Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan. Teknik triangulasi ini dilakukan dengan melakukan wawancara dengan Kepala Desa perempuan di Desa Sukorejo dan Desa Kebumen, Perangkat Desa Dan Lembaga Desa Sukorejo dan Kebumen, tokoh agama, tokoh masyarakat yang terdiri dari tokoh pemuda, pengusaha, buruh, dan wiraswasta serta kaum perempuan. Masing-masing pihak mempunyai pendapat yang berbeda- beda dalam memberikan keterangan, Hal ini disebabkan karena mereka mempunyai pendidikan, pekerjaan, dan pemikiran yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, setelah melakukan wawancara, peneliti membandingkan keadaan dan perspektif pihak- pihak yang terlibat dalam wawancara ini berdasarkan latar belakang pendidikan,pekerjaan, dan pandanganpemikiran yang mereka miliki.

G. Teknik Analisis Data

Metode analisis data adalah proses penyusunan dalam mengkatagorikan data, mencari pola dengan maksud memahami maksudnya Nasution, 1998:32. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat kualitatif yaitu analisis dekriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif itu sendiri yaitu analisis yang tidak berdasarkan perhitungan angka melainkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang digunakan secara deskriptif. Analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis data kualitatif, dengan tahapan sebagai berikut ; 1. Reduksi data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari data-data di lapangan Miles, 1992:16 Reduksi data merupakan bagian dari proses analisis yaitu suatu analisis untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, serta mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir ditarik. Proses analisis data dilakukan secara sistematik dan serempak. Mulai dari proses pengumpulan data, mereduksi, mengklasifikasi, mendskripsikan dan penyajian serta kesimpulan dan interprestasi semua informasi yang secara data serta secara selektif telah terkumpul Miles dan Huberman, 1992:10. 2. Penyajian Data Penyajian yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bentuk teks naratif Miles, 1992:17. Dalam penyajian data berbentuk sekumpulan informasi yang tersusun dalam life history sehingga dapat ditarik kesimpulan. Penyajian data dilaksanakan agar sajian data tidak menyimpang dari pokok permasalahan. Bentuk penyajian data dalam penelitian ini akan disajikan secara naratif sesuai dengan pemaparan yang ditampilkan dalam pembahasan hasil penelitian. 3. Menarik Kesimpulan Verifikasi Kesimpulan merupakan tinjauan terhadap catatan yang telah dilakukan di lapangan, sedangkan penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah usaha untuk mencari atau memahami makna, keteraturan, pola- pola, penjelasan, alur sebab-akibat atau proposisi. Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan berangkat dari munculnya kaum perempuan yang menjabat sebagai kepala desa di Desa kebumen dan Sukorejo sejak tahun 2007 dan 2008 silam, kemudian mengapa mereka bisa terpilih menjadi kepala desa. Untuk kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan hubungan keterkaitan antara keduanya. Keempat komponen tersebut saling mempengaruhi dan terkait. Pertama-tama peneliti melakukan penelitian di lapangan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi yang disebut teknik pengumpulan data. Karena data yang dikumpulkan banyak maka diadakan reduksi data, setelah direduksi kemudian diadakan sajian data. Apabila ketiga tahapan tersebut telah selesai dilakukan, maka kemudian diverifikasi. Bagan Analisis Data Sumber: Analisis Data Kualitatif Miles Dan Humberman,1992 Operasionalnya dalam penelitian di lapangan, sebagai contoh untuk menjelaskan model kepemimpinan kepala desa perempuan di Desa Sukorejo dan Desa Kebumen dengan item pertanyaan seperti apakah kepemimpinan kepala desa perempuan di Desa Sukorejo dan Desa Kebumen selama ini, maka tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: ƒ Tahap I adalah pengumpulan data, yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan mengamati aktivitas kepala desa perempuan ketika berada di tempat kerja, hubungan kepala desa perempuan dengan perangkat desa dan masyarakat, cara kepela desa perempuan tersebut dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. Sementara itu, kegiatan wawancara dilakukan dengan mewawancarai informan yang dapat memberikan keterangan mengenai seperti apakah kepemimpinan kepala desa perempuan yang ada Pengumpulan data Kesimpulan-kesimpulan Penarikanverifikasi Reduksi data Penyajian data di Desa Sukorejo dan Kebumen. Dengan item pertanyaan tersebut maka dapat diketahui model kepemimpinan yang digunakan kepala desa perempuan di kedua desa tersebut. Selain menggunakan observasi dan wawancara, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini juga menggunakan dokumentasi yang dilakukan dengan mengambil gambar foto aktivitas kepala desa perempuan. Dokumentasi ini dilakukan untuk melengkapi dan memperjelas data yang telah diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara. ƒ Tahap II adalah Reduksi Data. Dalam tahap ini peneliti memilih pernyataan-pernyataan dari informan yang berkaitan dengan model kepemimpinan kepala desa perempuan di Desa Sukorejo dan Desa Kebumen. No. Nama Informasi 1. Yepta Murcono 66 th Kepala Desa Sukorejo adalah pemimpin yang berusaha menjalankan tugas dengan baik serta menggunakan pola pendekatan yang ramah ke masyarakat dalam kepemimpinannya. 2. Suyanto 43 th Ibu Kepala Desa cukup bijaksana dalam memimpin dan mengambil keputusan serta loyal terhadap bawahannya. 3. Sugito 52 th Kepala Desa Kebumen selalu melakukan sharing tentang segala hal, terutama mengenai masalah pemerintahan. Selain itu, beliau juga sangat bijaksana dalam memimpin dan berhati- hati dalam mengambil keputusan. 4. Sutrisno 56 th Kepala Desa perempuan di Kebumen dianggap lebih terbuka dalam menjalankan program- programnya jika dibandingkan dengan kepala desa laki-laki yang sangat tertutup dengan masalah dana. Berdasarkan pendapat para informan di atas, maka dalam tahap reduksi data ini pernyataan yang paling mendekati dengan permasalahan di atas, adalah pernyataan dari Bapak Sugito 52 th, Perangkat Desa Kebumen yang memberikan pernyataan bahwa Kepala Desa Kebumen selalu melakukan sharing tentang segala hal, terutama mengenai masalah pemerintahan. Selain itu, beliau juga sangat bijaksana dalam memimpin dan berhati-hati dalam mengambil keputusan. ƒ Tahap III adalah verifikasi menarik kesimpulan. Berdasarkan pendapat para informan di atas, terpilihnya kepala desa perempuan di Desa Sukorejo dan Desa Kebumen tidak akan lepas dari peran masing-masing pihak baik perempuan maupun laki-laki. Dalam hal ini peran merupakan sebuah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dipentaskan oleh individu selaku aktor atau suatu lembaga yang berkedudukan di dalam masyarakat. Seperti halnya Goffman menyatakan peran sebagai sesuatu yang dipentaskan atau dipertunjukkan individu ketika menempati kedudukan yang berbeda dalam masyarakat. Di dalam membahas pertunjukkan, No. Nama Informasi 5. Sutomo 61 th Kepala Desa Kebumen adalah sosok pemimpin yang moderat, religius dan perhatian terhadap masyarakat dan wilayah desanya. Reduksi Data Kepala Desa Kebumen selalu melakukan sharing tentang segala hal, terutama mengenai masalah pemerintahan. Selain itu, beliau juga sangat bijaksana dalam memimpin dan berhati-hati dalam mengambil keputusan. Goffman menyaksikan bahwa individu dapat menyajikan suatu pertunjukkan show bagi orang lain, tetapi kesan impression si pelaku terhadap pertunjukan yang ditampilkan bisa berbeda-beda. Dalam hal ini menurut Goffman ada dua bidang penampilan, yaitu panggung depan dan panggung belakang. Panggung depan disini adalah penampilan kepala desa perempuan ketika berada di kantor, sedangkan panggung belakang disini adalah suatu posisi di mana kepala desa perempuan tersebut ketika sudah berada di luar jam dinas. ƒ Tahap IV adalah penyajian data yang ditulis dalam bentuk narasi karena penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sejak tahun 2007 dan 2008 silam Desa Sukorejo dan Desa Kebumen dipimpin oleh kepala desa perempuan. Menurut pandangan sebagian besar masyarakat, kepala desa perempuan di kedua desa tersebut merupakan sosok pemimpin yang baik, tegas, disiplin, dan bijaksana. Mereka selalu berusaha untuk melakukan pendekatan ke masyarakat dan selalu mengadakan musyawarah ketika akan menentukan kebijakan dan mengambil keputusan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa model kepemimpinan yang digunakan oleh kepala desa perempuan di Sukorejo dan Kebumen adalah model kepemimpinan demokratis. 67

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

1 62 186

Konstelasi Politik Dalam Pemilihan Kepala Desa (Studi Kasus : Pemilihan Kepala Desa Huta Ibus Kecamatan Lubuk Barumun Kabupaten Padang Lawas)

5 85 73

Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Mewujudkan Good Governance"(Suatu Penelitian Deskriptif Kualitatif di Desa Sigalapang Julu Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal)

27 139 108

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Peningkatan Pertisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan (Studi Pada Desa Galang Suka Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang)

18 209 128

Eksistensi Kepala Desa Sebagai Mediator Dalam Penyelesaian Sengketa Alternatif (Studi di Kabupaten Nias)

0 39 141

Lembaga Adat Sebagai Mitra Kepala Desa Dalam Penyelesaian Sengketa Si Desa (Studi Di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir)

0 21 132

Relasi Kekuasaan Antara Kepala Desa Dengan Camat (Studi Kasus : Desa Sirisirisi Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan)

4 80 97

Kepemimpinan Kepala Desa Perempuan dalam Lembaga Pemerintahan Desa

0 38 169

Perilaku Kepemimpinan Kepala Desa dalam Lembaga Formal Desa Terhadap Peran Anggota Lembaga Formal Desa. (Studi Kasus di Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Propinsi Sulawesi Tenggara).

0 21 97

MODEL KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DESA DALAM PERSPEKTIFKEPALA DESA SEBAGAI TOKOH PANUTAN MASYARAKAT Model Kepemimpinan Pemerintahan Desa Dalam Perspektif Kepala Desa Sebagai Tokoh Panutan Masyarakat (Studi Kasus Masyarakat Desa Kecamatan Baki Kabupaten Suko

0 1 16