kelompoknya.  Semakin  baik  kualitas  perlakuan  penguasa  terhadap  anggotanya maka interaksinya dinilai semakin adil.
b. Netralitas
Konsep tentang berkembang dari keterlibatan pihak ketiga ketika ada masalah hubungan  sosial  antara  satu  pihak  dengan  pihak  yang  lain.  Netralitas  dapat
tercapai bila dasar-dasar dalam pengambilan keputusan, misalnya, menggunakan fakta dan bukan opini, yang objektif dan validitasnya tinggi
c. Kepercayaan
Kepercayaan  adalah  harapan  pihak  lain  dalam  melakukan  hubungan  sosial, yang didalamnya mencakup resiko yang berkaitan dengan harapan tersebut.
Menurut  Folger  dan  Cropanzano  1998  dalam  Fransiskus  2006 menjelaskan  keadilan  organisasi  meliputi  persepsi  anggota  organisasi  tentang
kondisi keadilan yang mereka alami dalam organisasi, secara khusus tentang rasa keadilan  yang  terkait  dengan  alokasi  penghargaan  organisasi  seperti  gaji  dan
promosi.
2.5 Kesesuaian Kompensasi
2.5.1  Definisi Kesesuaian Kompensasi
Menurut Hasibuan
2002 yang
dikutip dari
http:all-about theory.blogspot.com201003kompensasi.html.
kompensasi adalah
semua pendapatan  berbentuk  uang,  barang  langsung  atau  tidak  langsung  yang  diterima
karyawan  sebagai  imbalan  atas  jasa  yang  diberikan  perusahaan.  Besarnya kompensasi  mencerminkan  status,  pengakuan  dan  tingkat  pemenuhan  kebutuhan
yang  dinikmati  oleh  karyawan  bersama  keluarga.  Semakin  besar  balas  jasa  yang
diterima oleh karyawan berarti jabatannya semakin tinggi, statusnya semakin baik dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang dinikmatinya semakin banyak.
Menurut Nawawi
2000 yang
dikutip dari
http:all-about theory.blogspot.com201003kompensasi.html. menyebutkan bahwa kompensasi
bagi  organisasi  atau  perusahaan  berarti  penghargaan  atau  ganjaran  kepada  para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuan perusahaan
melalui kegiatan yang disebut bekerja. Mangkunegara 2000 mengemukakan bahwa proses administrasi upah atau
gaji  kadang-kadang  disebut  kompensasi  melibatkan  pertimbangan  atau keseimbangan
perhitungan. Kompensasi
merupakan sesuatu
yang dipertimbangkan sebagai sesuatu yang sebanding. Di dalam kepegawaian, hadiah
yang  bersifat  uang  merupakan  kompensasi  yang  diberikan  kepada  pegawai sebagai penghargaan dari pelayanan mereka.
Berdasarkan  definisi  diatas  dapat  disimpulkan  kompensasi  adalah  segala sesuatu  yang  diterima  para  karyawan  sebagai  balas  jasa  atas  kerja  yang
diberikannya  kepada  perusahaan  dapat  berupa  gaji,  manfaat  dan  pelayanan  atau fasilitas dan sebagainya yang dapat dinilai dengan uang dan cenderung diberikan
secara tetap atau permanen.
2.5.2  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Kompensasi
Menurut  Mangkunegara  2000,  mengatakan  bahwa  ada  enam  faktor  yang mempengaruhi kebijakan kompensasi, yaitu:
1. Faktor Pemerintah
Peraturan  pemerintah  yang  berhubungan  dengan  penentuan  standar  gaji minimal,
pajak penghasilan,
penetapan harga
bahan baku,
biaya transportasiangkutan,  inflasi  maupun  devaluasi  yang  sangat  mempengaruhi
perusahaan dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai. 2.
Penawaan Bersama Antara Perusahaan dan Pegawai Kebijakan  dalam  menetukan  kompensasi  dapat  dipengaruhi  pula  pada  saat
terjadinya  tawar  menawar  mengenai  besarnya  upah  yang  harus  diberikan  oleh perusahaan  kepada  pegawainya.  Hal  ini  terutama  dilakukan  oleh  perusahaan
dalam merekrut pegawai yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yang sangat dibutuhkan di perusahaan.
3. Standar dan Biaya Hidup Pegawai
Kebijakan  kompensasi  perlu  mempertimbangkan  standar  dan  biaya  hidup minimal  pegawai.  Hal  ini  karena  kebutuhan  dasar  pegawai  harus  terpenuhi.
Terpenuhinya  kebutuhan  dasar  pegawai  dan  keluarganya,  maka  pegawai  akan merasa aman.
4. Ukuran Perbandingan Upah
Kebijakan dalam menentukan kompensasi dipengaruhi pula oleh ukuran besar kecil  perusahaan,  tingkat  pendidikan  pegawai,  masa  kerja  pegawai.  Artinya,
perbandingan  tingkat  upah  pegawai  perlu  memperhatikan  tingkat  pendidikan, masa kerja, dan ukuran perusahaan.
5. Permintaan dan Persedian
Menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu mempertimbangkan tingkat persedian permintaan pasar. Artinya, kondisi pasar pada saat itu perlu dijadikan
bahan pertimbangan dalam menentukan tingkat upah pegawai. 6.
Kemampuan Membayar Menentukan  kebijakan  kompensasi  pegawai  perlu  didasarkan  pada
kemampuan perusahaan dalam membayar upah pegawai. Artinya, jangan sampai menentukan  kebijakan  kompensasi  diluar  batas  kemampuan  yang  ada  pada
perusahaan.
2.5.3   Bentuk-bentuk Kompensasi