Teori Paralinguistik dari Trager Pendekatan Neuro-Linguistic

6. Suatu pengertian sebenarnya ditarik dari fungsi-fungsi perilaku seseorang dan apa yang dilaksanakannya, ini merupakan suatu penyelidikan juga. 7. Sebagian sistem biologis dan pengalaman hidup yang khusus dari setiap orang akan memberikan kontribusinya pada sistem kinesik yang dimilikinya.

4. Teori Paralinguistik dari Trager

Pengelompokan yang termasuk kepada perilaku nonverbal adalah paralingustik atau disebut juga dengan isyarat-isyarat vokal dalam berkomunikasi. Paralinguistik ini merupakan batas antara interaksi verbal dan nonverbal. Suara yang kita buat dalam proses pengucapan berkaitan dengan bahasa ucapan tetapi tidak berkaitan langsung dengan bahasa. Jadi kita memberikan tekanan tertentu dalam tanda-tanda verbal suatu bahasa, tanpa tekanan kata-kata itu tidak mendapatkan suasana peneguhan tertentu. Trager membagi tanda-tanda paralinguistik atas empat bentuk : 1. Kualitas suara ; termasuk tanda-tanda tinggi atau rendahnya suatu letupan suara, kualitas dari tekanan keras,lembut,serius,santai dan irama tertentu. 2. Ciri-ciri vokal ; termasuk bunyi suara waktu orang sedang tertawa, ,menangis, berteriak, menguap, meludah, mengisap sesuatu. 3. Pembatasan vokal ; misalnya ragam yang terlihat dalam setiap kata dan frase. Contohnya sebuah kata mungkin bisa diucapkan dengan nada suara yang halus, letupan kasar. Demikian pula suatu frase mungkin diucapkan secara perlahan- lahan atau juga menguat, makin cepat dan mengeras. Universitas Sumatera Utara 4. Pemisahan vokal ; termasuk faktor-faktor yang mengandung irama yang mempunyai kontribusi pada tahap pembicaraan misalnya menyebutkan “Uh Atau Um”, bertepuk tangan, maupun irama selaan lainnya waktu orang berkomunikasi.

5. Pendekatan Neuro-Linguistic

Sebagai manusia, kita berinteraksi dengan dunia kita melalui panca indera kita. Kelima indera kita mengacu pada sistem representasi, penamaan, mengatur, menyimpan dan menghubungkan kita dengan alat penyaring persepsi kita. Sistem ini terdiri dari lima subsistem : visual, auditori, olfaktori penciuman, gustatori pengecapan dan kinestetik. Meskipun kelima indera kita bekerja tanpa henti, salah satu indera bekerja lebih dominan daripada yang lain, berbeda pada tiap-tiap orang. Tipe Visual Tipe dengan dominasi sistem representasi visual, cenderung bernafas pendek-pendek lewat dada, berbicara cepat, seceepat mereka memvisualisasikan pengalaman mereka dan menggunakan gerakan tubuh. Mereka suka menyela pembicaraan orang lain; bergerak cepat, makan cepat, ,penuh energi dan berbicara dengan nada tinggi. Mereka juga tipe orang yang cepat mengambil keputusan dengan resiko tinggi. Berkomunikasi dengan tipe visual, kita harus memvisualisasikan keadaan, harus dibuat mereka melihat apa yang dikatakan. Tipe Auditori Tipe dengan dominasi sistem representasi auditori cenderung bernapas lewat diafragma. Mereka lebih suka mendengarkan daripada berbicara. Dan ketika Universitas Sumatera Utara berbicara, mereka menggunakan variasi warna suara. Kemampuan mendengarnya luar biasa tanpa kegemaran menyela. Tipe Auditori banyak mendengar, berbicara dan membuat keputusan berdasarkan analisis teliti. Berkomunikasi dengan tipe auditori haruslah berbicara pelan dan teratur. Ubah-ubah warna suara dan jelaskan situasinya dengan detail, picu diskusi lebih lanjut dengan mengajukan pertanyaan. Tipe Kinestetik Tipe dengan dominasi sistem representasi kinestetik cenderung bernapas dalam dan tenang. Mereka lebih mengutamakan perasaan. Oleh karena itu, keputusan yang diambil banyak didasari oleh perasaan dan emosi. Berkomunikasi dengan tipe kinestetik harus bisa membuat mereka “merasakan” apa yang dikatakan. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI