4 2007, 50 dari buah yang jatuh hanya mencapai radius 20 meter. Penyebaran
buah yang lebih jauh dapat terjadi oleh tiupan angin, dihanyutkan air, atau dibawa hewan. Dengan kemampuan penebaran buah yang sempit, dipterocarpaceae tidak
dapat menjadi pendatang yang agresif. Kecepatan meluaskan wilayahnya ditaksir satu kilometer dalam seratus tahun.
Daya kecambah biji dipterocarpaceae hanya sebentar, daya kecambahnya menurun dari 90 ke 0 dalam beberapa hari. Penyimpanan biji tidak dapat
dilakukan karena biji mati bila kehilangan kelembaban kecuali pada biji keruing, kapur dan hopea yang dapat disimpan pada suhu 5
o
C selama sebulan Ng 1981. Perkecambahan memerlukan kelembaban tinggi dan berlangsung selama 12
minggu. Gangguan utama selama perkecambahan adalah serangga, terutama semut dan ulat. Kelangkaan biji terjadi karena lebih dari 80 dari buah yang tua
diserang oleh binatang hutan, terutama binatang pengerat. Tikus dan babi hutan adalah perusak biji pada saat biji telah terpencar di lantai hutan, sedangkan
serangga adalah perusak biji pada saat masih di pohon maupun setelah biji terpencar di lantai hutan Siran 2007.
Kegunaan kayu dari jenis-jenis Dipterocarpaceae beraneka ragam dan sangat meluas dilaporkan oleh Martawijata 1986, Martawijata 1989 serta
Kartasujana dan Abdurahim 1979 dalam Siran 2007. Jenis-jenis kayu dari famili Dipterocarpaceae memiliki berbagai kegunaan, antara lain untuk bahan
bangunan, lantai, kayu lapis, papan dinding, perkapalan, bantalan, mebel, bahan pembungkus, pulp, rangka pintu dan jendela, tiang listrik dan telepon serta alat
olahraga.
2.2 Pendugaan Volume Pohon
Perhitungan produksi kayu sebelum panen logging merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan pengelolaan hutan. Untuk mendapatkan akurasi
yang tinggi dalam perencanaan produksi diperlukan data-data berdasarkan rumusan empiris dari berbagai perangkat perencanaan pendukung. Salah satunya
adalah melalui model pendugaan atau prediksi volume pohon yang tersusun dalam bentuk tabel volume untuk setiap jenis atau kelompok jenis komersial sesuai
dengan karakteristik tegakan hutan alam yang ada.
5 Siran 2007 mendefinisikan model pendugaan volume pohon sebagai
persamaan atau rumus yang digunakan untuk menduga volume pohon, yang biasanya melibatkan peubah penduga kelilingdiameter setinggi dadaatau tinggi
batang bebas cabang. Cailliez 1980 menyatakan pengertian tabel volume atau tarif adalah sebuah tabel, rumusan atau gambar yang menentukan dugaan volume
sebuah pohon atau sekumpulan pohon berdasarkan peubah-peubah yang disebut masukan tarif. Sementara itu yang dimaksud dengan masukan tarif adalah peubah
pohon berupa diameter acuan, tinggi total atau peubah tegakan berupa luas bidang dasar per hektar atau tinggi rataan yang lebih mudah diperoleh dibandingkan
volume itu sendiri. Tabel volume ini merupakan alat yang umum digunakan dalam bidang kehutanan untuk menduga volume tegakan dari data inventarisasi.
Husch 1972 menyatakan tabel volume pohon adalah nilai-nilai volume dalam feet kubik, meter kubik atau satuan lain yang disusun dalam bentuk tabel
berdasarkan satu atau lebih dimensi pohon. Dimensi-dimensi pohon yang dimaksud adalah diameter, tinggi, taper dan data pendukung lainnya. Dalam
pembuatan tabel volume digunakan metode kuadrat terkecil, karena volume mempunyai korelasi dengan beberapa peubah lain dan hubungan disebut
dinyatakan dalam bentuk fungsi-fungsi statistik. Volume menjadi peubah terikat sedangkan peubah-peubah lain menjadi peubah penduga peubah bebas. Peubah-
peubah penduga yang digunakan untuk menaksir volume biasanya adalah diameter acuan diameter setinggi dada dan tinggi atau turunan-turunan dari
keduanya. Untuk membuat sebuah tabel volume pohon berdasarkan suatu persamaan
matematis yang akurat, telah disusun beberapa metode analisis yang sering digunakan para peneliti dalam penyusunannya. Pertama adalah persamaan
volume yang menggunakan kombinasi beberapa peubah yaitu diameter, tinggi, dan atau peubah lainnya. Kedua, persamaan volume yang menggunakan Dbh
diameter breast heightdiameter setinggi dada dan turunannya sebagai peubah penduga dan ketiga adalah persamaan yang menggunakan peubah lain disamping
diameter acuan Dbh dan tinggi sebagai acuan. Setelah ditentukan peubah mana yang akan ditentukan sebagai peubah penduga, selanjutnya dapat digunakan
model-model yang ada untuk membuat suatu persamaan volume pohon.
6 Pambudhi 1995 membagi tiga tipe utama persamaan volume yaitu :
1 Persamaan volume yang menggunakan diameter acuan Dbh sebagai
peubah bebas. Tabel volume yang dihasilkan dengan persamaan tipe ini disebut dengan
tabel volume lokal karena pemanfaatannya terbatas pada suatu daerah. Asumsi yang digunakan dalam rumusan ini adalah kurva diameter-tinggi
dari pohon-pohon sejenis dalam daerah itu bersifat seragam dan mempunyai bentuk pohon yang sama. Beberapa contoh tipe persamaan adalah rumus-
rumus menurut : Kopezky–Gerhardt, Hohenadl–Krenn, Berkhout dan Brenac.
2 Persamaan volume yang menggunakan Dbh dan tinggi sebagai peubah-
peubah penduga. Tipe ini disebut sebagai persamaan volume standar yang tidak memerlukan
asumsi keseragaman kurva tinggi sebagaimana halnya dengan persamaan lokal. Meningkatnya ketelitian yang diperoleh dengan dimasukannya
variabel tinggi menjadi lebih efektif dengan semakin heterogennya struktur hutan, paling tidak untuk volume batang. Beberapa contoh persamaan jenis
ini adalah Honer, Spurr, Maclean Berger dan Takata. 3
Persamaan volume yang menggunakan peubah lain disamping Dbh dan tinggi.
Peubah-peubah tambahan yang biasanya digunakan adalah diameter pada beberapa titik atau pengukur form quotient. Tabel volume yang dibentuk
dengan tipe persamaan ini disebut dengan tabel volume kelas bentuk. Beberapa contoh persamaan tipe ini adalah Ogaya dan Spurr.
Persamaan V = aD
b
dikenal juga sebagai persamaan Berkhout Loetsch, Zohrer dan Haller 1973. Di antara banyak persamaan volume yang bersifat
empiris, persamaan Berkhout merupakan persamaan volume yang memiliki kerangka pemikiran yang jelas, diturunkan dari persamaan volume silinder yang
dikoreksi oleh faktor bentuk batang. Menurut Bruce dan Schumacher 1950 dalam Suhendang 1993 penurunan persamaan Berkhout tersebut adalah sebagai
berikut :
7 1. Volume sebuah pohon dapat dinyatakan sebagai : V = ¼ D100²Tf ; di
mana : V = volume m³ ; D = dbh cm ; T = tinggi pohon m ; f = angka bentuk
2. Untuk jenis pohon tertentu, nilai f adalah tetap, sehingga dapat dikatakan nilai ¼ 100
2
f = a adalah tetap. Sehingga persamaan volume di atas dapat ditulis : V = aD²T
3. Apabila volume meningkat secara proporsional terhadap pangkat tertentu dari D dan H selain 2 dan 1, maka persamaan volume menjadi : V = aD
b
T
c
, di mana V merupakan peubah tidak bebas, D dan H merupakan peubah bebas
sedangkan a,b dan c merupakan konstanta. 4. Apabila terdapat hubungan yang erat antara D dengan H, maka keragaman V
yang disebabkan oleh keragaman H dapat dijelaskan oleh keragaman D, atau sebaliknya. Atas dasar itu maka V dapat diduga oleh D atau H saja, sehingga
persamaan volume menjadi : V = aD
b
atau V = aH
c
. Persamaan V = aD
b
banyak dipakai dan lebih disukai karena D atau dbh lebih mudah diukur dari pada tinggi pohon H sehingga hasil pengukuran lebih dapat dipercaya.
2.3 Microsoft Excel, Minitab dan Curve Expert