3. Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Hasil Belajar
Setelah diketahui hasil pre test dan post test antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka tahap selanjutnya adalah mencari menghitung persentase hasil
peningkatan sebelum dan sesudah penelitian pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Rumus yang digunakan adalah:
= x 100
Keterangan : = Rata - rata post test
= Rata - rata pre test 1.
Kelas eksperimen =
x 100
= x 100
= 26 2.
Kelas kontrol =
x 100
= x 100
= 11
Hasil perhitungan persentase peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen diperoleh angka sebesar 26. Angka tersebut merupakan peningkatan persentase
peningkatan pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan. Angka tersebut belum merupakan hasil dari akhir penelitian ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari seberapa besar peningkatan hasil belajar. Besar peningkatan yang dimaksud adalah peningkatan hasil belajar pada
kelas ekperimen dan kelas kontrol. Kelas kontrol berfungsi sebagai pembanding atau acuan pada pembelajaran kondisi kelas tanpa perlakuan.
Hasil perhitungan persentase peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol diperoleh angka sebesar 11. Angka ini berfungsi sebagai pembanding atau
acuan dengan kelas eksperimen. Hasil ini juga dapat diartikan bahwa walaupun kelas kontrol tidak mendapat perlakuan khusus dengan media peraga sistem
pengapian, tetapi hasilnya akan tetap ada peningkatan. Persentase peningkatan hasil belajar pada kedua kelas baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol merupakan hasil yang dicari dalam penelitian ini. Hasil tersebut merupakan hasil akhir dari penelitian untuk selanjutnya ditarik
kesimpulan yang mengacu pada hipotesis.
B. Pembahasan
Berdasarkan analisis data awal diperoleh bahwa data berdistribusi normal, F
hitung
F
tabel
maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol berangkat dari keadaan yang homogen atau sama. Kemudian kedua
kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran menggunakan media peraga sistem pengapian dan kelas kontrol
dengan menggunakan pembelajaran biasa ceramah. Pembelajaran pada kelas eksperimen diterapkan dengan menggunakan media
peraga sistem pengapian. Dengan menggunakan media peraga, materi pelajaran yang bersifat aplikatif akan menjadi jelas dan nyata, serta dapat membantu siswa
mempermudah menyerap materi pelajaran. Pembelajaran dengan media peraga mempunyai kelebihan tersendiri jika dibandingkan dengan pembelajaran model
lainnya, karena pembelajaran dengan menggunakan media peraga mengharuskan siswa secara
langsung mengamati dan mempraktekkan materi
yang didapatkannya, sehingga media peraga mempunyai kelebihan bagi siswa dan
guru. Media pembelajaran merupakan komponen dari pembelajaran. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran tidak dapat lepas dari kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran kimia, bentuk molekul merupakan salah satu materi yang pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami oleh siswa.
Oleh karena itu guru perlu mencari suatu media yang dapat merubah hal yang bersifat abstrak menjadi
lebih konkritnyata sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa. Mulyani 2010: 1 mengungkapkan bahwa penggunaan balon sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep bentuk molekul pada mata