42 bersama dengan posisi istri atau suami dominan, dan setara antara suami-istri.
Metode yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara mendalam. Penilaian kebutuhan gender dibedakan menjadi kebutuhan praktis dan
strategis gender. Kebutuhan praktis gender KPG menyangkut kebutuhan untuk memperbaiki kondisi perempuan, sedangkan kebutuhan strategis gender KSG
menyangkut kebutuhan untuk memperbaiki posisi perempuan KPP 2003. Penilaian kebutuhan gender dilakukan dengan wawancara mendalam.
3.3.2 Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats SWOT
Teknik SWOT merupakan suatu analisis manajemen dengan cara mengidentifikasi secara internal mengenai kekuatan dan kelemahan dan secara
eksternal mengenai peluang dan ancaman. Aspek internal dan eksternal ini dipertimbangkan dalam rangka menyusun program aksi, tindakan untuk mencapai
sasaran dan tujuan kebijakan atau kegiatan Rangkuti 1999. Analisis SWOT ini dilaksanakan setelah analisis data lainnya selesai dilakukan dengan tujuan mencari
alternatif strategi pembangunan perikanan pantai yang responsif gender. Langkah SWOT yang dilakukan Rangkuti 1999; KPP 2003 sebagai berikut:
i. mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal,
ii. mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal,
iii. analisis keterhubungan kunci internal dan eksternal, dan
iv. menyusun rencana aksi yang responsif gender.
Pembobotan dan penetapan peringkat dalam analisis dilakukan setelah berdiskusi dengan para pemangku kepentingan perikanan laut dan pantai. Jumlah
total semua bobot adalah 1, dimana rentangnya adalah bobot 1 sangat penting hingga bobot 0 tidak penting. Nilai peringkat peluang dan kekuatan yang
tertinggi adalah 4, sedangkan yang terendah adalah 1; sebaliknya, ancaman dan kelemahan yang terbesar diberi nilai -1, sedangkan yang terkecil adalah -4.
Evaluasi lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan untuk melaksanakan pembangunan perikanan pantai yang responsif
gender. Evaluasi internal tersebut disusun dalam matriks IFAS Internal Strategic Factors Analysis Summary. Evaluasi lingkungan eksternal dilakukan untuk
mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan ancaman dalam melaksanakan pembangunan perikanan pantai yang responsif gender. Evaluasi disusun dalam
43 matriks EFAS External Strategic Factors Analysis Summary. Dari hasil IFAS
dan EFAS dapat diketahui posisi pembangunan perikanan pantai saat ini.
3.3.3 Pendekatan Analytical Hierarchy Process AHP
AHP merupakan suatu pendekatan untuk pengambilan keputusan dengan menstruktur masalah dalam bentuk hirarki dan memasukkan berbagai
pertimbangan untuk menghasilkan skala prioritas relatif Saaty 1991; Saaty and Vargas 1994. AHP dilakukan setelah diperoleh hasil analisis SWOT yaitu untuk
membuat urutan prioritas program pembangunan perikanan pantai yang responsif gender dengan bantuan program komputer Super Decisions. Respondennya adalah
adalah pejabat Dislutkan, pejabat BPMD, pengurus KUD Mina serta ketua kelompok nelayan. Prinsip kerja AHP Marimin 2004 sebagai berikut.
i. Penyusunan hirarki yang terdiri dari unsur kriteria dan alternatif.
ii. Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan pairwise
comparation. iii.
Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif.
iv. Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara
konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis.
3.4 Definisi Operasional