Skill dan Effort Rating Sistem Synthetic Rating Objecive Rating

masih dalam batas-batas kewajaran maka masalah tidak akan timbul, tetapi jika variabilitasnya tinggi maka hal ini harus diperhatikan. Kondisi atau consistency dibagi menjadi enam kelas: Perfect, Excellent, Good, Average, Fair dan Poor. Seorang yang bekerja perfect adalah yang dapat bekerja dengan waktu penyelesaian yang dapat dikatakan tetap dari saat ke saat. Secara teoritis mesin atau pekerja yang waktunya dikendalikan mesin merupakan contoh dimana variasi waktu diharapkan tidak terjadi. Untuk keempat faktor Sistem Westinghouse Westinghouse factor diatas diklasifikasikan atas enam kelas seperti terlihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Westinghouse Factor Keterampilan Skill Usaha Effort Superskill A1 + 0,15 A2 + 0,13 Superskill A1 + 0,13 A2 + 0,12 Excellent B1 + 0,11 B2 + 0,08 Excellent B1 + 0,10 B2 + 0,08 Good C1 + 0,06 C2 + 0,03 Good C1 + 0,05 C2 + 0,02 Average D + 0,00 Average D + 0,00 Fair E1 - 0,05 E2 - 0,10 Fair E1 - 0,04 E2 - 0,08 Poor F1 -0,16 F2 - 0,22 Poor F1 - 0,12 F2 - 0,17 Kondisi Kerja Condition Konsistensi Consistency Ideal A + 0,06 Ideal A + 0,04 Excellent B + 0,04 Excellent B + 0,03 Good C + 0,02 Good C + 0,01 Average D 0,00 Average D 0,00 Fair E - 0,03 Fair E - 0,02 Poor F - 0,07 Poor F - 0,04 Sumber: I.Z. Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja Bandung: Departemen Teknik Industri ITB

B. Skill dan Effort Rating Sistem

Sistem ini dikenal juga dengan “Bedeaux Sistem” pada tahun 1916 tentang pembayaran upah atau pengendalian tenaga kerja. Sistem yang diperkenalkan oleh Bedaux ini berdasarkan pengukuran kerja dan waktu baku yang ada dinyatakan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dengan angka “Bs”. Prosedur pengukuran kerja yang dibuat oleh Bedaux juga untuk menentukan rating terhadap kecakapan skill dan usaha-usaha yang ditunjukkan operator pada saat bekerja. Disini bedaux menetapkan angka 60 Bs sebagai performance standar yang harus dicapai oleh seorang operator. Dengan kata lain seorang operator yang bekerja dengan kecepatan normal diharapkan mampu mencapai angka 60 Bs per jam, dan pemberian insentif dilakukan pada tempo kerja rata-rata sekitar 70 sampai 80 Bs per jam.

C. Synthetic Rating

Synthetic rating adalah metode untuk mengevaluasi tempo kerja operator berdasarkan nilai waktu yang telah ditetapkan terlebih dahulu Predetermined time value . Prosedur yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pengukuran kerja seperti biasanya dan kemudian membandingkan waktu yang diukur ini dengan waktu penyelesaian elemen kerja yang sebelumnya sudah diketahui data waktunya. Perbandingan ini merupakan indeks performance atau rating faktor dari operator untuk melaksanakan elemen kerja tersebut. Ratio untuk menghitung indeks performance atau rating faktor ini dapat dirumuskan sebagai berikut : R = A P Dimana : R = Indeks performance atau rating faktor P = Waktu gerakan standar yang ditentukan mula-mula menit A = Rata-rata waktu dari elemen kerja yang diukur menit Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

D. Objecive Rating

Rating ini merupakan dua faktor yaitu kecepatan kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan. Kedua faktor inilah yang dipandang secara bersam-sama menentukan berapa besarnya harga rating faktor untuk mendapatkan waktu normal.

E. Physiological Evaluation of Performance Level