pihak saja yang melalaikan tujuan itu, nilai perusahaan harga saham cenderung turun sehingga semua pihak harus menanggung ketugian.

2.1.4. Kebijakan Dividen

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Dividen (Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

8 50 74

Pengaruh arus kas bebas dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk

3 19 101

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG DAN Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Dan Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada

0 2 15

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG, DAN Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Dan Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada

0 2 16

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan

0 3 22

Pengaruh Opini Audit Modifikasian (Going Concern), Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Aliran Kas Bebas, Profitabilitas, Struktur Aset Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Empiris Perusahaan yang terdaft

0 0 13

Pengaruh Opini Audit Modifikasian (Going Concern), Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Aliran Kas Bebas, Profitabilitas, Struktur Aset Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Empiris Perusahaan yang terdaft

0 0 20

Pengaruh Opini Audit Modifikasian (Going Concern), Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Aliran Kas Bebas, Profitabilitas, Struktur Aset Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Empiris Perusahaan yang terdaft

0 1 5

Pengaruh Opini Audit Modifikasian (Going Concern), Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Aliran Kas Bebas, Profitabilitas, Struktur Aset Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Empiris Perusahaan yang terdaft

0 0 13

Pengaruh Opini Audit Modifikasian (Going Concern), Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Aliran Kas Bebas, Profitabilitas, Struktur Aset Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Empiris Perusahaan yang terdaft

0 0 20