4
Ondansetron 4 mg lebih efektif tetapi lebih tinggi biayanya dibandingkan Deksametason 5 mg dalam penanganan PONV.
23,24
Menurut Tramer et al berdasarkan empat placebo contolled trial terhadap 1043 pasien
yang diberikan Ondansentron dengan dosis 1mg, 4mg, 8mg, didapatkan bahwa semua dosis lebih efektif dibandingkan dengan plasebo, namun tidak terdapat perbedaan efektifitas yang signifikan
diantara ketiga dosis. Namun pada efek sampingnya mempunyai perbedaan, dimana dosis yang lebih besar mempunyai efek samping yang lebih besar antara dosis 1mg, 4mg, dan 8mg
walaupun tidak berbeda bermakna secara statistik.
25
Menurut penelitian Honkavaara yang lain
menyatakan bahwa dari 100 pasien yang menerima ondansetron sebagai profilaksis PONV, tiga pasien menunjukkan efek samping sakit kepala dan tiga pasien menunjukkan efek samping
peningkatan enzim hati walaupun mekanismenya belum jelas.
26
Menurut Gan et al menyatakan bahwa terapi kombinasi lebih efektif daripada terapi
tunggal untuk profilaksis pada pasien dengan resiko tinggi PONV yang kombinasinya mengandung antagonis 5-HT
3
ditambah dengan obat lain seperti Droperidol dan Deksametason, namun dosis optimal untuk terapi kombinasi masih belum ditetapkan.
7
Namun kombinasi Deksametason dengan antagonis 5-HT
3
dilaporkan mempunyai angka kesuksesan yang tinggi dalam penanganan PONV.
27
Menurut Rajeeva et al dan Fujii et al berdasarkan penelitian mereka menyatakan bahwa
pada pasien yang menerima kombinasi Ondansetron dan Deksametason lebih baik dalam penanganan PONV daripada pemberian Ondansetron tunggal.
28,29
Pada penelitian Ledesma et al menyatakan bahwa kombinasi Ondansetron dengan
Deksametason lebih baik dalam penanganan PONV daripada kombinasi Ondansetron dengan Droperidol dan kombinasi Droperidol dengan Deksametason.
30
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan pertanyaan atau masalah penelitian sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
5
Apakah kombinasi Ondansetron 2mg dan Deksametason 4mg sama efektif dibandingkan dengan Ondansetron 4mg dan Deksametason 4mg dalam hal mencegah PONV pada pasien resiko tinggi
PONV yang menjalani tindakan operasi dengan general anestesi
1.3. HIPOTESIS
Ada perbedaan efektifitas antara kombinasi Ondansetron 2mg ditambah Deksametason 4mg dengan kombinasi Ondansetron 4mg dan Deksametason 4mg dalam mencegah terjadinya
PONV pada pasien resiko tinggi PONV yang menjalani tindakan operasi dengan anestesi umum intubasi
1.4. TUJUAN PENELITIAN
1.4.1. Tujuan Umum
Mendapatkan alternatif obat untuk menurunkan angka kejadian PONV pada pasien resiko tinggi PONV
1.4.2. Tujuan khusus
1. Mendapatkan angka kejadian PONV setelah pemberian kombinasi Ondansetron 2mg dan
Deksametason 4mg serta kombinasi Ondansetron 4mg dan Deksametason 4mg 2.
Mendapat dosis Ondansetron yang efektif dengan efek samping yang minimal setelah pemberian untuk mengatasi PONV
1.5. MANFAAT PENELITIAN
1. Mendapatkan obat yang lebih efektif untuk mencegah PONV
2. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya untuk mendapatkan obat yang tepat untuk
mencegah PONV
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFENISI
Post Operative Nausea and Vomiting PONV adalah perasaan mual muntah yang dirasakan dalam 24 jam setelah prosedur anestesi dan pembedahan.
31
Mual didefinisikan sebagai sensasi subjektif tidak nyaman untuk muntah. Muntah adalah suatu refleks paksa untuk
mengeluarkan isi lambung melalui esophagus dan keluar dari mulut.
14,25
Post operatif Nausea and Vomiting PONV adalah komplikasi yang sering terjadi setelah
operasi yang menggunakan general anestesi. TONG J et al mengatakan bahwa pasien lebih
sering mengeluhkan masalah PONV daripada nyeri setelah operasi.
6
2.2. ANATOMI DAN PATOFISIOLOGI MUAL MUNTAH
Jalur alamiah dari muntah juga belum sepenuhnya dimengerti namun beberapa mekanisme patofisiologi diketahui menyebabkan mual dan muntah telah diketahui. Koordinator
utama adalah pusat muntah, kumpulan saraf – saraf yang berlokasi di medulla oblongata. Saraf – saraf ini menerima input dari :
Chemoreceptor Trigger Zone CTZ di area postrema
Sistem vestibular yang berhubungan dengan mabuk darat dan mual karena penyakit
telinga tengah
Nervus vagus yang membawa sinyal dari traktus gastrointestinal
Sistem spinoreticular yang mencetuskan mual yang berhubungan dengan cedera fisik
Nukleus traktus solitarius yang melengkapi refleks dari gag refleks
Sensor utama stimulus somatik berlokasi di usus dan CTZ. Stimulus emetik dari usus berasal dari dua tipe serat saraf aferen vagus.
Universitas Sumatera Utara