Kajian Kebutuhan dan Sikap Calon Jemaah Haji Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji (Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor)
PETA CITRA KAWASAN IBADAH HAJI
(Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor)
Oleh
SEKAR PRAWITA DIAH ARIYANTI
H24103093
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(2)
Jemaah Haji Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji (Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor). Dibawah bimbingan Budi Purwanto.
Teknologi penginderaan jauh yang merupakan bagian teknologi informasi telah memasuki tahapan industri, yaitu dengan ditandai perubahan orientasi yang semula lebih cenderung digunakan untuk penelitian dan pengembangan, saat ini telah dapat digunakaan untuk pemanfaatan taraf operasional dan berbagai kepentingan lain, sehingga dapat memberikan peluang bisnis penginderaan jauh. Peluang tersebut juga dimanfaatkan oleh Bidang Pemetaan Dasar Kedirgantaraan, BAKOSURTANAL dengan merancang Peta Citra Kawasan Ibadah Haji (yaitu wilayah Mekkah, Madinah, dan Arafah) dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peta dan menambah produk peta BAKOSURTANAL, serta mensosialisasikan teknologi penginderaan jauh sehingga manfaat dari adanya kemajuan inderaja diharapkan dapat dirasakan oleh berbagai pihak dan kalangan masyarakat Indonesia. Berkaitan dengan pengusulan penambahan produk baru BAKOSURTANAL, Bidang PDKD belum mengetahui prospek pasar produk tersebut, apakah masyarakat (khususnya calon jemaah haji) membutuhkan atau tidak, menyukai atau tidak, serta berminat untuk membeli atau tidak terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui kebutuhan dan keinginan calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, 2) Mempelajari persepsi, penilaian dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, 3) Mengetahui hubungan antara persepsi, penilaian dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 di kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, 4)Mendeteksi perbedaan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji berdasarkan karakteristik demografis.
Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bogor. Penentuan sampel dilakukan dengan metode random sampling terhadap calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor. Pengambilan data primer dilakukan dengan kuesioner, wawancara, dan pengamatan langsung sedangkan data sekunder diperoleh dari data perusahaan dan literatur yang terkait. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji. Model Sikap ABC atau tricomponent model digunakan untuk mengetahui persepsi, penilaian dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji. Uji korelasi rank-spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara persepsi, sikap dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
Uji chi square digunakan untuk mendeteksi perbedaan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji berdasarkan karakteristik demografis.
Berdasarkan hasil penelitian, calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor membutuhkan dan menginginkan Peta Citra Kawasan Ibadah Haji sebagai panduan perjalanan ibadah haji maupun bukan dan dapat menghindari risiko
(3)
calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor dibandingkan dengan Peta Garis. Penilaian (afektif) calon jemaah haji kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji adalah menyukai produk tersebut, serta minat beli (konatif) terhadap produk juga tinggi, yaitu dengan tingkat harga Rp25.000,00 sampai dengan Rp50.000,00. Penelitian juga menunjukkan hubungan yang signifikan antara persepsi dan penilaian (dengan korelasi yang kuat dan searah), penilaian dan minat beli (dengan korelasi yang cukup kuat), serta minat beli dan persepsi (dengan korelasi yang kuat dan searah). Hasil uji chi square menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji berdasarkan karakteristik demografis.
(4)
PETA CITRA KAWASAN IBADAH HAJI
(Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
SEKAR PRAWITA DIAH ARIYANTI
H24103093
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(5)
DEPARTEMEN MANAJEMEN KAJIAN KEBUTUHAN DAN SIKAP CALON JEMAAH HAJI TERHADAP PETA CITRA KAWASAN IBADAH HAJI
(Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Sekar Prawita Diah Ariyanti H24103093
Menyetujui, Desember 2007
Ir. Budi Purwanto, ME Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen
(6)
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Sekar Prawita Diah Ariyanti, dilahirkan di Solo pada tanggal 27 Desember 1985 dari pasangan Triyono Prihatyanto dan Nurhastuti. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Cijujung 2 Kabupaten Bogor pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 15 Kota Bogor pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2000, dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Kota Bogor pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam komunitas teater Glamorist Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Periode 2005-2006, panitia di beberapa kegiatan kampus, peserta seminar dan pelatihan, serta penerima beasiswa PPA tahun 2006-2007.
(7)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar tingkat sarjana pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini membahas kajian mengenai kebutuhan dan sikap calon jemaah haji terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji. Peta Citra Kawasan Ibadah Haji merupakan produk baru yang akan diusulkan Bidang Pemetaan Dasar Kedirgantaraan kepada pimpinan BAKOSURTANAL dalam rangka menambah produk peta BAKOSURTANAL dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peta, serta sosialisasi adanya kemajuan penginderaan jauh. Oleh karena itu, perlu diketahui kebutuhan dan sikap masyarakat terhadap Peta Citra Kawasn Haji, sehingga diketahui prospek pasar produk tersebut, apakah layak dipasarkan atau tidak.
Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ir.Budi Purwanto,ME sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, membagikan ilmu, motivasi, saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini
2. Dr.Ir.Jono M. Munandar,M.Sc dan Mukhammad Nadjib, STP,MM selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji, serta kritik dan saran yang telah diberikan dalam penyempurnaan skripsi ini.
3. Drs.Triyono Prihatyanto (Papa), Nurhastuti (Mama), Mas Pandu, Tyas yang selalu memberikan doa, semangat dan kasih sayang keluarga kepada penulis. 4. Ir.Edwin Hendrayana, Kardiman,SE, Yofri Furqani Hakim,ST (pihak Bidang
Pemetaan Dasar Kedirgantaraan BAKOSURTANAL) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini, serta atas dukungan moril dan materi yang telah banyak diberikan kepada penulis dalam menunjang penyelesaian skripsi ini.
(8)
v
5. Seluruh staf dosen pengajar dan karyawan Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
6. Ersan Permana atas kasih sayang, perhatian, doa, dukungan dan semangat yang tiada henti.
7. Rekan satu bimibingan Yunia, Prita, Aldhika, Yayuk dan Mba Yani atas kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi.
8. Sahabat-sahabatku Linda, Evi, Eva, Vika, Andin, Desty, dan Icha, Gank Basmir atas warna keceriaan, solidaritas, semangat, dan doanya kepada penulis.
9. Teman-teman Manajemen 40 atas pengalaman-pengalaman berharga yang diberikan.
10.Budi, Meivan, Okty atas kesediaan waktu dalam membantu penyebaran kuesioner penelitian.
11.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam penulisan yang lebih baik lagi. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Desember 2007
(9)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 2
1.3Tujuan Penelitian ... 3
1.4Manfaat Penelitian ... 4
1.5Ruang Lingkup Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perkembangan Teknologi Penginderaan Jauh di Indonesia ... 5
2.2Pengertian Penginderaan Jauh ... 6
2.3Pengertian Citra ... 6
2.4Pengertian dan Perbedaan Peta Citra dan Peta Garis ... 7
2.5 Produk Baru ... 9
2.6 Kebutuhan Konsumen ... 10
2.7 Perilaku Konsumen ... 10
2.8 Sikap Konsumen ... 11
2.9 Riset Pemasaran ... 12
III. METODE PENELITIAN 3.1Kerangka Pemikiran Penelitian ... 14
3.2Tahapan Penelitian ... 16
3.3Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17
3.4Jenis dan Sumber Data ... 17
3.5 Penarikan Sampel ... 17
3.6 Metode Penarikan Sampel ... 17
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 18
3.7.1Uji Instrumen ... 18
a. Uji Validitas ... 18
b. Uji Reliabilitas ... 19
3.7.2Analisis Deskriptif ... 19
3.7.3Model Sikap Tiga Komponen (Tricomponent Model) ... 20
3.7.4Uji Korelasi Rank-Spearman ... 22
3.7.5Uji Chi-Square ... 22
(10)
vii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Instansi... 24
4.1.1 Profil BAKOSURTANAL ... 24
4.1.2 Produk BAKOSURTANAL... 24
4.2 Profil Responden ... 29
4.3 Identifikasi Kebutuhan dan Keinginan Responden ... 33
4.3.1 Prioritas Kebutuhan Calon Jemaah Haji Terhadap Dalam Melakukan Perjalanan ... 33
4.3.2 Identifikasi Kebutuhan Calon Jemaah Haji Terhadap Peta ... 35
4.3.3 Pengetahuan Calon Jemaah Haji Terhadap Peta Citra ... 37
4.3.4 Pengujian Instrumen... 39
a. Uji Validitas ... 39
b. Uji Reliabilitas ... 40
4.3.5 Persepsi, Sikap, dan Minat Beli Calon Jemaah Haji Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 40
a. Pengukuran Persepsi Terhadap Produk (Kognitif) ... 40
b. Pengukuran Penilaian Terhadap Produk (Afektif) ... 44
c. Pengukuran Minat Beli Terhadap Produk (Konatif) ... 46
4.3.6 Hubungan Antara Persepsi, Sikap, dan Minat Beli Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 48
4.3.7 Pendeteksian Perbedaan Minat Beli Calon Jemaah Haji Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji Berdasarkan Karakteristik Demografis ... 49
KESIMPULAN DAN SARAN 1 Kesimpulan ... 51
2 Saran... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
(11)
PETA CITRA KAWASAN IBADAH HAJI
(Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor)
Oleh
SEKAR PRAWITA DIAH ARIYANTI
H24103093
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(12)
Jemaah Haji Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji (Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor). Dibawah bimbingan Budi Purwanto.
Teknologi penginderaan jauh yang merupakan bagian teknologi informasi telah memasuki tahapan industri, yaitu dengan ditandai perubahan orientasi yang semula lebih cenderung digunakan untuk penelitian dan pengembangan, saat ini telah dapat digunakaan untuk pemanfaatan taraf operasional dan berbagai kepentingan lain, sehingga dapat memberikan peluang bisnis penginderaan jauh. Peluang tersebut juga dimanfaatkan oleh Bidang Pemetaan Dasar Kedirgantaraan, BAKOSURTANAL dengan merancang Peta Citra Kawasan Ibadah Haji (yaitu wilayah Mekkah, Madinah, dan Arafah) dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peta dan menambah produk peta BAKOSURTANAL, serta mensosialisasikan teknologi penginderaan jauh sehingga manfaat dari adanya kemajuan inderaja diharapkan dapat dirasakan oleh berbagai pihak dan kalangan masyarakat Indonesia. Berkaitan dengan pengusulan penambahan produk baru BAKOSURTANAL, Bidang PDKD belum mengetahui prospek pasar produk tersebut, apakah masyarakat (khususnya calon jemaah haji) membutuhkan atau tidak, menyukai atau tidak, serta berminat untuk membeli atau tidak terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui kebutuhan dan keinginan calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, 2) Mempelajari persepsi, penilaian dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, 3) Mengetahui hubungan antara persepsi, penilaian dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 di kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, 4)Mendeteksi perbedaan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji berdasarkan karakteristik demografis.
Penelitian dilaksanakan di wilayah Kota Bogor. Penentuan sampel dilakukan dengan metode random sampling terhadap calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor. Pengambilan data primer dilakukan dengan kuesioner, wawancara, dan pengamatan langsung sedangkan data sekunder diperoleh dari data perusahaan dan literatur yang terkait. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji. Model Sikap ABC atau tricomponent model digunakan untuk mengetahui persepsi, penilaian dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji. Uji korelasi rank-spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara persepsi, sikap dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
Uji chi square digunakan untuk mendeteksi perbedaan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji berdasarkan karakteristik demografis.
Berdasarkan hasil penelitian, calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor membutuhkan dan menginginkan Peta Citra Kawasan Ibadah Haji sebagai panduan perjalanan ibadah haji maupun bukan dan dapat menghindari risiko
(13)
calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor dibandingkan dengan Peta Garis. Penilaian (afektif) calon jemaah haji kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji adalah menyukai produk tersebut, serta minat beli (konatif) terhadap produk juga tinggi, yaitu dengan tingkat harga Rp25.000,00 sampai dengan Rp50.000,00. Penelitian juga menunjukkan hubungan yang signifikan antara persepsi dan penilaian (dengan korelasi yang kuat dan searah), penilaian dan minat beli (dengan korelasi yang cukup kuat), serta minat beli dan persepsi (dengan korelasi yang kuat dan searah). Hasil uji chi square menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji berdasarkan karakteristik demografis.
(14)
PETA CITRA KAWASAN IBADAH HAJI
(Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
SEKAR PRAWITA DIAH ARIYANTI
H24103093
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(15)
DEPARTEMEN MANAJEMEN KAJIAN KEBUTUHAN DAN SIKAP CALON JEMAAH HAJI TERHADAP PETA CITRA KAWASAN IBADAH HAJI
(Studi Kasus: Calon Jemaah Haji Periode 2007 Kota Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
Sekar Prawita Diah Ariyanti H24103093
Menyetujui, Desember 2007
Ir. Budi Purwanto, ME Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen
(16)
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Sekar Prawita Diah Ariyanti, dilahirkan di Solo pada tanggal 27 Desember 1985 dari pasangan Triyono Prihatyanto dan Nurhastuti. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Cijujung 2 Kabupaten Bogor pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 15 Kota Bogor pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2000, dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Kota Bogor pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama perkuliahan, penulis berpartisipasi dalam komunitas teater Glamorist Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Periode 2005-2006, panitia di beberapa kegiatan kampus, peserta seminar dan pelatihan, serta penerima beasiswa PPA tahun 2006-2007.
(17)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar tingkat sarjana pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini membahas kajian mengenai kebutuhan dan sikap calon jemaah haji terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji. Peta Citra Kawasan Ibadah Haji merupakan produk baru yang akan diusulkan Bidang Pemetaan Dasar Kedirgantaraan kepada pimpinan BAKOSURTANAL dalam rangka menambah produk peta BAKOSURTANAL dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peta, serta sosialisasi adanya kemajuan penginderaan jauh. Oleh karena itu, perlu diketahui kebutuhan dan sikap masyarakat terhadap Peta Citra Kawasn Haji, sehingga diketahui prospek pasar produk tersebut, apakah layak dipasarkan atau tidak.
Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ir.Budi Purwanto,ME sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, membagikan ilmu, motivasi, saran dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini
2. Dr.Ir.Jono M. Munandar,M.Sc dan Mukhammad Nadjib, STP,MM selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji, serta kritik dan saran yang telah diberikan dalam penyempurnaan skripsi ini.
3. Drs.Triyono Prihatyanto (Papa), Nurhastuti (Mama), Mas Pandu, Tyas yang selalu memberikan doa, semangat dan kasih sayang keluarga kepada penulis. 4. Ir.Edwin Hendrayana, Kardiman,SE, Yofri Furqani Hakim,ST (pihak Bidang
Pemetaan Dasar Kedirgantaraan BAKOSURTANAL) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini, serta atas dukungan moril dan materi yang telah banyak diberikan kepada penulis dalam menunjang penyelesaian skripsi ini.
(18)
v
5. Seluruh staf dosen pengajar dan karyawan Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
6. Ersan Permana atas kasih sayang, perhatian, doa, dukungan dan semangat yang tiada henti.
7. Rekan satu bimibingan Yunia, Prita, Aldhika, Yayuk dan Mba Yani atas kerjasama dan motivasi selama bimbingan dan konsultasi skripsi.
8. Sahabat-sahabatku Linda, Evi, Eva, Vika, Andin, Desty, dan Icha, Gank Basmir atas warna keceriaan, solidaritas, semangat, dan doanya kepada penulis.
9. Teman-teman Manajemen 40 atas pengalaman-pengalaman berharga yang diberikan.
10.Budi, Meivan, Okty atas kesediaan waktu dalam membantu penyebaran kuesioner penelitian.
11.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut membantu selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan perbaikan dalam penulisan yang lebih baik lagi. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Desember 2007
(19)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 2
1.3Tujuan Penelitian ... 3
1.4Manfaat Penelitian ... 4
1.5Ruang Lingkup Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perkembangan Teknologi Penginderaan Jauh di Indonesia ... 5
2.2Pengertian Penginderaan Jauh ... 6
2.3Pengertian Citra ... 6
2.4Pengertian dan Perbedaan Peta Citra dan Peta Garis ... 7
2.5 Produk Baru ... 9
2.6 Kebutuhan Konsumen ... 10
2.7 Perilaku Konsumen ... 10
2.8 Sikap Konsumen ... 11
2.9 Riset Pemasaran ... 12
III. METODE PENELITIAN 3.1Kerangka Pemikiran Penelitian ... 14
3.2Tahapan Penelitian ... 16
3.3Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17
3.4Jenis dan Sumber Data ... 17
3.5 Penarikan Sampel ... 17
3.6 Metode Penarikan Sampel ... 17
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 18
3.7.1Uji Instrumen ... 18
a. Uji Validitas ... 18
b. Uji Reliabilitas ... 19
3.7.2Analisis Deskriptif ... 19
3.7.3Model Sikap Tiga Komponen (Tricomponent Model) ... 20
3.7.4Uji Korelasi Rank-Spearman ... 22
3.7.5Uji Chi-Square ... 22
(20)
vii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Instansi... 24
4.1.1 Profil BAKOSURTANAL ... 24
4.1.2 Produk BAKOSURTANAL... 24
4.2 Profil Responden ... 29
4.3 Identifikasi Kebutuhan dan Keinginan Responden ... 33
4.3.1 Prioritas Kebutuhan Calon Jemaah Haji Terhadap Dalam Melakukan Perjalanan ... 33
4.3.2 Identifikasi Kebutuhan Calon Jemaah Haji Terhadap Peta ... 35
4.3.3 Pengetahuan Calon Jemaah Haji Terhadap Peta Citra ... 37
4.3.4 Pengujian Instrumen... 39
a. Uji Validitas ... 39
b. Uji Reliabilitas ... 40
4.3.5 Persepsi, Sikap, dan Minat Beli Calon Jemaah Haji Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 40
a. Pengukuran Persepsi Terhadap Produk (Kognitif) ... 40
b. Pengukuran Penilaian Terhadap Produk (Afektif) ... 44
c. Pengukuran Minat Beli Terhadap Produk (Konatif) ... 46
4.3.6 Hubungan Antara Persepsi, Sikap, dan Minat Beli Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 48
4.3.7 Pendeteksian Perbedaan Minat Beli Calon Jemaah Haji Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji Berdasarkan Karakteristik Demografis ... 49
KESIMPULAN DAN SARAN 1 Kesimpulan ... 51
2 Saran... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
(21)
viii
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Perbedaan antara Peta Citra dan Peta Garis ... 8
2. Riset untuk identifikasi dan pemecahan masalah... 13
3. Prioritas pertama kebutuhan untuk perjalanan ... 33
4. Prioritas kedua kebutuhan untuk perjalanan ... 34
5. Prioritas ketiga kebutuhan untuk perjalanan ... 34
6. Prioritas keempat kebutuhan untuk perjalanan ... 34
7. Prioritas kelima kebutuhan untuk perjalanan ... 35
8. Hasil uji validitas instrumen... 39
9. Hasil uji reliabilitas instrument ... 40
10. Persepsi responden terhadap Peta Citra ... 42
11. Interpretasi skor pengukuran persepsi responden terhadap Peta Citra... 42
12. Persepsi responden terhadap Peta Garis ... 43
13. Interpretasi skor pengukuran persepsi responden terhadap Peta Garis ... 44
14. Penilaian responden terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 45
15. Hasil penilaian Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 46
16. Minat beli responden terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 47
17. Hubungan antara persepsi,sikap,dan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 48
18. Perhitungan nilai chi-square antara minat beli dengan karakteristik Demografis ... 49
(22)
ix
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 15 2 Tahapan Penelitian ... 16 3. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 29 4. Profil Responden Berdasarkan Usia... 29 5. Profil Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 30 6. Profil Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 30 7. Profil Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 31 8. Profil Responden Berdasarkan Pendapatan... 31 9. Profil Responden Berdasarkan Wilayah Tempat Tinggal ... 32 10. Profil Responden Berdasarkan Status Haji ... 32 11. Profil Responden Berdasarkan Status Umroh ... 33 12. Kebutuhan Responden Terhadap Peta... 36 13. Jumlah Responden Berdasarkan Kepemilikasan Peta Kawasan
Ibadah Haji ... 36 14. Keinginan Responden Terhadap Peta Kawasan Ibadah Haji ... 37 15. Niat Beli Responden Terhadap Peta Kawasan Ibadah Haji ... 37 16. Pengetahuan Responden Mengenai Peta Citra ... 38 17. Kebutuhan Responden Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 38 18. Keinginan Responden Memiliki Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 38
(23)
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Contoh Produk Peta Citra Kawasan Ibadah Haji ... 56 2. Contoh Produk Peta Garis Kawasan Ibadah Haji... 57 3. Kuesioner Penelitian ... 58 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kognitif... 64 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Afektif... 65 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Konatif ... 66 7. Hasil Uji Korelasi Rank-Spearman ... 67 8. Hasil Uji Chi-Square Jenis Kelamin dengan Minat Beli ... 68 9. Hasil Uji Chi-Square Usia dengan Minat Beli ... 69 10. Hasil Uji Chi-Square Pendidikan dengan Minat Beli ... 70 11. Hasil Uji Chi-Square Status Perkawinan dengan Minat Beli ... 71 12. Hasil Uji Chi-Square Pekerjaan dengan Minat Beli ... 72 13. Hasil Uji Chi-Square Pendapatan dengan Minat Beli... 73 14. Hasil Uji Chi-Square Wilayah Tempat Tinggal dengan Minat Beli ... 74 15. Hasil Uji Chi-Square Status Haji dengan Minat Beli ... 75 16. Hasil Uji Chi-Square Status Umroh dengan Minat Beli ... 76 17. Profil Responden Penelitian ... 77
(24)
1.1.Latar Belakang
Teknologi penginderaan jauh (inderaja atau remote sensing) khususnya satelit saat ini berkembang pesat. Sekarang ini, satelit mampu mengamati kondisi lingkungan seperti tutupan ozon, warna air laut, konsentrasi gas rumah kaca, arah angin di laut, suhu permukaan laut, petir, dan fenomena alam lainnya. Pengamatan dilakukan baik dengan sensor pasif (pantulan sinar matahari) maupun sensor aktif (radar). Kemajuan tersebut ditandai dengan peningkatan kemampuan resolusi spasial dari 10-30 m menjadi 1-5 m serta kemampuan resolusi spektral dari multispektral menjadi hiperspektral.
Hal tersebut menjadikan penginderaan jauh yang merupakan bagian teknologi informasi telah memasuki tahapan industri, yaitu dengan ditandai perubahan orientasi yang semula lebih cenderung digunakan untuk penelitian dan pengembangan, saat ini telah dapat digunakaan untuk pemanfaatan taraf operasional dan berbagai kepentingan lain. Disamping itu kepemilikan satelit yang saat ini umumnya dimiliki pemerintah dan beroperasi bukan untuk tujuan komersial akan berubah ke pihak swasta dengan basis komersial. Tantangan tersebut bahkan lebih besar dengan adanya arus globalisasi perekonomian dan informasi melalui jaringan internet, sehingga dapat memberikan peluang bisnis penginderaan jauh, seperti pengembangan sistem ruas antariksa yang merupakan bisnis yang sangat besar, untuk satu satelit penginderaan jauh dapat bernilai jutaan bahkan miliaran dolar Amerika.
Melihat pemanfaatan data satelit penginderaan jauh yang semakin besar, dari catatan akuisisi 800.000 scene data landsat 5 telah dimanfaatkan sebesar 30% untuk berbagai aplikasi, maka peluang pasar pengembangan sistem perangkat lunak pengolahan data dan Sistem Informasi Geografi (SIG) masih terbuka lebar. Selain itu, pengembangan perangkat lunak untuk browse image agar mudah diakses pengguna melalui internet juga memberikan peluang bisnis (Kartasasmita, 2001)
Adanya kemajuan penginderaan jauh yang dapat dijadikan peluang bisnis tersebut diharapkan oleh pemerintah dapat diketahui dan digunakan
(25)
tidak hanya untuk masyarakat tertentu saja tetapi juga untuk seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan guna meningkatkan wawasan masyarakat mengenai penginderaan jauh.
Sosialisasi adanya kemajuan penginderaan jauh terhadap masyarakat awam tentu tidaklah mudah untuk dilakukan, hal itu disebabkan karena untuk memahami mengenai penginderaan jauh membutuhkan pengetahuan yang khusus dan tidak dapat dipahami dalam jangka waktu yang singkat dan membutuhkan biaya yang tidak murah. Akan tetapi dengan adanya fasilitas internet, saat ini penggunaan data hasil dari penginderaan jauh telah banyak digunakan oleh masyarakat seperti data citra satelit Quick Bird dan Landsat yang dapat diperoleh tanpa mengeluarkan biaya download data dan diperbolehkan untuk menyebarluaskan data tersebut kepada siapapun melalui program Google Earth.
Data citra satelit tersebut khususnya Quick Bird dapat dimanfaatkan oleh Bidang Pemetaan Dasar Kedirgantaraan (PDKD), Pusat Pemetaan Dasar Kelautan dan Kedirgantaraan (PDKK), BAKOSURTANAL yaitu dengan merancang peta citra dengan skala besar, dengan adanya peta citra diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebutuhan peta serta memperkenalkan kepada masyarakat mengenai penginderaan jauh dengan lebih mudah dan menyeluruh kepada masyarakat Indonesia.
Bidang Pemetaan Dasar Kedirgantaraan (PDKD) mengusulkan memproduksi Peta Citra Kawasan Ibadah Haji – yakni wilayah Mekkah, Madinah, Arafah dan sekitarnya- dalam rangka mendapatkan nilai tambah terhadap produk peta BAKOSURTANAL dari sudut pandang konsumen. Pertimbangan kawasan ibadah haji dijadikan sebagai peta citra adalah diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat khususnya para jemaah haji sebagai panduan menentukan perjalanan, mengurangi risiko tersesat, serta memperoleh informasi dengan mudah mengenai fasilitas umum, akomodasi, dan jaringan jalan.
Berdasarkan berita Republika (Kamis,7 Desember 2006) mengenai kasus jemaah haji yang tersesat disebutkan bahwa “Risiko tersesat saat ibadah haji khususnya diwilayah Masjidil Haram sering terjadi, yaitu mengalami perasaan
(26)
bingung mencari jalan keluar pintu Masjidil Haram karena melalui pintu yang bukan semula dilalui, kebingunangan itu terjadi, karena selain bentuk pintunya yang serupa, areal masjid yang sangat luas dan dipadati jutaan jamaah, membuat banyak jamaah bingung mencari pintu masjid yang semula menjadi pintu masuknya. Alhasil, begitu jamaah keluar melalui pintu yang buka pintu masuknya, mereka akhirnya akan kesulitan mencari pemondokannya. Sekali pun jarak antara pemondokan mereka dengan Masjidil Haram, sebenarnya tak terlalu jauh, hanya sekitar 500 meter. Menurut petugas, kasus jamaah yang tersesat, biasanya akan meningkat pada saat sepekan sebelum waktu wukuf. Pada saat itu, hampir semua jamaah haji dari berbagai negara, berkumpul di Makkah”.
Menurut data terakhir Badan Pusat Statistik tahun 2000 masyarakat Indonesia sebagian besar menganut agama Islam (88,2% dari jumlah penduduk Indonesia sebesar 201.241.999), dan selama periode 2002-2004, jumlah jemaah haji yang diberangkatkan ke tanah suci terus meningkat mencapai 204.945 jiwa (Statistik Indonesia 2004), tahun 2006 jemaah haji yang diberangkatkan berjumlah 205.335 jiwa lewat 9 embarkasi dalam 472 kloter (www.pikiran-rakyat.com, Jumat, 9 Desember 2005). Jumlah tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di Indonesia berpotensi untuk membeli produk Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
Berkaitan dengan pengusulan penambahan produk baru bagi BAKOSURTANAL, Bidang PDKD belum mengetahui prospek pasar Peta Citra Kawasan Ibadah Haji kepada calon jemaah haji apakah membutuhkan produk tersebut atau tidak serta apakah masyarakat menyukai dan berminat membeli atau tidak. Menurut BAKOSURTANAL, biaya dan teknologi pembuatan peta sangat tinggi sedangkan kesadaran masyarakat akan kebutuhan peta belum membudaya, sehingga para investor belum berani memproduksi secara besar-besaran. Meskipun secara formal tidak ada pesaing, BAKOSURTANAL menerapkan hanya memproduksi peta yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.
(27)
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Adakah kebutuhan dan keinginan calon jamaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji?
2. Bagaimana sikap calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor yang meliputi persepsi, penilaian dan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji?
3. Bagaimana hubungan persepsi, penilaian, dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji?
4. Adakah perbedaan minat beli calon jemaah haji periode 2007 kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji berdasarkan karakteristik responden?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kebutuhan dan keinginan calon jemaah haji periode 2007 di
kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
2. Mempelajari sikap calon jemaah haji periode 2007 di kota Bogor yang meliputi persepsi, penilaian dan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
3. Mengetahui hubungan antara persepsi, penilaian dan minat beli calon jemaah haji periode 2007 di kota Bogor terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
4. Mendeteksi perbedaan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji berdasarkan karakteristik demografis.
1.4.Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan melalui kegiatan penelitian mengenai kebutuhan, keinginan, sikap dan minat beli produk baru adalah dapat melihat prospek pasar produk sehingga dapat diketahui apakah produk baru layak untuk dipasarkan atau tidak.
(28)
1.5.Ruang Lingkup Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan terhadap produk baru yang dapat menciptakan permintaan.
2. Penelitian ini dilakukan pada usaha yang bergerak di sektor publik yang didirikan dengan tujuan pelayana n sosial dan nirlaba.
3. Penelitian ini dilakukan dilihat dari sisi konsumen sebagai pelaku ekonomi.
(29)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perkembangan Teknologi Penginderaan Jauh di Indonesia
Teknologi penginderaan jauh dengan menggunakan wahana satelit untuk kepentingan nonmiliter telah berkembang sejak diluncurkannya ERS-1 pada bulan Juli 1972. Perkembangan ini semakin pesat dengan ditempatkannya satelit-satelit seperti Lansat, SPOT, dan NOAA-AVHRR pada akhir 1970-an dan dekade 1980-an. Pada dekade 1990-an, perkembangan tersebut semakin marak dimana teknologi yang awalnya hanya didominasi negara adidaya seperti Amerika Serikat dan Uni Sovyet, sekarang mulai dikuasai oleh Negara-negara maju di Eropa, Kanada, Jepang, maupun Negara-negara-Negara-negara berkembang seperti Cina dan India.
Teknologi penginderaan jauh atau remote sensing (RS) sebagai salah satu jenis teknologi luar angkasa memainkan peranan penting dalam pengembangan pendataan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Para arkeolog memanfaatkannya untuk mengetahui situs kerajaan masa lalu di Bumi Nusantara. Dari hasil pemotretan melalui satelit, terlihat saluran-saluran kuno dengan pola saling tegak lurus di bekas ibu kota kerajaan Majapahit, yang pernah berjaya sekitar abad ke-9 Masehi.
Di sektor kelautan, Departemen Kelautan dan Perikanan mulai memperkuat sistem pemantauan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan penangkapan ikan canggih mulai dilengkapi Global Positioning System (GPS) dan digital mapping.
Penginderaan jauh (inderaja) khususnya satelit semakin banyak digunakan oleh berbagai negara termasuk negara berkembang seperti Indonesia dan pihak swasta. Selain itu, satelit masa datang akan mempunyai karakteristik yang berbeda dari satelit yang ada sekarang, baik resolusinya yang makin baik, download bit rate-nya yang juga makin besar, dan jumah kanal spektral makin banyak (hyper spectral).
Inderaja sebagai suatu alat pemantauan kondisi sumber daya alam dan lingkungan telah terbukti cukup efektif dan sangat penting perannya bagi negara seperti Indonesia. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan dan
(30)
pemanfaatan teknologi penginderaan jauh perlu terus didorong dengan melakukan berbagai langkah tindak lanjut strategis seperti merevitalisasi penelitian dan pengembangan yang berorientasi kepada kebutuhan pasar (pengguna), meningkatkan kemampuan SDM pelaksana program pengolahan sumber daya alam dan lingkungan di daerah sehingga memberikan daya dan hasil guna yang tinggi.
2.2. Pengertian Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh (inderaja) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang dikaji (Sutanto,1994). Alat yang dimaksud adalah alat pengindera atau sensor. Pada umumnya sensor dipasang pada wahana (platform) yang berupa pesawat terbang, satelit, pesawat ulang-alik, atau wahana lainnya. Objek yang diindera atau yang ingin diketahui berupa objek permukaan bumi, di dirgantara, atau di antariksa. Penginderaannya dilakukan dari jarak jauh sehingga disebut penginderaan jauh.
2.3. Pengertian Citra (Image)
Ada lima pengertian tentang citra menurut Hornby dalam Sutanto (1994), tiga diantaranya adalah:
a. Keserupaan atau tiruan seseorang atau sesuatu barang, terutama yang dibuat dari kayu, batu, dan sebagainya.
b. Gambaran mental atau gagasan, konsep tentang sesuatu barang atau seseorang.
c. Gambaran yang tampak pada cermin atau melalui lensa kamera.
Citra penginderaan jauh yang selanjutnya disingkat citra, termasuk dalam artian ketiga menurut Hornby. Citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau oleh sensor lainnya.
Interpretasi citra merupakan suatu proses mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan nilai arti pentingnya objek tersebut. Di dalam interpretasi citra, penafsir citra mengkaji citra dan berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menilai arti pentingnya objek yang tergambar pada citra. Dengan kata lain
(31)
penafsir citra berupaya untuk me ngenali objek yang tergambar pada citra dan menterjemahkannya ke dalam disiplin ilmu tertentu seperti geologi, geografi, ekologi, dan disiplin ilmu lainnya.
2.4. Pengertian dan Perbedaan Peta Citra dan Peta Garis
Peta citra adalah gambaran permukaan bumi yang diperoleh dari hasil pemotretan citra satelit yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu. Sedangkan peta garis adalah gambaran permukaan bumi yang diperoleh dari hasil pemotretan citra atau foto atau pengukuran langsung atau melalui alat GPS (Global Positioning System) atau dari peta lain yang diproyeksikan ke dalam bidang datar, selanjutnya dilakukan proses seperti dijitasi, toponimi, generalisasi, dan sebagainya, dan dibuat dengan skala tertentu (hasil wawancara dengan pihak Bidang Pemetaan Dasar Kedirgantaraan Bakosurtanal).
Perbedaan antara peta citra dan peta garis dapat dibedakan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan Peta Citra dan Peta Garis
Peta Citra Peta Garis
b. tidak ada proses selanjutnya setelah proyeksi.
c. gambar yang disajikan dalam peta merupakan gambaran sebenarnya permukaan bumi (relatif sama), sehingga apa yang dilihat di peta akan sama dengan keadaan yang sebenarnya.
a. ada proses lain setelah proyeksi seperti dijitasi, toponimi, generalisasi, dan lain-lain.
b. gambar yang disajikan berupa garis, dan ada proses seleksi atau penyederhanaan, sehingga tidak semua informasi yang dicari ada di peta.
(32)
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Bakosurtanal, Peta Citra Kawasan Ibadah Haji adalah hasil pemotretan citra satelit yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu, di daerah-daerah dimana dilaksanakan ibadah haji dengan menambahkan keterangan-keterangan agar lebih jelas dan memudahkan penggunaannya.
2.5. Produk Baru
Jika perusahaan telah menentukan segmen pasar, memilih target konsumen, mengidentifikasi kebutuhan, dan memosisikan pasar, perusahaan tersebut mampu lebih baik untuk mengembangkan produk baru. Pengembangan produk meliputi pembuatan produk yang baru atau penyempurnaan dari produk yang sudah ada. Setiap perusahaan harus mengembangkan produk baru. Tugas dunia usaha adalah mengandung ide, melahirkan ide, dan membantu ide tersebut tumbuh. Pengembangan produk baru membentuk masa depan perusahaan (Kotler, dkk 2005).
Proses pengembangan produk baru juga disertai dengan berbagai risiko kegagalan. Risiko tersebut dapat diperkecil dengan membuat konsep produk yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan permintaan konsumen serta dapat menciptakan kepuasan bagi konsumen.
Terdapat enam kategori produk baru dalam hal tingkat kebaruannya bagi perusahaan dan pasar (Kotler, 1997), yakni :
a. Produk baru bagi dunia, yaitu produk baru yang menciptakan suatu pasar yang sama sekali baru.
b. Lini produk baru, produk baru yang memungkinkan perusahaan memasuki pasar yang telah mapan untuk pertama kalinya.
c. Tambahan pada lini produk yang telah ada, yaitu produk-produk baru yang melengkapi suatu lini produk perusahaan yang telah mantap.
d. Perbaikan dan revisi produk yang telah ada, yakni produk baru yang memberikan kinerja lebih baik atau niai yang dianggap lebih hebat dan menggantikan produk yang telah ada.
e. Penentuan kembali posisi (repositioning), yaitu produk yang telah ada diarahkan ke pasar atau segmen baru.
(33)
f. Pengurangan biaya, yaitu produk baru yang menyediakan kinerja serupa dengan harga yang lebih murah.
2.6. Kebutuhan Konsumen
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen tidak selalu sederhana. Beberapa konsumen memiliki kebutuhan yang tidak sepenuhnya mereka sadari, atau mereka tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata kebutuhannya itu, atau mereka menggunakan kata-kata yang memerlukan penafsiran. Kebutuhan yang dirasakan konsumen (felt need) bisa dimunculkan oleh faktor diri konsumen sendiri (fisiologis), misalnya rasa lapar, haus. Kebutuhan juga bisa dimunculkan oleh faktor luar konsumen, misalnya aroma makanan yang datang dari restoran sehingga konsumen terangsang ingin makan. Iklan dan komunikasi pemasaran lainnya bisa membangkitkan kebutuhan yang dirasakan konsumen (Sumarwan, 2003)
Selain kebutuhan primer, ada juga kebutuhan sekunder atau motif. Kebutuhan sekunder atau kebutuhan yang diciptakan (acquired needs) adalah kebutuhan yang muncul sebagai reaksi konsumen terhadap lingkungan dan budayanya. Kebutuhan tersebut biasanya bersifat psikologis karena berasal dari sikap subjektif konsumen dan dari lingkungan konsumen.
Identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen dapat dilakukan dengan mengukur preferensi konsumen terhadap merk-merk produk yang ada. Preferensi menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan relatif yang penting setiap atribut yang terdapat pada produk.
2.7. Perilaku Konsumen
Schiffman dan Kanuk (2004) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka memb eli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya.
(34)
Menurut Nugroho (2002), perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang dilakukan dalam rangka evaluasi, mendapatkan, penggunaan, atau mengatur barang-barang dan jasa.
Kotler (2005) berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah mempelajari cara individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai,serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.
Faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembelian:
a. Faktor budaya, terdiri dari budaya, sub-budaya, dan kelas sosial. b. Faktor sosial, terdiri dari kelompok acuan, keluarga, peran dan status. c. Faktor kepribadian, terdiri dari usia dan tahap siklus hidup; pekerjaan;
keadaan ekonomi; gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri
d. Faktor kejiwaan, terdiri dari motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan pendirian (sikap).
2.8. Sikap Konsumen
Selain identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, pemasar berkepentingan dengan peramalan perilaku pembelian. Jika sebuah perusahaan baru saja mengembangkan produk baru dan ingin menentukan apakah ada permintaan dan potensi yang cukup di pasar, maka dapat dilakukan pasar percobaan. Tetapi tes tersebut merupakan biaya yang sangat mahal untuk menemukan bahwa produk memiliki sedikit daya tarik.
Salah satu alternatif lain untuk mengetahui apakah produk pantas atau layak mendapatkan peluang untuk masuk ke dalam pasar percobaan dengan mempertimbangkan sikap kosumen terhadap produk tersebut (Engel,dkk 1994). Sikap menempatkan mereka dalam sebuah kerangka pemikiran yang menyukai atau tidak menyukai suatu objek, bergerak mendekati atau menjauhi objek tersebut. Sikap mengarahkan orang-orang berperilaku secara cukup konsisten terhadap objek yang serupa serta menghemat tenaga dan pikiran. Karena itu, sikap sangat sulit berubah. Sikap seseorang membentuk suatu pola yang konsisten, dan untuk mengubah satu sikap mungkin mengharuskan penyesuaian besar dalam sikap-sikap lain (Kotler, 1997).
(35)
Sikap seringkali sebagai prediktor dari perilaku. Dalam perilaku konsumen, sikap bisa digunakan untuk memprediksi keputusan membeli (Nugroho, 2002). Konsumen dari pasar target akan diminta untuk menunjukkan minat mereka untuk membeli produk tersebut. Jika hanya sedikit konsumen yang menyatakan berminat, produk tersebut harus ditinggalkan atau dimodifikasi dan diuji ulang. Sebaliknya, bila konsumen sangat tertarik pada produk tersebut, maka pemasar dapat mempertimbangkan kegiatan peluncuran produk (Engel,dkk 1994).
2.9. Riset Pemasaran
Maholtra (2005) mendefinisikan riset pemasaran sebagai fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan, dan masyarakat dengan pemasar melalui informasi-informasi digunakan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan peluang dan masalah pemasaran; membuat, memperbaiki, dan mengevaluasi tindakan pemasaran, memantau kinerja pemasaran; serta memperbaiki pengertian mengenai pemasaran sebagai sebuah proses.
Menurut Umar (2003) riset pemasaran merupakan suatu kegiatan yang sistematik dan mempunyai tujuan dalam hal pengidentifikasian masaalah dan peluang, pengumpulan data,pengolahan dan penganalisaan data, penyebaran informasi yang bermanfaat untuk membantu manajemen dalam rangka pengambilan keputusan identifikasi dan solusi yang efektif dan efisien di bidang pemasaran perusahaan.
Riset pemasaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Rangkuti, 1997):
a. Riset identifikasi masalah, yaitu riset yang diadakan untuk mengidentifikasi masalah. Masalah ini tidak harus ada saat ini, tetapi kemungkinan besar akan muncul di masa yang akan datang.
b. Riset untuk pemecahan masalah, riset yang diadakan untuk menolong memecahkan masalah yang lebih spesifik di dalam pemasaran.
(36)
Tabel 2. Riset untuk identifi kasi dan pemecahan masalah Riset untuk Identifikasi Masalah Riset Untuk Pemecahan
Masalah - Riset potensi pasar
- Riset pangsa pasar - Riset kesan
- Riset karakteristik pasar - Riset mengenai penjualan - Riset trend bisnis
- Riset peramalan
- Riset segmentasi - Riset mengenai produk - Riset mengenai harga - Riset mengenai promosi - Riset mengenai distribusi
(37)
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Perkembangan pasar yang dinamis dan penuh dengan persaingan, perusahaan akan sulit mempertahankan eksistensinya dengan hanya bertahan pada produknya yang sekarang. Salah satu cara untuk bertahan atau berkembang adalah dengan melakukan pengembangan produk baru. Berkaitan dengan penambahan Peta Citra Kawasan Ibadah Haji sebagai produk BAKOSURTANAL, terlebih dahulu diketahui apakah produk tersebut sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan permintaan konsumen. Peta citra merupakan produk yang belum pernah ada sebelumnya dan belum ada pembandingnya di pasar selain peta garis, oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan contoh produk Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
Selain diketahui mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen, perlu diketahui bagaimana sikap masyarakat (khususnya calon jemaah haji) terhadap produk tersebut, apakah disukai oleh masyarakat atau tidak, dari sikap konsumen dapat diprediksi keputusan membelinya,. Menurut Model Sikap ABC, sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Kognitif dalam penelitian ini adalah persepsi calon jemaah haji terhadap dua jenis peta, yaitu Peta Citra dan Peta Garis Kawasan Ibadah Haji; sedangkan afektif adalah berupa penilaian calon jemaah haji terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji; serta komponen konatif adalah minat beli calon jemaah haji terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji. Persepsi, penilaian, dan minat beli yang tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, sehingga dapat mempengaruhi keputusan membeli dan selanjutnya dapat dilakukan pengujian pasar terhadap produk tersebut. Akan tetapi, jika persepsi, penilaian, dan minat beli rendah maka menunjukkan sikap yang negatif terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, sehingga produk tersebut tidak layak untuk dilakukan pengujian pasar atau produk tersebut dapat dikaji ulang atau dievaluasi sehingga sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kerangka pemikiran penelitian dapat diringkas dalam Gambar 1.
(38)
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Sikap Sample produk
Peta Citra Kawasan Ibadah Haji
Kebutuhan dan Keinginan
Persepsi Penilaian Minat beli
(39)
3.2. Tahapan Penelitian
Gambar 2. Tahapan penelitian Pembuatan
Prototipe
Pembuatan Kuesioner
Kesimpulan dan Saran Interpretasi Data Pengolahan Data
Analisis Data Penentuan Sampel
Penyebaran Kuesioner
Pemasukan Data Penarikan Sampel
(40)
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan di wilayah kota Bogor dengan memberikan kuesioner kepada responden yang termasuk dalam data calon jemaah haji periode 2007 yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2007.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data penunjang. Data primer diperoleh melalui hasil survei dengan cara pengisian kuesioner oleh responden, kuesioner terdiri dari pertanyaan tertutup dan terbuka, serta wawancara dengan pihak BAKOSURTANAL. Data sekunder sebagai data penunjang diperoleh melalui berbagai sumber, antara lain studi literatur yang relevan dengan topik penelitian, data yang berasal dari instansi pemerintah, buku-buku, artikel, sumber-sumber di internet, dan dari sumber-sumber terkait lainnya.
3.5. Penarikan Sampel
Ukuran sampel yang digunakan berdasarkan rumus Slovin (Umar,2003) sebagai berikut:
2 1 Ne
N n
+
= ...(1) Dengan :
n = Jumlah sampel yang akan diambil N = Jumlah populasi objek penelitian e = Nilai kritis
Jumlah populasi adalah jumlah calon jemaah haji tahun 2007 yang terdaftar di Departemen Agama Kota Bogor sampai dengan 18 Juni 2007 sebanyak 668 orang, dengan standar eror sebesar 10% maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 86,979167 ~ 87 orang.
3.6. Metode Penarikan Sampel
Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode probability sampling yaitu metode sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang spesifik dan bukan nol untuk terpilih sebagai sampel. Peluangnya tersebut dapat sama, dapat pula tidak sama besarnya
(41)
dengan anggota populasi lainnya. Jenis probablility sampling yang digunakan adalah simple random sampling (sampling acak sederhana) yaitu setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
3.7. Pengolahan dan Analisis Data
Langkah awal yang dilakukan sebelum data diolah adalah menguji validitas dan reliabilitas kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pengkodean untuk menyeragamkan data yang telah terkumpul.
3.7.1. Uji Instrumen a. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total, digunakan rumus korelasi product moment. Secara matematis sebagai berikut:
xy
r =
(
)
( )
}
{
(
)
( )
}
{
2 2 2 2∑
∑
∑
∑
−∑
∑ ∑
− − y y n x x n y x xy n ...(2) Dengan :rxy = Korelasi antara x dan y x = Skor Pertanyaan
y = Skor total
n = Jumlah Responden
Pengujian validitas kuesioner terdiri dari tiga variabel, yaitu variabel kognitif (persepsi responden terhadap peta citra dan peta garis terdiri dari 12 item), variabel afektif (sikap atau penilaian responden terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji terdiri dari 5 item), dan variabel konatif (variabel minat beli responden terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji terdiri dari 6 item).
(42)
b. Uji Reliabilitas
Jika alat ukur dinyatakan sahih, selanjutnya reliabilitas (kehandalan) alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas adalah nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama. Untuk mencari nilai reliabilitas alat ukur dalam bentuk skala dapat menggunakan rumus Cronbach’s Alpha, secara matematis sebagai berikut :
− −
=
∑
22 11 1 1 t b k k r σ σ ...(3) Dengan :
r11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan
2
t
σ = varians total 2
b
σ = jumlah varians butir
Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap tiga variabel yaitu variabel kognitif, afektif, dan konatif.
3.7.2. Analisis Deskripsif
Analisis deskriptif adalah transformasi data mentah kedalam bentuk yang udah dipahami atau diinterpretasi dengan menggunakan tabulasi sederhana. Analisis deskriptif (analisis pendahuluan) bertujuan untuk mengetahui karakteristik setiap variabel dalam sampel (Simamora, 2004). Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan calon jemaah haji terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji yaitu sebagai berikut :
1. untuk mengetahui kebutuhan apa yang menjadi prioritas calon jemaah haji dalam melakukan perjalanan baik untuk ibadah haji maupun bukan untuk ibadah haji.
2. untuk mengetahui perbandingan persentase calon jemaah haji yang membutuhkan dengan yang tidak membutuhkan sebuah peta dalam sebuah perjalanan ibadah haji.
(43)
3. untuk mengetahui perbandingan persentase calon jemaah haji yang memiliki dengan yang tidak memiliki peta kawasan ibadah haji. 4. untuk mengetahui perbandingan persentase calon jemaah haji
(yang tidak memiliki peta kawasan ibadah haji) yang berkeinginan dan tidak untuk memiliki peta kawasan ibadah haji.
5. untuk mengetahui perbandingan persentase calon jemaah haji yang mengetahui dan yang tidak mengetahui tentang peta citra dan peta citra kawasan ibadah haji.
6. untuk mengetahui perbandinan persentase calon jemaah haji yang membutuhkan dengan yang tidak membutuhkan Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
7. untuk mengetahui perbandingan persentase calon jemaah haji yang menginginkan dengan yang tidak menginginkan Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
3.7.3. Model Sikap Tiga Komponen (Tricomponent Model)
Menurut tricomponent attitude model (Schiffman dan Kanuk,1994; dan Engel, Blackwell, dan Miniard, 1993 dalam Sumarwan 2003), sikap terdiri atas tiga komponen : kognitif, afektif, dan konatif. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen, yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek atau disebut juga sebagai pengetahuan dan kepercayaan konsumen. Afektif menggambarkan emosi dan perasaan konsumen, yaitu menunjukkan penilaian langsung dan umum terhadap suatu produk, apakah produk itu disukai atau tidak disukai; atau apakah produk itu baik atau buruk. Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap suatu objek, konatif berkaitan dengan tindakan atau perilaku yang akan dilakukan oleh seorang konsumen.
Model ini juga disebut sebagai Model ABC, A menyatakan sikap (affect), B adalah perilaku (behavior), dan C adalah kepercayaan (cognitive). Model ABC menganggap bahwa afek, kognitif, dan perilaku adalah berhubungan satu sama lain.
(44)
a. Kognitif
Pengukuran kognitif pada penelitian ini yaitu mengukur bagaimana pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap Peta Citra dan Peta Garis Kawasan Ibadah Haji. Pengetahuan dan persepsi masyarakat diperoleh melalui menghitung skor seberapa setuju atau tidak setuju pendapat masyarakat terhadap beberapa pernyataan mengenai karakteristik dari suatu peta kawasan ibadah haji, baik Peta Citra maupun Peta Garis, sehingga dapat diketahui apakah masyarakat mempercayai bahwa Peta Citra atau Peta Garis memiliki karakteristik yang spesifik. Berdasarkan wawancara dengan para ahli, diperoleh 12 variabel pernyataan mengenai Peta Citra dan Peta Garis Kawasan Ibadah Haji yaitu sebagai berikut: 1. 2 item pernyataan manfaat peta
2. 2 item pernyataan informasi peta
3. 1 item pernyataan kemudahan membaca peta 4. 2 item pernyataan kemudahan memahami peta 5. 1 item pernyataan kepraktisan penggunaan peta 6. 2 item pernyataan tampilan gambar peta
7. 1 item pernyataan kemasan peta 8. 1 item pernyataan kualitas kertas peta
b. Afektif
Pengukuran afektif yaitu mengukur penilaian masyarakat terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji apakah baik atau buruk, disukai atau tidak. Perasaan dan emosi masyarakat ditujukan kepada produk secara keseluruhan, bukan perasaan dan emosi kepada atribut-atribut yang dimiliki produk. Perasaan dan emosi digambarkan dengan ungkapan dua kata sifat yang berbeda, untuk mengevaluasi Peta Citra Kawasan Ibadah Haji digunakan kata sifat yakni, bagus-buruk,bermanfaat-tidak bermanfaat, menyenangkan-tidak menyenangkan, canggih-kuno, dan menarik-menyenangkan-tidak menarik.
(45)
c. Konatif
Pengukuran yang ketiga adalah komponen konatif, yaitu mengukur keinginan membeli masyarakat terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, apakah tinggi, sedang, atau rendah serta mengukur berapa tingkat harga yang diinginkan masyarakat apakah Rp100.000, Rp75.000, Rp50.000, atau Rp25.000.
3.7.4. Uji Korelasi Rank-Spearman
Menurut Santoso dan Tjiptono 2001, uji korelasi rank-spearman bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antar dua variabel untuk data skala ordinal (nonparametrik). Uji korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara persepsi, sikap dan minat beli calon jemaah haji terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, apakah terdapat hubungan yang signifi kan atau tidak.
Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika korelasi menghasilkan angka positif, hubungan kedua variabel bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka variabel tergantungnya juga besar. Jika korelasi menghasilkan angka negatif, hubungan kedua variabel tidak searah artinya jika variabel bebas besar, maka variabel tergantungnya menjadi kecil. Angka korelasi berkisar antara 0 sampai dengan 1. Dengan ketentuan jika angka mendekati 1, hubungan kedua variabel semakin kuat. Jika angka korelasi mendekati 0, hubungan kedua variabel semakin lemah. Adapun rentang angka korelasi adalah sebagai berikut:
a. 0 – 2,5 korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada) b. 0,25 – 0,5 korelasi cukup
c. 0,5 – 0,75 korelasi kuat
d. 0,75 – 1 korelasi sangat kuat
3.7.5. Uji Chi-Square
Chi square atau chi kuadrat digunakan untuk melihat ketergantungan antara variabel bebas dan tergantung berskala nominal atau ordinal. Prosedur chi square menabulasi satu variabel ke dalam kategori-kategori dan menghitung angka statistik chi-square. Untuk
(46)
satu variabel dikenal sebagai uji keselarasan atau goodness-of-fit test yang berfungsi untuk membandingkan frekuensi yang diamati dan yang diharapkan ke dalam masing-masing kategori untuk diuji apakah semua kategori mempunyai proporsi nilai yang sama atau masing-masing kategori mempunyai proporsi nilai yang khusus untuk satu pengguna. Jika terdiri dari dua variabel dikenal sebagai uji independensi yang berfungsi untuk hubungan dua variabel. Seperti sifatnya, prosedur chi square dikelompokkan ke dalam statistik nonparametrik.
Penelitian ini bertujuan mendeteksi apakah ada perbedaan antara profil responden, berupa jenis kelamin, usia, pekerjaan dan pendapatan dengan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji.
3.7.6. Perhitungan Persepsi, Penilaian, dan Minat Beli
Teknik pengumpulan data kuesioner untuk persepsi, penilaian, dan minat beli terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji adalah dengan menyebarkan instrumen pernyataan yang disebarkan kepada 87 responden, kemudian direkapitulasi, yaitu menjumlahkan berapa responden yang menjawab dengan skor 5,4,3,2 atau 1 lalu dikalikan dengan skor. Misal:
21 orang menjawab dengan skor 5 = 21 x 5 43 orang menjawab dengan skor 4 = 43 x 4 16 orang menjawab dengan skor 3 = 16 x 3 7 orang menjawab dengan skor 2 = 7 x 2 0 orang menjawab dengan skor 1 = 0 x 1 Jumlah skor untuk pernyataan 1 = 339
Jumlah skor ideal untuk setiap pernyataan : 5 x 87 = 435 (SS) Jumlah skor terendah : 1 x 87 = 87 (STS)
Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil skor sebesar 339 yang terletak pada daerah setuju. Secara kontinum dapat terlihat seperti:
(47)
0 87 174 261 348 435
STS TS N S SS
Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari 87 responden maka pernyataan 1 tergolong kuat yaitu 339/435 x 100% = 78%. Persentase kelompok responden untuk tiap item pernyataan dapat dilihat dari kriteria interpretasi skor sebagai berikut:
0% - 20% = Sangat Lemah 20% - 40 % = Lemah
40% - 60% = Cukup 60% - 80% = Kuat
(48)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Profil BAKOSURTANAL
BAKOSURTANAL mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang survei dan pemetaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Program kerja dan kegiatan dilaksanakan untuk mencapai visi BAKOSURTANAL yaitu "Menyediakan infrastruktur data spasial sebagai dasar bagi pengembangan data dan informasi sumber daya alam dan lingkungan". Pada tanggal 17 Oktober 1969, dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1969 tentang Pembentukan Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL). Kemudian pada tanggal 17 Juni 1998, struktur organisasi Bakosurtanal disempurnakan lagi melalui Keppres no 87 tahun 1998. Bakosurtanal adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Bakosurtanal dipimpin oleh seorang Kepala.
Bakosurtanal mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pengembangan, pengelolaan, pembinaan dan koordinasi di bidang survei dan pemetaan serta pembinaan data dan informasi geografi nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4.1.2. Produk BAKOSURTANAL
Adapun produk-produk yang telah dihasilkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional dari masing-masing pusat adalah sebagai berikut:
a. Produk Pusat Pemetaan Dasar Rupabumi dan Tata Ruang:
1. Peta Rupabumi dan Tata Ruang, skala 1:250.000 (Kalimantan dan Papua) dan 1:50.000 (Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah)
(49)
2. Basis Data Geospasial, skala 1:50.000 (Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah)
b. Produk Pusat Pemetaan Dasar Kelautan dan Kedirgantaraan:
1. Peta Lingkungan Pantai Indonesia, skala 1:50.000 (sebagian daerah Gorontalo dan Sulteng, sebagian Kalbar, dan sebagian Kalsel).
2. Peta Lingkungan Bandara Indonesia, skala 1:25.000 (Achmad Yani, Semarang dan Mutiara, Palu)
3. Peta World Aeronautical Chart, skala 1:1.000.000 (daerah NAD, Medan, Padang, Bengkulu, Palembang, Pekanbaru) 4. SIG Lingkungan Pantai Indonesia (LPI), wilayah Pantura Jabar
dan Jateng
c. Pusat Pemetaan Batas Wilayah
1. Peta Batas Wilayah Negara, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dalam berbagai skala
2. Peta Yurisdiksi NKRI
3. Peta Batas Laut Wilayah Provinsi, Peta Wilayah Pengelolaan Laut Kabupaten/Kota
4. Peta Foto Pulau-pulau Kecil Terluar
5. CD Interaktif Pusat Pemetaan Batas Wilayah 6. Daftar Koordinat Pilar-pilar Batas Wilayah d. Pusat ATLAS
1. Multimedia: Pariwisata Lampung, Jawa Timur; Overview Sumberdaya Indonesia;Potensi Regional - Nasional
2. Peta Dinding: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusatenggara, Maluku, Irian, Regional – Benua
3. Atlas Pendidikan Dasar 4. Atlas Curah Hujan
5. Atlas Pariwisata NTB From Space 6. Peta Global
e. Pusat Survei Sumberdaya Alam Darat
(50)
2. Peta Ekosistem DAS Kapuas
3. Peta Liputan Lahan, Sistem Lahan dan Kawasan Lindung 4. Peta Integrasi Neraca (Hutan, Lahan, Air, Mineral) f. Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut
1. Sistem Informasi Direktori Pulau, data tematik pulau kecil terluar
2. Deskripsi geografis 10 Kabupaten wilayah pesisir
3. Analisis Depresiasi dan Degradasi, Sumberdaya Pesisir dan Laut
4. Peta Sebaran Khlorofil-a
5. Integrasi Data Sumberdaya Alam Darat dan Laut
6. Inventarisasi dan Pemaduan Data Sumberdaya Alam Laut Wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI I dan ALKI III)
g. Pusat Geodesi dan Dinamika
1. Buku Prediksi Pasang Surut 2005
2. Jaringan Stasiun Pasang Surut Permanen 3. Jaring Kontrol Horisontal Nasional
4. Peta Pola Pergeseran Tektonik Lempeng di Wilayah Indonesia 5. Pemantauan Dinamika di Wilayah Pesisir
h. Pusat Sistem Jaringan dan Standardisasi Data Spasial 1. Fora Infrastruktur Data Spasial
2. Sistem Jaringan Data Spasial 3. Metadata Spasial Nasional 4. Standard Nasional Data Utama 5. Sistem Basis Data Kelautan 6. Sistem Informasi Perencanaan
7. Basis Data Sumberdaya Manusia Surta 8. Sistem Tayang Langsung Peta
9. Sistem Tayang Langsung Peta Dinamis i. Balai Geomatika
(51)
2. Aplikasi Remote Sensing dan Sistem Informasi Geografis 3. Penelitian Pengembangan Sistem Informasi Geografis 4. Penelitian Kajian Citra Multiresolusi
5. Kajian Geografi Wilayah Natuna
j. Balai Pendidikan dan Pelatihan Survei dan Pemetaan 1. Katalog Buku Perpustakaan
2. Modul Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan 3. Journal Ilmiah Geomatika dan Geo Informatika 4. Perpustakaan Digital
k. Pusat Pelayanan Jasa dan Informasi 1. Survei Geodesi
2. Survei Sumberdaya Alam Darat dan Alam Laut 3. Pemetaan Dasar Kelautan dan Kedirgantaraan 4. Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi 5. Pemetaan Tematik dan Atlas
6. Pemetaan Dasar Rupabumi Digital 7. Pemetaan Batas Wilayah dan Tata Ruang 8. Jaringan dan Standadisasi Data Spasial 9. Penelitian Geomatika
(52)
4.2. Profil Responden a. Jenis Kelamin
44% 56%
Laki-laki Perempuan
Gambar 3. Profil responden berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa jumlah responden terbanyak berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan yaitu sebanyak 56%, sedangkan responden laki-laki sebanyak atau 44%.
b. Usia
1% 10%
25%
43%
13% 8%
17-25 thn 26-35 thn 36-45 thn 46-55 thn 56-65 thn >65 thn
Gambar 4. Profil responden berdasarkan usia
Berdasarkan Gambar 4 sebagian besar responden berusia antara 46-55 tahun sebesar 43%, dan hanya 8% responden yang diatas 65 tahun.
(53)
c. Latar Belakang Pendidikan
47% 7%
34%
10%
1% 1% SD
SLTP SLTA Diploma Sarjana Pasca
Gambar 5. Profil responden berdasarkan latar belakang pendidikan Gambar 5 menunjukkan bahwa pada umumnya tingkat pendidikan responden adalah SLTA yaitu sebesar 47%. Sementara itu hanya 1% berpendidikan SD.
d. Status Perkawinan
96%
2% 2%
Menikah Belum Menikah Janda
Gambar 6. Profil responden berdasarkan status perkawinan
Gambar 6 menunjukkan sebagian besar calon jemaah haji sudah menikah yaitu sebesar 96%, belum menikah sebanyak 2%, dan janda sebanyak 2%.
(54)
e. Pekerjaan
8%
22%
17% 11%
5% 37%
Pensiunan Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta BUMN
Ibu Rumah Tangga
Gambar 7. Profil respoden berdasarkan pekerjaan
Gambar 7 menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah ibu rumah tangga sebesar 37%, pegawai negeri sebesar 22%, pegawai swasta sebanyak 17%, wiraswasta 11%, pensiunan 8%, dan BUMN sebanyak 5%.
f. Pendapatan
15%
23% 27%
22%
8% 5% <1 juta
1-2 juta 2-4 juta 4-8 juta 8-16 juta >16 juta
Gambar 8. Profil responden berdasarkan pendapatan per bulan.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden berpenghasilan 2-4 juta sebanyak 27%, 1-2 juta sebanyak 23%, 4-8 juta 22%, kurang dari 1 juta 15%, 8-16 juta sebanyak 8%, dan lebih dari 16 juta sebanyak 5%.
(55)
g. Wilayah Tempat Tinggal
28%
9% 13% 15%
18%
17% Bogor Utara
Bogor Timur Bogor Selatan Bogor Barat Bogor Tengah Tanah Sareal
Gambar 9. Profil responden berdasarkan wilayah tempat tinggal
Gambar 9 menunjukkan bahwa responden penelitian bertempat tinggal paling banyak di wilayah kecamatan Bogor Utara sebanyak 28%,18% di Bogor Tengah, 17% di Tanah Sareal, 15% di Bogor Barat, 13% di Bogor Selatan, dan 9% di Bogor Timur.
h. Status Haji
98% 2%
Belum Haji Sudah Haji
Gambar 10. Profil responden berdasarkan status haji
Berdasarkan Gambar 10 menunjukkan bahwa responden penelitian belum pernah melaksanakan ibadah haji yaitu sebanyak 98%, dan sudah pernah melaksanakan ibadah haji sebanyak 2%.
(56)
i. Status Umroh
92% 8%
Belum Umroh Sudah Umroh
Gambar 11. Profil responden berdasarkan status umroh
Gambar 11 menunjukkan bahwa sebagian besar responden penelitian belum pernah melaksanakan ibadah umroh yaitu sebanyak 92%, dan sebanyak 8% sudah pernah melaksanakan ibadah umroh.
4.3. Identifikasi Kebutuhan dan Keinginan Calon Jemaah Haji Terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji
4.3.1. Prioritas Kebutuhan Calon Jemaah Haji dalam Melakukan Perjalanan
Berdasarkan wawancara dengan para ahli, diperoleh beberapa hal yang dibutuhkan oleh calon jemaah haji untuk melakukan suatu perjalanan baik untuk ibadah haji maupun bukan ibadah haji yaitu terdiri dari kendaraan, peta, pemandu wisata, Global Positioning System (GPS) dan kompas. Kebutuhan-kebutuhan tersebut diprioritaskan oleh responden, dari mulai yang sangat penting sampai yang tidak penting. Hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3. Prioritas pertama kebutuhan untuk perjalanan No Prioritas Pertama Kebutuhan
Perjalanan Frek(org)
Persentase (%)
1 Kendaraan 29 33
2 Peta 9 10
3 Pemandu Wisata 46 53
4 Global Positioning System (GPS) 3 3
5 Kompas 0 0
(57)
Tabel 4. Prioritas kedua kebutuhan untuk perjalanan No Prioritas Kedua Kebutuhan
Perjalanan Frek(org)
Persentase (%)
1 Kendaraan 30 34
2 Peta 26 30
3 Pemandu Wisata 22 25
4 Global Positioning System (GPS) 3 3
5 Kompas 6 7
Total 87 100
Tabel 5. Prioritas ketiga kebutuhan untuk perjalanan No Prioritas Ketiga Kebutuhan
Perjalanan Frek(org)
Persentase (%)
1 Kendaraan 15 17
2 Peta 37 43
3 Pemandu Wisata 12 14
4 Global Positioning System (GPS) 11 13
5 Kompas 12 14
Total 87 100
Tabel 6. Prioritas keempat kebutuhan untuk perjalanan No Prioritas Keempat Kebutuhan
Perjalanan Frek(org)
Persentase (%)
1 Kendaraan 5 6
2 Peta 14 16
3 Pemandu Wisata 4 5
4 Global Positioning System (GPS) 39 45
5 Kompas 25 29
(58)
Tabel 7. Prioritas kelima kebutuhan untuk perjalanan No Prioritas Kelima Kebutuhan
Perjalanan Frek(org)
Persentase (%)
1 Kendaraan 10 11
2 Peta 1 1
3 Pemandu Wisata 5 6
4 Global Positioning System (GPS) 31 36
5 Kompas 40 46
Total 87 100
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 87 responden, 53% memilih pemandu wisata sebagai prioritas pertama untuk melakukan perjalanan ibadah haji atau bukan, yang dimaksud pemandu wisata dalam hal ini adalah para pembimbing haji yang telah memiliki pengalaman dalam melakukan ibadah haji maupun bukan. Tabel 4 menunjukkan prioritas kedua yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah perjalanan ibadah haji maupun bukan yaitu sebanyak 34% membutuhkan kendaraan. Prioritas ketiga yang banyak dipilih oleh responden jika tidak ada pemandu wisata dan kendaraan adalah peta yaitu sebanyak 43%, hal tersebut dapat terlihal pada Tabel 5. Prioritas keempat yang dipilih oleh responden adalah Global Positioning System (GPS), yaitu sebesar 45% dari 87 responden, hal tersebut terlihat pada Tabel 6. Tabel 7 menunjukkan prioritas terakhir yang paling banyak dipilih oleh responden sebanyak 46% adalah kompas.
Dapat disimpulkan bahwa calon jemaah haji lebih memprioritaskan para pembimbing haji atau pemandu wisata dibandingkan peta untuk melakukan perjalanan ibadah haji atau bukan.
4.3.2. Identifikasi Kebutuhan Calon Jemaah Haji Terhadap Peta
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai kebutuhan calon jemaah haji terhadap sebuah peta sebagai berikut:
(59)
70% 30%
Butuh Peta Tidak Butuh Peta
Gambar 12. Kebutuhan responden terhadap peta
Gambar 11 menunjukkan bahwa sebagian besar calon jemaah haji pada dasarnya membutuhkan peta untuk melakukan perjalanan ibadah haji yaitu sebanyak 70% dari 87 responden , dan sebagian besar calon jemaah haji tidak memiliki peta kawasan ibadah haji yaitu sebesar 71% dan sebanyak 29% memiliki peta kawasan ibadah haji (Gambar 12). Responden yang memiliki peta kawasan ibadah haji sebagian besar tidak membeli peta tersebut melainkan didapat dari teman yang telah melaksanakan ibadah haji.
29%
71%
Memiliki Peta Tidak memiliki
Gambar 13. Jumlah responden berdasarkan kepemilikan Peta Kawasan Ibadah Haji
Responden yang tidak memiliki peta kawasan ibadah haji, sebanyak 79% ingin memiliki peta kawasan ibadah haji (terlihat pada Gambar 13), serta sebanyak 69% yang bersedia membeli peta kawasan ibadah haji (terlihat pada Gambar 14).
(60)
79% 21%
Ingin Memiliki Peta Tidak Ingin Memiliki Peta
Gambar 14. Keinginan responden memiliki Peta Kawasan Ibadah Haji
69%
31% Berniat Membeli Peta
Tidak Berniat Membeli Peta
Gambar 15. Niat beli responden terhadap Peta Kawasan Ibadah Haji
4.3.3. Pengetahuan Calon Jemaah Haji Terhadap Peta Citra
Berdasarkan penelitian, sebagian besar responden tidak mengetahui tentang peta citra yaitu sebesar 91% dari 87 responden (Gambar 15). Setelah responden meliha t dan memperhatikan Peta Citra Kawasan Ibadah Haji, sebanyak 67% membutuhkan peta tersebut (Gambar 16) dengan alasan dapat bermanfaat untuk panduan dalam melakukan perjalanan ibadah haji maupun bukan dan dapat menghindari risiko tersesat saat perjalanan serta sebanyak 71% ingin memiliki Peta Citra Kawasan Ibadah Haji (Gambar 17).
(61)
9%
91%
Mengetahui Peta Citra Tidak Mengetahui Peta Citra
Gambar 16. Pengetahuan responden mengenai Peta Citra
67%
33% Membutuhkan PCKI
Tidak Membutuhkan PCKI
Gambar17. Kebutuhan responden terhadap Peta Citra Kawasan Ibadah Haji
71%
29% Ingin Memiliki PCKI
Tidak Ingin Memiliki PCKI
Gambar 18. Keinginan responden memiliki Peta Citra Kawasan Ibadah Haji
(1)
Lampiran 13 Hasil Uji Chi Square Pendapatan dengan Minat Beli
Pendapatan * minat beli Crosstabulation0 1 8 4 0 13
.0% 1.1% 9.2% 4.6% .0% 14.9%
0 4 8 8 0 20
.0% 4.6% 9.2% 9.2% .0% 23.0%
2 3 14 5 0 24
2.3% 3.4% 16.1% 5.7% .0% 27.6%
1 1 11 6 0 19
1.1% 1.1% 12.6% 6.9% .0% 21.8%
0 0 4 2 1 7
.0% .0% 4.6% 2.3% 1.1% 8.0%
0 0 0 4 0 4
.0% .0% .0% 4.6% .0% 4.6%
3 9 45 29 1 87
3.4% 10.3% 51.7% 33.3% 1.1% 100.0% Count
% of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total < 1 juta
1-2 juta 2-4 juta 4-8 juta 8-16 > 16 juta Pendapatan
Total
sangat
rendah rendah cukup tinggi sangat tinggi minat beli
Total
Chi-Square Tests
28.440a 20 .099
24.291 20 .230
1.889 1 .169
87 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
23 cells (76.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .05.
(2)
Lampiran 14 Hasil Uji Chi Square Wilayah Tempat Tinggal dengan Minat
Beli
Lokasi Tinggal * minat beli Crosstabulation
2 2 15 4 1 24
2.3% 2.3% 17.2% 4.6% 1.1% 27.6%
0 2 4 2 0 8
.0% 2.3% 4.6% 2.3% .0% 9.2%
0 0 6 5 0 11
.0% .0% 6.9% 5.7% .0% 12.6%
0 1 6 6 0 13
.0% 1.1% 6.9% 6.9% .0% 14.9%
0 2 8 6 0 16
.0% 2.3% 9.2% 6.9% .0% 18.4%
1 2 6 6 0 15
1.1% 2.3% 6.9% 6.9% .0% 17.2%
3 9 45 29 1 87
3.4% 10.3% 51.7% 33.3% 1.1% 100.0% Count
% of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total B.utara
B.timur B.selatan B.Barat B.tengah T.sareal Lokasi
Tinggal
Total
sangat
rendah rendah cukup tinggi sangat tinggi minat beli
Total
Chi-Square Tests
14.196a 20 .820
16.229 20 .702
.904 1 .342
87 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
22 cells (73.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .09.
(3)
Lampiran 15 Hasil Uji Chi Square Status Haji dengan Minat Beli
Status Haji * minat beli Crosstabulation
3 9 44 28 1 85
3.4% 10.3% 50.6% 32.2% 1.1% 97.7%
0 0 1 1 0 2
.0% .0% 1.1% 1.1% .0% 2.3%
3 9 45 29 1 87
3.4% 10.3% 51.7% 33.3% 1.1% 100.0%
Count % of Total Count % of Total Count % of Total belum pernah
sudah pernah Status
Haji
Total
sangat
rendah rendah cukup tinggi sangat tinggi minat beli
Total
Chi-Square Tests
.478a 4 .976
.754 4 .944
.345 1 .557
87 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
7 cells (70.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .02.
(4)
Lampiran 16 Hasil Uji Chi Square Status Umroh dengan Minat Beli
Status Umrah * minat beli Crosstabulation
3 9 42 25 1 80
3.4% 10.3% 48.3% 28.7% 1.1% 92.0%
0 0 3 4 0 7
.0% .0% 3.4% 4.6% .0% 8.0%
3 9 45 29 1 87
3.4% 10.3% 51.7% 33.3% 1.1% 100.0%
Count % of Total Count % of Total Count % of Total belum pernah
sudah pernah Status Umrah
Total
sangat
rendah rendah cukup tinggi sangat tinggi minat beli
Total
Chi-Square Tests
2.548a 4 .636
3.388 4 .495
1.926 1 .165
87 Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
7 cells (70.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .08.
(5)
Lampiran 17. Profil Responden Penelitian
No
Profil Responden
Frekuensi
(org)
Persentase(%)
1
Jenis Kelamin
Laki-laki
38
44
Perempuan
49
56
Total
87
100
2
Usia
<17 thn
0
0
17-25 thn
1
1
26-35 thn
9
10
36-45 thn
22
25
46-55 thn
37
43
56-65 thn
11
13
>65 thn
7
8
Total
87
100
3
Latar Belakang Pendidikan
SD
1
1
SLTP
1
1
SLTA
40
46
Diploma
6
7
Sarjana
30
34
Pasca
9
10
Total
87
100
4
Status Perkawinan
Menikah
83
95
Belum Menikah
2
2
Janda
2
2
Duda
0
0
Total
87
100
5
Pekerjaan
Pensiunan
7
8
Pegawai Negeri
19
22
Pegawai Swasta
15
17
Wiraswasta
10
11
BUMN
4
5
Ibu Rumah Tangga
32
37
Lainnya
0
0
(6)
Lanjutan Lampiran 17
6
Pendapatan
<1 juta
13
15
1-2 juta
20
23
2-4 juta
24
28
4-8 juta
19
22
8-16 juta
7
8
>16 juta
4
5
Total
87
100
7
Wilayah Tempat Tinggal
Bogor Utara
24
28
Bogor Timur
8
9
Bogor Selatan
11
13
Bogor Barat
13
15
Bogor Tengah
16
18
Tanah Sareal
15
17
Total
87100
8
Status Haji
Belum Haji
85
98
Sudah Haji
2
2
Total
87100
9
Status Umroh
Belum Umroh
8092