Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

PENDEKATAN NEURO-LINGUISTIC DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

1. Latar Belakang Masalah

Menjadi seorang komunikator yang baik tidak sama dengan seorang pembicara . Komunikator mengandalkan komunikasi dua arah, hal yang tidak selalu dikuasai oleh setiap orang. Menjadi seorang pembicara belum tentu memerlukan komunikasi dua arah. Bisa saja berlangsung searah. Komunikasi dua arah disebut juga komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal ialah komunikasi tatap muka yang terjadi antara dua orang atau lebih. Effendy 1986 mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang. Karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika kita mengetahui bahwa arah komunikasi kita negatif maka kita perlu segera membalikkan arahnya menuju kearah yang positif. Untuk itu kita perlu mengetahui caranya dan bagaimana agar komunikasi tadi dapat kita bawa kearah yang positif. Disini melalui pendekatan Neuro-Linguistic akan dibahas bagaimana cara membawa komunikasi kearah yang positif dengan terlebih dahulu mengetahui karakter komunikasi komunikan. Universitas Sumatera Utara Sekitar tahun 1970-an, Richard Bandler lulus dari Universitas California Santa Cruz sebagai sarjana matematika. Tetapi ia juga memiliki minat lain, psikologi.terilhami sahabat-sahabatnya, dari keluarga ahli terapi terkenal seperti Milton Erickson, Virginia Satir, dan Fritz Perls, ia terdorong untuk mempelajari psikologi. Ia membatasi penelitiannya. Dan pada akhirnya menemukan bahwa ketiga ahli terapi tersebut telah menemukan kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menghasilkan prestasi luar biasa. Setelah mempelajari pola tingkah laku yang dibuat mereka, Bandler mencoba membuat modelnya. Dia menjiplak strategi-strategi pribadi dan tingkah laku, lalu mencobanya pada beberapa orang. Hasilnya sangat memuaskan. Penemuannya menjadi landasan Neuro-linguistic programming NLP atau disebut juga Program Pembentukan Manusia Sempurna. Tidak lama kemudian dia bertemu Dr. John Grinder, seorang Professor Linguistic. Keahlian Grinder sangat menonjol dalam berasimilasi dengan bahasa- bahasa, menelaah aksen-aksen, dan membuat model perilaku budaya penutur bahasa tertentu dengan cepat dan tepat. Kemampuannya semakin terasah setelah ia bergabung dalam misi pasukan keamanan Amerika di Eropa era 1960-an. Saat perang dingin memanas, Grinder memfokuskan penelitiannya untuk membuka tata bahasa tersembunyi dari setiap gerakan dan pemikiran. Bandler dan Grinder mensinergikan keahlian mereka di bidang komputerisasi, linguistic dan kemampuan luar biasa mereka dalam membuat model perilaku non-verbal manusia. Dewasa ini, NLP menjadi jantung bagi berbagai pendekatan komunikasi dan perubahan, menjiwai setiap aspek kehidupan manusia. Teknik-teknik dan strategi NLP dipakai untuk keperluan terapi, manajemen, pendidikan, kesehatan dan penjualan. Peran terbesar NLP adalah membantu manusia berkomunikasi Universitas Sumatera Utara lebih baik dengan diri mereka sendiri , mengurangi ketakutan tanpa alasan, mengontrol emosi negatif dan kecemasan. NLP mendasari terjalinnya hubungan keselarasan dengan siapa saja bahkan dengan pribadi-pribadi tersulit. Adapun secara ilmiah definisi Neuro-Linguistic adalah sebagai berikut : Neuro mengacu ke sistem syaraf kita, corong penghubung lima indra kita. Lima panca indera kita ialah penglihatan visual, pendengaran auditori, pengecap Gustatori, Pembau Olfactori dan Perasa Kinestetik. Linguistic yaitu kemampuan alami berkomunikasi secara verbal dan nonverbal. Verbal mengacu pada pilihan-pilihan kata dan frase, mencerminkan dunia mentalitas kita. Nonverbal berkaitan dengan bahasa sunyi, seperti postur, gerak-gerik dan tingkah laku. Bahasa sunyi melahirkan gaya berfikir dan kepercayaan. Neuro-Linguistic ialah ilmu yang memepelajari cara manusia berkomunikasi baik itu secara verbal maupun nonverbal yang direpresentasikan melalui tiga alat indera yaitu penglihatan visual, pendengaran auditori dan kinestetik. Terdapat perbedaan dalam predikat pilihan kata yang dipilih seseorang ketika berkomunikasi. Pilihan kata dan frase tertentu menunjukkan kepada kita karakter komunikasi orang tersebut, sistem representasi dari panca indera yang mana yang lebih dominan yang mewakili karakter komunikasinya. Jika kita perhatikan setelah beberapa lama, lawan bicara akan mengucapkan kata-kata dan frase tertentu yang memberitahu kita sistem representasinya dalam berkomunikasi. Kelima panca indera kita adalah seperti yang telah disebutkan diatas. Berdasarkan pendekatan neuro-linguistic manusia berkomunikasi Universitas Sumatera Utara diwakilkan oleh ketiga pancainderanya. Yaitu penglihatan visual, pedengaran auditori dan perasa kinestetik. Tetapi bagi setiap orang terdapat salah satu sistem representasi yang lebih dominan dibandingkan dengan yang lainnya. Sehingga bisa kita kelompokkan bahwa karakter komunikasi manusia tersebut termasuk tipe visual, auditori ataupun kinestetik. Untuk lebih mengenal lebih jauh seperti apa karakter orang dengan ketiga tipe komunikasi tersebut maka perlu dilakukan penelitian. Subjek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah karyawanti Bank Bukopin Cabang Syariah, mengingat Bank Bukopin adalah salah satu badan usaha yang menekankan efektivitas komunikasi antar pribadi, bagaimana karyawan berinteraksi kepada nasabah. Penelitian ini bersifat mendalam dan kontinu. Beberapa karyawan akan diamati secara mendalam untuk mendapatkan karakter komunikasi dalam pendekatan neuro-linguistic. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak karyawan dalam berkomunikasi kepada nasabahnya.

2. Perumusan Masalah