Pembangunan Perumahan dan Pemukiman

I.5.3.1.2. Alat Ukur Pembangunan

Menurut Arif Budiman dalam bukunya Teori Pembangunan Dunia Ketiga, diuraikan indicator-indikator pembangunan. Indicator tersebut adalah Arif Budiman, 1995: 2 a. Kekayaan Rata-Rata. Kemajuan ekonomi masyarakat biasanya ditandai degan pemerataan pendapatan. Berdasarkan hal tersebut kemajuan ekonomi menjadi hal yang signifikan dalam pembangunan. b. Pemerataan. Bangsa atau Negara yang berhasil melakukan pembangunan adalah mereka yang disamping tingginya produktivitasnya, penduduknya juga makmur dan sejahtera secara relatif merata. c. Kualitas Kehidupan. Kualitas yang dimaksud adalah rata-rata harapan hidup, rata-rata jumlah kematian bayi, dan rata-rata presentasi buta huruf. d. Kerusakan Lingkungan. Pembangunan tidak akan jauh pengaruhnya terhadap lingkungan sebagai objek yang sangat dekat dengan pembangunan. e. Keadilan Sosial dan Kesinambungan. Adanya pembangunan yang berkelanjutan adalah bukti bahwa pembangunan tersebut akan berhasil.

I.5.3.2. Pembangunan Perumahan dan Pemukiman

Dalam Keputusan Presiden kepres No. 63 Tahun 2000 Tentang Badan Kebijakan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Pemukiman Nasional Universitas Sumatera Utara tertulis bahwa pembangunan perumahan dan permukiman merupakan kegiatan yang bersifat lintas sektoral, yang pelaksanaannya perlu memperhatikan aspek- aspek prasarana dan sarana lingkungan, rencana tata ruang, pertanahan, industri bahan, jasa kontruksi dan rancang bangun, pembiayaan, sumber daya manusia, kemitraan antar pelaku, peraturan perundang-undangan, dan aspek penunjang lainnya.

A. Asas Pembangunan Perumahan dan Permukiman

Dalam Undang-Undang Perumahan dan Pemukiman tepatnya pada pasal 3 dikatakan ada beberapa asas yang digunakan dalam pembangunan perumahan dan permukiman yaitu : a Asas manfaat, memberikan landasan agar pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman yang menggunakan sumber daya yang terbatas dapat dimanfaatkan sebasar-besarnya bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. b Asas adil dan merata, memberikan landasan agar hasil-hasil pembangunan perumahan dan permukiman dapat dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh rakyat. c Asas kebersamaan dan kekeluargaan, memberikan landasan agar golongan masyarakat yang kuat membantu golongan masyarakat yang lemah dan mencegah terjadinya lingkungan permukiman yang ekslusif. d Asas kepercayaan kepada diri sendiri, memberikan landasan agar segala usaha dan kegiatan dalam pembangunan perumahan dan pemukiman bertumpu pada prakarsa, swadaya dan peran serta masyarakat sehingga Universitas Sumatera Utara mampu membangkitkankepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri. e Asas keterjangkauan, memberikan landasan agar hasil pembangunan perumahan dan permukiman dapat dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah. f Asas kelestarian lingkungan hidup, memberikan landasan untuk menunjang pembangunan berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan bagi generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Alvi Syahrin dalam bukunya Pengantar Hukum dan Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Berkelanjutan menguraikan beberapa asas selain asas yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Perumahan dan Permukiman, yaitu Alvi, 2003, 106: a. Asas Demokrasi, artinya pembangunan perumahan dan permukiman harus memperhatikan pengelolaan sumber daya alam serta adanya adanya pengakomodasian kekuasaan dan kewenangan dalam mengelola antara pusat dan daerah, transparan dalam pengambilan keputusan, meningkatkan partisipasi semua pihak yang terkait, tidak dikriminasi dalam perbuatan dan implementasi kebijakan, bertanggung jawab kepada public, penyelesaian konflik penguasaan dan pemanfaatan secara bijaksana, dan menghargai hak-hak asasi manusia dalam pengelolaan sumber daya alam. b. Asas Transpansi, artinya keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan membuka ruang bagi peningkatan partisipasi dan pengawasan public dalam pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan perumahan Universitas Sumatera Utara permukiman, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. c. Asas Koordinasi dan Keterpaduan antar sektor, artinya pengelolaan pembangunan perumahan dan permukiman dilakukan secara terintegrasi dengan saling memperhatikan kepentingan antar sektor,sehingga dapat dibina hubungan yang saling mendukung dan kerja sam, yang menepatkan kepentingan pelestarian fungsi lingkungan dan keberlanjutan fungsi perumahan dan permukiman diatas kepentingan masing-masing sector. d. Asas Efisiensi, artinya pemanfaatan sumber daya alam bagi pembangunan perumahan dan permukiman di dasarkan pada pengelolaan secara bijaksana dengan memperhatikan sifat dapat diperbaharukan renewable dan tidak terbaharukan nonrenewable, dengan selalu memperhitungkan keberlanjutan fungsi danmanfaat sumber daya alam bagi kepentingan generasi kini dan mendatang. e. Asas Desentralisasi, yaitu penyerahan wewenang tanggung jawab pengelolaan perumahan dan permukiman serta keterkaitannya dengan lingkungan hidup oleh pemerintah kepada daerah otonom, atau Mentei kepada tingkat birokrasi dibawahnya, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan sesuai dengan karakteristik wilayah masing-masing daerah. f. Asas Partisipasi Publik, artinya pengelolaan perumahan dan permukiman dalam kaitannya dengan kelestarian fungsi lingkungan, membuka kesempatan kepada masyarakat dan semua pihak yang terkait stakeholders, untuk mengambil bagian aktif dalam pengelolaan Universitas Sumatera Utara perumahan dan permukiman serta pelestarian lingkungan, mulai dari kegiatan identifikasi dan inventarisasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi. g. Asas Pengawasan Publik, artinya mekanisme dan prosedur pengawasan masyarakat dan semua pihak yang terkait stakeholder dalam pengelolaan perumahan dan permukiman serta pelestarian fungsi lingkungan, dengan mengambil bagian aktif dalam melakukan pengawasan yang efektif. h. Asas Akuntabilitas Publik, artinya upaya yang harus direncanakan dan dilaksanakan oleh pihak pengelola pembangunan perumahan dan permukiman serta pelestarian fungsi lingkungan, khususnya mengenai hal- hal yang berkaitan dengan kebijakan public dan kepentingan masyarakat, sebagai bentuk pertanggungjawabannya kepada rakyat atas segala tindakan yang dilakukan dalam pengelolaan secara trasparan. i. Asas Informasi dan Persetujuan, artinya memberikan informasi yang benar dan meminta persetujuan masyarakat dalam pembangunan perumahan dan permukiman serta pelstarian fungsi lingkungan, dengan persetujuan tersebut didasarkan pada prinsip kebebasan dari pihak yang memberi persetujuan free and prior informed consent.

B. Sistematisasi Proses Pembangunan Perumahan dan Permukiman

Dalam pembangunan perumahan dan pemukiman diperlukan sistematisasi proses yang mendukung proses pembangunan bagi perumahan dan permukiman. Sistematisasi proses pembangunan perumahan dan pemukiman tersebut terdiri dari beberapa tahap yaitu Alvi Syahrin, 2003: 35: Universitas Sumatera Utara a. Tahap Persiapan Ketentuan pasal 3 dan pasal 4 UUPP diantaranya menyebutkan pembangunan perumahan dan pemukiman berdasarkan pada asas kelestarian lingkungan, bertujuan mewujudkan perumahan dan pemukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur, memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional. Pada pasal 7 UUPP menetapkan dalam membangun rumah atau perumahan wajib mengikuti persyaratan teknis, ekologi dan administrative, melakukan pemantauan lingkungan yang terkena dampak berdasarkan Rencana Pemantauan Lingkungan dan melakukan pengelolaan lingkungan berdasarkan rencana pengelola lingkungan. b. Tahap Penyediaan Tanah Berdasarkan pasal 32 UUPP, dinyatakan bahwa penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan pemukiman diselenggarakan dengan: Pertama, penggunaan tanah yang langsung dikuasai oleh Negara. Kedua, konsolidasi tanah oleh pemilik tanah. Ketiga, pelepasan hak atas tanah oleh pemilik tanah yang dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai upaya pengadaan tanah, konsolidasi tanah diperkotaan dapat dikatakan sebagai salah satu alternative kebijakan tanah perkotaan untuk menaggulangi masalah tanah perkotaan, diantaranya mengenai permukiman yaitu sekitar ketidakjelasan dan ketidakteraturan penguasaan dan penggunaan tanah, sebab perkampungan di perkotaan permukiman kumuh mempunyai ciri-ciri: masyarakatnya heterogen dan umumnya berpenghasilah rendah, rumah mempunyai fungsi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha, kualitas Universitas Sumatera Utara lingkungannya rendah, bentuk dan batas pemilikan tanahnya kecil dan tidak teratur. c. Tahap Perencanaan Peningkatan dan pengembangan pembangunan perumahan dan permukiman dengan berbagai aspek permasalahannya perlu diupayakan sehingga merupakan satu kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang fisik, kehidupan ekonomi, dan sosial budaya untuk mendukung ketahanan nasional, mampu menjamin kelestarian lingkungan hidup, dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia Indonesia dalam berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara. Dalam pembangunan perumahan dan permukiman terkait aspek peningkatan jumlah penduduk dan penyebarannya, perluasan kesempatan kerja dan usaha. d. Tahap Perancangan Setelah mendapat izin perencanaan yang dikeluarkan oleh pemerinta kabupatenkota, penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman membuat dan mengajukan rancangan bangunan kepada pemerintah kabupatenkota. Usulan rancangan tersebut disusun secara terperinci yang dapat memberikan petunjuk yang jelas dan mudah dalam pelaksanaan fisik bangunan. Pada tahap ini pembangunan perumahan dan permukiman dilaksanakan secara keterpaduan dan memperhatikan permukiman yang ada, tanpa mengeklusifkan diri. Pada tahap perancangan ini pembangunan perumahan dan permukiman dirancang berdasarkan lingkungan hunian yang berimbang, guna mewujudkan: a.1. Kawasan dan lingkungan perumahan dan permukiman yang sehat, aman, serasi dan terratur Universitas Sumatera Utara a.2 Kawasan dan lingkungan perumahan dan permukiman yang terdiri dari rumah mewah, rumah menengah dan rumah sederhana agar dapat menampung dan terciptanya secara serasi berbagai kelompok masyarakat. a.3. Rasa ketidakkawanan sosial, rasa kekeluargaan, kebersamaan, kegotong- royongan antara kelompok masyarakat, dimana masyarakat yang mampu dapat membantu masyarakat yang kurang mampu melalui perusahaan pembangunan perumahan, khususnya dengan mengadakan subsidi silang dari kaveling tanah matang-matang untuk rumah mewah dan menengah kepada kaveling tanah matang untuk rumah sederhana. a.4.Pencapaian target pembangunan perumahan dan permukiman, khusus target pembangunan rumah sederhana. e. Tahap Konstruksi Pada tahap konstruksi ini, penyelenggara pembangunan perumahan dan permukiman harus melaksanakan pembangunan sesuai dengan persyaratan- persyaratan terknis yang telah ditetapkan dalam izin perencanaan dan izin mendirikan bangunan. Pada tahap konstruksi ini perlu dibuat ketentuan yang mewajibkan pengembangan untuk memberi jaminan sejumlah uang kepada pemerintah daerah dalam penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial, yang nilainya dapat dihitung berdasarkan perencanaan biaya yang akan dikeluarkan pengembang. f. Tahap Pengusahaan Penyelenggara pembangunan perumahan dan permukiman masih tetap mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan pembangunan prasarana lingkungan, utilitas umum maupun fasilias sosial yang dijanjikannya, walaupun satuan unit Universitas Sumatera Utara perumahan tersebut terjual serta memelihara paling lama satu tahun sejak pembangunan proyek secara keseluruhan. g. Tahap Pengelolaan Setelah selesai dilaksanakan pembangunan perumahan dan permukiman secara keseluruhan, prasarana dan sarana lingkungan yang telah dibangun oleh penyelenggara pembangunan perumahan dan permukiman tersebut pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah daerah.

I.5.4. Permukiman Kumuh