PENGARUH REPUTASI AUDITOR, PROFITABILITAS, UNDERPRICING, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN OWNERSHIP RETENTION DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN INSTITUSIONAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan yang Melaku
Efek Indonesia Tahun 2013-2015)
THE INFLUENCE OF REPUTATION AUDITOR, PROFITABILITY,
UNDERPRICING, DIVIDEND POLICY, CORPORATION SIZE AND OWNERSHIP RETENTION WITH MANAGERIAL OWNERSHIP AND INSTITUSIONAL
OWNERSHIP AS MODERATING
(Studies on Initial Public Offering Companies Listed in Indonesian Stock Exchange Year 2013-2015)
Oleh
HENDRA RAMADHANI 20130420358
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(2)
(3)
i
Efek Indonesia Tahun 2013-2015)
THE INFLUENCE OF REPUTATION AUDITOR, PROFITABILITY,
UNDERPRICING, DIVIDEND POLICY, CORPORATION SIZE AND OWNERSHIP RETENTION WITH MANAGERIAL OWNERSHIP AND INSTITUSIONAL
OWNERSHIP AS MODERATING
(Studies on Initial Public Offering Companies Listed in Indonesian Stock Exchange Year 2013-2015)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
HENDRA RAMADHANI 20130420358
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(4)
(5)
iii
“Jika kamu bertaqwa, Allah akan membimbingmu”.
(QS. Al-Baqarah: 282)
jika kamu bersungguh-sungguh, kesungguhan itu untuk kebaikanmu sendiri” (QS. Al-Ankabut 6)
“Allah cinta kepada orang-orang yang berserah diri” (QS. Ali-Imron 152)
“Selalu ada Allah untuk orang yang sabar”
(QS. Al-Anfal 66)
“jadikan berbuat baik seperti perlombaan untuk mendapatkan semangat”
(QS. Al-Baqarah 148)
“Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam”
(Ir. Soekarno)
“Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya”
(Abraham Lincoln)
“jika kita beranian untuk memulai, kita juga beranian untuk sukses”
(6)
iv
mengucapkan terimakasih atas bantuan mereka baik dari segi waktu dan pikirannya. Oleh karena itu, ucapan terimakasih ini saya haturkan kepada:
Allah SWT yang selalu memberikan kesehatan, kemudahan dan serta nikmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan gelar sarjana dengan waktu yang tepat. Terimakasih ya Allah atas berkat dan rahmat Engkau sehingga hamba dapat menyelesaikan studi di Universitas Muhammadya Yogyakarta sesuai dengan target yang diinginkan.
Bapak dan ibu tercinta, terimakasih karena sudah selalu mendoakanku, mendukung setiap pilihanku, memberikan semangat, membimbingku, serta selalu memberikan kasih sayang yang tidak terbatas. Aku akan selalu berusaha untuk membahagiakan bapak ibu, dan aku akan berusaha menjadi anak yang berbakti kepada bapak ibu.
Kakak tersayang, terimakasih sudah selalu membantu disetiap kesulitanku, memberikan doa dan dukungan serta mendorongku agar menjadi orang yang lebih baik.
Mamah Erni Suryandari, terimakasih banyak atas segala bimbingan dan wejangan yang sudah ibu berikan kepadaku sehingga skripsiku dapat selesai dengan tepat waktu dan sukses dengan hasil yang memuaskan.
Untuk Belas Suci Rahmawti, terimakasih atas semua waktu yang telah diluangkan untuk bersama dan selalu memberikan semangat, bantuan, dan doa agar dapat lulus bareng.
Untuk sahabatku Risky, Ical, Wahyu, Jery, Hari, dan Satria terimakasih sudah selalu menemaniku, susah seneng kita lewatin bersama, selalu menghiburku, memberiku semangat, dan selalu membantuku.
Untuk temen-temenk bimbingan Totok, Andre, Yogi, Rizal, Rocky, Tia, Viky, Nina, Inung, Nindy, Putri, dan Dewi terimakasih sudah memberikan sudah bersama-sama memberikan semangat dan dukungan agar bias lulus bareng.
Untuk temen-temen KKNers 32, terimakasih atas doa dan dukungannya.
Untuk teman-teman almamaterku dan teman-teman seperjuangan di kampus yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Mari kita lanjutkan perjuangan kita di luar sana, jaga baik nama almamater dan buat harum nama kampus kita.
(7)
v
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
INTISARI ...iv
ABSTRAK... v
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ...xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Landasan Teori ... 9
1. Teori Agensi ... 6
2. Signaling Theory ... 9
3. Reputasi Auditor ... 10
4. Profitabilitas ... 11
5. Underpricing ... 12
6. Kebijakan Dividen ... 13
7. Ukuran Perusahaan ... 15
8. Kepemilikan Saham yang Masih Dipertahankan oleh Pemilik Lama (Ownership Retention)... 16
(8)
vi
B. Hipotesis ... 20
C. Model Penelitian... 31
BAB III METODA PENELITIAN ... 32
A.Objek Penelitian ... 32
B.Jenis Data ... 32
C.Teknik Pengambilan Data... 32
D.Jenis dan Teknik Perolehan Data ... 33
E.Definisi dan Pengukuran Variabel ... 33
F.Analisis Data ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Gambaran Umum Subyek Penelitian ... 43
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 44
C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)... 54
D. Pembahasan (Interpretasi) ... 63
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 72
A. Simpulan ... 72
B. Saran ... 73
C. Keterbatasan Penelitian... 73
DAFTAR PUSTAKA
(9)
vii
4.2. Uji Statistik Deskriptif ... 44
4.3. Uji Normalitas Regresi Model I ... 46
4.4. Uji Normalitas Regresi Model II ... 47
4.5. Uji Normalitas Regresi Model III ... 47
4.6. Uji Multikolinearitas Regresi Model I ... 48
4.7. Uji Multikolinearitas Regresi Model II ... 49
4.8. Uji Multikolinearitas Regresi Model III... 49
4.9. Uji Heteroskedastisitas Regresi Model I ... 50
4.10. Uji Heteroskedastisitas Regresi Model II ... 51
4.11. Uji Heteroskedastisitas Regresi Model III ... 51
4.12. Uji Autokorelasi Regresi Model I ... 52
4.13. Uji Autokorelasi Regresi Model II ... 53
4.14. Uji Autokorelasi Regresi Model III ... 53
4.15. Uji Koefisien Determinasi Regresi Model I ... 54
4.16. Uji Koefisien Determinasi Regresi Model II... 55
(10)
viii
4.20. Uji Nilai F Regresi Model III ... 57
4.21. Uji Parsial (Uji Nilai t) Model I ... 58
4.22. Uji Parsial (Uji Nilai t) Model II ... 60
4.23. Uji Parsial (Uji Nilai t) Model III ... 61
(11)
(12)
(13)
(14)
saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama perusahaan (Ownership Retention) terhadap nilai perusahaan dan pengaruh moderasi variabel kepemilikan manajerial dan variabel kepemilikan institusional dalam hubungan antara proporsi saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama (Ownership Retention) dengan nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana. Sampel dalam penelitian ini adalah 69 perusahaan yang melakukan IPO (initial public offering) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013 sampai 2015 sebagai sampel penelitian berdasarkan metode purposive sampling.
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder berupa laporan keuangan prospectus, Fact book, dan referensi lain yang mendukung penelitian ini. Teknis analisis data menggunakan uji asumsi klasik: uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi. Uji hipotesis menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahawa: Underpricing dan proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Reputasi auditor, profitabilitas, kebijakan dividen, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan smanajerial dan institusional tidak memoderasi hubungan antara proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama perusahaan dengan nilai perusahaan.
Kata Kunci: Reputasi Auditor, profitabilitas, Underpricing, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Ownership Retention, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, Nilai Perusahaan.
(15)
on the value of the firm and the moderating influence of managerial ownership and institusional ownership variables on the relationship between the proportion of retained ownership with value of the firm after the initial public offering. The samples of this research were 69 corporations that run IPO (Initial Public Offering) and are listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) from 2013 to 2015. The research samples used purposive sampling method.
The data used in this research are secondary data which consist of prospectus financial report, fact book, and other supporting references. The data analysis technique was classical assumption test: normality test, heteroscedaticity test, multicollinearity test, and autocorrelation test. The hypothesis test used multiple regression analysis.
The result of this research shows that: the proportion of shares ownership that is still owned by old owners and underpricing has a positive influence to the
corporation’s value. Auditor’s reputation, profitability, dividend policy,
corporations size not influence on value of the firm. Managerial and institusional ownership do not moderate the relationship between the proportions of shares ownership which are still owned by old owners with corporations value.
Key words: auditor’s reputation, profitability, underpricing, dividend policy, corporation size, ownership retention, managerial ownership, institusional ownership, corporations value.
(16)
1 A. Latar Belakang
Pada masa kini setiap perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan nilai
perusahaan, selain itu juga berkeinginan untuk memperluas usahanya, yaitu dengan
cara melakukan ekspansi yang membutuhkan dana yang cukup besar. Untuk
memenuhi dana yang cukup besar ini, seringkali dana yang diambil dari dalam
perusahaan tidak mencukupi. Seiring dengan perkembangan perekonomian dan
teknologi, beberapa perusahaan untuk mengembangkan usahanya melakukan
berbagai cara diantaranya adalah dengan melakukan hutang atau dengan menambah
jumlah kepemilikan saham dengan menerbitkan saham dan menjualnya. Menurut
Tandelilin, (2001) dan Hasibuan, (2010) dengan adanya pasar modal menambah
pilihan sumber dana bagi para investor serta menambah pilihan investasi. investasi
merupakan komitmen atas sejumlah dana yang dilakukan sekarang yang bertujuan
untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. saham suatu perusahaan
yang pertama kali dilepas untuk ditawarkan atau dijual kepada masyarakat / publik
disebut Initial Public Offering (IPO).
Menurut Hartono (2006) terdapaat perbedaan antara pemilik lama
perusahaan dengan investor. Pemilik lama mempunyai informasi yang lebih luas
mengenai gambaran secara keseluruhan perusahaan dibandingkan dengan investor
yang akan menanamkan modalnya ke perusahaan. Pemilik lama perusahaan
(17)
ini dapat terjadi disebabkan oleh adanya asimetri informasi yang tinggi, seperti pada
saat perusahaan akan melaksanakan IPO. Untuk memperkecil adanya asimetri
informasi, seharusnya investor diberikan sinyal tentang prospek perusahaan oleh
pemilik lama perusahaan.
Harga saham pada IPO ditentukan berdasarkan kesepakatan antara
perusahaan emiten dengan underwriter. Sedangkan harga saham di pasar sekunder
ditentukan oleh mekanisme pasar. Menurut Prastyowati, (2006) menjelaskan bahwa
underpriced adalah hasil dari ketidakpastian harga saham pada pasar sekunder.
Kemungkinan terjadinya underpricing pada harga saham IPO lebih rendah
dibandingkan dengan harga saham yang terjadi pada pasar sekunder.
Menurut Ardiansyah (2007) mengungkapkan bahwa underpricing
disebabkan oleh adanya ketidaksamaan informasi yang terjadi antara emiten dan
underwriter, maupun investor. Untuk mengurangi adanya ketidaksamaan informasi
ini maka perusahaan menerbitkan prospek yang berisi informasi perusahaan yang
bersangkutan. Agar informasi keuangan yang dimuat dalam prospek dapat
dipercaya maka laporan keuangan tersebut harus diaudit oleh auditor yang
independen. Di dalam Statementof Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor
1, dikatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna
untuk investor dan calon investor, kreditur dan pengguna lain dalam pengambilan
keputusan investasi, kredit, dan keputusan lain yang sejenis, yang rasional. Menurut
Antonia, (2008) kinerja perusahaan dimasa datang diprediksi dengan
pengungkapan pelaporan sebagai media informasi yang diharapkan dapat
(18)
KAP yang memiliki reputasi yang berkualitas dipilih oleh Perusahaan yang
akan melakukan IPO. Yasa, (2008) mengungkapkan bahwa reputasi tinggi yang
dimiliki investment banker akan menggunakan auditor yang mempunyai reputasi
tinggi pula. Reputasi yang dimiliki Investment banker dan auditor akan mengurangi
underpricing. Widiastuty dan Febrianto (2010) menggunakan reputasi auditor
sebagai proksi kualitas auditor dalam penelitiannya. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Yasa, (2008) tidak berhasil menemukan hubungan antara kualitas auditor
dengan initial return. Namun, hasil penelitian tersebut mengungkapkan adanya
hubungan yang signifikan antara umur perusahaan dengan initial return.
Peranan informasi laba sangatlah penting sebagai sinyal kinerja suatu
perusahaan guna pembuatan berbagai keputusan penting oleh pengguna informasi.
Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya mengenai kinerja
manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Jika investor
menggunakan laba seperti ini untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka laba
tidak dapat menjelaskan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya (Boediono, 2005).
Kebijakan dividen dapat dihubungkan dengan nilai perusahaan. Kebijakan
dividen yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan
pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham
perusahaan,sering disebut dengan kebijakan dividen yang optimal, (Weston dan
Brigham, 2005:199). Setelah perusahaan beroperasi dengan lancar dan memperoleh
laba, maka langkah selanjutnya yaitu perusahaan harus mengambil keputusan untuk
(19)
kebijakan dividen terbaik serta dapat menentukan kapan mereka akan membagikan
dividen atau menahan laba. Bila manajer dapat memilih keputusan yang tepat, maka
hal tersebut dapat menaikkan nilai perusahaan.
Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan.
Karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah
pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun
eksternal. Selain itu ukuran perusahaan juga dapat mencerminka tingkat
produktifitas bahwa pasar akan lebih mengapresiasikan perusahaan besar daripada
perusahaan kecil. Menurut Sujoko (2007) ukuran perusahaan yang besar
menunjukkan perusahaan mengalami perkembangan, sehingga investor akan
merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat.
Struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional) oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya
perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini
disebabkan oleh karena adanya kontrol yang mereka miliki (Wahyudi dan Pawestri,
2006).
Motivasi penelitian adalah ingin mengetahui hubungan Kebijkan dividen
dengan nilai perusahaan karena sampai saat ini masih seperti sebuah puzzle yang
masih sulit untuk dipecahkan. Ada yang menganggap bahwa dividen relevan dan
ada yang menganggap tidak relevan. Selain itu juga karena ketidakkonsistenan
(20)
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Halim (2012) dengan judul “pengaruh ownership retention, reputasi auditor, profitabilitas, underpricing, terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan
manajerial dan institusional sebagai variabel pemoderasi”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya meliputi dua perbedaan. Perbedaan yang pertama
yaitu menambahkan variabel independen kebijakan dividen dan ukuran perusahaan.
Perbedaan yang kedua yaitu terletak pada periode penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan periode penelitian 2013-2015. Dengan menggunakan
periode penelitian tersebut diharapkan hasil penelitian lebih mencerminkan
keadaan terkini.
Berdasarkan latar belakang tersebut dan berbagai macam hasil
penelitian-penelitian terdahulu maka penelitian-penelitian akan melakukan penelitian-penelitian dengan judul
“PENGARUH REPUTASI AUDITOR, PROFITABILITAS,
UNDERPRICING, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN, OWNERSHIP RETENTION DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN INSTITUSIONAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan penelitian-penelitian sebelumnya,
rumusan masalah untuk penelitan ini adalah:
1. Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
(21)
3. Apakah underpricing berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
5. Apakah ukuruan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
6. Apakah proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik
lama (ownership retention) berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
7. Apakah kepemilikan manajerial memoderasi hubungan antara ownership
retention dengan nilai perusahaan?
8. Apakah kepemilikan institusional memoderasi hubungan antara ownership
retention dengan nilai perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan utama dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk membuktikan secara empiris reputasi auditor berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2. Untuk membuktikan secara empiris profitabilitas berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
3. Untuk membuktikan secara empiris underpricing berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
4. Untuk membuktikan secara empiris kebijakan dividen berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
5. Untuk membuktikan secara empiris ukuruan perusahaan berpengaruh terhadap
(22)
6. Untuk membuktikan secara empiris proporsi kepemilikan saham yang masih
dipertahankan oleh pemilik lama (ownership retention) berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
7. Untuk membuktikan secara empiris kepemilikan manajerial memoderasi
hubungan antara ownership retention dengan nilai perusahaan.
8. Untuk membuktikan secara empiris kepemilikan institusional memoderasi
hubungan antara ownership retention dengan nilai perusahaan.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis merupakan manfaat hasil penelitian dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi,
khususnya pada bidang ilmu manajemen keuangan. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk
penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kebijakan keuangan terhadap
nilai perusahaan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis merupakan manfaat hasil panelitian bagi atau praktik pada
umumnya, terutama berkaitan dengan alternatif pemecahan masalah yang
(23)
a. Bagi Pihak Perusahaan / Manajemen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk
pengambilan kebijakan oleh manajemen perusahaan mengenai kebijakan
keuangan dalam laporan keuangan yang disajikan.
b. Bagi Calon Investor
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
(24)
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Theory 1. Agency Theory
Teori agensi merupakan teori yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara pihak agen dan principal yang dibangun agar tujuan perushaan
dapat tercapai dengan maksimal. Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan
hubungan agensi sebagai kontrak antara satu orang atau lebih (principal)
dengan menyewa orang lain (agen) untuk melakukan sejumlah jasa atas
kepentingan mereka yang melibatkan penyerahan wewenang terhadap
pengambilan keputusan kepada agen. Dalam perusahaan yang menerbitkan
saham ke public, pihak principal adalah pemilik perusahaan yaitu masyarakat
luas yang memiliki saham di perusahaan dan yang disebut sebagai agen yaitu
manajer perusahaan.
2. Signaling Theory
Menurut Brigham dan Houston (2003) isyarat atau signal adalah suatu
tindakan yang diambil perusahaan untuk memberikan petunjuk kepada investor
tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahan, sinyal ini
berupa informasi mengenai apa yang dilakukan manajemen untuk
merealisasikan kegiatan pemilik. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
merupakan hal yang penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi
(25)
bisnis pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik
untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi
kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya terhadap perusahaan.
Signaling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan
untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan
perusahaan untuk memberikan informasi laporan keuangan. Pada pihak
eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat
asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar dimana perusahaan
mengetahui lebih banyak tentang perusahaan dan prospek yang akan datang dari
pihak luar (investor dan kreditur). Kurangnya informasi bagi pihak luar
mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan
memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi tingkat asimetri informasi
tersebut. Salah satu caranya bias dilakukan dengan memberikan sinyal positif
dari pihak luar.
3. Reputasi auditor
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang
digunakan oleh investor atau calon investor dan underwriter untuk menilai
perusahaan yang akan go public. Salah satu syarat dalam proses go public
adalah laporan keuangan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik
(Keputusan Menteri Keuangan RI No.859/KMK.01/1987). Auditor memegang
(26)
perushaan yang melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan sebagai
calon emiten.
Auditor yang mempunyai reputasi tinggi, akan memberikan tingkat
kepercayaan yang lebih besar akan kebenaran informasi dalam laporan
keuangan. Jadi auditor merupakan orang yang berkompeten dan independen
dalam memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan
yang di audit (Ekajaya, 2009). Pemakaian auditor yang berrkualitas akan
diinterpretasikan oleh investor, bahwa emiten mempunyai informasi yang tidak
menyesatkan mengenai prospeknya dimasa datang sehingga meningkatkan niali
perusahaan.
4. Profitabilitas
Menurut Suwardjono (2005) profitabilitas atau laba secara konseptual
mempunyai berbagai karakteristik antara lain sebagai berikut:
a. Kenaikan kemakmuran (wealth atau well-offness) yang dimiliki oleh suatu
entitas. Entitas dapat berupa individual atau kelompok, badan, institusi,
lembaga, atau perusahaan.
b. Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang
memiliki kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.
c. Perubahan yang terjadi dalam kurun waktu (periode) sehingga harus
diidentifikasi antara kemakmuran awal dan kemakmuran akhir.
Menurut Solihin (2004) mengemukakan bahwa setiap pengumuman yang
berhubungan dengan laba maka akan berpengaruh terhadap harga sekuritas.
(27)
intern, laporan metode-metode akuntansi, dan laporan auditor. Dari pendapat
tersebut menjadi dasar dari penelitian ini untuk melihat reaksi pasar atas nilai
perusahaan dari pengumuman laba yang dilakukan oleh perusahaan.
Indikator nilai perusahaan dapat dilihat dari perusahaan yang menerbitkan
saham dipasar modal yaitu harga saham yang ditransaksikan di bursa. Laba
yang tidak menjelaskan mengenai kondisi yang sesungguhnya maka informasi
ini kan menyesatkan bagi pengguna laporan. Jika laba seperti ini digunakan oleh
investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka laba tidak dapat
menunjukkan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya. laopran Laba digunakan
oleh para investor untuk menganalisis saham yang diterbitkan emiten.
(Boediono, 2005).
5. Underpricing
Harga saham setelah penawaran mempunyai dua kemungkinan yaitu
overpricing atau underpricing. Overpricing ketika harga saham perdana lebih
besar dari harga yang terjadi pada saat saham tersebut mulai diperdagangkan.
Sebaliknya, jiaka harga saham perdana lebih kecil dari harga yang terjadi pada
saham tersebut mulai diperdagangkan di pasar sekunder disebut underpricing
(Kusuma, 2001). Jika underpricing terjadi maka investor akan memperoleh
initial return positif.
Menurut Hasibuan (2010) underpricing merupakan keadaan ketika harga
penawaran saham perdana lebih murah dibandingkan dengan harga saham di
pasar sekunder. Menentukan harga penawaran saham perdana disepakati oleh
(28)
dari permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar. Perusahaan yang
mengalami underpricing pada saat IPO mempunyai peluang untuk mempunyai
harga saham yang lebih tinggi di masa depan.
Menurut Wijayanti (2008) underpricing adalah ketidakpastian harga yang
dipengaruhi karena terjadinya asimatri informasi anatara investor yang tidak
mempunyai informasi dengan pihak yang mempunyai informasi lebih banyak.
6. Kebijkan Dividen
Kebijakan deviden sering dianggap sebagai signal bagi investor dalam
menilai baik buruknya perusahaan, hal ini disebabkan karena kebijakan deviden
dapat membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Terdapat
beberapa pandangan mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan:
a. Pandangan 1: Kebijakan dividen tak relevan
Pandangan ini berasumsi bahwa tidak ada hubungan antara kebijakan
dividen dan nilai saham. Seperti yang dijelaskan oleh Brigham dan Houston
(2007:480) dividend irrelevance theory is a firm’s dividend policy has no effect on either its value or its cost of capital. Miller dan Modligiani
menjelaskan bahwa berdasarkan keputusan investasi perusahaan, rasio
pembayaran dividen hanyalah rincian dan tidak mempengaruhi
kesejahteraan pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan hanya oleh
kemampuan menghasilkan laba dari aset-aset perusahaan atau kebijakan
investasinya, dan cara aliran laba dipecah antara dividen dan laba ditahan
(29)
b. Pandangan 2: Kebijakan dividen yang relevan
Brigham & Joel F Houston (2007:480) mengatakan dividen lebih pasti
daripada perolehan modal, disebut juga dengan teori bird in the hand, yaitu
kepercayaan bahwa pendapatan dividen mempunyai nilai lebih tinggi
daripada capital gains, teori ini mengasumsikan bahwa pendapatan
deividen lebih pasti dibandingkan dengan pendapatan modal.
c. Efek informasi (information content, or signaling hypothesis)
Signal is an action taken by a firm’s management that provides clues to investors about how management views the firm’s prospects, Weston dan Brigham (2005:199). Sedangkan pengertian information content adalah
teori yang menyatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen
sebagai pertanda bagi perkiraan manajemen atas laba. Information
assymetry merupakan perbedaan kemampuan mengakses informasi antara
manajemen dan investor yang bisa mengakibatkan harga saham lebih
rendah daripada yang akan terjadi pada kondisi pasti.
d. Clientele effect
Clientele effect adalah kecenderungan perusahaan untuk menarik jenis
investor yang menyukai kebijakan dividennya. Argumen Miller dan
Modligiani menyatakan bahwa suatu perusahaan menetapkan kebijakan
pembagian dividen khusus, yang selanjutnya menarik sekumpulan peminat
atau clientele yang terdiri dari para investor yang menyukai kebijakan
(30)
7. Ukuran Perusahaan
Menurut Analisa (2011) ukuran perusahaan mempunyai pengaruh
yang berbeda terhadap nialai perusahaan. Dalam hal ini ukuran perusahaan
dilihat dari total asset yang dimiliki perusahaan, yang dapat digunakan untuk
operasi perusahaan. Jika perusahaan mempunyai asset yang besar maka
menejemen akan lebih leluasa dalam menggunakan asset perusahaan
tersebut. Dari sini pemilik asset khawatir dengan kebebasan yang dimiliki
oleh manajemen tersebut. Jumlah asset yang besar akan menurun nilai
perusahaan bila dilihat dari segi pemilik perusahaan. Sedangkan bila dilihat
dari sisi manajemen dengan kemudahan yang dimiliki dalam mengendalikan
perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Heru (2013) ukuran perusahaan merupakan ukuran yang
menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan yang biasanya ditandai
dengan berbagai ukuran diantaranya total penjualan, total asset, log size,
jumlah pegawai, nilai pasar perusahaan, dan nilai buku perusahaan.
Menurut Sawir (2004) perusahaan yang berukuran besar memiliki
berbagai kelebihan dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil.
Kelebihan tersebut diantaranya ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat
kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Ukuran
perusahaan juga dapat menentukan kekuatan tawar-menawar (bargaining
power) dalam kontrak keuangan. Selain itu juga kemungkinan pengaruh
skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar akan
(31)
8. Kepemilikan Saham yang Masih Dipertahankan oleh Pemilik Lama (Ownership Retention)
Menurut Prasetyowati (2006) kepemilikan saham didefinisikan sebagai
proporsi jumlah saham yang masih ditahan oleh pemegang saham lama
(pemilik perusahaan yang menghantarkan perusahaan go public) setelah
listing di Bursa Efek. Menurut Widarjo dkk (2010) persentase penyertaan
saham pemilik lama yang masih dipertahankan oleh pemilik lama setelah
perusahaan melakukan IPO merupakan indicator yang digunakan untuk
mengatahui kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik
lama.
Widarjo dkk (2010) menyatakan bahwa retensi kepemilikan sebagai
sinyal arus kas dimasa yang akan datang. Hasil penelitian tersebut
mempunyai makna bahwa semakin tinggi tingkat saham yang masih
dipertahankan oleh pemilik lama perusahaan atau semakin sedikit tingkat
saham yang dijual pada masyarakat maka peluang teriptanya return saham
setelah IPO akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat
kepemilikan saham oleh pemilik lama maka pemilik lama tersebut akan lebih
berhati-hati dalam mengelola perusahaannya, baik dalam hal kebijakan
opersional, investasi dan pendanaan (Widarjo dkk., 2010).
9. Kepemilikan Manajerial
Konflik keagenan disebabkan oleh adanya pemisahan kepemilikan dan
(32)
kepemilikan perusahaan pada satu orang maka kendali akan menjadi
semakin kuat dan cenderung menekan konflik keagenan.
Kepemilikan manajerial merupakan isu penting dalam teori keagenan
sejak dipublikasikan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan
bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen dalam suatu
perusahaan maka manajemen akan berupaya lebih giat untuk memenuhi
kepentingan pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri.
Pemahaman terhadap kepemilikan perusahaan sangat penting karena
berkaitan dengan pengendalian operasional perusahaan. Dari sudut pandang
teori akuntansi, manajemen laba sangat ditentukan oleh motivasi manajer
perusahaan. Motivasi yang berbeda akan menghasilkan besaran manajemen
laba yang berbeda, seperti antara manajer yang juga sekaligus sebagai
pemegang saham dan manajer yang tidak sebagai pemegang saham. Hal ini
sesuai dengan sistem pengelolaan perusahaan dalam dua kriteria:
a. Perusahaan dipimpin oleh manajer dan pemilik (owner-manager).
b. Perusahaan yang dipimpin oleh manajer dan non pemilik (non owners
manager).
Dua kriteria ini akan mempengaruhi manajemen laba, sebab kepemilikan
seorang manajer akan ikut menentukan kebijakan dan pengambilan
keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan
yang mereka kelola. Secara umum dapat dikatakan bahwa persentase
tertentu kepemilikan saham oleh pihak manajemen cenderung
(33)
memiliki kemampuan untuk mengurangi insentif para manajer yang
mementingkan diri sendiri melalui tingkat pengawasan yang intens
(Boediono, 2005).
10. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institutional adalah saham perusahaan yang dimiliki oleh
institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan
kepemilikan institusi lain) (Midiastuty dan Machfoedz, 2003).
Terdapat dua pendapat yang bertentangan menyangkut kepemilikan
institusional pendapat pertama, yaitu berdasar pada pandangan bahwa
kepemilikan institusional adalah pemilik sementara yang biasa terfokus pada
current earning sehingga manajer terpaksa melakukan tindakan
meningkatkan laba. Pendapat kedua yaitu kepemilikan institusional adalah
shophisiticated sehingga dapat melakukan fungsi monitoring secara lebih
efektif dan tidak mudah di perdaya atau percaya dengan tindakan manipulasi
oleh manajer.
Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan
pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga
mengurangi tindakan manajemen melakukan manajemen laba (Ujiyanto,
2007). Melalui mekanisme kepemilikan institusional, efektivitas
pengelolaan sumber daya perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dari
informasi yang dihasilkan melalui reaksi pasar atas pengumuman laba.
Prosentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat
(34)
kemungkinan berpengaruh terhadap akrualisasi sesuai kepentingan pihak
manajemen (Buediono, 2005).
11. Nilai Perusahaan
Tujuan utama dari suatu perusahaan di masa yang akan datang selain
untuk memaksimalkan laba yaitu untuk mengoptimalakan nilai perusahaan
(Wahyudi dan Pawestri, 2006). Semakin tinggi nilai perusahaan
menggambarkan semakin sejahtera juga pemiliknya. Wahyudi dan Pawestri
(2006) menjelaskan bahwa untuk untuk memaksimalkan nilai perusahaan
tidak hanya memperhatikan ekuitas saja, melainkan juga semua klaim
keuangan seperti hutang, waran, atau saham preferen.
Menurut Sialagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa nilai
perusahaan akan tercermin dari kualitas perusahaannya, apabila kualitas
suatu perusahaan tinggi maka akan timbul feedback terhadap nilai
perusahaan yang akan diperoleh. Nilai perusahaan dapat dilihat dari tingkat
harga sahamnya. Nilai pasar perusahaan merupakan harga pasar saham
perusahaan yang terbentuk anatara pembeli dan penjual disaat terjadinya
transaksi.
Menurut Sudiyanto (2010) nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu
yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan yang telah melalui suatu
proses kegiatan selama beberapa tahun, yang dimulai ketika perusahaan
didirikan sampai saat ini. Meningkatnya nilai perusahaan adalah suatu
(35)
nilai perusahaan, maka kesejateraan pemilik akan meningkat, dan ini
merupakan tugas dari para manajer sebagai agen yang diberikan kepercayaan
oleh para pemilik perusahaan untuk menjalankan perusahaannya.
Menurut Wijaya (2010) Nilai perusahaan merupakan presepsi investor
terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering kali dikaitkan dengan
harga saham, nilai perusahaan sangat berperan dalam memproyeksikan
kinerja perusahaan sehingga dapat mempengaruhi investor dan calon
investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan merupakan hal yang sangat
penting untuk diperhatikan oleh para investor. Kemakmuran para pemegang
saham atau para investor dapat tercerminkan melalui nilai perusahaan,
dengan kata lain niali perusahaan juga merupakan pengukuran untuk menilai
suatu kinerja manajer keuangan. Menurut Husnan (2008) nilai perusahaan
merupakan harga yang tersedia untuk dibeli oleh para calon pembeli apabila
akan dijual karena dari situ dapat dilihat sejauh mana prospek perusahaan
tersebut.
B. HIPOTESIS
1. Reputasi Auditor dan Nilai Perusahaan
Widarjo (2010) menyatakan bahwa auditor yang mempunyai reputasi
dianggap sama dengan auditor berkualitas dan profesional. Bagi perusahaan,
informasi yang didapatkan dari laporan auditor profesional lebih terjamin,
sehingga dapat memberikan tingkat reliabilitas yang lebih tinggi terhadap
(36)
kredibilitas laporan keuangan. Independensi dan kualitas auditor akan
berdampak terhadap laporan keuangan yang diaudit (Widyaningdyah, 2001).
KAP ternama mempunyai dorongan yang kuat untuk menjaga independensi
mereka, dan berusaha melaporkan informasi selengkap mungkin kepada
pemegang saham dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Dengan
tingginya tingkat independensi dan kompetensi dari auditor, maka akan
meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan. Dengan meningkatnya
kredibilitas dari laporan keuangan maka diharapkan akan berpengaruh terhadap
harga saham perusahaan, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Ali dan Hartono, (2003); Widarjo (2010) menyatakan bahwa kualitas
aktual audit tidak dapat diamati, sehingga auditor berusaha untuk
mengkomunikasikan kualitas mereka melalui sinyal. Salah satu caranya seperti
reputasi atau brand names. Adviser yang professional (auditor dan underwriter
yang mempunyai reputasi tinggi) dapat digunakan sebagai tanda atau petunjuk
terhadap kualitas perusahaan emiten (Holland dan Horton, 1993; Yasa,
2008).Widarjo (2010) menyatakan bahwa reputasi auditor tidak terbukti dapat
mempengaruhi nilai perusahaan setelah penawaran umum saham perdana,
namun secara simultan reputasi auditor terbukti berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan setelah penawaran umum saham perdana. Kemudian menurut
Halim (2012) menyatakan bahwa reputasi auditor berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana. Berdasarkan penelitian
tersebut maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
(37)
2. Profitabilitas dan Nilai Perusahaan
Solihin, (2004) menyatakan bahwa setiap pengumuman yang
berhubungan dengan laba merupakan salah satu pengumuman yang dapat
mempengaruhi harga sekuritas. Pengumuman ini bisa berupa laporan tahunan
awal, laporan tahunan detail, laporan interim, laporan perubahan
metodemetode akuntansi, dan laporan auditor. Pendapat Solihin tersebut
menjadi dasar dari penelitian ini untuk melihat reaksi pasar atas nilai
perusahaan dari pengumuman laba baik yang dilakukan oleh perusahaan.
Nilai pasar perusahaan dapat dipahami sebagai laba agregasi perusahaan
yangdiharapkan di masa yang akan datang dan nilai buku ekuitas perusahaan
yangdiharapkan di masa yang akan datang. Orang dapat mengidentifikasi
keadaan dalam hal laba yang diharapkan di masa yang akan datang (diskala
berdasarkan inversi dari risk freerisk) untuk menentukan nilai perusahaan.
Dalam kasus seperti ini, laba yang diharapkan di masa yang akan datang
tersebut memberikan informasi yang cukup untuk menghitung present value
dalam penentuan nilai perusahaan (Ohlson, 1995; Kumalahadi, 2003).
Dengan demikian, nilai buku ekuitas dan laba merupakan variabel dasar untuk
menentukan nilai perusahaan. Semakin tinggi laba yang dipeoleh di masa
datang akan memberikan sinyal positif kepada para investor dan memberikan
tingkat kepercayaan kepada masyarakat bahwa perusahaan tersebut akan
dapat mempertahankan perolehan labanya sehingga dapat meningkatkan nilai
(38)
Sholihin (2004) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji
pengaruh laba sebelum pajak terhadap nilai perusahaan dengan hasil laba
sebelum pajak secarapositif signifikan berpengaruh dalam meningkatkan nilai
perusahaan. Kumalahadi, (2003) menemukan suatu pola bahwa kenaikan laba
berkorelasi positif dengan pertumbuhan dan berkorelasi negatif dengan
resiko. Menurut Halim (2012) menyatkan bahwa profitabilitas berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil hipotesis sebagai berikut: � : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
3. Underpricing dan Nilai Perusahaan
Ada dua kemungkinan yang terjadi terhadap harga saham setelah
penawaran. Harga saham perdana lebih besar dari harga yang terjadi pada saat
saham tersebut mulai diperdagangkan. Kondisi harga saham tersebut disebut
sebagai overpricing. Sebaliknya harga saham bisa juga mengalami
underpricing. Kondisi ini terjadi bila harga saham perdanalebih kecil dari
harga yang terjadi pada saatsaham tersebut mulai diperdagangkan di pasar
sekunder (Firth dan Smith, 1992; Kusuma, 2001).
Grinblat dan Hwang (1989), menyatakan bahwa untuk mengatasi
asymmetric information, issuer akan memberikan sinyal tentang nilai
perusahaannya dengan cara melakukan underpricing. Hal ini dikarenakan
investor menganggap bahwa hanya perusahaan yang berkualitasbaik dapat
menutupi kerugian akibat underpricing. Karena investor menganggap bahwa
(39)
berarti nilai perusahaan pun akan meningkat. Hal ini dikarenakan harga saham
merupakan proksi dari nilai perusahaan. Karena harga saham merupakan
harga yang tersedia dibayar investor untuk memiliki saham perusahaan
tersebut.
Hartono (2005) menguji retensi underpricing sebagai variabel yang
mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini yaitu underpricing
berpengaruh positif nilai perusahaan setelah IPO. Prastyowati (2006)
melakukan penelitian yang menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang
melakukan IPO ternyata mengalami underpriced (hasil dari ketidakpastian
harga saham pada pasarsekunder). Halim (2012) menyatakan bahwa
underpricing berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan
hasil penelitianpenelitian tersebut, maka hipotesis selanjutnya dalam
penelitian ini adalah:
� : Underpricing berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
4. Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan kebijakan dividen.
Modigliani dan Miller (1958) menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan
tidak ditentukan oleh pembayaran dividen, tetapi oleh earning power dari
aset perusahaan. Menurut Bird in Hand Theory, biaya modal naik bila
pembayaran dividen menurun. Pembayaran dividen yang lebih pasti lebih
dipiliholeh para investor daripada menunggu capital gains yang lebih
berisiko. Dengan demikian dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai
(40)
Fama dan French (1998) menyatakan bahwa investasi yang
dihasilkan dari kebijakandividen memiliki informasi yang positif tentang
perusahaan di masa yang akan datang, dan berdampak positif terhadap nilai
perusahaan. Menurut penelitian Pamungkas (2013) menyatakan bahwa
kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan penjelasan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut: � : Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
5. Ukuran Perusahaan dan Nilai Perusahaan
Perusahaan besar lebih mudah untuk mengaksespasar modal dalam
memperoleh pendanaan. Adanya kemudahan tersebut, maka perusahaan
memiliki fleksibilitas dankemampuan untuk mendapatkan dana
(Wahidahwati 2002). Selain itu, ukuran perusahaan juga dapat menentukan
tingkat kepercayaan investor. Semakin besar ukuran perusahaan, maka
semakin besar masyarakat mengetahui perusahaan. Dengan demikian
semakin mudah untuk mendapatkan informasi yang akan meningkatkan nilai
perusahaan. Dana perusahaan besar yang memiliki total aktiva yang cukup
besar dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan
tersebut (Prasetyorini, 2013). Setiawati (2016) menyebutkan bahwa ukuran
perusahaan adalah peningkatan dari kenyataan bahwa perusahaan besar akan
memiliki kapitalisasi pasar yang besar, nilai buku yang besar dan laba yang
tinggi. Sedangkan pada perusahaan kecil akan memiliki kapitalisasi pasar
(41)
Menurut Analisa (2011), ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang
berbeda terhadap nilai perusahaan suatu perusahaan. Dalam hal ukuran
perusahaan dilihat dari total assets yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat
dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki
total asset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam
mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan yang
dimiliki manajemen ini sebanding dengan kekhawatiran yang dilakukan oleh
pemilik atas asetnya. Jumlah asset yang besar akan menurunkan nilai
perusahaan jika dinilai dari sisi pemilik perusahaan. Akan tetapi jika dilihat
dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan
perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Penelitian
Pamungkas (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
� : Ukuran prusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
6. Kepemilikan Saham yang Masih Dipertahankan oleh Pemilik Lama (Ownership Retention) dan Nilai Perusahaan
Firdaus, (2011) menemukan bukti bahwa besarnya proporsi saham yang
dipertahankan perusahaan (ownership retention) pada waktu IPO
merupakan sinyal bagi pasar mengenai kualitas perusahaan. Perusahaan
dengan kualitas IPO yang baik dapat meningkatkan nilai perusahaan dan
(42)
perusahaan. Tingginya saham yang dimiliki oleh pemilik lama perusahaan
maka mereka akan lebih berhati-hati dalam mengelola perusahaan, baik
dalam hal kebijakan operasional, investasi, dan pendanaan. Kinerja
perusahaan akan meningkat dan resiko juga akan berkurang dengan
kehati-hatian pemilik tersebut, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian Hartono (2006) mendapatkan hasil bahwa proporsi kepemilikan
saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama merupakan sinyal
positif nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana.
Hartono, (2006) menyatakan bahwa di bawah kondisi normal pemilik
lama secara monotonik meningkatkan retensi kepemilikannya. Widarjo
(2010) dalampenelitiannya menyatakan bahwa tingkat kepemilikan saham
yang masih dimiliki oleh pemilik lama berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Halim (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
ownership retention berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut maka dapat diturunkan hipotesis
pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(43)
7. Ownership Retention, Kepemilikan Manajerial dan Nilai Perusahaan
Penelitian Jensen dan Meckeling (1976) menyatakan Kinerja manajer
dalam menjalankan operasional perusahaan dipengaruhi oleh beasarnya
saham yang dimiliki oleh seorang manajer, karena bila laba perusahaan
meningkat maka insentif yang diterima oleh manajer pun akan meningkat.
Sebaliknya, biaya keagenan akan meningkat bila kepemilikan manajer
menurun. Hal tersebut dikarenakan adanya tindakan manajer yang tidak
memberikan banyak manfaat bagi perusahaan. Sumber-sumber perusahaan
digunakan oleh manajer demi kepentingannya sendiri.
Animah dan Ramadhani (2010) menyatakan bahwa terdapat kesejajaran
antara kepentingan manajer dan pemegang saham pada saat manajer
memiliki saham perusahaan dalam jumlah yang besar. Menurut Wahyudi dan
Pawestri (2006) Kepemilikan manajerial diukur sesuai dengan proporsi
kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajerial.
Hartono (2006) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak
memperkuatsinyal positif nilai perusahaan. Sudah banyak penelitian
mengenai hubungan antara kepemilikan saham oleh manajemen dengan nilai
perusahaan. Penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006) tentang implikasi
struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan dengan keputusan keuangan
sebagai variabel intervening mendapatkan hasil bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara langsung maupun
(44)
Animah dan Ramadhani, (2010) menghasilkan suatu kesimpulan
penelitian yaitu kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Hasil ini juga didukung oleh Widarjo (2010) dan Hartono
(2006). Kemudian Penelitian Halim (2012) Kepemilikan manajerial tidak
memoderasi hubungan antara ownership retention dengan nilai perusahaan.
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik suatu hipotesis, yaitu:
� : Kepemilikan manajerial memoderasi hubungan antara ownership retention dengan nilai perusahaan.
8. Ownership Retention, Kepemilikan Institusional dan Nilai Perusahaan
Institusi sebagai pemilik saham dianggap lebih mampu dalam
mendeteksi kesalahan yang terjadi. Menurut Wahyudi dan Pawestri, (2006)
kepemilikan institusional diukur sesuai dengan proporsi kepemilikan saham
yang dimiliki oleh pemilik institusi dan kepemilikan oleh blockholder.
Widarjo (2010) menyatakan bahwa kepemilikan institusional merupakan
keadaandimana institusi memiliki saham dalam suatu perusahaan.
Shleifer dan Vishny (1986) berpendapat bahwa tingkat kepemilikan
institusional yang cukup besardapat mempengaruhi nilai pasar perusahaan.
Jadi semakin besar tingkat kepemilikan saham oleh institusi, maka semakin
efektif mekanisme kontrol terhadap kinerja manajemen. Pendapat ini
didukung oleh Barclay dan Holderness (1990) yang menemukan bahwa ada
pengaruh positif signifikan antara tingkat kepemilikan institusional terhadap
(45)
Barclay dan Holderness (1990) serta Widarjo (2010) menemukan bahwa
ada pengaruh positif signifikan antara tingkat kepemilikan institusional
terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian Wahyudi dan Pawestri, (2006)
menunjukkan bahwa struktur kepemilikan institusional tidak berpengaruh
terhadap keputusan keuangan maupun nilai perusahaan. Hartono (2006)
telah membuktikan bahwa kepemilikan institusional memoderasi hubungan
antara proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik
lama dengan nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana. Tetapi hasil
penelitian Widarjo (2010) bertentangan dengan Hartono (2006). Kemudian
penelitian Halim (2012) menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak
memoderasi hubungan antara ownership retention dengan nilai perusahaan.
Dari uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesissebagai berikut: � : Kepemilikan institusional memoderasi hubungan antara
(46)
C. Model Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
Variabel Moderasi
Gambar 2.1 Model Penelitian Reputasi Auditor
Profitabilitas
Underpricing
Kepemilikan Institusional Kepemilikan Manajerial
Kebijakan dividen
Ukuran Perusahaan
Ownership Retention
Nilai Perusahaan
H2(+)
H1(+)
H3(+)
H5(+)
H6(+)
H4(+)
H8(+)
(47)
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Populasi penelitian yang digunakan yaitu semua perusahaan yang melakukan
penawaran umum perdana dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.
B. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara
tidak langsung dari objek penelitian yang bersumber dari data base Bursa Efek
Indonesia (BEI). Jenis data yang dikumpulkan adalah data prospek perusahaan
yang dipublikasikan dan data harga saham pada penutupan hari pertama di pasar
sekunder.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan purposive sampling. Diamana populasi yang akan dijadikan
sampel dalam penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel
tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Singgih, 2001; Widarjo 2010;
dan Halim. 2012). Kriteria perusahaan yang digunakan sebagai sampel
penelitian ini adalah: (1) saham perdana merupakan seluruh saham yang
ditawarkan kepada publik; (2) perusahaan yang sebagian sahamnya masih
dipertahankan oleh pemilik lama perusahaan, (3) kelengkapan data, dan (4)
(48)
D. Jenis dan Teknik Perolehan Data
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi yaitu
pengumpulan data dengan menggunakan metode-metode atau catatan laporan
tertulis dari peristiwa yang telah lalu yang didapat dari perusahaan yang terkait,
selanjutnya dilakukan dengan cara menyalin data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian yang sedang dilakukan atau kutipan langsung dari berbagai sumber.
E. Definisi dan Pengukuran Variabel 1. Variabel independen:
a. Reputasi Auditor(Audit)
Reputasi auditor adalah nama baik Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi
akuntan public dalam memberikan jasa informasinya (Keputusan Menteri
Keuangan RI No.859/KMK.01/1987). Reputasi auditor adalah variabel
dummy yang diukur berdasarkan reputasi kantor akuntan publik yang
mengaudit perusahaan. Dalam penelitian ini KAP yang menggunakan KAP
big four diberi angka 1, dan 0 untuk yang lain. Pengukuran variabel ini
(49)
TABEL 3.1
Daftar KAP Big Four
KAP Big Four
Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte)
Ernst & Young (EY)
Kynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)
Pricewaterhouse Cooper (PWC)
Sumber: Tampubolon 2010
b. Profitabilitas (LABA)
Profitabilitas adalah ukuran yang sering kali digunakan untuk
menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan. Rasio
Profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen
perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukan dengan besarnya laba yang
diperoleh perusahaan. Profitabilitas diproksi dengan Return OnAsset
(ROA). ROA merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah
memperoleh hasil atau seluruh sumber daya keuangan yang ditanamkan
oleh perusahaan (Munawir, 2002; Sudarma, 2010).
(50)
= Dividen Per Share� � ℎ� c. Underpricing (UP)
Underpricing adalah harga saham perdana lebih kecil dari harga yang
terjadi pada saham tersebut mulai diperdagangkan di pasar sekunder,
sebuah fenomena Initial Public Offering (IPO) yang sering terjadi di pasar
modal dan telah dibuktikan oleh para peneliti di berbagai negara. Variabel
underpricing dihitung dengan menggunakan initial return dengan
menghitung selisih antara harga penawaran umum perdana dengan harga
jual di pasar sekunder pada penutupan hari pertama. Menurut Yolana dan
Martani, 2005; Hasibuan (2010), initial return dapat dihitung dengan:
Initial Return = � �� −� ��� �� � %
Keterangan:
Closing Price adalah harga penutupan saham pada hari pertama di bursa
efek.
Offering Price adalah harga yang ditawarkanoleh emiten saat penjualan
perdana di pasar primer.
d. Kebijakan dividen (DPR)
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba akan ditahan dan
direinvestasikan dalam perusahaan atau laba dibagikan sebagai dividen.
Dalam penelitian ini kebijakan dividen diproksikan dengan Dividend
(51)
q=
��+
��+
e. Ukuran perusahaan (size)Ukuran perusahaan adalah ukuran sumber daya perusahaan yang
akan memberikan nilai manfaat ekonomis dimasa yang akan datang untuk
perusahaan. Dalam penelitian ini dinyatakan dengan total aktiva, maka
makin besar total aktiva perusahaan maka akan semakin besar pula ukuran
perusahaan itu. Data mengenai total aktiva nilainya sangat besar jika
dibandingkan dengan data pada variabel yang lain, sehingga agar setara
dengan data lainnya maka ukuran perusahaan diproksikan dengan Log of
Total Assets.
f. Ownership Retention (RTT)
Ownership retention adalah tingkat kepemilikan saham yang masih
dimiliki oleh pemilik lama. Dalam penelitian ini tingkat kepemilikan
saham yang masih dimiliki oleh pemilik lama diukur menggunakan
persentase jumlah saham yang dimiliki pemilik lama + persentase jumlah
saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO
2. Variabel Dependen:
a. Nilai Perusahaan(LNV)
Nilai perusahaan adalah kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu
perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan setelah melalui proses kegiatan selama beberapa tahun. Nilai
pasar perusahaan pada hari pertama di pasar sekunder (initial market value).
Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s Q yang dihitung
(52)
Keterangan:
EMV : Nilai pasar ekuitas (EMV= closing price x jumlah saham beredar) D : Total utang
EBV : Total aktiva
3. Variabel Moderasi
a. Kepemilikan Manajerial (MNGR)
Kepemilikan Manajerial adalah saham yang dimiliki oleh manajer.
Dalam penelitian ini, kepemilikan saham oleh manajer merupakan variabel
dummy. Angka 1 untuk manajer yang memiliki saham pada perusahaan
yang dipimpinnya dan angka 0 untuk manajer tidak memiliki saham pada
perusahaan yang dipimpinnya.
b. Kepemilikan Institusional (INST)
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh institusi, baik
institusi asing maupun domestik. Dalam penelitian ini kepemilikan
institusional merupakan variabel dummy dengan kategori angka 1 adalah
perusahaan yang terdapat kepemilikan institusional di dalamnya dan angka
0 adalah perusahaan yang tidak terdapat kepemilikan institusional di
(53)
F. Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan informasi atau penjelasan mengenai
nilaimaksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari
sampel penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah residual memiliki
distribusi yang normal. Pada penelitian ini uji Kolmogorov Smirnov
digunakan untuk menguji normalitas data. Data dapat dikatakan berdistribusi
normal jika nilai sig >� (0,05), (Ghozali, 2006).
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam persamaan
regresi yang disusun ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Model regresi yang tidak bebas multikolinieritas dapat mengakibatkan
nilai-nilai t yang tidak signifikan, arah yang salah pada koefisien-koefisien regresi.
Model regresi tidak mengandung multikolinieritas jika nilai VIF < 10 dan
Tolerance> 0,1, (Ghozali, 2006).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam persamaan
regresi ditemukan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
(54)
dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson. Model regresi tidak mengandung
autokorelasi jika du<dw< 4 –du, (Ghozali, 2006).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam
persamaan regresi terdapat ketidaksamaan varian residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila varian residual dari satu
pengamatan ke pengamatan lain konstan, maka dapat disebut sebagai
homoskedastisitas. Tetapi apabila varian residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lain tidak konstan, maka disebut heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, Model regresi tidak
mengandung heteroskedastisitas jika nilai sig > 0,05, (Ghozali, 2006).
3. Uji Hipotesis dan Analisis data
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linear
berganda (model I) untuk H1-H6 karena lebih dari satu variabel independen.
Penelitian ini juga menggunakan uji selisih mutlak (model II dan III) untuk H7
dan H8 karena satu atau lebih variabel independen mempengaruhi variabel
dependen melalui moderasi. Uji selisih mutlak merupakan aplikasi khusus
regresi liear berganda dimana didalam persamaan mengandung ekspektasi
sebelumnya berhubungan dengan kombinasi antara X1 dan X2 dan berpengaruh
terhadap Y.
(55)
Model I:
LnV = + 1AUDIT + 2LABA + 3UP + 4DPR + 5SIZE+ 6RTT+
7MNGR + 8INST + e
(Hipotesis 1-6) Model II:
Lnv= + 1AUDIT + 2LABA + 3UP + 4DPR + 5SIZE + 6RTT +
7MNGR+ 8RTT*MNGR + e
(Hipotesis 7)
Model III:
Lnv = + 1AUDIT + 2LABA + 3UP + 4DPR + 5SIZE + 6RTT +
7INST + 8RTT*INST + e
(Hipotesis 8)
Keterangan:
LnV : Nilai Preusahaan
RTT : Proporsi saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama AUDIT : Reputasi auditor
LABA : Profitabilitas UP : Underpricing
OR* MNGR: Selisih mutlak Ownership retention dengan Kepemilikan manajerial
OR*INST : Selisih mutlak Ownership retention dengan Kepemilikan institusional
e : Koefisien error
4. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) 1. Uji nilai F (Uji Serentak)
Uji F pada dasarnya untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas
(56)
bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji F dilakukan dengan
membandingkan nilai sig F dengan α (0,05). Jika sig F < α (0,05), maka terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap
variabel dependen, (Ghozali, 2006).
2. Uji Nilai t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial atau secara individual
apakah terdapat pengaruh hubungan antara variabel. Hipotesis diterima jika
nilai sig < α (0,05) dan koefisien regresi searah dengan hipotesis (Ghozali, 2006).
3. Uji Selisih mutlak
Uji selisih mutlak bertujuan untuk menguji variabel pemoderasi dalam
memoderasi variabel independen terhadap variabel dependen. Suatu variabel
dikatakan sebagai variabel pemoderasi jika nilai sig < α (0.05), dan koefisien regresi searah dengan hipotesis, (Ghozali, 2006).
4. Koefisien Determinasi (Adjusted R²)
Uji koefisien determinasi ( 2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol sampai satu. Nilai ( 2) yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen terbatas. Sebaliknya jika nilai ( 2) yang tinggi berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
(57)
(58)
43 A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Hasil penelitian sampel pada perusahaan yang melakukan penawaran saham
perdana yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2015
diperoleh jumlah sampel sebanyak 69 perusahaan. Proses pemilihan sampel
disajikan pada table berikut:
Tabel 4.1
Prosedur Pemilihan Sampel
No. Kriteria Perusahaan jumlah
1 Perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana di BEI pada tahun 2013-2015
69
2 Perusahaan yang menggunakan mata uang dolar sebagai mata uang pelaporan
8
3 Perusahaan yang tidak mempunyai kelengkapan data terkait dengan variabel penelitian
3
4 Total sampel 58
5 Data Outlier 12
6 Jumlah data sampel dalam 3 tahun pengamatan 46
Sumber: Data diolah peneliti
Perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) di BEI tahun
(59)
data menjadi 58 perusahaan, kemudian data yang terkena outlier 6 sehingga
diperoleh jumlah data akhir yang diolah sebanyak 46 perusahaan.
B. Uji Kualitas dan Instruman Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Penyajian statistik deskriptif terdiri dari perhitungan mean, standar deviasi,
maksimum dan minimum dimaksudkan untuk memberikan gambaran profil
dari data penelitian.
Tabel 4.2
Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation AUDIT 46 0,00 1,00 .356 .48216 LABA 46 -0.645 0.205 0.793 0.3305 UP 46 -0.1330 0.8807 .4579 1.612 DPR 46 .00000 0,313 0.139 0.345 SIZE 46 1042000 299478576654 1951587000 78389822764 RTT 46 0,131 0,999 0.785 0.539 MNGR 46 .00 1.00 .7826 .41703 INST 46 .00 1.00 .8913 .31470 Valid N (listwise) 46
Sumber: Hasil olah data, 2016
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pengamatan dalam penelitian ini sebanyak
46 sampel, adapun hasil statistik deskriptif sebagai berikut:
a. Variabel reputasi auditor (AUDIT) memiliki nilai minimum 0,00, nilai
maksimum sebesar 1,00, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,3567 atau sebesar 35%.
(60)
big four dan sekitar 65% perusahaan tidak menggunakan jasa auditor KAP big four
standar deviasi sebesar 0,48216.
b. Variabel profitabilitas (LABA) memiliki nilai minimum sebesar -0,6459 atau
sebesar -64% yang dimilikioleh PT Bank Harda International Tbk (BBHI) artinya
perusahaan tersebut mengalami kerugian karena mempunyai nilai ROA negative
sehingga laba yang dihasilkan sangat rendah, sedangkan nilai maksimum sebesar
0,20569 atau sebesar 20% yang dimiliki oleh PT Arita Prima Indonesia Tbk (APII)
menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan untuk melakukan operasi
perusahaan tersebut mampu memberikan laba untuk perusahaan. Nilai rata-rata
(mean) sebesar 0,79350 atau sebesar 79%, dan standar deviasi sebesar 0,3305.
c. Variabel underpricing (UP) memiliki nilai minimum sebesar -0,1330 atau
sebesar -13% yang artinya bahwa PT Bank Agris Tbk (AGRS) melakukan tingkat
Underpricing yang rendah dan dapat dikatan melakukan penjualan saham diatas
nilai harga pasar. nilai maksimum sebesar 0,88070 atau sebesar 88% yang artinya
bahwa PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) melakukan tingkat Underpricing
yang tinggi dan dapat dikatakan melakukan penjualan saham dibawah harga pasar.
Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,4579 atau 45%, dan standar deviasi sebesar
1,6126561.
d. Variabel kebijakan dividen (DPR) memiliki nilai minimum sebesar 0,00 atau
sebesar 0% berarti banyak prusahaan yang tidak membagikan dividen pada periode
tahun 2013-2015. Nilai maksimum sebesar 0,313 atau 31% PT Blue Bird Tbk
(61)
bentuk dividen. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,539 atau 53%. Nilai standar deviasi
sebesar 0,345.
e. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai minimum sebesar sekitar 1
milyar Pada PT Cipaganti Citra Graha Tbk (CPGT) yang artinya perusahaan
tersebut mempunyai total asset yang rendah, sedangkan nilai maksimum sebesar
sekitar 299 milyar pada PT Arita Prima Indonesia Tbk (APII) yang artinya
perusahaan mempunyai total asset yang sangat besar. Nilai rata-rata sebesar
1951587000 dan standar devisasi 78389822764.
f. Variabel ownership retention (RTT) memiliki nilai minimum sebesar 0,131 atau
13% PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) mempunyai saham yang masih
dipertahankan oleh pemilik lama perusahaan yang rendah, sedangkan nilai
maksimum sebesar 0,99 atau 99% PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR)
mempunayi saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama perusahaan yang
tinggi. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,785. Nilai standar deviasi sebesar 0,539.
g. Variabel kepemilikan manajerial (MNGR) memiliki nilai minimum sebesar 0,00
dan nilai maksimum sebesar 1,00. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,7826 atau 78%
artinya banyak perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh manajer perusahaan.
Hanya sekitar 22% perusahaan saja yang sahamnya bukan merupakan milik
manajer perusahaan. Nilai standar deviasi sebesar 0,41703.
h. Variabel kepemilikan institusional (INST) memiliki nilai minimum sebesar 0,00
dan nilai maksimum sebesar 1,00. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,8913 atau 89%
(62)
11% perusahaan saja yang sahamnya bukan merupakan milik institusi. Nilai standar
deviasi sebesar 0,31470.
2. Analisis Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Adapun hasil uji normalitas data menggnakan One-Sample
Kolmogorov-Smirnov (KS) tampak pada table 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Uji Normalitas Regresi Model I One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 46
Normal Parameters(a,b) Mean .0000000
Std. Deviation 431.59498912
Most Extreme Differences
Absolute .138
Positive .138
Negative -.093
Kolmogorov-Smirnov Z .933
Asymp. Sig. (2-tailed) .349
Sumber: Hasil olah data, 2016
Hasil uji normalitas regresi model I dapat dilihat dari Tabel 4.3
bahwa nilai asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,349 > α (0,05), maka hasil ini menunjukkan bahwa variable berdistribusi normal sehingga dapat
(1)
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Untuk underpricing dan proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama (ownership retention) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Untuk kepemilikan manajerial dan Kepemilikan institusional tidak memoderasi hubungan antara ownership retention dengan nilai perusahaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti untuk penelitian selanjutnya untuk medapatkan hasil yang lebih baik diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Memperbanyak jumlah sampel penelitian, agar mendapatkan hasil yang
lebih baik.
2. Menambah atau memperpanjang periode pengamatan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan memasukkan variabel lain yang mungkin dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan, misalnya: Keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan reputasi underwriter.
Daftar Pustaka
Ali, S., & Hartono, J. (2003). Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi terhadap Tingkat Underpricing Saham Perdana. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 6(1), halaman 41-53.
Analisa, Y., & Wahyudi, S. (2011). Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2006-2008) (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro), halaman 15-28. Animah, dan R. S. Ramadhani. (2010). Pengaruh Struktur Kepemilikan,
(2)
Perusahaan (Survei Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Periode 2003–2007), KumpulanMakalah Simposium NasionalAkuntansi XIII, Purwokerto, halaman 28-40.
Antonia, E. (2008). Analisis PengaruhReputasi Auditor, Proporsi DewanKomisaris Independen, Leverage, Kepemilikan Manajerial DanProporsi Komite Audit IndependenTerhadap Manajemen Laba (StudiPada Perusahaan Manufaktur DiBursa Efek Indonesia Periode 200 – 2006). Tesis, Universitas Diponegoro, halaman 2-9.
Ardiansyah, E. (2007). Analisis Hubungan Antara Nilai Perusahaan, Underpricing, Dan Ownership Retention Pada Perusahaan Yang Baru Go Public di Bursa EfekJakarta. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, halaman 3-10.
Barclay, M. J., Holderness, C. G., & Pontiff, J. (1993). Private benefits from block ownership and discounts on closed-end funds. Journal of Financial Economics, 33(3), halaman 263-291.
Boediono, G. S. B. (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Kumpulan Makalah SimposiumNasional Akuntansi VIII, Solo, halaman 12-21.
Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. (2003). Fundamentals of Financial Management: Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Buku Satu Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.
Chaney, P. K., & Jeter, D. C. (1992). The effect of size on the magnitude of long‐ window earnings response coefficients. Contemporary Accounting Research, 8(2), halaman 540-560.
Ekajaya Kusuma, I. V. A. N. (2009). Spellgear Online Trading Card Game System (Doctoral dissertation, BINUS).
Fama, E. F., dan K. R French. (1998). Taxes, financing decision and firm value. The Journal of Finance LIII (3):halaman 819-843.
Firdaus, A. (2011).Pengaruh Ownership Retention Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating (Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering Di Bei Periode 2006 – 2009). Skripsi, Universitas Diponegoro, halaman 16-27.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Vol. IV. Semarang: Badan PenerbitanUniversitas Diponegoro.
(3)
Grinblatt, M., & Hwang, C. Y. (1989). Signalling and the pricing of new issues. The Journal of Finance, 44(2), halaman 393-420.
Gunawan, B dan M. Halim. (2012). Pengaruh Ownership Retention, Reputasi Auditor, Laba Perusahaan, Dan Underpricing Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Manajerial Dan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi.jurnal Akuntansi & Investasi Vol. 13 No. 2, halaman: 99-115. Hasibuan, E. W. (2010). Analisis Perusahaan Yang Mengalami Underpricing
DiBursa Efek Indonesia.Skripsi, Universitas Sumatera Utara, halaman 12-17.
Hartono. (2005). Hubungan Teori Signalling Dengan Underpricing Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 5(1), halaman 35-50. Hartono. (2006). Analisis Retensi Kepemilikan Pada Penerbitan Saham PerdanaSebagai Sinyal Nilai Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 6(2), halaman 141 162.
Husnan, S. (2008). Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan-4/E Buku 1. Jehsen, Michael C. & W.H. Meckling. (1976). “Theory of the Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics 3. p, halaman 305- 360..
Kumalahadi. (2003). Pengaruh Pertumbuhan Dan Utang Terhadap Asosiasi NilaiPasar–Laba Dan Nilai Buku Ekuitas. JAAI, 7(1), halaman 22-35. Kusuma, H. (2001). Prospektus Perusahaan Dan Keputusan Investasi: StudiEmpiris
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal SiasatBisnis, 1(6), halaman 61-75.
Martani, D. (2005). Pengaruh Informasi Selama Proses Penawaran Terhadap Initial Return Perusahaan Yang Listing Di BEJ Tahun 1990-2000.Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya.
Mazda, H. (2012). Pengaruh Ownership Retention, Reputasi Auditor, Laba Perusahaan, dan Underpricing Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial dan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi. Sripsi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, halaman 5-70.
Midiastuty, P. P., & Machfoedz, M. U. (2003). Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Kumpulan Simposium Nasional Akuntansi VI, halaman 176-186.
(4)
Modigliani, F., dan M. H Miller. (1958). The cost of capital, corporation finance, and the theory of investment. American Economics Review 13 (3): halaman 261-297.
Naimah, Z., & Utama, S. (2006). Pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan, dan profitabilitas perusahaan terhadap koefisien respon laba dan koefisien respon nilai buku ekuitas: Studi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi IX, halaman 23-26.
Nofrita, R. (2013). Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Deviden sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi, 1(1). Pamungkas, S.,H., dan Puspaningsih,A. (2013). Pengaruh Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. JAAI VOLUME 17 NO 2: 156-165
Prasetyorini, B. F. (2013). Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, price earning ratio dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Jurnal Ilmu Manajemen 1 (1):Halaman 183-196.
Prastyowati, N. W. (2006). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpriced Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi, Universitas Islam Indonesia, halaman 17-38.
Sawir, A. (2004). Kebijakan pendanaan dan kestrukturisasi perusahaan. Gramedia Pustaka Utama.
Shleifer, A., & Vishny, R. W. (1986). Large shareholders and corporate control. The Journal of Political Economy, halaman 461-488.
Siallagan, H. dan M. Machfoedz. (2006). Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Setiawan, H. (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini Audit, Profitabilitas, dan Solvabilitas terhadap Audit Delay (Pada Perusahaan Keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011).
Setiawati, E., Pardiyanto, P., & Efendi, I. A. (2016). Perbedaan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Antara Perusahaan Perbankan Dan Non Perbankan (Studi Empiris pada perusahaan keuangan perbankan dan non perbankan tahun 2010-2014). Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(2), halaman 152-161.
(5)
Solihin, Y. S. (2004). Analisis Pengaruh Income Smoothing Dan Laba Sebelum Pajak Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta (Size Dan Industri Sebagai Variabel Kontrol). Tesis, UniversitasDiponegoro, halaman 22-41.
Sudarma, S. B. (2010). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen. Skripsi, Universitas MuhammadiyahYogyakarta, halaman 34-53.
Sudiyatno, B., & Puspitasari, E. (2010). Tobin’sq dan altman z-score sebagai indikator pengukuran kinerja perusahaan. Jurnal Ilmiah Kajian Akuntansi, 2(1), halaman 19-33.
Sujoko. (2007). Pengaruh struktur kepemilikan saham leverage faktor intern dan faktor ekstern terhadap nilai perusahaan (Studi empirik pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur di bursa efek Jakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 9 (1): Halaman 41- 48.
Susanti, A. N. Rahmawati dan Y. A. Aryani. (2010). Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance TerhadapNilai Perusahaan Dengan KualitasLaba Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur YangTerdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Keuangan I, Surabaya, halaman 52-65.
Susanti, R., & Pangestuti, I. R. D. (2010). Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan (studi kasus pada perusahaan go public yang listed tahun 2005-2008) (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).
Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi Perekayasaan Laporan Keuangan.Edisi Ketiga, Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Tampubolon, C. (2010). Pengaruh Pergantian Auditor (Auditor Changes) Terhadap Peningkatan Nilai Laba Bersih Saham Perusahaan Manufaktur Indonesia (studi Kasus Bursa Efek Indonesia). Skripsi, Institut PertanianBogor, halaman 32-47.
Ujiyanto, M. A., & Agus, P. B. (2007). Mekanisme Corporate Governance.
Wahidahwati. 2002. Pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional pada kebijakan hutang perusahaan: Sebuah perspektif theory agency. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 8 (2): Halaman 19-33.
Wahyudi, U. dan H. P. Pawestri, (2006).Implikasi Struktur KepemilikanTerhadap Nilai Perusahaan: DenganKeputusan Keuangan SebagaiVariabel
(6)
Intervening. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, halaman 17-35
Widarjo, W., Bandi., S. Hartoko. (2010). Pengaruh Ownership Retention, Investasi Dari Proceeds, danReputasi Auditor Terhadap NilaiPerusahaan Dengan KepemilikanManajerial dan Institusional SebagaiVariabel Pemoderasi. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, halaman 10-48.
Widiastuty, E., dan R. Febrianto. (2010). Pengukuran Kualitas Audit: Sebuah Esai. AUDI Jurnal Akuntansi danBisnis. 2. Halaman 2-27.
Widyaningdyah, (2001). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Go Public DiIndonesia. Jurnal Akuntansi& Keuangan. 3(2), halaman 89-101.
Wijaya, L. R. P., Bandi., A. Wibawa. (2010). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan KebijakanDividen Terhadap Nilai Perusahaan. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, halaman 17-31.
Wijayanti, T. (2008). Pengaruh Reputasi Penjamin Emisi Saham Terhadap Tingkat Underpricing Pada Penawaran Perdana Perusahaan Manufaktur.Skripsi, UniversitasKomputer Indonesia, halaman 11-46.
Yasa, G. W. (2008). Penyebab Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Jakarta.AUDI Jurnal Akuntansi dan Bisnis. 2. Halaman 14-36. Yolana, C., & Martani, D. (2005). Variabel-variabel yang Mempengaruhi
Fenomena Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun 1994–2001. In Proceedings of the eight annual meeting of the Indonesian Accounting Association. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, Indonesia, halaman 538-553.