Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Rumah dan pemukiman tidak akan pernah berhenti sebagai sumber masalah dalam sejarah kehidupan manusia. Sejak jaman manusia purba hidup di gua-gua, kurang lebih sebelas ribu tahun yang lalu, sampai jaman orang masa kini hidup di udara, dalam kapsul gedung pencakar langit atau rumah-rumah susun, masalah pemukiman selalu muncul. Bahkan semakin rumit dan kompleks. Perkembangan tuntutan manusia yang tak pernah terpuaskan inilah yang menyebabkan selalu munculnya berbagai masalah baru dalam proses pembangunan perumahan dan permukiman, terutama pada kota-kota besar yang sangat pesat perkembangannya baik itu tingginya laju pertumbuhan penduduk, aspek ekonomi, aspek politik, aspek teknologi dan budaya. Gerakan Penanganan Pemukiman Kumuh dalam sayembaralomba foto menyatakan bahwa Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Departemen Pekerjaan Umum dalam penyelenggaraan sayembaralomba foto, pada tanggal 19 september 2005 “Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan dan penghidupan manusia. Dari lingkungan perumahan dan permukiman itu pula mental dan kepribadian seseorang mulai dibentuk. Menyadari betapa pentingnya peranan lingkungan perumahan dan permukiman dalam kehidupan dan penghidupan suatu bangsa, maka masyarakat dunia yang tergantung dalam organisasi Perserikatan Resolusi No. 40201 A, yang menyepakati setiap hari Senin minggu Pertama pada setiap bulan Oktober ditetapkan sebagai hari : HABITAT Dunia HHD “ Universitas Sumatera Utara Kompleksitas masalah pemukiman masih saja masalah yang belum dapat diselesaikan. Abdulrahman Wahid menyatakan ada empat alasan masalah pemukiman di wilayah perkotaan dalam Budiharjo, 1998:24 Pertama, karena daerah perkotaan merupakan titik rawa terbesar dalam dislokasi sosial, seperti terbukti dari meningkatnya kejahatan didalamnya. Perubahan ini juga terjadi dengan semakin beratnya masalah pencemaran lingkungan yang dihadapi serta cepatnya perubahan yang terjadi dalam pola- pola demografisnya yang semakin memusatnya penguasaan tanah pemukiman. Kedua, daerah perkotaan merupakan wilayah pemukiman yang sudah terjamah oleh perencanaan yang terperinci, ditunjang oleh sarana keuangan dan organisasi yang memungkinkan pengembangan inisiatif. Ketiga, daerah perkotaan bagaimanapun juga akan merupakan konsentrasi penduduk terbesar di kemudian hari, bila dibandingkan dengan daerah pedesaan. Hal ini akan memudarkan ikatan-ikatan tradisional di pedesaan sebagai akibat perubahan mandasar dalam pola kehidupan di dalamnya. Keempat, secara sosiologi dapat dikemukakan bahwa daerah perkotaan merupakan sumber pengembangan manusia atau sebaliknya sumber kemungkinan konflik sosial massa, yang akan merubah seluruh hubungan antar lapisan masyarakat di perkotaan. Sejalan dengan perkembangan waktu, persoalan pemukiman kumuh akan semakin kompleks, baik dilihat dari aspek sosial, ekonomi maupun secara fisik seperti kenyamanan hidup, kesehatan, keamanan dan kesempurnaan hidup. Sementara itu dalam makna luas, pemukiman harus mampu membuka jalan dan memberikan saluran bagi kecenderungan, kebutuhan, aspirasi, dan keinginan manusia secara penuh, menuju perbaikan taraf hidup dan kesejahteraan manusia. Secara teoritis, pelaku dalam pembangunan perumahan dan pemukiman dapat dibagi dalam tiga pihak, yaitu: pemerintah, swasta pengembang, dan masyarakat. Ketiga pihak ini mempunyai tugas dan fungsinya sendiri-sendiri, serta mempunyai kepentingannya masing-masing. Pada dasarnya tanggung jawab pemerintah, pengembang swasta dan masyarakat dalam bentuk kemitraan Universitas Sumatera Utara diarahkan untuk mengurangi kemiskinan dan melaksanakan pemerataan pendapatan dan kesejahteraan. Dari segi empiris, pembangunan pemukiman hanya terpola sebagai kelanjutan struktur kota lama atau usaha pembangunan secara partial, seperti program perbaikan kampung, peremajaan kota, atau pembangunan kawasan kawasan perumahan. Kondisi ini rupanya berjalan terus, dan lagi pula ditambah cepatnya pertumbuhan penduduk kota, baik secara alamiah maupun karena migrasi, yakni perpindahan penduduk dari desa ke kota. Keadaan jumlah penduduk dengan pertumbuhan penduduk kota yang tidak diimbangi dengan pembangunan pemukiman dan jumlah rumah yang layak huni, menyebabkan banyak tumbuhnya hunian liar atau pemukiman kumuh, baik dilihat dari kualitas lingkungan, kualitas tata ruang, maupun kualitas manusia penghuninya. Kenyataan yang ada tidak semua perumahan dan pemukiman memiliki sarana dan prasarana serta fasilitas umum dan sosial yang memadai. Sehingga keberadaannya tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebagai perumahan dan pemukiman yang sehat dan layak huni. Pemukiman ini lazim disebut sebagai pemukiman kumuh slum area, dan diantaranya ada yang disebut sebagai pemukiman liar squatter’s settlement. Peran pemerintah dalam pembangunan perumahan dan pemukiman sudah dituangkan dalam Undang-Undang N0. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman dimana dengan peningkatan pembangunan perumahan dan pemukiman masyarakat pada umumnya dan terkhusus pada masyarakat yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan papannya atau tempat tinggalnya yang Universitas Sumatera Utara layak huni. Dalam Undang-Undang tersebut diuraikan secara jelas pada pasal 30 UUPP yaitu: 1 Pemerintah malakukan pembinaan dibidang perumahan dan permukiman dalam bentuk pengaturan dan pembimbingan, pemberi bantuan dan kemudahan, penelitian dan pengembangan, perencanaan dan pelaksanaan, serta pengawasan dan pengendalian 2 Pemerintah melakukan pembinaan badan usaha dibidang perumahan dan permukiman 3 Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan Peraturan Pemerintah. Peraturan perundang-undangan yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman yang mulai berlaku pada tanggal 10 maret 1992 dan memiliki 41 pasal menjadi landasan pemerintah pusat pada umumnya dan pemerintah daerah pada khususnya dalam merancang pembangunan perumahan dan pemukiman. Pembangunan perumahan dan pemukiman sebagai bagian dari program pembangunan nasional sebetulnya sudah dicanangkan semenjak masa pemerintahan Orde Baru dalam Program Jangka Panjang Tahap I, dengan target terpenuhinya kebutuhan akan sarana dan prasarana dasar serta meningkatkannya mutu lingkungan perumahan dan pemukiman baik perkotaan maupun pedesaan dan inilah nantinya akan dibentuk dalam suatu rencana strategis yang akan dilakukan terkhusus pada dinas yang bersangkutan untuk mengimplementasikan program yang sudah terencana. Pembangunan perumahan dan permukiman yang telah direncanakan kedalam rencana strategis setiap daerah belum dapat menjawab masalah-masalah Universitas Sumatera Utara permukiman terutama pada permukiman kumuh slum area. Sesuai rencana strategis Kementerian Negara Perumahan Rakyat disiapkan program fasilitasi, subsidi, dan stimulasi pembangunan pembangunan rumah baru layak huni 1.265.000 unit, Rusunawa 60.000 unit, dan Rusunami 25.000 unit sampai dengan 2009 www.kapanlagi.com, rabu 28 maret 2007 21:08. Hal ini menjadi prioritas dalam suat kebijakan dalam pembanguan perumahan dan permukiman. Permukiman tidak hanya berbicara secara fisik dari bangunan, akan tetapi juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan faktor manusianya sebagaipelaku kehidupan yang utama. Untuk menciptakan lingkungan permukiman yang memenuhi persyaratan keamanan, kesehatan, kenyamanan, kepadatan bangunan sangat tinggi, prasarana lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan rawan serta dapat membahayakan kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni, dapat ditetapkan Pemerintah KabupatenKota sebagai permukiman kumuh Alvi Syahrin, 2003: 46 Berdasarkan Inpres No. 5 tahun 1990 dalam pelaksanaan program peremajaan permukiman kumuh ada beberapa tujuan peremajaan permukiman kumuh. Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan, harkat dan derajat martabat masyarakat penghuni permukiman kumuh terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah guna memperoleh perumahan yang layak dalam lingkungan yang sehat dan teratur. Hal inilah wujud pemerintah dalam meminimalisir permukiman kumuh. Namun dengan segala keadaan yang ada dalam suatu pemerintah terkhusus pada pemerintah kota membuat lambannya penuntasan masalah tersebut. Universitas Sumatera Utara Kondisi perumahan dan permukiman di Indonesia pada saat ini masih ditandai oleh 1 belum mantapnya sistem penyelenggaraan termasuk sistem kelembagaab yang diperlukan; 2rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau; dan 3 menurunnya kualitas lingkungan permukiman, dimana secara fungsional kualitas pelayanan sebagian besar perumahan dan permukiman yang ada masih terbatas dan belum memenuhi standar pelayanan yang memadai. Tingginya kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau masih belum dapat diimbangi dengan kemampuan penyediaan baik oleh masyarakat, dunia usaha maupun pemerintah. Secara nasional kebutuhan perumahan masih relatif besar. Sebagai gambaran status kebutuhan perumahan pada saat ini meliputi: Pertama, kebutuhan rumah yang belum terpenuhi backlog sebanyak 4,3 juta unit rumah,Kedua, pertumbuhan kebutuhan rumah baru setiap tahunnya sebesar 800 ribu unit rumah; serta Ketiga, kebutuhan peningkatan kualitas perumahan yang tidak memenuhi persyaratan layak huni sebanyak 13 juta unit rumah 25. Dari segi kualitas pelayanan prasarana dan sarana dasar lingkungan, masih terdapat banyak kawasan yang tidak dilengkapi dengan berbagai prasarana dan sarana pendukung, fasilitas sosial dan fasilitas umum. Secara fisik lingkungan, masih banyak ditemui kawasan perumahan dan permukiman yang telah melebihi daya tampung dan daya dukung lingkungan. Dampak dari semakin terbatas atau menurunnya daya dukung lingkungan di antaranya adalah meningkatnya lingkungan permukiman kumuh pertahunnya, sehingga pada saat ini luas lingkungan permukiman kumuh telah mencapai 47.500 ha yang tersebar tidak kurang dari 10.000 lokasi. www.pu.go.id Universitas Sumatera Utara Seperti yang tertulis pada Harian Kompas kamis, 24 januari 2008 Rumah untuk Rakyat Hanya Jadi Jargo tertulis pembangunan perumahan semakin lama semakin berkembang namun, hal ini selalau ditandai dengan kondisi Indonesia yang selalu memburuk baik itu pada kondisi perekonomian. Ditengah situasi yang memburuk tersebut, Grup Podomoro melakukan gebrakan dengan memecahkan kebuntuan. Kelompok usaha yang banyak membangun apartemen, pusat pembelanjaan, dan perumahan ini segara membangun 14 menara rumah susun sederhana. Menara setinggi 22 lantai tersebut seluruhnya akan berjumlah 6.000 unit. Sebagian terdiri dari rusun dua kamar lebih kurang Rp. 144 juta dan sebagian lagi rusun satu kamar lebih kurang Rp. 90 juta. Dalam suatu lokakarya nasional bidang perumahan dan pemukiman telah di rumuskan beberapa issue pokok dalam bidang perumahan dan pemukiman wilayah barat, tengah dan timur yaitu Lokakarya Nasional Bidang Perumahan dan Pemukiman, Jakarta 29 Oktober 2002 1. Aspek tata ruang dan pertanahan : a. Ketersediaan data dan skenario pengembangan perumahan dan permukiman b.Skenario yang dikembangkan dalam bentuk kebijakan dan strategi penanganannya di daerah sesuai rencana detail tata ruang di daerah dengan kawasan siap bangun sebagai rinciannya c. Penerapan kebijakan pertanahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku 2. Aspek kelembagaan : a. Lembaga yang secara structural tepat ditetapkan untuk menangani Perumahan dan Permukiman di Tingkat Kota Kabupaten Universitas Sumatera Utara b. Forum Perumahan dan Permukiman sebagai bentuk jejaring Forum Kota Kabupaten c. Mekanisme koordinasi dan sinkronisasi yang diselenggarakan secara terpadu antar lembaga instansi terkait serta stakeholder lainnya pada tingkat Provinsi KabupatenKota d. Penguatan wadah informasi dan komunikasi bidang peruma han dari permukiman 3. Aspek pembiayaan perumahan dan permukiman : a. Pengembangan dan perumahan Housing Fund untuk skala Provinsi Kabupaten Kota b. Pengembangan program bantuan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan tetap dan atau tidak tetap c. Sistem kemitraan dalam pemupukan dana perumahan dan permukiman sebagai upaya terselenggaranya subsidi silang antara pengusaha dan pekerja d. Sistem sewa perumahan bagi masyarakat luas dengan adanya kemudahanan dan fasilitasi yang mampu diberikan oleh Pemerintah Kabuhaten Kota 4. Aspek teknologi perumahan dan permukiman serta bahan bangunan lokal : a. Pemanfaatan teknologi lokal, dalam rangka efisiensi sumber daya, melalui database teknologi dan sosialisasi teknologi b. mengangkat arsitektur lokal sebagai ciri khas daerah Kota Medan sebagai salah satu kota yang padat di Indonesia, merupakan suatu masalah yang kompleks dimana beragamnya sosial dan kultur yang ada akan semakin kompleksnya masalah yang akan dihadapai. Ada beberapa daerah yang sangat rawan dengan adanya permukiman kumuh, seperti di kota medan. Universitas Sumatera Utara Daerah-daerah yang rawan dengan permukiman kumuh adalah daerah yang berada pada daerah aliran sungai, terkhusus pada daerah aliran sungai deli. Data menunjukkan bahwa jumlah penghuni pemukiman kumuh pada kelurahan Kampung Baru, Kelurahan Hamdan, Kelurahan Sukaraja adalah 8.285 jiwa atau 1.506 kepala keluarga hhtplitagama.org. Masyarakat yang berpenghasilan rendah banyak mendirikan bangunan yang kurang layak pada pinggiran sungai, hal ini disebabkan karena kurangnya koordinasi pemerintah dengan masyarakat untuk mendirikan pemukiman bagi para masyarakat yang berpenghasilan rendah. Adanya indikasi-indikasi tersebut membuat pemerintah dalam hal ini Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan melakukan kebijakan dalam hal pembangunan perumahan dan permukiman dalam meminimalisir permukiman kumuh. Melalui Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tetakerja Dinas-Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Medan, maka berdirilah Dinas Perumahan dan Permukiman sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang bangunan dan perumahan. Untuk menyempurnakan tugas pemerintah tersebut melalui Keputusan Walikota Medan Nomor 11 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan, Dinas Perumahan dan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang perumahan dan pemukiman, antara lain menyangkut bina lingkungan, pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan bangunan pemerintah dan rumah dinas, bina teknik dan pemberdayaan masyarakat serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Strategi Pembangunan Perumahan dan Permukiman Dalam Meminimalisir Permukiman Kumuh di Kota Medan”.

I.2. Perumusan Masalah