29
Sasaran keempat adalah perlunya bantuan permodalan. Dalam hal anggota beralih tempat usaha dan sekaligus beralih jenis mata dagangan, karena tuntutan
permintaan yang baru harus demikian, maka peranan bantuan permodalan menjadi penting.
2.2. Pengertian Pendapatan, Pengeluaran, Aliran Berputar
Menurut N. Gregory Mankiw 2000 : 16 bayangkan suatu perekonomian yang memproduksi produk tunggal yaitu buah dari input tunggal yaitu tenaga
kerja. Gambar 1 memperlihatkan seluruh transaksi ekonomi yang terjadi diantara rumah tangga dan pedagang buah dalam perekonomian ini.
Dalam hal putaran dalam pada gambar 1 menunjukkan bahwa aliran buah dan tenaga kerja. Pedagang buah menggunakan para pekerjaanya untuk menahan
buah-buahan, yang kemudian di jual ke rumah tangga. Dengan demikian, tenaga kerja mengalir dari rumah tangga ke pedagang buah, dan buah mengalir dari
pedagang buah ke rumah tangga. Putaran luar pada gambar 1 menunjukkan arus uang. Rumah tangga membeli buah dari pedagang buah. Pedagang buah
menggunakan sebagian penerimaanya dari penjual untuk membayar upah tenaga kerja mereka, dan sisanya adalah laba yang dinikmati para pedagang buah.
Dengan demikian, pengeluaran terhadap buahan-buahan dari rumah tangga ke pedagang buah, dan pendapatan dalam bentuk upah dan laba mengalir dari
pedagang buah ke rumah tangga. GDP gross domestic product atau PDB produk domestik bruto
mengukur arus uang dalam perekonomian ini. GDP atau PDB bisa dihitung
Universitas Sumatera Utara
30
dengan dua cara. GDP atau PDB adalah pendapatan total dari produksi buah- buaha, yang sama dengan jumlah upah dan laba separuh bagian atas dari uang.
GDP juga merupakan pengeluaran total pada pembelian buah-buahan merupakan bagian bawah dari arus uang. Untuk menghitung GDP atau PDB, kita bisa melihat
arus uang dari pedagang buah ke rumah tangga atau arus uang dari rumah tangga ke pedagang buah.
Dua cara menghitung GDP atau PDB ini harus sama karena pengeluaran pembeli atas produk adalah berdasarkan kaidah akuntansi, pendapatan bagi
penjual produk itu. Setiap transaksi yang mempengaruhi pengeluaran harus mempengaruhi pendapatan, dan setiap transaksi yang mempengaruhi pendapatan
harus mempengaruhi pengeluaran. Misalnya pedagang buah memproduksi dan menjual buah-buahan lebih banyak ke sebuah rumah tangga. Tentu saja transaksi
ini meningkatkan pengeluarn total atas buah-buahan, tetapi juga memiliki dampak terhadap pendapatan total. Jika pedagang buah menambah jumlah buah-buahan
yang dijualnya tanpa memperkerjakan tenaga kerja tambahan karena pedagang buah berhasil membuat proses produksi lebih efisien, maka laba meningkat. Jika
pedagang buah menambah jumlah buah-buahan dengan memperkerjakan tenaga kerja tambahan, maka upah meningkat.
Universitas Sumatera Utara
31
Gambar 1 :
Pendapatan
Tenaga kerja
Rumah Tangga Perusahaan
Pedagang buah
Buah-buahan Pengeluaran
Keterangan Gambar : Gambar ini menunjukkan aliran antara perusahaan atau pedagang buah dan rumah
tangga dalam suatu perekonomian yang memproduksi satu barang dari satu input, tenaga kerja. Putaran dalam menunjukkana rus tenaga kerja dan buah-buahan :
rumah tangga menjual tenaga kerja. Putaran luar menunjukkan arus uang yang berhubungan : rumah tangga membayar ke perusahaan atau pedagang buah untuk
buah-buahan, dan perusahaan membayar upah dan laba ke rumah tangga. Daam perekonomian ini. GDP atau PDB adalah pengeluaran total pada buah-buahan
dan pendapatan total dari produksi buah-buahan.
Universitas Sumatera Utara
32
Dalam buku pengantar Mikro Ekonomi edisi kedelapan jilid 1 karangan Richard G. Lipsey, Peter O. Steiner, Douglas D. Purvis 1987 : 52 menyatakan
salah satu cara menghayati apa itu permintaan agregat dan penawaran agregat adalah dengan memandang ekonomi sebagai satu rangkaian alur yang maha besar.
Bagian pokok dari permintaan agregat muncul dari pembelian komoditi-komoditi konsumptif yang dilakukan seluruh rumah tangga dalam suatu negara atau suatu
daerah. Pembelian ini menghasilkan pendapatan bagi perusahaan-perusahaan atau pedagang-pedagang yang memproduksi dan menjual komoditi untuk di konsumsi.
Bagian besar dari penawaran agregat muncul dari produksi dan penjualan barang- barang konsumtif oleh seluruh perusahaan atau pedagang dalam negara atau
daerah tertentu. Produksi ini menghasilkan pendapatan bagi semua faktor yang dimanfaatkan untuk membuat atau menghasilkan barang-barang.
Di dalam arus lingkar pendapatan memperlihatkan interaksi antara semua perusahaan atau pedagang dengan semua rumah tangga dalam dua macam pasar
yaitu pasar faktor produksi dan pasar produk, melalui pasar ini berbagai keputusan di koordinasikan. Kita lihat rumah tangga terlebih dahulu. Para anggoa keluara
menginginkan berbagai komodiit untuk digunakan sebagai makanan, pakaian, rumah, hiburan, dan alat keamanan. Mereka juga membutuhkan komoditi-
komoditi untuk mendidik, memperindah, mempesonakan atau membuat mereka sendiri lucu. Rumah tangga memiliki sumber daya yang digunakan dalam usaha
memuaskan keinginan. Namun tidak semua keinginan bisa dipuaskan dengan sumber daya yang tersedia. Maka para keluarga ini terpaksa memilih barang dan
Universitas Sumatera Utara
33
jasa mana yang harus dibeli di pasar produk, yang menawarkan begitu banyak cara untuk menghabiskan pendapatan mereka.
Kita lihat perusahaan atau pedagang. Mereka harus memilih barang-barang yang akan dibuat dan dijual diantara sekian banyak cara untuk memproduksi atau
menghasilkan, dan diantara berbagai kemungkinan jumlah dan mutu yang dapat mereka sediakan. Perusahaan-perusahaan atau pedagang-pedagang ini juga harus
membeli faktor-faktor produksi atau membeli apa yang akan mereka jual kepada konsumen. Pembayaran perusahaan atau pedagang kepada pemilik langsung
faktor-faktor produksi atau pemilik langsung barang yang akan di jual akan memberikan penghasilan kepada pemilik faktor-faktor produksi atau pemilik
langsung barang yang akan dijual. Penerima penghasilan ini adalah seluruh rumah tangga yang anggota-anggotannya membutuhkan komoditi untuk digunakan
sendiri sebagai makanan, pakaian, perumahan, dan hiburan. Dalam buku N. Gregory Mankiw 200 : 17 menyatakan bahwa dalam
perekonomian yang hanya memproduksi buah-buahan, kita bisa menghitung GDP atau PDB secara sederhana dengan menambah pengeluaran total pada buah-
buahan. Akan tetapi perekonomian sebuah negara atau sebuah daerah meliputi produksi dan penjualan dari sejumlah besar barang dan jasa yang berbeda. Untuk
menginterpretasikan secara benar ukuran GDP atau PDB, kita harus memahami beberapa kaidah yang diikuti para ekonom dalam membentuk statistik.
Didalam buku N. Gregory Mankiw 2000 : 21 dijelaskan bahwa untuk menghitung GDP atau PDB para ahli ekonom menggunakan kaidah yang baru
yaitu nilai output total barang dan jasa perekonomian. Kalau kita kaitkan dengan
Universitas Sumatera Utara
34
pendapatan pedagang buah dan kesejahteraan pedagang buah bahwa GDP adalah jumlah dari nilai seluruh buah yang di jual pedagang buah. Yaitu :
GDP atau PDB = Harga Apel x Jumlah Apel + Harga Jeruk x Jumlah Jeruk + Harga buah yang dijual x jumlah buah yang di jual
Bahwa GDP atau PDB bisa meningkat karena harga meningkat atau jumlah produk meningkat.
Dengan mudah kita bisa melihat bahwa GDP atau PDB yang dihitung dengan cara diatas bukan ukuran kemakmuran ekonomi yang baik khususnya
bukan ukuran kemakmuran bagi pedagang buah. Ukuran ini tidak secara akurat mencerminkan sejauh mana perekonomian khususnya pedagang buah bisa
memuaskan permintaan rumah tangga dalam hal ini konsumen, sesama pedagang buah, pemerintah. Jika seluruh harga digandakan tanpa perubahan dalam jumlah
maka GDP atau PDB akan berlipat ganda. Tetapi tidak benar untuk mengatakan bahwa kemampuan perekonomian khususnya pedagang buah untuk memuaskan
permintaan telah berlipat ganda, karena jumlah setiap produk yang diproduksi tetap sama. Para ekonom menyebutkan nilai barang dan jasa diukur dengan harga
berlaku sebagai GDP atau PDB nominal nominal GDP. Ukuran kemakmuran ekonomi khususnya pedagang buah yang lebih baik
akan menghitung output barang dan jasa perekonomian dan tidak akan dipengaruhi oleh perubahan harga. Untuk tujuan ini, para ekonom menggunakan
GDP riil real GDP, yang nilai barang dan jasanya diukur dengan menggunakan harga konstan. GDP riil menunjukkan apa yang akan terjadi terhadap pengeluaran
pada output jika jumah berubah tetapi harga tidak.
Universitas Sumatera Utara
35
Untuk melihat GDP riil dihitung, bayangkan kita ingin membandingkan output pada tahun 1998 dan output tahun 1999 dalam perekonomian pedagang
buah di kota Medan. Kita bisa mulai dengan memilih sekumpulan harga disebut harga dasar tahunan, seperti harga berlaku ada tahun 1998. Barang ditambahkan
dengan menggunakan harga dasar tahunan ini untuk menilai barang-barang yang berbeda di kedua tahun. GDP riil untuk tahun 1998 adalah
GRP riil = Harga buah-buahan 1998 x jumlah buah-buahan yang dijual 1998 + harga buah-buahan lain yang dijual 1998 x jumlah buah-buahan lain
yang dijual 1998 Demikian pula, GDP riil pada tahun 1999 adalah
GDP riil = Harga buah-buahan 1999 x jumlah buah-buahan yang dijual 1999+ harga buah-buahan lain yang dijual 1999 x jumlah buah-buahan lain yang
dijual 1999 Dan, GDP riil pada tahun 2000 adalah
GDP riil = harga buah-buahan 1998 x jumlah buah-buahan yang dijual 2000 + harga buah-buahan lain yang dijual 1998 x jumah buah-buahan lain yang
dijual 2000 Lihatlah bahwa harga tahun 1998 digunakan untuk menghitung GDP riil
untuk tiga tahun. Karena harga dipertahankan konstan, GDP riil bervariasi dari tahun ke tahun hanya jika jumlah yang diproduksi berbeda. Karena kemampuan
masyarakat untuk memberikan kepuasan ekonomi bagi para anggotanya sangat bergantung pada jumlah barang dan jasa yang diproduksi, GDP riil memberikan
ukuran kemakmuran ekonomi yang lebih baik ketimbang GDP nominal.
Universitas Sumatera Utara
36
Dari GDP nominal dan GDP riil kita bisa menghitung statistik ketiga yaitu deflator GDP. Deflator GDP, juga disebut dengan deflator harga implisit untuk
GDP, didefenisikan sebagai rasio GDP nominal terhadap GDP riil. Deflator GDP = GD nominal : GDP riil
Deflator GDP mencerminkan apa yang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam perekonomian.
Untuk lebih memahami hal ini, perhatikan lagi perekonomian dengan satu barang, buah-buahan. Jika P adalah harga buah-buahan dan Q adalah jumlah
buah-buahan yang terjual, maka GDP nominal jumlah total dari uang yang dibelanjakan untuk membeli buah-buahan pada tahun itu, P x Q. GDP riil adalah
jumlah buah-buahan yang dihasilkan pada tahun itu dikali jumlah buah-buahan yang dihasilkan pada tahun dasar, P dasar x Q. Deflator GDP adalah harga buah-
buahan pada tahun itu relatif terhadap harga buah-buahan pada tahun dasar, PP dasar.
Defenisi deflator GDP memungkinkan kita memisahkan GDP nominal menjadi dua bagian : satu bagian mengukur jumlah GDP riil dan yang lain
mengukur harga deflator GDP. Yaitu : GDP Nominal = GDP riil x deflator GDP
GDP nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari output perekonomian. GDP riil mengukur output yang diniai pada harga konstan.
Deflator GDP mengukur harga output relatif terhadap harganya pada tahun dasar.
Universitas Sumatera Utara
37
2.3.Modal Usaha
Menurut Drs. S. Munawir, Akuntan 2002, 114 mengatakan bahwa suatu analisa terhadap sumber dan penggunana modal kerja sangat penting bagi
penganalisaan intern atau extern. Disamping masalah modal usaha ini erat hubungannya dengan operasi perusahaan sehari-hari juga menunjukkan tingkat
keamanan para kreditur terutama kreditu jangka pendek. Adanya modal usaha yang cukup sangat penting memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi
dengan seekonomis mungkin dan perusahaan atau pedagang buah-buahan tidak mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karna
adanya krisis atau kekacauan keuangan. Akan tetapi adanya modal usaha yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produkti, dan hal ini akan
menimbulkan kerugian bagi perusahaan atau pedagang buah-buahan karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan. Sebaliknya
adanya ketidak cukupan maupun mis management dalam modal kerja merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahan atau pedagang buah-buahan.
Tersediaanya modal usaha yang segera dapat dipergunakan dalam operasi tergantung pada tipe atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki. Tetapi modal kerja
harus cukup jumlahnya dalam arti haru mampu membiayai pengeluaran- pengeluaran atau operasi sehar-hari, karena dengan modal usaha yang cukup akan
menguntungkan bagi perusahaan atau pedagang buah-buahan, di samping memungkinakn bagi perusahaan atau pedagang buah-buahan untuk beroperasi
secara ekonomis atau efisien dan perusahaan atau pedagang buah-buahan tidak
Universitas Sumatera Utara
38
mengalami kesulitan keuangan, juga akan memberikan beberapa keuntungan lain, antara lain :
a. Melindungi perusahaan atau pedagang buah-buahan terhadap krisis
modal usaha karena turunnya nilai dari aktiva lancar. b.
Memungkinan untuk dapat membayar semua kewaiban-kewajiban tepat pada waktunya.
c. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahan atau pedagang buah-
buahan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang
mungkin terjadi. d.
Memungkinan untuk memiliki persediaan dan jumlah yang cukup untuk melayani para konsumenya.
e. Memungkinkan bagi perusahaan atau pedagang buah-buahan untuk
memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan bagi para langganya.
f. Memungkinan bagi perusahaan atau pedagang buah-buahan untuk
beropreasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atuapun jasa yang dibutuhkan.
2.4. Lama Usaha