63 • Sekretaris
: Kepala Bagian Sosial Setda Kabupaten Subang • Kepala Sekretariat : Kepala Bidang Ketahanan Masyarakat Desa KMD –
BPMD Kabupaten Subang • Anggota :
- Kasubagian Pemuda Olahraga dan Peranan Wanita POPW Setda Kabupaten Subang
- Kasubidang Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat DesaKelurahan BPMD Kabupaten Subang
- Kasi Pengembangan Ketahanan Keluarga dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Keluarga Dinas Kependudukan dan KB
- Kasubidang Pembinaan dan Peningkatan Kinerja Kader Pembangunan DesaKelurahan BPMD Kabupaten Subang
- Tiga orang pelaksana pada Bidang KMD BPMD Kabupaten Subang • Komisi-komisi terdiri dari:
- Komisi Kesetaraan dan Keadilan Gender - Komisi Tindakan Kekerasan Terhadap Perempuan, dan
- Komisi Pemampuan dan Peningkatan Kemandirian Lembaga Dan Organisasi Perempuan.
4.4.2 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa BPMD Kabupaten Subang
Sesuai SK Bupati Subang No. 147.143Kep.789-BPMD2004, Wakil Ketua Harian Forkom Gender di Kabupaten Subang adalah Kepala BPMD dengan
Kepala Sekretariat Forkom Gender yang merupakan pelaksana harian PUG dan pemberdayaan perempuan berada di bawah wewenang Kepala Bidang Ketahanan
Masyarakat Desa KMD dengan anggota jajaran di bawahnya. BPMD melalui Bidang KMD merupakan pelaksana sosialisasi dan
penyuluhan di bidang pemberdayaan perempuan dan PUG di Kabupaten Subang. Biaya penyelenggaraan kegiatan tersebut berasal dari APBD tingkat I, APBD
tingkat II atau bantuan luar negeri misal dari United Nations Population Fund, UNFPA. Tema program yang dibiayai oleh APBD I disesuaikan dengan
kebijakan dan program propinsi. Program yang dibiayai oleh APBD II, temanya disesuaikan dengan kebijakan dan program dari instansi yang bersangkutan yaitu
BPMD Kabupaten Subang. Umumnya penentuan program dari instansi yang bersangkutan dilaksanakan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Musrenbang yang melibatkan pihak-pihak yang terkait atau pemangku kepentingan dari program pembangunan terkait. Program yang akan dibiayai oleh
APBD II dilaksanakan berdasarkan skala prioritas, disesuaikan dengan sumber dana yang dimiliki. Program yang dibiayai oleh bantuan luar negeri umumnya
merupakan program Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pemberdayaan
64 Perempuan KPP, dengan demikian tema program disesuaikan dengan program
KPP. Pada tahun 2004, BPMD telah menyelenggarakan 14 kegiatan yang
berhubungan dengan pemberdayaan perempuan dan PUG dari jumlah keseluruhan 23 kegiatan yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah daerah. Dari jumlah
tersebut, Dislutkan menyelenggarakan satu kegiatan yaitu “Penyuluhan Pemanfaatan Lahan Pekarangan, Cara Memilih Ikan Yang Baik, Manfaat Omega-
3 Pada Ikan Dan Kesehatan” yang ditujukan kepada keluarga binaan di lokasi P2W-KSS Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera.
Pada tahun 2005, BPMD menyelenggarakan “Workshop Penyusunan Dan Penyajian Program Sektoral Yang Responsif Gender Di Kabupaten Subang”
sebanyak tiga tahap dengan masing-masing tahap selama dua hari. Peserta workshop berjumlah 30 orang berasal dari 17 instansi pemerintah daerah. Setiap
instansi mengirimkan antara satu hingga tiga pegawainya, Dislutkan mengirim satu pegawai sebagai peserta. Biaya penyelenggaraan workshop berasal dari
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan United Nations Population Fund UNFPA. Disamping itu, BPMD juga telah menyelenggarakan enam
kegiatan yang berhubungan dengan pemberdayaan perempuan dan PUG dari jumlah keseluruhan 32 kegiatan yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah
daerah; sedangkan Dislutkan sama sekali tidak menyelenggarakan kegiatan sejenis.
Pada tahun 2006, BPMD menyelenggarakan delapan kegiatan yang berhubungan dengan pemberdayaan perempuan dan PUG dari jumlah keseluruhan
14 kegiatan yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah daerah. Pada tahun yang sama Dislutkan menyelenggarakan “Pelatihan Sumberdaya Perikanan dan
Kelautan” yang ditujukan kepada 40 orang lelaki pembudidaya ikan dan nelayan serta 40 perempuan pengolah ikan.
Pada tahun 2007, BPMD menyelenggarakan lima kegiatan terkait pemberdayaan perempuan dan PUG. Lima kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut: • Sosialisasi tentang Pengarusutamaan Gender
• Sosialisasi tentang Pemberantasan Buta Aksara Bagi Perempuan
65 • Sosialisasi tentang Perempuan Kepala Keluarga PEKKA
• Sosialisasi tentang Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat
Sejahtera P2WKSS, dan • Sosialisasi tentang Ibu dan Anak.
Salah satu sasaran pemberdayaan perempuan adalah terhadap perempuan kepala keluarga. Proyek percontohan pemberdayaan perempuan kepala keluarga
PEKKA di Kabupaten Subang dilaksanakan di Kecamatan Tanjungsiang yang meliputi delapan desa. Anggota kelompok PEKKA pada akhir tahun 2005 ini
berjumlah 13 kelompok yang terdiri dari 283 orang. Anggota PEKKA umumnya berumur antara 41-50 tahun dan menanggung beban sekitar satu anggota keluarga.
Sebagian besar dari mereka menjadi kepala keluarga karena suami meninggal dunia.
Tujuan dari PEKKA adalah menumbuhkan rasa kebersamaan antar anggota untuk dapat mengembangkan kemandirian mereka sehingga dapat memperbaiki
taraf hidup mereka sendiri. Pencapaian tujuan ini melalui berbagai kegiatan yang meliputi pelaksanaan pelatihan dan lembaga keuangan mikro LKM.
Tema pelatihan yang telah dilaksanakan adalah kewirausahaan, pemasaran, dan kepemimpinan. Pelatihan kewirausahaan dan pemasaran ditujukan kepada
anggota PEKKA, sedangkan pelatihan kepemimpinan ditujukan kepada pimpinan kelompok PEKKA untuk kaderisasi.
Lembaga keuangan mikro dari kelompok PEKKA Kecamatan Tanjungsiang bernama LKM Harapan Perempuan. Anggota LKM ini telah diajarkan oleh
pendamping lapang PL mengenai neraca pembukuan kas masuk dan kas keluar, sehingga dapat dikerjakan sendiri oleh ibu-ibu anggota kelompok PEKKA. LKM
ini pun menangani simpan-pinjam anggota PEKKA. Nilai total modal simpanan kelompok LKM Harapan Perempuan pada tahun 2005 adalah Rp.242.056.700;
sedangkan kumulatif pinjaman pada tahun 2005 adalah Rp.14.819.950. Fasilitas pinjaman dari LKM ini dimanfaatkan oleh anggota kelompok PEKKA untuk
modal kerja mereka. Usaha yang telah mereka lakukan antara lain adalah membuat keripik tempe dan sapu ijuk serta berdagang. Umumnya para anggota
kelompok ini berusaha untuk membayar kembali pinjaman mereka kepada LKM agar dapat meminjam kembali di kemudian hari PEKKA 2006.
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kondisi Masyarakat Kecamatan Blanakan