Penyemaian Benih Akasia Perlakuan Inokulasi Penanaman Bibit Akasia

15 Mikrob Pelarut Fosfat Mikrob pelarut fosfat yang berhasil diisolasi selanjutnya diseleksi kemampuannya dalam melarutkan senyawa P. Pada tahap seleksi, koloni yang terpisah pada saat isolasi digoreskan pada medium pikovscaya yang baru untuk bakteri, begitu pula untuk fungi hanya metode yang digunakan yaitu metode titik. Tahap ini menguji isolat dalam 3 sumber fosfat sukar larut yaitu Pikovscaya Ca 3 PO 4 , Pikovscaya Al 3 PO 4 dan Pikovscaya Rock Phosphate RAPP RP-RAPP. Setelah biakan tumbuh, maka dilakukan pengukuran untuk menghitung pelarutan P dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm. 3.3.2 Percobaan Lapang 3.3.2.1 Inokulasi Rhizobium dan Mikrob Pelarut Fosfat Isolat Rhizobium yang terpilih berdasarkan uji ARA ditumbuhkan dalam media YEM selama 72 jam, kemudian dihitung jumlah sel dengan menggunakan haemacytometer. Setelah diketahuhi jumlah sel rhizobia, sel rhizobia diambil sebanyak 10 9 selml media kemudian dimasukkan kedalam cocopit sebagai carrier dengan pengenceran 100x sehingga diperoleh jumlah rhizobia sebanyak 10 7 selml carier. Inokulum disebarkan dengan menggunakan pipet dan diaduk secara merata. Sebanyak 25 ml isolat rhizobia diinokulasikan ke dalam 2500 ml cocopit. Begitu pula dengan MPF, isolat MPF terbaik ditumbuhkan kedalam media Pikovskaya cair selama 72 jam, kemudian dihitung jumlah MPF yang tumbuh pada media Pikovskaya dengan menggunakan haemacytometer. Inokulan dicampur dengan bahan pembawa cocopit yang sudah disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan autoklaf. Inokulan dibuat dengan kepadatan 10 7 selml. Inokulum dalam cocopit dikeringkan di dalam laminar flow guna menghindari kontaminasi yang berlebihan. Sebelum digunakan terlebih dahulu cocopit disterilisasi selama 30 menit dengan menggunakan autoklaf.

3.3.2.2 Penyemaian Benih Akasia

Penyemaian benih dilaksanakan dengan pemecahan dormansi. Untuk A. mangium pemecahan dormansi benih dilakukan dengan merendam benih dalam air panas selama 12 jam setelah itu baru diaplikasikan diatas media sebelum ditutup dengan top dressing. Sedangkan untuk A. crassicarpa pemecahan 16 dormansi dilakukan dengan merendam benih dalam H 2 SO 4 5 selama 15 menit, setelah itu dicuci bersih dari H 2 SO 4 lalu direndam air selama 12 jam dan dikeringanginkan selama 1 jam perendaman dilakukan dengan tujuan memecahkan dormansi benih sehingga benih cepat tumbuh.

3.3.2.3 Perlakuan Inokulasi

Perlakuan inokulasi Rhizobium dan Mikrob pelarut fosfat yang diaplikasikan pada pembibitan akasia seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perlakuan inokulasi Rhizobium pada A. mangium dan A. crassicarpa Perlakuan Inokulasi Rhizobium No A. mangium A. crassicarpa 1 M32-R1N P06-R2N 2 M33-R2N P08-R2N 3 M39-R1N P09-R2N 4 M41-R1N P10-R2N 5 M45-R2N P13-R2N 6 M32-R1S P05-R1S 7 M33-R1S P07-R1S 8 M38-R1S P07-R2S 9 M38-R2S P08-R1S 10 M40-R1S P10-R1S 11 Rh Ac 1 Rh Ac 4 12 Rh Ac 4 Rh Ac 5 13 G 3-4 G 3-4 14 Kontrol –N Kontrol –N 15 Kontrol +N Kontrol +N Tabel 2. Perlakuan inokulasi Mikrob Pelarut Fosfat pada A. mangium dan A. crassicarpa Perlakuan Inokulasi Mikrob Pelarut Fosfat No A. mangium A. crassicarpa 1 M31-BP1 P07-BP1 2 M32-BP3 P07-BP3 3 M33-BP1 P07-BP4 4 M33-BP2 P08-BP1 5 M34-BP1 P08-BP4 6 M32-FP5 P07-FP5 7 M33-FP1 P08-FP5 8 M33-FP2 P08-FP6 9 M34-FP3 BPF3 10 M35-FP1 BPF4 11 G 3-2 FPF4 12 D3-3 FRK2 17 13 FPF5 FPF5 14 FRK2 17 S3 12 15 Kontrol –P Kontrol –P 16 Kontrol +P Kontrol +P 17

3.3.2.4 Penanaman Bibit Akasia

Persiapan penanaman dilakukan dengan mengisi pipa pada penampan dengan media cocopit, setelah itu masukkan benih untuk A. mangium 1 benih untuk tiap lubang dan A. crassicarpa 2 benih untuk setiap lubang. Setelah itu carier bahan pembawa berupa campuran inokulan dan cocopit digunakan untuk tahap, akhir sebagai penutup benih pada tahap penanaman. Media tanam yang digunakan yaitu cocopit, kebutuhan media seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Kebutuhan media tanam yang digunakan pada pembibitan akasia Perlakuan Kebutuhan media cocopit Kebutuhan media yang dipakai l Rhizobium A. mangium dan A. crassicarpa Kontrol –N 2 x 5 penampan x 96 tabung x 90 ml=43.2 l 100 Kontrol +N 2x 5 penampan x 96 tabung x 90 ml=43.2 l 100 Isolat 2x 13 isolat x 5 penampan x 96 tabung x 90 ml = 561.2 l 1200 Mikrob Pelarut Fosfat tanah gambut dan tanah mineral Kontrol –P 2 x 5 penampan x 96 tabung x 90 ml=43.2 l 100 Kontrol +P 2 x 5 penampan x 96 tabung x 90 ml=43.2 l 100 Isolat 2 x 14 isolat x 5 penampan x 96 tabung x 90 ml=604.8 l 1300 Tabel 4. Kebutuhan pupuk pada pembibitan akasia Perlakuan A. mangium Dosis Perlakuan A. crassicarpa Dosis Isolat Rhizobium 4 kgm 3 Osmocote Isolat Rhizobium 5 kgm 3 Osmocote + 1 kgm 3 MOP Kontrol -N Tanpa Pupuk Kontrol -N 1 kgm 3 MOP Kontrol +N 8 kgm 3 Osmocote Kontrol +N 10 kgm 3 Osmocote + 1 kgm 3 MOP Isolat MPF 4 kgm3 Osmocote Isolat MPF 5 kgm 3 Osmocote + 0.5 kgm 3 MOP Kontrol –P Tanpa Pupuk Kontrol –P 5 kgm 3 Osmocote Kontrol +P 8 kgm3 Osmocote Kontrol +P 10 kgm 3 Osmocote + 1 kgm 3 MOP Ket : MOP : Monopotassiumphosphate MPF : Mikrob Pelarut Fosfat 3.3.2.5 Perawatan dan Pemeliharaan Benih yang baru ditanam diletakkan di daerah naungan shady net selama 3-4 MST dengan tujuan untuk mempermudah perawatan dan memaksimalkan pertumbuhan, akan tetapi karena kondisi lokasi pembibitan yang terbatas maka terjadi keterlambatan hingga 5 MST. Benih di pindahkan ke daerah terbuka open area setelah umur 6-7 MST baru dikirim untuk ditanam di lapang. Selama di daerah terbuka benih di siram empat kali sehari sesuai dengan standar operasional selain itu juga tergantung pada cuaca, sedangkan untuk pemupukan pada A. mangium menggunakan NPK mutiara dan Provit. 18

3.3.2.6 Desain Penelitian