Seleksi Isolat Rhizobium berdasarkan uji ARA

23 melalui uji pelarutan P. Hasil isolasi Mikrob Pelarut Fosfat dari tanah gambut dan tanah mineral seperti terlihat pada Tabel 7. Tabel 7. Isolasi Mikrob Pelarut Fosfat berdasarkan Indeks Pelarutan IP No Kode Sampel Tanah Kode BPF Kode FPF Asal Isolat kompartemen,umur akasia 1 P04 - P04-FP J003, 3 thn 2 P07 P07-BP P07-FP T16, 1.5 thn 3 P08 P08-BP P08-FP N69, 3 thn 4 M31 M31-BP - I048, 6 bln 5 M32 M32-BP M32-FP I048, 6 thn 6 M33 M33-BP M33-FP J015, 6 thn 7 M34 M34-BP M34-FP J004, 5 thn 8 M35 - M35-FP I025, 4 thn 9 M43 - M43-FP J003, 5 thn 10 M44 M44-BP - J073, 7 thn Keterangan : BPF : Bakteri Pelarut Fosfat FPF : Fungi Pelarut Fosfat

4.2 Seleksi Rhizobium dan Mikrob Pelarut Fosfat

4.2.1 Seleksi Isolat Rhizobium berdasarkan uji ARA

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa dari tahap seleksi dihasilkan 7 isolat berasal dari tanah gambut dan 9 isolat dari bintil akar A. crassicarpa yang diuji dengan menggunakan metode uji ARA Asetylene Reduction Assay. Tabel 8. Aktivitas Nitrogenase Rhizobia dari Tanah Gambut dan bintil akar A. crassicarpa Hasil isolasi Rhizobium yang berasal dari beberapa sumber isolat diseleksi berdasarkan kemampuan menambat N melalui uji ARA Acetylene Reduction Assay. Teknik reduksi asetilen-etilen digunakan untuk menentukan aktivitas nitrogenase dari berbagai fraksi bintil yang berbeda-beda. Sehingga dari teknik Kode isolat Aktivitas Nitrogenase nmoljamml Kode isolat Aktivitas Nitrogenase nmoljamml Aktivitas Nitrogenase nmoljamml Tanah gambut Bintil akar A. crassicarpa P05-R 1 S 0.0932 P05.R.N 0.025 0.030 P07-R 1 S 0.0905 P06.R.N 0.034 0.035 P07-R 2 S 0.0708 P07.R.N 0.023 0.032 P07-R 3 S 0.1365 P08.R.N 0.040 0.042 P08-R 1 S 0.0551 P09.R.N 0.036 0.037 P08-R 2 S 0.0805 P10.R.N 0.033 0.039 P10-R 1 S 0.0923 P11.R.N 0.030 0.033 P12.R.N 0.036 0.030 P13.R.N 0.035 0.036 24 reduksi asetilen-etilen yang digunakan dapat diketahui bahwa jumlah etilen yang dihasilkan menunjukkan aktivitas nitrogenase Rhizobia tanah. Semakin tinggi aktivitas nitrogenase maka semakin tinggi pula kemampuan Rhizobium dalam menambat N dari udara bebas. Aktivitas nitrogenase juga ditentukan oleh bobot bintil akar yang dihasilkan, semakin tinggi bobot bintil akar maka aktivitas nitrogenase juga semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Somasegaran et al., 1994 bahwa untuk menilai keefektifan suatu isolat dapat dilakukan berdasarkan evaluasi terhadap bobot kering tanaman bagian atas, kandungan N total tanaman bagian atas dan bobot kering bintil akar. Jumlah bintil akar kurang memberikan indikasi keefektifan suatu isolat. Kandungan N total seringkali berkorelasi dengan bobot kering tanaman. Oleh karena itu, bobot kering tanaman dapat digunakan untuk mengukur keefektifan isolat dalam menambat N. Tabel 9. Aktivitas Nitrogenase Rhizobia dari tanah mineral dan bintil akar A. mangium Dari Tabel 8 dan Tabel 9, dapat diketahui jumlah etilen yang dihasilkan dari setiap tanah dan bintil akar berbeda-beda sehingga aktivitasnya pun berbeda Kode isolat Aktivitas Nitrogenase nmoljamml Kode isolat Aktivitas Nitrogenase nmoljamml Aktivitas Nitrogenase nmoljamml Tanah mineral Bintil akar A. mangium M31-R 1 S 0.0763 M02.R.N 0.079 0.030 M31-R 2 S 0.0908 M03.R.N 0.044 0.078 M32-R 1 S 0.1550 M04.R.N 0.031 0.037 M33-R 1 S 0.0584 M07.R.N 0.020 0.032 M34-R 1 S 0.0905 M09.R.N 0.039 0.070 M35-R 1 S 0.0620 M10.R.N 0.035 0.043 M35-R 2 S 0.0714 M11.R.N 0.080 0.044 M36-R 1 S 0.0726 M12.R.N 0.012 0.049 M37-R 1 S 0.0923 M13.R.N 0.029 0.037 M37-R 2 S 0.0790 M14.R.N 0.030 0.029 M38-R 1 S 0.1229 M15.R.N 0.043 0.054 M38-R 2 S 0.0975 M38-R 3 S 0.0829 M38-R 4 S 0.0875 M39-R 1 S 0.0554 M40-R 1 S 0.1090 M40-R 2 S 0.0793 M40-R 3 S 0.0938 M40-R 4 S 0.0860 M41-R 1 S 0.0757 M41-R 2 S 0.0745 25 pula. Semakin tinggi jumlah etilen yang dihasilkan maka aktivitas nitrogenasenya semakin tinggi. Hal ini berkorelasi dengan kemampuan Rhizobia dalam menambat N bebas udara. Hasil pengukuran aktivitas nitrogenase dengan uji ARA dari tanah gambut dan tanah mineral berkisar antar 0.0551 sampai 0.1550 nmoljamml. Isolat yang memiliki aktivitas nitrogenase tertinggi yaitu M32-R1S sebesar 0.1550 nmoljamml dan isolat yang memiliki aktivitas nitrogenase terkecil yaitu P08-R1S sebesar 0.0551 nmoljamml. Hasil pengukuran aktivitas nitrogenase dengan uji ARA dari bintil A. crassicarpa dan A. mangium berkisar antara 0.0120 sampai 0.080 nmoljamml. Isolat yang memiliki aktivitas nitrogenase tertinggi yaitu M11-R.N sebesar 0.080 nmoljamml dan isolat yang memiliki aktivitas nitrogenase terkecil yaitu M12-R.N sebesar 0.0120 nmoljamml. Penelitian Sihono 2004 menunjukkan jumlah dan bobot kering bintil akar pada tanah S1 tanah steril lebih baik dari pada S0 tanah tidak steril. Hal ini menunjukkan bahwa daya infektif isolat Rhizobium pada tanah S1 lebih tinggi dari pada tanah S0, namun aktivitas nitrogenase bintil akar pada tanah S0 lebih baik dari pada tanah S1 sehingga daya efektivitasnya lebih besar pada tanah S1. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya antagonisme antara isolat Rhizobium dengan mikroorganisme tanah lainnya.

4.2.2 Seleksi Isolat Mikrob Pelarut Fosfat berdasarkan Indeks Pelarutan IP