Teknik Pengumpulan Data Defenisi Operasional

44 kasar. Namun bila populasnya sangat besar, maka persentasnya dapat dikurangi. Secara umum, semakin besar sampel maka akan semakin representatif. Namun pertimbangan efisiensi sumber daya akan membatasi besarnya jumlah sampel yang diambil. Sampel adalah contoh dari populasi yang diambil, yaitu sebagian dari seluruh populasi yang menjadi obyek penelitian. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan tekhnik “Purposive Sample” yaitu dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu. Peneliti mengambil sampel sebanyak 42 pedagang buah-buahan dari keseluruhan pedagang buah-buahan yang ada di kota Medan.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari wawancara langsung dengan pedagang buah di kota Medan melalui daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah disediakan.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. 2. Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni kepada peagang buah-buahan yang terpilih menjadi sampel Universitas Sumatera Utara 45 3. Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan tulisan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian. 3.6.Teknik Analisis Data Metode analisis data yang dipergunakan dalam skripsi adalah : a. Metode deskriptif, yaitu suatu metode dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterpretaiskan sehinga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh data primer berupa kuesioner yang telah di isi oleh sejumlah responden penelitian. b. Metode analisis regresi linier berganda yaitu untuk memprediksi nilai dari variabel terikat yaitu pendapatan pedagang buah-buahan Y dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu modal usaha X 1 , lama usaha X 2 , kuantitas X 3 , lokasi usaha X 4 sehingga dapat diketahui pengaruh positif. Analisis ini menggunakan bantuan aplikasi sofware Eviews 5.0. Adapun model persamaan yang digunakan adalah : Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + µ Y = pendapatan pedagang buah-buahan α = Intercept Konstanta β = Koefisien Arah Regresi Universitas Sumatera Utara 46 X 1 = Modal Usaha Rp X 2 = Lama Usaha berapa tahun X 3 = Kuantitas Kg X 4 = Lokasi usaha = bukan di pasar pedagang buah yang banyak dilalui oleh masyarakat 1 = di pasar µ = Term of error 3.7. Uji Kesesuaian Test of Goodness of Fit 3.7.1. Koefisien Determinasi R-Square Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R 2 semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R 2 semakin mengecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Universitas Sumatera Utara 47

3.7.2. Uji t – statistik

Uji – t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Ho = b1=0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 yaitu berupa pendapatan pedagang buah-buahan Y dengna ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu modal usaha X 1 , lama usaha X 2 , Kuantitas X 3 , lokasi usaha X 4 . Ho ; b1 ≠0, artinya asecara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 yaitu berupa pendapatan pedagang buah-buahan Y dengna ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu modal usaha X 1 , lama usaha X 2 , kuantitas X 3 , lokasi usaha X 4 . terhadap peningkatan pendapatan pedagang buah-buahan Y. Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika t hitung t tabel pada α H1 diterima jika t hitung t tabel pada α Rumus uji – t hitung adalah : t − hitung = � � − � S � i Dimana b i = koefisien variabel independen ke-I b = nilai hipotesis nol Sb i = simpangan baku dari variabel independen ke-I Universitas Sumatera Utara 48 H diterima Ha diterima Ha diterima Gambar 3.1: Kurva Uji t-statistik

3.7.3. Uji F – Statisitik

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang di masukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Ho : b1 = b2 = 0, artinya secara bersama-saam tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 yaitu berupa variabel pendapatan pedaang buah-buahan Y dengna ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu modal usaha X 1 , lama usaha X 2 , kuantitas X 3 , lokasi usaha X 4 , pendapatan buah-buahan yaitu varibel terikat Y. Ho ≠ b1 ≠ b2 0 artinya seara bersama -sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 yaitu variabel pendapatan pedagang buah-buahan Y dengna ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu modal usaha X 1 , lama usaha X 2 , kuantitas X 3 , lokasi usaha X 4 terhadap pendapatan pedagang buah-buahan Y. Universitas Sumatera Utara 49 Gambar 3.2. Kurva Uji F Statistik Kriteri pengambilan keputusan : Ho diterima jika f hitung f tabel pada α H1 diterima jika f hitung f tabel pada α Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus : F – hitung = 1 1 2 2 k n R k R − − − Dimana : k = jumlah variabel independen n = jumlah sampel R 2 = koefisien determinasi Ho diterima Ha diterima Universitas Sumatera Utara 50

3.7.4 Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk memastikan µ error term tersebar normal. Jika µ tersebut noral maka koefisien OLS β OLS juga tersebar normal dengan demikian Y juga tersebar normal, hal ini disebabkan adanya hubungan liniear antara µ, β dan Y. Untuk menguji sebaran µ dapat digunakan uji JB Jarque Berra. Error term µ disebut normal jika nilai JB lebih rendah atau sama dengan nilai kritis tabel chi square derajat bebas, alpha. 3.8 Uji Asumsi Klasik 3.8.1 Uji Multikolinearity kolineartias ganda Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat kombinasi linear diantara variabel independen. Tidak ada acara yang benar-benar tepat untuk mengetahui Multikonearity karena pada prinsipnya merupakan persoalan sampel, namun secara umum cara untuk mendeteksi multikolinearity dapat diketahui melalui : a. Standard error tidak terhingga b. Tidak ada satupun statistik yang signifikan pada α = 1, α=5, α =10 c. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori d. R 2 sangat tinggi e. Dengan melakukan uji Kleinn, yakni dengan melihat koefiien korelasi antar variabel independen Universitas Sumatera Utara 51

3.8.2 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana masing-masing kesalahan penganggu mempunyai varian yang berlainan. Uji ini dimaksudkan untuk menguji bagaimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain adalah tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteoskedastisitas lazim juga disebut sebagai ketimpangan data yang besar antar variabel. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas maka dilakukan uji White Test. Adapun langkah-langkah White Test, antara lain : 1. Membuat regresi dari model yang ada dan mendapatkan residualnya 2. Hitung nilai Chi-Square nya dengan rumus : χ 2 = n R 2 Dimana : n = Jumlah observasi R 2 = Koefisien determinasi 3. Bandingkan nilai Chi-Square hitung dengan Chi-square table nya Kriteria pengambilan keputusan : χ 2 hitung χ 2 tabel : Tidak terjadi heteroskedastisitas Universitas Sumatera Utara 52 χ 2 hitung χ 2 tabel : Terjadi heteroskedastisitas

3.9 Defenisi Operasional

1. Pendapatan adalah penerimaan responden dari hasil penjualan buah – buahan rupiah bulan. 2. Modal usaha adalah pengeluaran awal untuk membuka usaha rupiah . 3. Lama usaha adalah kurun waktu responden sejak mulai usaha tahun. 4. Kuantitas adalah jumlah buah – buahan yang terjual selama satu bulan kg. 5. Lokasi usaha adalah tempat pedagang berjualan yang diukur dari strategis atau tidaknya lokasi berjualan. 0 = bukan dipasar pedagang buah yang banyak dilalui oleh masyarakat 1 = dipasar Universitas Sumatera Utara 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran UmumWilayah Kota Medan 4.1.1 Kondisi Geografis Kota Medan Kota Medan sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara terletak pada 3”27’- 3”47’ LU dan 98”35’- 98”44’ BT dengan luas wilayah 265,10 km 2 atau sekitar 0,37 luas Sumatera Utara dengan batas-batas sebagai berikut : • Batas Utara : Kabupaten Deli Serdang • Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang • Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang • Batas Barat : Kabupaten Deli Serdang Sebagian besar wilayah kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli. Kota Medan memiliki luas wilayah sebesar 26.510 hektar yang secara administratif dibagi atas 21 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan. Universitas Sumatera Utara