dengan bagian atas terbuka. Alat ini dipasang di tempat terbuka dipasang pada ketinggian 20 cm di atas permukaan tanah yang ditanami rumput untuk menghindari masuknya air percikan
dari permukaan tanah. Satuan yang digunakan adalah milimeter mm. Pembacaan dilakukan sekali sehari pada pukul 09.00 pagi. Arah angin sangat penting peranannya dalam
mempengaruhi pola curah hujan. Jika angin berhembus dari arah Samudera Pasifik atau Samudera Indonesia, maka angin tersebut akan membawa udara lembab ke wilayah Indonesia
yang mengakibatkan curah hujan di wilayah Indonesia menjadi tinggi. Siklus hidrologi
meliputi beberapa tahap utama, yakni :
a. penguapan air dari permukaan bumi,baik berasal dari permukaan air,tanah, atau dari jaringan tumbuhan;
b. kondensasi uap air pada lapisan troposfer, sehingga terbentuk awan; c. perpindahan awan mengikuti arah angin;
d. prespitasi dalam bentuk cair hujan atau padat salju e. mengalirnya air mengikuti gaya gravitasi.
Untuk mendapatkan perkiraan besar banjir yang terjadi di suatu penampang sungai tertentu, maka kedalaman hujan yang terjadi pun harus diketahui pula. Dalam hal ini perlu
diperhatikan bahwa yang diperlukan adalah besaran kedalam hujan yang terjadi di seluruh DAS, lama hujan, dan frekuensi terjadinya hujan angin.
2.2. Penyebab Banjir Di Indonesia
1. Faktor Hujan Hujan bukanlah penyebab utama banjir dan tidak selamanya hujan lebat akan
menimbulkan banjir. Begitu pula sebaliknya. 2. Faktor DAS
Kemampuan DAS untuk menahan air di bagian hulu. Perubahan tata guna lahan, misalnya dari hutan menjadi perumahan, perkebunan atau lapangan golf akan menyebabkan retensi
DAS berkurang secara drastis. 3. Faktor Kesalahan Pembangunan Alur Sungai
Pelurusan, sudetan, pembuatan tanggul, pembetonan dinding dan pengerasan tampang sungai. Pola pelurusan dan sudetan mengakibatkan percepatan aliran air menuju ke hilir.
Di bagian hilir akan menanggung volume aliran air yang jauh lebih besar.
Universitas Sumatera Utara
4. Faktor Pendangkalan Pendangkalan sungai berarti terjadinya pengecilan tampang sungai, hingga sungai tidak
mampu mengalirkan air yang melewatinya dan akhirnya meluap banjir.
5. Faktor Tata Wilayah dan Pembangunan Sarana-Sarana Penetapan kawasan pemukiman atau pusat perkembangan justru di daerah-di daerah rawan
banjir. Banyak sekali perumahan baru dibangun di daerah bantaran sungai yang rawan banjir dan longsor.
2.3 Mengantisipasi Curah Hujan yang Mengakibatkan Banjir
Ada empat cara utama pengendalian banjir,yaitu : a Penghijauan yang tidak bisa ditunda karena pengurangan hutan di berbagai tempat di
tanah air dan stop penebangan hutan. b Membuat banjir bisa tersebar sepanjang sungai dari hulu sampai hilir sehingga yang
terjadi bukan banjir besar di suatu titik tertentu, namun banjir kecil-kecil. c Kolam konservasi merupakan kolam yang dapat mencegah terjadinya banjir di bagian
hilir. d Pembentukan karakter sosio-hidraulik. Sosio-hidraulik adalah pendekatan penyelesaian
masalah keairan, lingkungan dan banjir dengan membangun kesadaran masyarakat.
2.4 Mengatasi Daerah Kekeringan
Hampir sama dengan banjir, Iklim ekstrim dapat menyebabkan kekeringan yang tak terkendali. Jika hancurnya daya dukung DAS, maka akan disusul dengan kekeringan pada
musim kemarau berikutnya. Hal ini dikarenakan seluruh air pada musim penghujan dengan cepat mengalir ke hilir, sehingga simpanan air di hulu menjadi berkurang. Akibatnya pada
musim kemarau tidak ada lagi aliran air menuju ke hilir yang mengakibatkan terjadinya kekeringan. Hal ini biasanya ditandai dengan surut atau keringnya sungai-sungai kecil
terlebih dulu,disusul sungai menengah dan kemudian sungai besar. Daerah aliran sungai adalah wilayah tangkapan air hujan yang akan mengalir ke sungai yang bersangkutan.
Perubahan yang terjadi pada DAS akan berpengaruh langsung terhadap kemampuan retensi DAS terhadap banjir. Mengantisipasi kekeringan juga adalah melalui program
Universitas Sumatera Utara
penghijauan,pembuatan resapan air dan memperbaiki DAS. Kekeringan dapat disebabkan oleh pola pembangunan sungai dengan normalisasi, pembuatan tanggul, dan pembetonan
tebing.
2.5 Teknologi Modifikasi Cuaca TMC untuk Mengantisipasi Curah Hujan yang Tinggi