METODOLOGI PENELITIAN DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN PENYAJIAN DATA ANALISA DATA PENUTUP PENYAJIAN DATA

I.8. Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II: METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi, informan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian sebagai objek penelitian yang relevan degan topik penelitian.

BAB IV: PENYAJIAN DATA

Bab ini berisikan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi yang akan dianalisis.

BAB V: ANALISA DATA

Bab ini berisikan pembahasan atau interpretasi dari data-data yang disajikan dan diperoleh dari lokasi penelitian.

BAB VI: PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan penelitian dan saran-saran dari hasil penelitian yang dilakukan serta untuk kemajuan objek penelitian dimasa akan datang. Universitas Sumatera Utara

BAB II METODE PENELITIAN

II.1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian deskriptif dengan analisis data kualitatif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkanmelukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adaya. Nawawi dan Martini 1994: 174 menyatakan bahwa penelitian kualitatif juga disebut penelitian naturalistic yaitu penelitian yang bersifat atau memliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sebenarnya atau sebagaimana mestinya, dengan tidak diubah dalam bentuk symbol-simbol atau bilangan. Dengan demikian penelitian ini akan mengumpulkan data sebanyak mungkin tetang permasalahan yang diteliti lalu diuraikan, digambarkan dan diinterpretasikan secara rasional dan diambil kesimpulan dari penelitian yang telah diteliti.

II.2. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan Jl. Karya Jasa No. 17 Pangkalan Mashur Medan Universitas Sumatera Utara

II.3. Informan

Untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai masalah penelitian yang sedang diteliti, maka dipergunakan teknik informan. Dalam penelitian ini, ada dua jenis informan yaitu: informan kunci key informan dan informan biasa. Informan kunci adalah informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti dan mendapat posisi atau jabatan yang mengetahui jelas objek yang sedang diteliti, sedangkan informan biasa adalah informan yang ditentukan berdasarkan pertimbangan peneliti dengan dasar mengetahui dan berhubungan dengan permasalahan penelitian. Oleh sebab itu, dengan dasar pertimbangan tersebut maka yang menjadi informan kunci adalah: 1. Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan 2. Sub Dinas Bina Pemeliharaan dan Pengelolaan 3. Sub Dinas Bina Program 4. Kepala Seksi Monitorning Untuk memperkaya data yang akan diolah, maka diambil juga informan biasa yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yaitu pegawai dari dinas perumahan dan pemukiman serta pihak-pihak yang terkait dalam permasalahan penelitian.

II.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan secara jelas dalam penelitian, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Data primer Data dapat diperoleh melalui: a. Observasipengamatan, yaitu mengadakan pengamatan langsung dari objek penelitian dan mencatat hal-hal yang dianggap berhubungan dengan permasalahan penelitian serta menjaring data yang tidak terjangkau. b. Wawancara Mendalam, yaitu melakukan Tanya jawab secara mendalam kepada pihak-pihak yang dianggap mengetahui permasalah penelitian yang dilakukan. 2. Data sekunder Data ini dapat diperoleh melalu a. Studi kepustakaan, yaitu dengan menggunakan berbagai literature seperti buku-buku, majalah, jurnal, dan laporan penelitian serta yang lainnya. b. Dokumentasi, yaitu dengan melakukan penelaaan terhadap catatan- catatan tertulis yang ada pada lokasi penelitian.

II.5. Teknik Analisa Data.

Data yang telah didapat dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisa SWOT yang merupakan tahap awal dan upaya untuk menentukan isu strategis yang nantinya berkaitan dengan penemuan strategi pengembangan organisasi publik. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan daya nalar dan pola pikir peneliti dalam menghubungkan fakta-fakta, Universitas Sumatera Utara informasi, dan data-data dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sehingga diperoleh kejelasan dari permasalahan yang telah diuraikan yang kemudian diambil kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Untuk mempermudah dalam teknik analisa SWOT maka dipergunakan matriks SWOT. Bagan 2. Matriks SWOT KEKUATAN S KELEMAHAN W PELUANG O STRATEGI SO Menggunakan kekuatan untuk menangkap kesempatan STRATEGI WO Menggunakan kelemahan dengan mengambil kesempatan ANCAMAN T STRATEGI ST Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman STRATEGI WT Meminimalkan kelemahan dengan menghindari ancaman Sumber :Tangkilisan, Hesel Nogi 2003 : 46 Beberapa strategi yang diperoleh dari teknik analisis SWOT adalah sebagai berikut : 1. Strategi SO Strength Opportunity: memanfaatkan kekuatan internal untuk memperoleh keuntungan dari peluang yang tersedia di lingkungan ekstenal 2. Stragegi WO Weakness Opportunity: memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang yang ada di lingkungan luar Universitas Sumatera Utara 3. Strategi ST Strength Threat: menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menghindari ancaman yang datang dari lingkungan luar 4. Strategi WT Weakness Threat: memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman yang datang dari lingkungan luar.

II.6. Kerangka Berpikir

Untuk mempermudah penelitian yang akan dilakukan dan mempermudah penyajian dalam memperoleh data dan analisis data maka di perlukan kerangka berpikir yang nantinya digunakan dalam penelitian. Kerangka berpikir merupakan pola pikir yang digunakan peneliti secara sistematis. Kerangka berpikir akan menjadi acuan dan arahan peneliti dalam mendapatkan data-data yang diinginkan serta dijadikan sebagai acuan pertanyaan dalam mendapatkan jawaban yang dilakukan dengan wawancara secara mendalam. Oleh karena itu, kerangka berpikir ini berfungsi untuk menemukan stategi yang di ambil oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan dalam meminimalisir pemukiman kumuh di Kota Medan. Kerangka berpikir yang digunakan adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Bagan 3 Kerangka Berpikir Dalam Strategi Pembangunan Perumahan dan Pemukiman Mandat Organisasi UU No.4 Tahun 1992 Visi Dinas Perumahan dan Pemukiman Misi Dinas Perumahan dan pemukiman Analisis Matrik SWOT Lingkungan Internal 1. Sumber daya

a. Sumber Daya

Manusia

b. Sumber dana

c. Fasilitas 2. Strategi yang

yang diambil 3. Prioritas Pembangunan Lingkungan Eksternal 1. Perkembangan dan Kondisi Sosial Masyarakat

2. Perkembangan Faktor Ekonomi

a. Arus Urbanisasi b. Kebutuhan Perumahan 3. Kemitraan Yang Dilakukan Temuan isu atau faktor strategi Strategi Pembangunan Perumahan dan Pemukiman Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Universitas Sumatera Utara

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Gambaran Umum Kota Medan

Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi dan karakteristik Kota Medan itu sendiri, yakni sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas dan besar metro, serta sebagai salah satu dari 3 tiga kota metropolitan terbesar di Indonesia. Realitasnya, Kota Medan kini berfungsi http:www.pemkomedan.go.idselayang_informasi.php \l top: 1. Sebagai pusat Pemerintahan daerah, baik pemerintah Propinsi Sumatera Utara, maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilankonsulat Negara-negara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan Perusahaan, Bisnis, Keuangan di Sumatera Utara. 2. Sebagai Pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat Sumatera Utara seperti: Rumah sakit, Perguruan Tinggi, Stasiun TVRI, RRI, dll, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan Swasta, khususnya pusat- pusat Perdagangan. 3. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa secara regional maupun internasional. 4. Sebagai pintu gerbang regionalInternasionalKepariwisataan untuk kawasan indonesia bagian barat. A.1. Kondisi Geografis Secara geografis, Kota Medan terletak pada 3°30¨ - 3°43¨ Lintang Utara dan 98° 35¨ - 98° 44¨ Bujur Timur. Untuk itu topografi Kota Medan cenderung Universitas Sumatera Utara miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan mamiliki luas 26.510 hektar 265,10 km 2 atau sekitar 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota kabupaten lainny, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relative kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relative besar. Kota Medan memiliki batas-batas geografis yaitu a. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang d. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang pintu masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri ekspor-impor. Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini. A.2. Kondisi Demografi Penduduk asli Kota Medan adalah Melayu dan Karo tetapi saat ini kota ini merupakan kota multietnis. Populasi Kota Medan saat ini didominasi beberapa suku yaitu suku Melayu, Jawa, Batak dan Tionghoa. Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Kota Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 1,50 per tahun. Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, Universitas Sumatera Utara sedangkan penduduk tidak tetappenglaju komuter diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa. Dilihat dari struktur umur penduduk, Kota Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif yaitu dalam kisaran usia 15-59 tahun. Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Laju pertumbuhan penduduk Kota Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan, dimana tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah 0,09 dan menjadi 0,63 pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per km 2 pada tahun 2004. Jumlah penduduk paling banyak ada di kecamatan Medan Deli, disusul kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat di kecamatan Medan Baru, Medan Maimum dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area dan Medan Timur. Berdasarkan data kependudukan tahun 2007, Kota Medan diperkirakan telah mencapai 2.006.142 jiwa, dengan jumlah wanita 1.010.174 jiwa lebih besar dari pada pria 995.968 jiwa A.3. Keadaan Sosial Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan sarana pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi masyarakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya . Universitas Sumatera Utara Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan salah satu masalah utama pengembangan kota yang sifatnya kompleks dan multi dimensional yang penomenanya di pengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain : tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, lokasi, gender dan kondisi lingkungan. Kemiskinan bukan lagi dipahami hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat . A.4. Keadaan Ekonomi Kota Medan mengemban fungsi regional yang luas, baik sebagai pusat pemerintahan maupun kegiatan ekonomi dan sosial yang mencakup bukan hanya Propinsi Sumatera Utara tetapi juga wilayah propinsi Sumbagut. Adanya fungsi regional yang luas tersebut, ternyata telah menjadikan Kota Medan dapat menyelenggarakan aktifitas ekonomi dalam volume yang besar. Kapasitas ekonomi yang besar tersebut ditunjukan oleh laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai Kota Medan, yang selalu berada diatas pertumbuhan ekonomi daerah – daerah sekitarnya, termasuk dibandingkan dengan dicapai oleh Provinsi Sumatera Utara maupun Nasional. Walaupun Kota Medan sempat mengalami pertumbuhan ekonomi negatif tahun 1998 - 20, namun selama tahun 2000 – 2004, ekonomi Kota Medan dapat tumbuh kembali rata – rata sebesar 5,19. Ini merupakan indikasi bahwa betapapun beratnya dalamnya, krisis ekonomi yang melanda ekonomi Indonesia dan Kota Medan khususnya, namun secara bertahap pada dasarnya Indonesia dan Universitas Sumatera Utara Kota Medan memiliki kemampuan untuk sembuh dan keluar dari krisis yang sangat berat tersebut. Kapasitas ekonomi yang relatif besar tersebut juga ditunjukkan oleh nilai uang PDRB Kota Medan yang saat ini telah mencapai Rp. 24,5 triliun, dengan pendapatan perkapita Rp. 12,5 juta, sektor tertier merupakan sektor sekunder 29,06, dan sektor primer 4,18. Jumlah volume kegiatan ekonomi ini, sekaligus memberikan kontribusi lebih kurangnya sebesar 21 bagi pembentukan PDRB Propinsi Sumatera Utara. Dilihat dari capaian pertumbuhan ekonominya, pertumbuhan ekonomi Kota Medan juga memperlihatkan elastisitas yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara artinya, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selalu menunjukan angka positif yang lebih besar dari pertumbuhan ekonomi Propinsinya. Ini menunjukan bahwa Kota Medan masih merupakan mesin pembangunan bagi daerah–daerah lainnya di Sumatera Utara www.pemkomedan.go.id A.5. Pemerintah Kota Medan. Pemerintah Daerah Kota Medan adalah Walikota Medan beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Fungsi Pemerintah Kota Medan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam lima 5 sifat, yaitu : 1 Pemberian pelayanan, 2 Fungsi pengaturan penetapan perda, 3 Fungsi pembangunan, 4 Fungsi perwakilan dengan berinteraksi dengan Pemerintah Propinsi Pusat, 5 Fungsi koordinasi dan perencanaan pembangunan kota. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah, Pemerintah Kota Medan menyelenggarakan 2 dua bidang urusan yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Urusan pemerintahan teknis yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh Dinas-Dinas daerah Dinas Kesehatan, Pekerjaan Umum,dll dan 2. Urusan pemerintahan umum, yang terdiri dari: a. Kewenangan mengatur yang diselengarakan bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Kota Medan, sebagai Badan Legislatif Kota. b.Kewenangan yang tidak bersifat mengatur segala sesuatu yang dicakup dalam kekuasaan melaksanakan kesejahteraan umum, yang diselenggarakan oleh WalikotaWakil Walikota, sebagai pimpinan tertinggi Badan Eksekutif Kota. B. Gambaran Umum Dinas Perumahan dan Permukiman 1. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perumahan dan Permukiman Jika dilihat dari pembentukan Dinas Perumahan dan Permukiman, dinas perumahan dan permukiman merupakan penggabungan dari dua dinas yaitu dinas perumahan dan dinas bangunan. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintahan Kota Medan, maka Walikota selaku Kepala Daerah pada tingkat Kota Madya mengeluarkan keputusan untuk mengatur tugas pokok dan fungsi dari berbagai dinas yang ada di kota medan. Dalam Keputusan Walikota Medan Nomor 11 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perumahan dan Permukiman Kota medan tertulis bahwa Dinas Perumahan dan Permukiman adalah unsure pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang bagunan dan Universitas Sumatera Utara perumahan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

a. Tugas Pokok Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan

1. Dinas Perumahan dan Permukiman adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang bangunan dan perumahan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. 2. Dinas Perumahan dan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang perumahan dan permukiman, antara lain menyangkut bina lingkungan, pembangunan, pemeliharaan dan pengelola bangunan pemerintah dan rumah dinas, bina teknik dan pemberdayaan masyarakat serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.

b. Fungsi Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan

1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang perumahan dan permukiman; 2. Menyiapkan kebijakan dan strategi pembangunan perumahan dan permukiman; 3. pembinaan dan pengaturan perumahan dan permukiman; 4. Mengendalikan pembangunan perumahan dan permukiman; 5. Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian dalam rangka penyiapan kebijaksanaan strategis pembangunan perumahan dan permukiman serta pembangunan gedung-gedung pemerintah; Universitas Sumatera Utara 6. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kebijaksanaan dan strategis pembangunan perumahan dan permukiman serta pembangunan gedung- gedung pemerintah yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku; 7. Melaksanakan pemberian bimbingan, penyuluhan dan pembinaan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan Kepala Daerah dan peraturan perundang-undangn yang berlaku; 8. Merencanakan pembangunan, pemeliharaan, pengelolaan prasarana dasar, sarana lingkungan dan bangunan pemerintah rumah dinas; 9. Merumuskan pola dan kebijaksanaan pengembangan pembiayaan pembangunan perumahan dan permukiman; 10. Merumuskan dan menggalangkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan perumahan dan permukiman; 11. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; 12. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

2. Struktur Organisasi Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan

Susunan Organisasi Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan terdiri dari : a. Kepala Dinas b. Bagian Tata Usaha, terdiri dari : 1. Sub Bagian Umum 2. Sub Bagian Kepegawaian Universitas Sumatera Utara 3. Sub Bagian Keuangan c. Sub Dinas Bina Program terdiri dari : 1. Seleksi Pendataan dan Penelitian 2. Seksi Monitoring dan Evaluasi 3. Seksi Penyuluhan d. Sub Dinas Bina Lingkungan dan Bangunan Pemerintah terdiri dari : 1. Seksi Prasarana Dasar 2. Seksi Sarana Lingkungan 3. Seksi Bangunan Pemerintahan e. Sub Dinas Pemeliharaan dan Pengelolaan terdiri dari : 1. Seksi Prasarana Dasar 2. Seksi Sarana Lingkungan 3. Seksi Bangunan PemerintahRumah Dinas f. Sub Dinas Bina Teknik dan Pengembangan terdiri dari : 1. Seksi Tata Teknik dan Konstruksi 2. Seksi Pengembangan Pembiayaan 3. Seksi Pemberdayaan Masyarakat g. Sub Dinas Pengawasan terdiri dari : 1. Seksi Prasarana Dasar 2. Seksi Sarana Lingkungan 3. Seksi Bangunan Pemerintah h. Kelompok Jabatan Fungsional Universitas Sumatera Utara

3. Kepegawaian Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan

Untuk melaksanakan apa yang menjadi visi dan misi dinas perumahan dan permukiman maka di perlukan aparatur dalam menimplementasikan program- program yang telah ditetapkan, Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan Didukung oleh 59 sumber daya manusia yang telah mengisi posisi yang ada dalam dinas tersebut. Aparatur yang bekerja di Dinas Perumahan dan Permukiman memiliki pembangian tugas yang jelas yang sesuia dengan spesialisasinya masing-masing. Berdasarkan data pada Dinas Perumahan dan Permukiman, jumlah pegawai negeri sipil menurut eselon, fungsional dan staff pada tahun 2005 adalah: Tabel 1. Jumlah pegawai negeri sipil menurut eselon, fungsional dan staff pada tahun 2005 No Uraian Eselon Fungsional Staff Jumlah II III IV 1 Kepala Dinas 1 1 2 Bagian Tata Usaha 1 3 7 11 3 Sub Dinas Bina Program 1 3 4 4 Sub Dinas Bina Lingkungan dan Bangunan Pemerintah 1 3 4 5 Sub Dinas Pemeliharaan dan Pengelolaan 2 2 6 Sub Dinas Bina Teknik dan Pemberdayaan 1 2 3 7 Sub Dinas Pengawasan 2 2 Jumlah 1 4 15 7 27 Presentase 4 15 55,56 26 100 Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan, 2008 Universitas Sumatera Utara Data diatas menunjukkan bahwa sumber daya aparatur yang ada pada Dinas Perumahan dan Permukiman memiliki esselon IV sebanyak 15 orang dan terhitung 55,56 dari esselon dan fungsional yang bekerja sebagai aparatur pada Dinas Perumahan dan Permukiman. Dengan jumlah tersebut maka Dinas Perumahan dan Permukimana telah menargetkan skala priorotasnya untuk mencapai visi dan misinya. Untuk menciptakan kinerja yang baik, diperlukan sumber daya manusia yang mengerti dan memahami tugas dan tanggung jawabnya, oleh sebab itu pegawai Dinas Perumahan dan Permukiman mempunyai sumber daya manusia yang memiliki jenjang pendidikan sebagai berikut: Tabel 2. Jumlah Pegawai Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2005 No Uraian Pendidikan SD SLTP SLTA D III S-1 S-2 1 Kepala Dinas 1 2 Bagian Tata Usaha 3 2 5 1 3 Sub Dinas Bina Program 7 3 2 4 Sub Dinas Bina Lingkungan dan Bangunan Pemerintah 4 1 5 5 Sub Dinas Pemeliharaan dan Pengelolaan 3 5 6 Sub Dinas Bina Teknik dan Pemberdayaan 3 4 7 Sub Dinas Pengawasan 9 1 Jumlah 29 3 23 4 Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan, 2008 Universitas Sumatera Utara Unsur pendidikan merupakan unsur yang sangat penting dalam perumusan sampai pada tahap implementasinya di lapangan. Jenjang pendidikan menjadi sangat berarti dalam meningkatkan kinerja dalam suatu organisasi terutama dalam organisasi publik. Jenjang pendidikan yang ada pada Dinas Perumahan dan Permukiman sudah sangat baik karena jenjang pendidikan yang mendominasi adalah SLTA dan S 1. hal inilah yang dijadikan sebagai dorongan untuk meningkatkan kinerja dalam dinas tersebut. Selain itu, pada Dinas Perumahan dan Permukiman memiliki pegawai yang sudah matang dalam arti memiliki pemikiran yang dapat membangun perkembangan kinerja dinas tersebut. Selain itu Dinas Perumahan dan Permukiman mempuyai sumber daya manusia yang telah di bedakan sesuai dengan golongan kepangkatan dalam menentukan hierarki. Tabel 3. Jumlah Pegawai Dinas Perumahan dan Permukiman Berdasarkan Golongan No Golongan Ruang Jumlah A B C D 1 Gol. I 2 Gol. II 2 3 5 10 3 Gol. III 7 15 11 11 44 4 Gol. IV 4 1 5 Jumlah 13 15 15 16 59 Presentase 22,03 25,42 25,42 27,12 100 Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan, 2008 Spesialisasi pegawai berdasarkan golongan yang ada pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan sudah stabil dimana yang paling dominant adalah golongan III B. Dari data yang diperoleh terdapat 44 orang yang merupakan golongan III. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENYAJIAN DATA

Dalam penelitian ini memerlukan data-data yang dapat diperoleh melalui dokumen, wawancara mendalam dan observasi. Pada tahap awal peneliti memperoleh data melalui dokumen atau database yang ada pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan. Selain data langsung dari Dinas Perumahan dan Permukiman, data juga dapar diperoleh melalui akses internet yang kemudian akan di interpretasikan. Untuk menambah wacana dalam skripsi ini maka diperlukan data berupa wawancana kepada orang-orang yang memiliki hubungan dengan permasalahan penelitian. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara secara mendalam kepada orang yang tertentu.

A. Visi Dan Misi Perumahan dan Permukiman Nasional

Visi dan Misi penyelenggaraan perumahan dan permukiman didasarkan pada kondisi yang diharapkan secara realistis ideal, dengan memperhatikan kondisi yang ada, potensi kapasitas yang ditumbuhkembangkan, dan sistem nilai yang melandasi hakekat perumahan dan permukiman bagi kesejahteraan rakyat dan pertumbuhan ekonomi, serta dalam kerangka tujuan pembangunan berkelanjutan. Perumahan dan permukiman merupakan salah satu sektor yang strategis dalam upaya membangun manusia Indonesia yang seutuhnya. Selain sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, perumahan dan permukiman, “papan” juga berfungsi strategis di dalam mendukung terselenggaranya pendidikan keluarga, Universitas Sumatera Utara persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi akan datang yang berjati diri. Karenanya, pada tempatnyalah bila Visi penyelenggaraan perumahan dan permukiman diarahkan untuk mengusahakan dan mendorong terwujudnya kondisi setiap orang atau keluarga di Indonesia yang mampu bertanggung jawab di dalam memenuhi kebutuhan perumahannya yang layak dan terjangkau di dalam lingkungan permukiman yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan guna mendukung terwujudnya masyarakat dan lingkungan yang berjati diri, mandiri, dan produktif. Untuk selanjutnya Visi yang ditetapkan hingga tahun 2020 di dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman adalah: “Setiap orang KK Indonesia mampu memenuhi kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau pada lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan dalam upaya terbentuknya masyarakat yang berjatidiri, mandiri, dan produktif”. Sementara itu walaupun masalah perumahan merupakan tanggung jawab bersama, namun kewajiban untuk pemenuhan kebutuhan rumah tersebut pada hakekatnya merupakan tanggungjawab individual. Oleh karenanya sumber daya dan potensi masyarakat perlu ditumbuhkembangkan untuk dapat memenuhi kebutuhan perumahan dan permukimannya secara mandiri, dengan didukung oleh upaya pemerintah melalui penciptaan iklim yang kondusif. Gambaran yang ada tentang ketidak-mampuan masyarakat untuk mewujudkan perumahannya lebih sering dikarenakan iklim yang ada belum secara optimal memberikan ruang, kesempatan dan peluang yang memadai bagi masyarakat untuk mengembangkan kapasitasnya. Universitas Sumatera Utara Dengan mengacu kepada hakekat bahwa keberadaan rumah akan sangat menentukan kualitas masyarakat dan lingkungannya di masa depan, serta prinsip pemenuhan kebutuhan akan perumahan adalah merupakan tanggung jawab masyarakat sendiri, maka penempatan masyarakat sebagai pelaku utama dengan strategi pemberdayaan merupakan upaya yang sangat strategis. Sehingga Misi yang harus dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Visi penyelenggaraan perumahan dan permukiman, adalah: pertama, melakukan pemberdayaan masyarakat dan para pelaku kunci lainnya di dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman; kedua, memfasilitasi dan mendorong terciptanya iklim yang kondusif di dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman; dan ketiga, mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya pendukung penyelenggaraan perumahan dan permukiman. Dengan pernyataan Misi tersebut jelas bahwa pemerintah harus lebih berperan sebagai fasilitator dan pendorong dalam upaya pemberdayaan bagi berlangsungnya seluruh rangkaian proses penyelenggaraan perumahan dan permukiman. Dalam upaya pelaksanaan Misi tersebut, seluruh program dan kegiatan penyelenggaraan perumahan dan permukiman dititikberatkan sehingga dapat mencapai sasaran antara lain: pertama, terwujudnya keswadayaan masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau secara mandiri sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam rangka pengembangan jati diri, dan mendorong terwujudnya kualitas lingkungan permukiman yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Universitas Sumatera Utara Keswadayaan masyarakat juga dalam artian dapat bermitra secara efektif dengan para pelaku kunci lainnya dari kalangan dunia usaha dan pemerintah. Kedua, terbangunnya lembaga-lembaga penyelenggaraan perumahan dan permukiman yang dapat menerapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, di tingkat lokal, wilayah, dan pusat, yang mampu sebagai wahana pengembangan peran dan tanggung jawab masyarakat sebagai pelaku utama dalam memenuhi kebutuhannya akan hunian yang layak dan terjangkau, dan lingkungan permukiman yang sehat, aman, produktif dan berkelanjutan. Kelembagaan yang dicapai juga agar dapat senantiasa mendorong terciptanya iklim kondusif di dalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman. ketiga, terdorongnya pertumbuhan wilayah dan keserasian lingkungan antar wilayah melalui penyelenggaraan perumahan dan permukiman yang berkelanjutan, saling mendukung dan terpadu secara sosial, ekonomi, dan lingkungan baik di perkotaan maupun di perdesaan, serta kesalingterkaitan antar kawasan. Penyelenggaraan yang berkelanjutan juga agar dicapai dengan pendayagunaan yang optimal dari sumberdaya pendukung perumahan dan permukiman.

B. Visi dan Misi Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan

Dengan mengacu pada tingkat nasional dan untuk memberikan gambaran serta arahan organisasi yang jelas maka Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan membuat visi dan misi sebagai acuan dalam mengimplementasikan program-program yang akan dibuat. Oleh sebab itu, yang menjadi visi Dinas Perumahan dan Permukiman adalah: Universitas Sumatera Utara “Terwujudnya kawasan permukiman dan perkantoran yang ideal dan berwawasan”. Untuk terlaksananya visi diatas maka Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan membuat misi sebagai acuan apa yang akan dilaksanakan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman yaitu dengan : 1. Meningkatkan sarana dan prasarana fasilitas umum dan fasilitas sosial di kawasan perumahan. 2. Meningkatkan sumber daya aparatur guna memenuhi pelayanan masyarakat. 3. Memberdayakan masyarakat dalam penataan lingkungan dan perumahan yang sehat.

C. Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman KSNPP

Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman KSNPP merupakan arahan dasar yang masih harus dijabarkan secara lebih operasional oleh berbagai pihak yang berkepentingan di bidang penyelenggaraan perumahan dan permukiman, sehingga pada akhirnya Visi yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. Produk dari implementasi penjabaran kebijakan dan strategi nasional tersebut juga dapat dicerminkan melalui penyiapan Program Pemerintah Daerah dan RP4D Rencana Pengembangan dan Pembangunan Perumahan Dan Permukiman di Daerah. Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman ini dimaksudkan sebagai acauan bagi penyusunan kebijakan teknis, perencanaan, pemrograman, dan kegiatan yang berada danatau terkait dalam bidang Universitas Sumatera Utara penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman baik di lingkungan Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah, Masyarakat maupun Dunia Usaha. Kebijakan dan strategi nasional penyelenggaraan perumahan dan permukiman tahun 2002, dirumuskan berdasarkan berbagai pertimbangan dari kondisi lingkungan strategis yang ada pada saat ini dan kecenderungan perkembangan ke depan 2020. Rumusan kebijakan dan strategi tersebut bersifat sangat struktural sehingga secara nasional diharapkan dapat berlaku dalam rentang waktu yang cukup, dapat mengakomodasi berbagai ragam kontekstual masing- masing daerah, dan dapat memudahkan penjabaran yang sistemik pada tingkat yang lebih operasional oleh para pelaku pembangunan di bidang perumahan dan permukiman, baik dalam bentuk rencana, program, proyek, maupun kegiatan. Kebijakan nasional yang dirumuskan terdiri atas 3 tiga struktur pokok, yaitu berkaitan dengan kelembagaan, pemenuhan kebutuhan perumahan, dan pencapaian kualitas permukiman. Sedangkan strategi untuk melaksanakan kebijakan dirumuskan terutama untuk dapat mencapai secara signifikan substansi strategis dari masing-masing kebijakan. Pertama, melembagakan sistem penyelenggaraan perumahan dan permukiman dengan pelibatan masyarakat sebagai pelaku utama, melalui strategi pengembangan peraturan perundang- undangan dan pemantapan kelembagaan dibidang perumahan dan permukiman serta fasilitasi pelaksanaan penataan ruang kawasan permukiman yang transparan dan partisipatif. Kedua, mewujudkan pemenuhan kebutuhan perumahan papan bagi seluruh lapisan masyarakat, sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, melalui pemenuhan kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau dengan Universitas Sumatera Utara menitikberatkan kepada masyarakat miskin dan berpendapatan rendah. Dan ketiga, mewujudkan permukiman yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan guna mendukung pengembangan jatidiri, kemandirian, dan produktivitas masyarakat, melalui perwujudan kondisi lingkungan permukiman yang responsif dan berkelanjutan.

D. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah RP4D

Untuk mengoptimalkan operasional pembangunan perumahan dan permukiman maka diperlukan rencana pembangunan yang dirumuskan kedalam RP4D. Dengan ini, pemerintah memberikan solusi dalam penyelesaian pembanguna perumahan dan permukiman melalui pelaksanaan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah dengan melihat sumber daya yang ada dan kebutuhan masyarakat akan rumah. Adapun pedoman dalam penyusuna RP4D adalah Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Kementerian Negara Perumahan Rakyat, Kebijakan Strategi Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman Skala Besar, Batam, 2 Desember 2005 1. Legalisasinya berdasarkan Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman Nomor 09KPTSMIX1999 Tentang Pedoman Penyusunan RP4D; 2. Pedoman tersebut merupakan acuan kerja bagi Pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di daerah. Universitas Sumatera Utara Dengan pedoman tersebut, maka pemerintah, swasta dan masyarakat dapat melakukan kerja sama dengan baik agar visi dan misi yang diterapkan dapat dicapai. Selain itu kedudukan RP4D adalah: 1. Pada tingkat KabupatenKota merupakan acuan untuk mengatur penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman secara teratur, terencana, dan terorganisasi; 2. Pada tingkat Propinsi merupakan acuan untuk mengatur dan mengkoordinasikan pembangunan perkim khususnya yang menyangkut dua atau lebih kabupatenkota yang berbatasan; 3. Pada tingkat Pusat merupakan masukan daerah dalam penyempurnaan kebijakan, strategi, dan program nasional di bidang pembangunan perumahan dan permukiman. Dalam Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah RP4D harus berdasarkan peraturan-peraturan yang ada dan melihat kondisi social masyarakat serta kebutuhan masyarakat akan rumah. Oleh sebab itu dalam RP4D harus memiliki : 1. Penjabaran kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman di daerah; 2. Rincian program, target dan sasaran kegiatan dan lokasi dari setiap sektor terkait; 3. Kelembagaan yang mengatur pelaksanaan sampai dengan tingkat desakelurahan; 4. Rincian rencana pembiayaan dan sumber dananya; Universitas Sumatera Utara 5. Rincian jadwal pelaksanaan program, kegiatan dan pelakunya Masyarakat, Badan Usaha, Pemerintah. 6. Mekanisme pemantauan, pengawasan, dan pengendalian program dan kegiatan; 7. Mekanisme penyaluran aspirasi para pelaku yang terkait; 8. Mekanisme pemberdayaan masyarakat; 9. Daftar skala prioritas penanganan kawasan perumahan dan permukiman; 10. Daftar kawasan terlarang negative List untuk pengembangan kawasan perumanan dan permukiman baru.

E. Lingkungan Internal

Dalam analisis SWOT diperlukan aspek internal untuk melihat sebesar apa efektivitas lingkungan internal terhadap visi yang akan dicapai oleh dinas perumahan dan pemukiman. Lingkungan internal merupakan tahap awal dalam suatu organisasi untuk mengenal diri sendiri sebelum melakukan suatu kegiatan atau program. Hal ini dilakukan untuk semakin mempersiapkan diri lebih matang baik itu sumber daya manusia yang ada dalam organisasi maupun sarana dan prasarana yang mendukung organisasi tersebut. Lingkungan internal dapat dilihat dari berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keadaan ataupun kinerja dari suatu organisasi. Beberapa aspek yang dapat dilihat dalam Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

1. Sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Perumahan dan Permukiman

Sumber daya yang dimiliki tidak terbatas pada sumber daya manusia yang ada, namun juga melihat sumber daya berupa fasilitas yang ada dalam rangka memperlancar kinerja dari dinas perumahan dan permukiman kota medan dalam menyikapi masalah pemukiman kumuh. Untuk mendukung segala kinerja pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan maka diperlukan pelatihan dan pendidikan yang nantinya akan dimanfaatkanuntuk pencapaian visi tersebut. Menurut Darhal Nasutio, S.T selaku Kepala Seksi Monitoring mengatakan bahwa: Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu hal yang sangat bermanfaat, oleh sebab itu diklat yang dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman dilakukan berdasarkan rencanan yang sudah ditentukan oleh Pemko Medan yang dilakukan sekali setahun. Pada pendidikan dan pelatihan tersebut Dinas Perumahan dan Pemukiman selalu berpartisipasi atau ikut serta dalam kegiatan tersebut. Dengan pendidikan dan pelatihan tersebut pegawai akan dibantu dalam memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelayan masyarakat. Berdasarkan data dari Dinas Perumahan dan Pemukiman bahwa jenjang pendidikan para karyawan adalah sebagai berikut: Tabel Persentase Jenjang Pendidikan No Jenjang Pendidikan Jumlah orang Persentase 1 S.2 4 6,77 2 S.1D.IV 23 38,98 3 D.III 3 5,08 4 D.II - - 5 D.I - - 6 SLTA 29 49,17 7 SLTP - - 8 SD - - Jumlah 59 100 Sumber: Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan, 2008 Universitas Sumatera Utara Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jenjang pendidikan SLTA dan S.1 merupakan jumlah yang paling dominan atau persentase yang sangat besar untuk mengisi jabatan di Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan. Oleh sebab itu untuk jenjang pendidikan yang ada pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan menjadi factor yang penting untuk mengisi jabatan yang ada pada dinas tersebut. Selain itu, sumber daya manusia yang ada dalam masyarakat yang terlihat dari masalah-masalah pemukiman kumuh ini dikarenakan urbanisasi yang terjadi. Urbanisasi ini akan mengakibatkan masalah-masalah sosial yang ada. Seperti table dibawah ini menunjukkan kepadatan Kota Medan yang diakibatkan karena arus urbanisasi. Kepadatan penduduk yang semakin lama semakin meyulitkan pemerintah untuk melakukan tindakan. Untuk kota-kota yang sangat rawan akan kepadatan penduduk selalu mengalami kejanggalan sosial dan sering terjadi kecemburuan- kecemburuan sosial yang semakin memperjelas antara yang atas dengan yang bawah. Urbanisasi menjadi isu yang hangat dalam menyikapi kepadatan penduduk yang terjadi di beberapa kota besar seperti Kota Medan. Perbedaan perekonomian yang terjadi di kota dengan didesa menyebabkan masyarakat desa memberanikan diri untuk mengadu nasib ke kota. Menurut Ibu Elfyati, S.H. selaku Kepala Tata Usaha menyatakan bahwa: Kepadatan penduduk yang terjadi di Indonesia dan di Medan secara khusus sudah mengalami masalah yang harus cepat diselesaikan. Karena telah banyak fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan kepadatan penduduk yang tidak terkontrol. Seperti banyaknya terjadi tindakan criminal dan salah satunya juga adalah banyaknya bangunan-bangunan liar dan kumuh pada kawasan-kawasan tertentu yang digunakan masyarakat sebagai tempat mereka beraktivitas setiap harinya. Universitas Sumatera Utara Kepadatan penduduk yang sangat pesat terkhusus di Kota Medan telah banyak menimbulkan fenomenal dalam social masyarakat. Dibawah ini akan dipaparkan tingkat kepadatan penduduk yang terjadi di Kota Medan pada tahun 2004. Tabel 4 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2004 No Kecamatan Luas Wilayah Km 2 Penduduk Kepadatan Penduduk Per Km 2 1 Medan Tuntungan 14,90 68438 4593 2 Medan Johor 15,00 108911 7261 3 Medan Amplas 13,84 104455 7547 4 Medan Denai 8,86 133742 15095 5 Medan Area 3,90 108317 27774 6 Medan Kota 5,40 82901 15352 7 Medan Maimun 3,98 47137 11843 8 Medan Polonia 8,28 49048 5924 9 Medan Baru 4,94 42221 8547 10 Medan Selayang 19,80 81035 4093 11 Medan Sunggal 15,70 106759 6800 12 Medan Helvetia 11,60 136216 11743 13 Medan Petisah 4,50 66073 14683 14 Medan Barat 6,60 77839 11794 15 Medan Timur 7,60 110492 14538 16 Medan Perjuangan 4,40 99580 22632 17 Medan Tembung 6,80 135188 19881 18 Medan Deli 17,60 141787 8056 19 Medan Labuhan 45,20 100184 2216 20 Medan Marelan 36,20 112463 3107 21 Medan Belawan 10,00 93356 9336 Total 165,10 2006142 7567 Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan, 2008 Dari data diatas terlibat begitu besar arus urbanisasi yang terjadi di Kota Medan setiap tahunnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemerataan pembanguna mengakibatkan hal ini terjadi dengan mengatasnamakan mencari nafkah ke kota. Kepadatan penduduk yang akan mempersempit ruang gerak setiap orang terkhususnya untuk mendapatkan tempat tinggal, mengharuskan beberapa orang Universitas Sumatera Utara harus mendirikan rumah yang tidak layak atau dapat dikatakan sebagai pemukiman kumuh. Menurut bapak Darhal Nasution, selaku Kepala Seksi Monitoring mengatakan bahwa: Efek dari kepadatan penduduk telah menimbulkan berbagai macam masalah atau dapat dikatan sebagai multidimensional. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang selalu berdatangan kekota dengan dalil untuk mencari nafkah namun menimbulkan pemukiman-pemukiman yang tidak layak terutama pada daerah aliran sungai. Peningkatan penduduk di Kota Medan Setiap tahun selalu meningkat. Seperti yang data di bawah ini: Tabel 5 Perbandingan Kepadatan Penduduk Tahun 1999 – 2004 No Tahun Luas Wilayah Km 2 Penduduk Kepadatan Penduduk per Km 2 1 1999 265,10 1902500 7177 2 2000 265,10 1904273 7183 3 2001 265,10 1926520 7267 4 2002 265,10 1963855 7408 5 2003 265,10 1993602 7520 6 2004 265,10 2006142 7567 Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman, 2008 Berdasarkan perbandingan tersebut, kepadatan penduduk khususnya pada perkotaan akan selalu meningkat yang sampai pada akhirnya akan menimbulkan masalah yang paling kompleks dimana masyarakat akan menjadi manusia yang kurang bersosial dengan sesama. Selain itu lahan yang semakin lama akan semakin menyempit akan mendorong beberapa orang untuk mendirikan tempat tinggalnya pada daerah yang terlarang bahkan di bawah kalayakan untuk di jadikan sebagai tempat tinggal. Kepadatan penduduk yang semakin tahun semakin meningkat membuktikan bahwa kepadatan penduduk khususnya pada perkotaan Universitas Sumatera Utara tidak dapat dikontrol, hal ini terjadi karena banyaknya arus urbanisasi yang terjadi sehingga mengakibatkan perkotaan menjadi tempat orang untuk mencari nafkah bagi para penduduk yang ada pada daerah pedesaan. Arus urbanisasi yang terjadi selalu menjadi masalah yang sangat vital dalam suatu system yang ada pada perkotaan. Setiap tahunnya kepadatan penduduk tidak dapat diselesaikan sehingga munculnya rumah-rumah yang tidak dapan dipertahankan legalisasinya dan berada pada kawasan pemukiman kumuh. Seperti tabel dibawah ini menunjukkan kelurahan yang ada di Medan yang menjadi kawasan pemukiman kumuh, yaitu: Tabel 6 Daftar Permukiman Kumuh Di Kota Medan No Kecamatan Kelurahan 1 Kec. Medan Labuhan Kel. Besar Kel. Pakan Labuhan 2 Kec. Medan Marelan 3 Kec. Medan Belawan Kel. Belawan Bahari Kel. Belawan II 4 Kec. Medan Deli Kel. Tanjung Mulia 5 Kec. Medan Amplas Kel. Timbang Deli 6 Kec. Medan Denai Kel. Denai Kel. Tegal Sari Mandala II 7 Kec. Medan Timur Kel. Gaharu Kel. Durian 8 Kec. Medan Area 9 Kec. Medan Perjuangan 10 Kec. Medan Tembung Kel. Bantan Timur 11 Kec. Medan Johor Kel. Kedai Duria Kel. Titi Kuning Kel. Kuala Belaka Kel. Suka Damai I Kel. Suka Damai II 12 Kec. Medan Kota 13 Kec. Medan Maimun Kel. Teladan Barat Kel. Mesjid Kel. Sukaraja Kel. Hamdan Kel. Aur Universitas Sumatera Utara 14 Kec. Medan Polonia 15 Kec. Medan Baru Kel. Petisah Hulu 16 Kec. Medan Tuntungan 17 Kec. Medan Selayang Kel. Tanjung Sari Kel. Asam Kumbang 18 Kec. Medan Sunggal 19 Kec. Medan Helvetia 20 Kec. Medan Petisah Kel. Sekip Kel. Sei Putih Barat 21 Kec. Medan Barat Kel. Pulo Brayan Kota Sumber : Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan, 2008 Data diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh kecamatan yang ada di Medan memiliki pemukiman kumuh di beberapa kelurahan. Kecamatan yang paling rawan adalah kecamatan Medan Maimun. Hal ini dikarenakan Kecamatan Medan Maimun, sebagian besar kelurahannya dialiri sungai deli. Sungai merupakan tempat yang strategis untuk melakukan aktivitas sehari-hari, namun banyak diantara mereka menyalahi peraturan yang ada. Mendirikan pemukiman- pemukiman pada daerah aliran sungai merupakan perbuatan yang telah melanggar hokum. Bahkan banyak dari antara mereka mendirikan tempat tinggal mereka tidak layak untuk di huni. Hal ini dapat dilihat dari fasilitas tempat hunian yang dihuni tidak memiliki standanisasi rumah yang layak seperti adanya sanitasi yang mendukung kesehatan setian orang dan lingkugannya. Namun semua itu jarang dimuliki oleh para penghuni tempat tinggal yang ada pada daerah aliran sungai yaitu sungai deli. Dalam wawancara dengan Bapak Hardi Sibarani yang juga merupakan pegawai Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan dan juga bekerja dalam bidang pemukiman kumuh yang ada di kota medan menyatakan bahwa: Jumlah pemukiman kumuh di Medan sudah semakin meningkat dan daerah-daerah yang rawan dengan pemukiman kumuh ini adalah daerah belawan, dimana masyarakat yang kebanyakan masyarakat yang memiliki Universitas Sumatera Utara keadaan ekonomi yang rendah, sehingga mereka mendirikan rumah sebagaimana mestinya namun tidak melihat aspek-aspek yang lainnya. Sedang menurut Bapak Darhal Nasution, S.T, selaku Kepala Seksi Monitoring mengatakan bahwa: Setiap tahunnya pertumbuhan penduduk baik yang terjadi pada Kota Medan baik itu karena urbanisasi maupun pertumbuhan pada masyarakat medan selalu bertambah dan selalu menimbulkan fenomena sosial dalam lingkungan masyarakat. Salah satunya adalah munculnya pemukiman kumuh yang tidak lagi melihat efek kesehatan yang terjadi. Daerah yang masih saja memiliki kuantitas pemukiman kumuh yang tinggi adalah daerah Kecamtan Belawan. Hal ini dipertegas oleh Bapak Ir. Rizal Zulkarnaen, M. Si selaku Kepala Sub Dinas Bina Program, yang mengatakan: Daerah-daerah yang masih banyak dihuni oleh masyarakat yang masih tidak layak huni atau pemukiman kumuh adalah daerah bagian utara Kota Medan, yaitu : Belawan, Labuhan, Deli, Marelan. Daerah-daerah inilah yang menjadi prioritas Dinas Perumahan dan Permukiman untuk direhabilitasi terkhusus pada sarana lingkungan pada lokasi pemukiman kumuh tersebut. Untuk sarana lingkungan yang dimaksud adalah rehabilitasi jalan lingkungan pada lokasi pemukiman kumuh yang ada pada bagian utara Kota Medan. Sementara itu, untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan pada rencana strategis pada Dinas Perumahan dan Permukiman maka menurut Ibu Elviati, S.H selaku Kepala Tata Usaha mengatakan bahwa : Dinas Perumahan dan Permukiman merupakan dinas yang dibentuk pada tahun 2001 dimana yang menjadi prioritas adalah perbaikan sarana- sarana yang ada pada pemukiman kumuh seperti saran jalan lingkungan dan drenase. Pemukiman kumuh yang tumbuh pesat di kota medan telah membawa kota tersebut menjadi kota yang perlu dipebaiki, kerana bagaimanapun juga peran pemerintah harus ditunjukkan untuk memenuhi kehidupan yang layak bagi Universitas Sumatera Utara masyarakat Indonesia dan kota medan khususnya. Dilihat dari bangunan fisik pemukiman kumuh yang ada di medan sangat memprihatinkan dan sudah selayaknya harus dilakukan pembangunan yang layak. Pemukiman kumuh di medan selalu dikarenakan aspek ekonomi yang sangat memprihatinkan. Selain factor ekonomi factor arus urbanisasi yang tidak dapat dihindari menjadi hambatan dalam mengatasi pemukiman kumuh di kota medan. Dalam suatu pemerintahan diperlukan sumber dan atau financial untuk mendukung program-program yang akan dilaksanakan dan dapat digunakan untuk keperluaan kebutuhan dari dinas terkait. Kebutuhan finansial merupakan kebutuhan yang sangat urgen dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Bapak Ir. Rizal Zulkarnaen, M. Si selaku Kepala Sub Dinas Bina Program mengatakan bahwa: Anggaran pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan telah ditetapkan pada APBD yang akan dilaksakan untuk memperbaik jalan lingkungan yang ada pada pemukiman kumuh, air bersih, dan drenase. Untuk prioritas pemukiman kumuh di fokuskan pada rehabilitasi jalan lingkungan yang anggaran sudah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan. Sementara itu menurut bapak Darhal, S.T selaku Kepala Seksi Monitoring mengatakan bahwa: Anggaran yang telah ditetapkan berdasarkan prioritas kebutuhan dari Dinas Perumahan dan Permukiman dilakukan secara bertahap. Hal inilah yang membuat pembangunan yang dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman yaitu rehabilitasi jalan lingkungan pada daerah pemukiman kumuh dilakukan secara bertahap. Namun pembangunan yang dilakukan tetap diselesaika sesuai dengan kebutuhan. Untuk menciptakan kondisi yang kondusif maka diperlukan fasilitas- fasilitas yang dapat digunakan dalam melaksanakan tugas para pegawainya. Fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung kinerja dari Dinas Perumahan dan Universitas Sumatera Utara Permukiman Kota Medan adalah sebagai berikut data dari Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan: a Tanah milik Pemko Medan Sekitar 1.250 m 2 b Bangunan Kantor 672 m 2 c Kenderaan Dinas c.1. Kenderaan Roda 4 sebanyak 5 unit c.2. Kenderaan Roda 2 sebanyak 7 unit d Alat-alat Kantor d.1. Komputer 10 unit d.2. Mesin tik 5 unit d.3. Mesin cetak gambar 1 unit d.4. Plottor 1 unit d.5. Meja gambar 7 unit d.6. Muebelair kantor d.7. PABX Dengan fasilitas yang ada pada Dinas Perumahan dan Pemukiman inilah yang akan membantu para karyawan dalam melaksanakan tugasnya dan hal ini dikatakan juga oleh Darhal Nasution, S.T selaku Kepala Seksi Monitoring yaitu: Sarana-sarana ataupun fasilitas yang ada di Dinas Perumahan dan Pemukiman sangat membantu dalam melaksanakan tugas-tugas para karwayan dan yang paling berpengaruh pada pelakasanaan pandataan dan teknis. Sarana yang ada pada dinas masih memadai walaupun fasilitas tersebut sering kali tidak digunakan. Dengan adanya sarana yang menpermudah pekerjaan tersebut, telah banyak memberikan kontribusi Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

2. Strategi-strategi yang diambil oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan

Dalam setiap organisasi sudah memiliki rencana strategi yang melihat beberapa faktor seperti factor dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Rencana strategi yang tertuang dalam Keputusan Kepala Dinas No. 050433 tentang Rencana Strategic Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan Tahun 2006-2010 terdapat beberapa tujuan yaitu: a. Meningkatkan kualitas sarana lingkungan, sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan sarana aparatur pemerintah menjadi lebih baik. b. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat dan system kerja yang efisien c. Mewujudkan kesadaran masyarakat tentang pemukiman yang sehat. Dengan tujuan yang telah dituangkan didalam rencana strategic Dinas Perumahan dan Pemukiman, maka aparatur pemerintah khususnya Dinas Perumahan dan Pemukiman merumuskan strategis untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana dalam lingkungan perumahan dan pemukiman d Kota Medan.

3. Prioritas pembangunan perumahan dan permukiman

Prioritas pembangunan perumahan dan pemukiman yang dilakukan Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan disesuaikan dengan kebijakan-kebijakan yang telah tertuang kedalam rencana strategi Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan yaitu : a. Meningkatkan sarana dan prasarana perumahan melalui pembangunan jaringan jalan lingkungan Universitas Sumatera Utara b. Bekerja sama membangun dan menata lingkungan pemukiman kumuh menjadi lingkungan yang sehat c. Meningkatkan kualitas bangunan milik pemerintah melalui pemeliharaan dan pembangunan d. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan e. Penetapan pelayanan umum berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi kerja. f. Membangun partisipasi masyarakat dalam pembangunan social baik sarana dan prasarana social dan mengutamakan tindakan pencegahan terhadap munculnya anggaran ketertiban dalam kehidupan social masyarakat. Selain itu dalam rencana strategi yang sudah disusun oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan untuk tahun 2006-2010 terdapat program-program yang akan dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi Dinas Perumahan dan Pemukiman. Program-program inilah yang nantinya di imlementasikan oleh aparatur dinas tersebut sebagai tugas dan fungsinya. Adapun program-program yang direncanakan kedalam rencana strategi tersebut adalah : a. Pembangunan, rehabilitas dan pemeliharaan fasilitas umum b. program inventarisasi asset-asset pemerintah kota c. Pembangunan, rehabilitas dan pemeliharaan fasilitas umum d. Pembangunan, rehabilitas dan pembangunan fasilitas social pendidikan e. Pembangunan, rehabilitas dan pembangunan fasilitas social kesehatan Universitas Sumatera Utara f. Pembangunan, rehabilitas dan pembangunan fasilitas khusus g. Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia h. pengawasan proyek i. program pemberdayaan komunitas perumahan. Untuk semakin mengkonkritkan program yang telah direncanakan maka pemerintah terkhusus dinas perumahan dan pemukiman merencanakan kegiatan- kegiatan yang akan dilaksankan sesuai dengan skala prioritas dalam menetapkan kegiatan tersebut. Adapun kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam rencana strategi dinas perumahan dan pemukiman yaitu: a. Pembangunan dan pemeliharaan jalan setapak b. Perbaikan dan pemeliharaan keadaan darurat jalan setapak c. Rehabilitas taman d. Penyusunan studi-studi kelayakan e. Kegiatan survey f. Rehabilitas pemukiman kumuh g. Pembangunan, rehabilitasi gedug SD, SMP,SMA Negeri h. Rehabilitasi fasilitas pendidikan dalam keadaan darurat i. Pembangunan, rehabilitas puskesmas j. Rehabilitasi fasilitas kesehatan dalam keadaan darurat. k. Pembangunan, rehabilitasi sarana aparatur pemerintah l. Mengikuti pelatihan dan pendidikan yang lebih tinggi m. Penyusunan standar pelayanan minimal n. Fasilitas dan bantuan teknis perbaikan rumah dan kawasan kumuh dan desa nelayan Universitas Sumatera Utara o. Fasilitas dan stimulasi pembangunan perumahan swadaya yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Pada program yang akan dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan telah memiliki rencana strategis Restra untuk dijadikan sebagai pedoman dalam mewujudkan visi dan misinya. Program yang difokuskan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman dalam meminimalisir permukiman kumuh yang ada di Kota Medan adalah dengan memperbaiki lingkungan-lingkungan yang ada pada kawasan kumuh seperti perbaikan drenase dan jalan lingkungan. Untuk program pembangunan perumahan dan permukiman dikatakan Ibu Elfyati S.H selaku Kepala Tata Usaha bahwa: Pembangunan perumahan dan permukiman yang difokuskan pada pemugaran permukiman kumuh masih dilakukan dalam tahap perbaikan lingkungan fisik seperti jalan lingkungan. Hal ini diperjelas oleh Bapak Ir. Rizal Zulkarnaen M.Si selaku Kepala Sub Dinas Bina Program menyatakan bahwa: Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan memiliki program- program kerja dan untuk pemukiman kumuh telah difokuskan pada perbaikan lingkungan fisik seperti jalan pada kawasan permukiman kumuh dan drenase-drenase. Dan daerah yang akan diperbaiki adalah daerah bagian utara medan yaitu daerah Belawan, Labuhan, Deli, dan Marelan. Daerah utara medan merupakan daerah yang sangat rawan terdapat kawasan kumuh. Selain itu, pernyataan tersebut dipertegas oleh Bapak Darhal Nasution, S.T selaku Kepala Seksi Monitoring yang menyatakan bahwa: Beberapa daerah yang telah mendapat perhatian dan sudah dilakukan perbaikan adalah daerah Marelan dan denai. Daerah tersebut juga sangat rawan untuk pemukiman kumuh, namun kami sudah melakukan perbaikan Universitas Sumatera Utara jalan lingkungan dan drenase yang ada pada kawasan permukiman kumuh tersebut.

F. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal merupakan suatu factor yang sangat mempengaruhi keadaan suatu organisasi dimana lingkungan eksteral akan berperan untuk mengetahui sejauh mana peluang Opportunity yang ada dalam organisasi yang akan dijadikan batu loncatan dalam meraih visi organisasi tersebut. Selain itu lingkungan eksternal akan berperan melihat ancaman-ancaman yang akan mempengaruhi kinerja dari organisasi tersebut. Dengan mengetahui ancaman yang akan timbul maka organisasi tersebut akan mencari solusi atau jalan keluar untuk mengantisipasi ancaman tersebut.

1. Perkembangan dan Kondisi Sosial Masyarakat

Perkembangan kondisi social masyarakat di medan menjadi factor yang tidak dapat dipisahkan dari penyebab pemukiman kumuh. Kondisi social yang sangat beragam menyebabkan permasalahan menjadi kompleks. Pada daerah pemukiman kumuh di medan memiliki kondisi social yang sudah berbauh satu dengan yang lainnya. Namun masih banyak masyarakat yang masih kurang peduli terhadap lingkungan di sekitarnya. Masyarakat yang tinggal di tempat pemukiman kumuh sudah menjadi tontonan publik dengan kondisi yang memprihatinkan dan semakin lama menjadi semakin luasnya kawasan pemukiman kumuh.

2. Perkembangan Faktor Ekonomi

Yang selalu mempengaruhi dalam hidup ini adalah factor ekonomi. Factor ekonomi tidak akan bisa dipisahkan dalam kehidupan kita. Pembangunan Universitas Sumatera Utara perumahan dan permukiman juga tidak akan bisa dipisahkan dari factor ekonomi. Ada beberapa dampak dari factor ekonomi tersebut yaitu a. Arus Urbanisasi Arus Urbanisasi sudah sangat lama menjadi penyebab kepadatan penduduk di perkotaan. Ketidakmampuan meminimalisir arus urbanisasi menyebabkan banyaknya masyarakat pedesaan mencari hidup atau mempetaruhkan hidup untuk datang ke kota. Masyarakat tidak akan mau lagi tinggal di desanya sendiri karena keadaan ekonomi yang semakin lama semakin menyulitkan mereka untuk dapat hidup yang layak. Dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat di pedesaan akan datang ke kota sebagai pendatang baru untuk mengadu nasib. b. Kebutuhan Masyarakat akan Rumah Kota Medan merupakan kota yang cukup padat di Indonesia, dan secara otomatis maka kebutuhan akan papan yaitu rumah akan semakin meningkat yang akan selalu berbanding lurus. Pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan sudah memiliki rencana pembangunan dengan melihat permukiman kumuh yang ada di kota medan akan direhabilitasi dengan cara memperbaiki dan menbuat jalan serta drainase di lingkungan masyarakat yang merupakan daerah permukiman kumuh di kota medan. Menurut bapak Darhal Nasution, S.T selaku Kepala Seksi Monitoring menyatakan bahwa: Dalam pembangunan yang dilakukan Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan telah ditetapkan daerah-daerah yang sangat bermasalah dan salah satunya itu adalah masalah pemukiman kumuh di Kota Medan yang semakin lama semakin meningkat dan hal inilah yang juga akan mempengaruhui kebuhuhan masyarakat akan rumah. Namun yang Universitas Sumatera Utara menjadi kendala lagi adalah ketersediaan lahan yang semakin lama semakin sempit.

3. Kemitraan yang dilakukan

Kemintraan merupakan suatu kerja sama yang dilakukan oleh pihak terkait yaitu dinas perumahan dan permukiman dengan beberapa badan usaha, perusahana dan lain-lain yang berkaitan dengan pembangunan perumahan dan permukiman. Dalam hal ini ada telah dikatakan oleh bapak Darhal Nasution, S.T selaku Kepala Seksi Monitoring menyatakan bahwa: Kemintraan yang dimaksud adalah kerja sama yang juga disebut rekanan dengan pihak-pihak tertentu. Rekanan ini dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada dimana salah satunya adalah perusahaan tersebut sesuai dengan klasifikasi perusahaan da sesuai dengan kelas-kelas yang ada pada perusahaan. Untuk kerja sama yang dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan tidak hanya pada pihak pengelola atau badan usaha dan perusahaan saja namun kerja sama juga dilakukan kepada masyarakat setempat yang berada pada kawasan kumuh. Hal ini dipertegas oleh bapak Darhal Nasution, S.T selaku Kepala Seksi Monitoring menyatakan bahwa: Dalam kerja sama yang dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan ada dua cara yaitu: pertama, Sistem Kemasyarakatan yang dikatakan sebagai BKM Badan Keswadayaan Masyarakat yaitu dengan memberdayakan masyarakat yang ada pada kawasan kumuh tersebut untuk berusaha dalam pemenuhan kebutuhan papannya. Kedua, sistem rekanan yaitu dengan melibatkan berbagai badan usaha sebagai unsur pelaksana dalam pembangunan perumahan dan permukiman. Untuk penentuan dan peraturan mengenai syarat- syaratnya, sesuai dengan peraturan yang ada baik dengan perusahaan swasta dan pihak pemerintan. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISA DATA