pemanfaatan teknologi penginderaan jauh perlu terus didorong dengan melakukan berbagai langkah tindak lanjut strategis seperti merevitalisasi
penelitian dan pengembangan yang berorientasi kepada kebutuhan pasar pengguna, meningkatkan kemampuan SDM pelaksana program pengolahan
sumber daya alam dan lingkungan di daerah sehingga memberikan daya dan hasil guna yang tinggi.
2.2. Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh inderaja adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau dengan jalan menganalisis data yang
diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang dikaji Sutanto,1994. Alat yang dimaksud adalah alat
pengindera atau sensor. Pada umumnya sensor dipasang pada wahana platform yang berupa pesawat terbang, satelit, pesawat ulang-alik, atau
wahana lainnya. Objek yang diindera atau yang ingin diketahui berupa objek permukaan bumi, di dirgantara, atau di antariksa. Penginderaannya dilakukan
dari jarak jauh sehingga disebut penginderaan jauh.
2.3. Pengertian Citra Image
Ada lima pengertian tentang citra menurut Hornby dalam Sutanto 1994, tiga diantaranya adalah:
a. Keserupaan atau tiruan seseorang atau sesuatu barang, terutama yang dibuat dari kayu, batu, dan sebagainya.
b. Gambaran mental atau gagasan, konsep tentang sesuatu barang atau seseorang.
c. Gambaran yang tampak pada cermin atau melalui lensa kamera. Citra penginderaan jauh yang selanjutnya disingkat citra, termasuk dalam
artian ketiga menurut Hornby. Citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau oleh sensor lainnya.
Interpretasi citra merupakan suatu proses mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan nilai arti pentingnya
objek tersebut. Di dalam interpretasi citra, penafsir citra mengkaji citra dan berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan
menilai arti pentingnya objek yang tergambar pada citra. Dengan kata lain
penafsir citra berupaya untuk me ngenali objek yang tergambar pada citra dan menterjemahkannya ke dalam disiplin ilmu tertentu seperti geologi, geografi,
ekologi, dan disiplin ilmu lainnya.
2.4. Pengertian dan Perbedaan Peta Citra dan Peta Garis
Peta citra adalah gambaran permukaan bumi yang diperoleh dari hasil pemotretan citra satelit yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan
skala tertentu. Sedangkan peta garis adalah gambaran permukaan bumi yang diperoleh dari hasil pemotretan citra atau foto atau pengukuran langsung atau
melalui alat GPS Global Positioning System atau dari peta lain yang diproyeksikan ke dalam bidang datar, selanjutnya dilakukan proses seperti
dijitasi, toponimi, generalisasi, dan sebagainya, dan dibuat dengan skala tertentu hasil wawancara dengan pihak Bidang Pemetaan Dasar
Kedirgantaraan Bakosurtanal. Perbedaan antara peta citra dan peta garis dapat dibedakan dalam Tabel
1. Tabel 1. Perbedaan Peta Citra dan Peta Garis
Peta Citra Peta Garis
b. tidak ada proses selanjutnya setelah proyeksi.
c. gambar yang disajikan dalam peta merupakan gambaran
sebenarnya permukaan bumi relatif sama, sehingga apa
yang dilihat di peta akan sama dengan keadaan yang
sebenarnya. a. ada proses lain setelah
proyeksi seperti dijitasi, toponimi, generalisasi, dan
lain-lain. b. gambar yang disajikan
berupa garis, dan ada proses seleksi atau
penyederhanaan, sehingga tidak semua informasi
yang dicari ada di peta.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Bakosurtanal, Peta Citra Kawasan Ibadah Haji adalah hasil pemotretan citra satelit yang diproyeksikan
ke dalam bidang datar dengan skala tertentu, di daerah-daerah dimana dilaksanakan ibadah haji dengan menambahkan keterangan-keterangan agar
lebih jelas dan memudahkan penggunaannya.
2.5. Produk Baru