c. Penggunaan lahan
Sebagian besar lahan Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang digunakan untuk areal perladangantanah kering. Sebagian kecil digunakan untuk
pekarangan rumah dan kebutuhan lainnya. Pola penggunaan lahan untuk kedua desa ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Komposisi penggunaan lahan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang tahun 2009
No Jenis Penggunaan
Lahan Desa Namoriam
Desa Durin Simbelang Luas ha
Persentase Luas ha
Persentase 1 Bangunan
9.5 1.44
5.99 1.54
2 Lahan Pertanian Sawah
120 18.18
130 33.38
Ladang 325
49.24 133
34.15 Tegalan
195 29.55
110 28.25
Kolam 1
0.15 1.5
0.39 3 Lain-lainnya
9.5 1.44
8.93 2.29
Total 660
100.00 389.42
100.00
Sumber : kantor kepala desa setempat
Pada Desa Naoriam penggunaan lahan pertanian untuk perladangan lebih banyak digunakan yaitu sebesar 325 ha. Sedangkan pada Desa Durin Simbelang
sebesar 133 ha.
d. Sarana dan prasarana
Sarana dan Prasarana sangat menunjang pembangunan masyarakat desa. Bila sarana dan prasarana baik, maka pembangunan desa dan masyarakat akan
semakin baik pula. Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis fasilitas umum yang telah tersedia baik fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, maupun
fasilitas peribadatan. Kedua desa ini telah dapat dicapai dengan kendaraan umum
Universitas Sumatera Utara
karena letaknya yang berada di pinggir jalan besar. Secara umum sarana dan prasarana Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Sarana dan prasarana yang ada di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang tahun 2009
No. Sarana
Desa Namoriam Desa Durin Simbelang
1 Sarana Ibadah Mesjid unit
1 1
Gereja unit 4
1 2 Sarana Kesehatan
Rumah Sakit unit 1
Posyandu unit 1
1 3 Sarana Pendidikan
SD unit 1
SMP unit SMA unit
Sumber : kantor kepala desa setempat
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sarana ibadah telah dapat dikatakan baik pada kedua desa ini, dimana pada setiap desa setidaknya telah
tersedia mesjid dan gereja. Sarana pendidikan dan kesehatan yang ada di kedua desa tersebut kurang untuk mendukung kesejahteraan penduduk. Terutama sarana
pendidikan untuk anak – anak yang ada di desa tersebut.
Karakteristik sampel a. Petani
Petani sampel merupakan petani yang mengusahakan belimbing di lahan pertaniannya. Petani sampel yang diteliti di daerah penelitan diperoleh sebanyak
30 orang. Adapun karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi umur, pengalaman, pendidikan dan jumlah tanggungan. Karakteristik petani sampel
dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Karakteristik petani sampel di daerah penelitian tahun 2009 No.
Uraian Satuan
Desa Namoriam Desa Durin
Simbelang Range
Rataan Range
Rataan 1
Umur Tahun
27-64 42.53
28-60 43.07
2 Pengalaman
Tahun 1-30
14.00 3-30
14.87 3
Pendidikan Tahun
6-15 10.40
6-15 8.80
4 Jumlah tanggungan
Jiwa 0-5
2.61 0-7
3.20 5
Luas lahan ha
0.3-1 0.63
0.4-1 0.54
Sumber : analisis data primer lampiran 1
Rataan petani sampel Desa Namoriam berumur 42,53 tahun, sedangkan di Desa Durin Simbelang 43,07 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel
pada kedua desa rata – rata berusia produktif untuk melakukan usaha tani. Rata – rata pengalaman sebesar 14,00 tahun di Desa Namoriam dan 14,87 tahun di Desa
Durin Simbelang. Tingkat pendidikan petani Desa Namoriam senilai 10,40 namun di Desa
Durin Simbelang 8,80. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel di Desa Namoriam telah menempuh pendidikan rata – rata hingga selesai SMP. Petani
Desa Durin Simbelang rata – rata mencapai pendidikan selesai SD. Tingkat pendidikan ini mempengaruhi cara berpikir dan berusaha tani. Dengan rataan
jumlah tanggungan sebanyak 2 orang di Desa Namoriam dan 3 orang di Desa Durin Simbelang.
b. Pedagang pengumpul