Perilaku Konsumen Sikap Konsumen

f. Pengurangan biaya, yaitu produk baru yang menyediakan kinerja serupa

dengan harga yang lebih murah.

2.6. Kebutuhan Konsumen

Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen tidak selalu sederhana. Beberapa konsumen memiliki kebutuhan yang tidak sepenuhnya mereka sadari, atau mereka tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata kebutuhannya itu, atau mereka menggunakan kata-kata yang memerlukan penafsiran. Kebutuhan yang dirasakan konsumen felt need bisa dimunculkan oleh faktor diri konsumen sendiri fisiologis, misalnya rasa lapar, haus. Kebutuhan juga bisa dimunculkan oleh faktor luar konsumen, misalnya aroma makanan yang datang dari restoran sehingga konsumen terangsang ingin makan. Iklan dan komunikasi pemasaran lainnya bisa membangkitkan kebutuhan yang dirasakan konsumen Sumarwan, 2003 Selain kebutuhan primer, ada juga kebutuhan sekunder atau motif. Kebutuhan sekunder atau kebutuhan yang diciptakan acquired needs adalah kebutuhan yang muncul sebagai reaksi konsumen terhadap lingkungan dan budayanya. Kebutuhan tersebut biasanya bersifat psikologis karena berasal dari sikap subjektif konsumen dan dari lingkungan konsumen. Identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen dapat dilakukan dengan mengukur preferensi konsumen terhadap merk-merk produk yang ada. Preferensi menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan relatif yang penting setiap atribut yang terdapat pada produk.

2.7. Perilaku Konsumen

Schiffman dan Kanuk 2004 mendefinisikan perilaku konsumen sebagai cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia waktu, uang, usaha guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka memb eli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya. Menurut Nugroho 2002, perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang dilakukan dalam rangka evaluasi, mendapatkan, penggunaan, atau mengatur barang- barang dan jasa. Kotler 2005 berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah mempelajari cara individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai,serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. Faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembelian: a. Faktor budaya , terdiri dari budaya, sub-budaya, dan kelas sosial. b. Faktor sosial , terdiri dari kelompok acuan, keluarga, peran dan status. c. Faktor kepribadian , terdiri dari usia dan tahap siklus hidup; pekerjaan; keadaan ekonomi; gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri d. Faktor kejiwaan , terdiri dari motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan pendirian sikap.

2.8. Sikap Konsumen

Selain identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, pemasar berkepentingan dengan peramalan perilaku pembelian. Jika sebuah perusahaan baru saja mengembangkan produk baru dan ingin menentukan apakah ada permintaan dan potensi yang cukup di pasar, maka dapat dilakukan pasar percobaan. Tetapi tes tersebut merupakan biaya yang sangat mahal untuk menemukan bahwa produk memiliki sedikit daya tarik. Salah satu alternatif lain untuk mengetahui apakah produk pantas atau layak mendapatkan peluang untuk masuk ke dalam pasar percobaan dengan mempertimbangkan sikap kosumen terhadap produk tersebut Engel,dkk 1994. Sikap menempatkan mereka dalam sebuah kerangka pemikiran yang menyukai atau tidak menyukai suatu objek, bergerak mendekati atau menjauhi objek tersebut. Sikap mengarahkan orang-orang berperilaku secara cukup konsisten terhadap objek yang serupa serta menghemat tenaga dan pikiran. Karena itu, sikap sangat sulit berubah. Sikap seseorang membentuk suatu pola yang konsisten, dan untuk mengubah satu sikap mungkin mengharuskan penyesuaian besar dalam sikap-sikap lain Kotler, 1997. Sikap seringkali sebagai prediktor dari perilaku. Dalam perilaku konsumen, sikap bisa digunakan untuk memprediksi keputusan membeli Nugroho, 2002. Konsumen dari pasar target akan diminta untuk menunjukkan minat mereka untuk membeli produk tersebut. Jika hanya sedikit konsumen yang menyatakan berminat, produk tersebut harus ditinggalkan atau dimodifikasi dan diuji ulang. Sebaliknya, bila konsumen sangat tertarik pada produk tersebut, maka pemasar dapat mempertimbangkan kegiatan peluncuran produk Engel,dkk 1994.

2.9. Riset Pemasaran