selama  dirawat  di  rumah  sakit,  didampingi  saat  dilakukan  treatment  padanya, dan minta dipeluk atau dielus saat merasa kesakitan.
4.4 Dampak Rawat Inap
Anak usia sekolah mendefenisikan penyakit sebagai serangkaian gejala nyata dan  banyak.  Pemahaman  pada  kelompok  usia  yang  lebih  muda,  penyakit  terjadi
akibat  kontak  fisik  atau  karena  anak  tersebut  terlibat  dalam  tindakan  yang membahayakan  dan  menjadi  terkontaminasi.  Akibatnya  perasaan  menyalahkan
diri sendiri dan rasa bersalah dapat berkaitan dengan alasan menjadi sakit Wong, 2008.
Perawatan  dirumah  sakit  merupakan  masalah  besar  dan  menimbulkan ketakutan, kecemasan, bagi anak. Dampak rawat inap yang dialami bagi anak dan
orangtua akan menimbulkan stress dan tidak merasa aman. Efek dan jumlah stres tergantung  pada  persepsi  anak  dan  orangtua  terhadap  diagnosa  penyakit  dan
pengobatan Wong, 2008. Dampak  negatif  yang  paling  sering  terjadi  karena  hospitalisasi  adalah
kecemasan.  Pada  anak  usia  6  sampai  10  tahun,  kecemasan  akan  lebih  mudah terlihat.  Kecemasan  dapat  membuat  anak  terganggu  dan  teralihkan  tanpa  adanya
penyebab tertentu. Sampai beberapa tahun terakhir, para pakar psikologi biasanya menghubungkan  reaksi  negatif  pada  hospitalisasi  sepenuhnya  dengan  kecemasan
karena perpisahan Taylor, 2009. Anak sering menganggap sakit adalah hukuman untuk perilaku buruk, hal ini
terjadi  karena  anak  masih  mempunyai  keterbatasan  koping.  Anak  juga mempunyai  kesulitan  dalam  pemahaman  mengapa  mereka  sakit,  tidak  bisa
Universitas Sumatera Utara
bermain  dengan  teman  sebayanya,  mengapa  mereka  terluka  dan  nyeri  sehingga mereka  harus  ke  rumah  sakit  dan  harus  mengalami  rawat  inap.  Reaksi  anak
tentang  hukuman  yang  harus  diterimanya  dapat  bersifat  tidak  kooperatif, menyebabkan anak menjadi marah. Sehingga anak kehilangan kontrol sehubungan
terganggunya fungsi motorik yang mengakibatkan berkurangnya percaya diri pada anak,  sehingga  tugas  perkembangan  yang  sudah  dicapai  akan  terhambat  Wong,
2008.
Universitas Sumatera Utara
28
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
1. Kerangka Penelitian
Kerangka konseptual penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep- konsep  yang  diamati  atau  diukur  melalui  penelitian  yang  akan  dilakukan
Notoadmodjo, 2010. Kerangka konseptual dalam penelitian ini menggambarkan bahwa  variabel  dependen  yaitu  kecemasan  anak  usia  sekolah  yang  dirawat  inap
dipengaruhi oleh variabel independen yaitu biblioterapi. Dari uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konsep penelitian
sebagai berikut : Variabel Dependen
Variabel Independen
Skema 1 : Kerangka konsep penelitian. Keterangan :
Variabel yang diteliti Hubungan
Anak usia
sekolah yang di rawat inap
Kecemasan anak : -
Tidak Cemas -
Ringan -
Sedang -
Berat Tindakan
Biblioterapi
Universitas Sumatera Utara