52 lebih tinggi daripada APS perempuan. Menurut Bapeda Subang 2006, penyebab
rendahnya APS perempuan diduga adanya budaya yang lebih banyak memberikan kesempatan bersekolah kepada anak lelaki dibanding dengan perempuan;
disamping itu keberadaan sekolah di suatu wilayah tertentu menyebabkan orangtua lebih memilih mengirimkan anak lelakinya ke sekolah yang relatif lebih
jauh daripada anak perempuannya. Dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, persentase
pencapaian pendidikan perempuan lebih rendah dibanding dengan lelaki Tabel 10. Pada tingkat pendidikan dasar, pencapaian lelaki dan perempuan hampir
sama, tetapi semakin meningkat tingkat pendidikannya maka persentase pencapaian perempuan pun lebih rendah dibandingkan lelaki. Menurut Bapeda
2006, penyebab perbedaan yang mencolok ini diduga karena adanya budaya yang menyatakan bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena pada
akhirnya akan bekerja di dapur dan hanya akan mengurus anak saja. Tabel 10 Persentase pendidikan tertinggi yang ditamatkan menurut jenis kelamin
di Kabupaten Subang tahun 2003-2004
Tingkat Tahun 2003
Tahun 2004 Pendidikan Lelaki
Perempuan Lelaki Perempuan
Tidak tamat SD belum sekolah
34,54 42,52 30,03 40,67
SD sederajat 39,01 39,16
35,32 37,24
SLTP sederajat 13,96
11,44 22,23
15,87 SLTA sederajat
10,28 5,48
10,62 5,19
Perguruan tinggi 2,21
1,40 1,80
1,03 Jumlah 100,00
100,00 100,00
100,00
Sumber: Bapeda Subang 2006
4.2.3 Kesehatan
Ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan dapat menentukan tingkat pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rasio antara ketersediaan
fasilitas kesehatan dan jumlah penduduk Kabupaten Subang umumnya tinggi menunjukkan masih kurangnya ketersediaan fasilitas kesehatan bagi masyarakat.
Tabel 11 menampilkan ketersediaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Subang dan rasio dengan jumlah penduduk.
53 Tabel 11 Jumlah dan rasio fasilitas kesehatan di Kabupaten Subang tahun 2003
Fasilitas kesehatan Jumlah
Rasio fasilitas-penduduk Rumah sakit RS
3 449.038
Rumah bersalin RB 3
449.038 Poliklinik 116
11.613 Puskesmas 39
34.541 Puskesmas pembantu
72 18.710
Balai pengobatan BP 116
11.613 Tempat praktek dokter TPD
140 9.622
Tempat praktek bidan TPB 116
11.613 Posyandu
1.605 839
Polindes 107 12.590
Apotik 51 26.414
Pos obat desa POD 37 36.408
Toko obat 54
24.947
Sumber: Bapeda Subang 2005
Jika penduduk Kabupaten Subang mengalami gangguan kesehatan, tindakan yang mereka lakukan adalah mengobati sendiri atau berobat jalan ke paramedis.
Pengobatan sendiri ini dilakukan dengan mencari dan membeli obat tanpa konsultasi ke paramedis, baik dengan obat modern atau obat tradisional. Hal ini
dilakukan karena menurut mereka penduduk pengobatan ke paramedis mahal. Tabel 12 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang melakukan pengobatan
sendiri lebih banyak daripada dengan berobat jalan, dilakukan baik oleh penduduk lelaki dan perempuan.
Tabel 12 Persentase penduduk menurut jenis pengobatan dan jenis kelamin di Kabupaten Subang tahun 2003
Jenis pengobatan Lelaki
Perempuan Berobat sendiri
81,19 81,93
Berobat jalan 18,81
18,07 Jumlah 100,00
100,00
Sumber: Bapeda Subang 2005
Status gizi balita terkait dengan kondisi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Balita dengan status gizi baik di Kabupaten Subang sudah diatas 80
persen. Hal ini menunjukkan bahwa orangtua sudah memberikan makanan yang bergizi kepada anak mereka Tabel 13.
Tabel 13 Persentase balita menurut status gizi di Kabupaten Subang tahun 1999- 2005
Tahun Status gizi
Baik Kurang
Buruk 1999
83,16 13,66
2,97 2000
87,33 11,82
0,80 2001
89,25 10,07
0,68 2002
88,09 9,92
0,71 2003
86,42 11,26
0,71 2004
89,76 9,57
0,67 2005
91,92 7,47
0,61
Sumber: Bapeda Subang 2005, BPS 2006
54
4.2.4 Kegiatan ekonomi