Dasar Penelitian METODE PENELITIAN

47

BAB 3 METODE PENELITIAN

A. Dasar Penelitian

Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran pengetahuan. Bila suatu penelitian akan mendapatkan hasil penelitian yang optimal dan sesuai dengan maksud yang diinginkan maka diperlukan suatu metode penelitian yang sesuai dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya yaitu menggunakan metode ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Menurut Bogdan dan Taylor 1975:5 dalam Moleong 2007:4, mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif ini lebih spesifik mengarah pada studi kasus. Studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang penelaahannya kepada satu kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif. Studi kasus bisa dilakukan terhadap individu, seperti yang lazimnya dilakukan oleh para ahli psikologi analisis, juga bisa dilakukan terhadap kelompok, seperti yang dilakukan beberapa ahli antropologi, sosiologi, dan psikologi sosial. Pada tipe penelitian ini, seseorang atau suatu kelompok yang diteliti permasalahannya ditelaah secara komprehensif, mendetail dan mendalam. Berbagai variabel ditelaah dan ditelusuri termasuk juga kemungkinan hubungan antara variabel yang ada. Karenanya, penelitian suatu kasus bisa jadi melahirkan pernyataan-pernyataan yang bersifat eksplanasi. Akan tetapi “eksplanasi” yang demikian itu tidak dapat diangkat sebagai suatu generalisasi Faisal, 2005:22. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan spesifikasi studi kasus yang dilaksanakan di Desa Sukorejo dan Desa Kebumen, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal. Penulis melakukan penelitian di desa tersebut karena kepala desanya dijabat oleh seorang perempuan. Hal ini untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan seorang perempuan dalam lembaga pemerintahan desa.

B. Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

1 62 186

Konstelasi Politik Dalam Pemilihan Kepala Desa (Studi Kasus : Pemilihan Kepala Desa Huta Ibus Kecamatan Lubuk Barumun Kabupaten Padang Lawas)

5 85 73

Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Mewujudkan Good Governance"(Suatu Penelitian Deskriptif Kualitatif di Desa Sigalapang Julu Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal)

27 139 108

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Peningkatan Pertisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan (Studi Pada Desa Galang Suka Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang)

18 209 128

Eksistensi Kepala Desa Sebagai Mediator Dalam Penyelesaian Sengketa Alternatif (Studi di Kabupaten Nias)

0 39 141

Lembaga Adat Sebagai Mitra Kepala Desa Dalam Penyelesaian Sengketa Si Desa (Studi Di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir)

0 21 132

Relasi Kekuasaan Antara Kepala Desa Dengan Camat (Studi Kasus : Desa Sirisirisi Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan)

4 80 97

Kepemimpinan Kepala Desa Perempuan dalam Lembaga Pemerintahan Desa

0 38 169

Perilaku Kepemimpinan Kepala Desa dalam Lembaga Formal Desa Terhadap Peran Anggota Lembaga Formal Desa. (Studi Kasus di Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Propinsi Sulawesi Tenggara).

0 21 97

MODEL KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DESA DALAM PERSPEKTIFKEPALA DESA SEBAGAI TOKOH PANUTAN MASYARAKAT Model Kepemimpinan Pemerintahan Desa Dalam Perspektif Kepala Desa Sebagai Tokoh Panutan Masyarakat (Studi Kasus Masyarakat Desa Kecamatan Baki Kabupaten Suko

0 1 16