Dari hal diatas jelas bahwa di dalam memperbaiki suatu sistem kerja ada 4 macam komponen sistem kerja yang harus dipelajari guna memperoleh sistem kerja
yang sebaik-baiknya meliputi:
27
a. Komponen Material: Bagaimana cara menempatkan material, jenis material
yang mudah diproses dan lain-lain. b.
Komponen Manusia: Bagaimana sebaiknya postur orang pada saat bekerja agar mampu memberikan gerakan-gerakan kerja yang efektif dan efisien.
c. Komponen Mesin : Bagaimana desain dari mesin peralatan kerja.
d. Komponen Lingkungan: Bagaimana kondisi lingkungan kerja fisik tempat
operasi kerja tersebut dilaksanakan.
2.8. Kelelahan
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat
i
. Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat terdapat sistem aktivasi
bersifat simpatis dan inhibisi bersifat parasimpatis. Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya
bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu :
1. Kelelahan otot: merupakan tremor pada ototperasaan nyeri pada otot
2. Kelelahan umum: biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk
bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni; intensitas dan lamanya kerja fisik; keadaan lingkungan; sebab-sebab mental; status kesehatan dan keadaan
gizi Grandjean,1993.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.9. Antropometri
Antropomentri merupakan kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, volume dan berat serta
penerapan dari data tersebut untuk perancangan fasilitas atau produk. Pengukuran antropometri terbagi atas dua bagian yaitu :
1. Antropometri Statis
Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi struktur tubuh. Antropometri statis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik
manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi standar dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi tubuh ukuran kepala,
panjang lengan dan sebagainya. 2.
Antropometri Dinamis Antropometri disebut juga dengan pengukuran dimensi fungsional tubuh.
Disini pengukuran dilakukan terhadap dimensi tubuh pada saat berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan yang harus
disesuaikan.
2.9.1. Cara Pengukuran dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dimensi Tubuh Manusia.
Dalam antropometri, dimensi yang diukur diambil secara linear dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka
pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu dan tubuh harus dalam keadaan diam.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Media sederhana yang dilakukan untuk keperluan mengukur bentuk dan ukuran tubuh mjanusia antara lain meliputi:
1. Spreading and sliding calipers, digunakan untuk mengukur dalam jarak pendek
misalnya untuk megukur tebal badan. 2.
Antropometer berupa tongkat meteran dengan dua palang dimana palang yang satu posisinya tetap sementara palang yang lain bisa digerakkan.
3. Tapes, untuk mengukur dalam arah melingkar atau keliling.
4. Kursi ergonomis, untuk mengukur dimensi tubuh manusia dalam posisi duduk.
5. Timbangan untuk mengukur berat badan.
Dimensi atau ukuran tubuh tiap manusi berbeda-beda, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia antara lain
1
: 1.
KeacakanRandom Walaupun dalam satu kelompok populasi terdapat manusia dengan jenis
kelamin, sukubangsa, kelompok usia dan pekerjaan yang sama, pasti terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara individu yang satu dengan yang
lainnya. 2.
Jenis Kelamin Pada umumnya laki-laki memilki dimensi tubuh yang lebih besar, kecuali
bagian dada dan pinggul. Selain itu pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya dibandingkan wanita.
3. Suku Bangsa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Variasi dimensi tubuh terjadi karena pengaruh etnis. Meningkatnya jumlah migrasi dari suatu negara ke negara lain juga akan mempengaruhi antropometri
secara nasional. 4.
Usia Pada umumnya bertambahnya umur manusia akan menyebabkan semakin
berkembangnya ukuran tubuh. Ukuran tubuh berkembang dari saat lahir sampai umur
± 20 tahun untuk pria dan
± 17 tahun untuk wanita. Dimensi tubuh
manusia akan berkurang setelah umur 60 tahun. Setelah mengijak usia dewasa, tinggi badan manusia memiliki kecenderungan untuk menurun yang disebabkan
oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang dan gerakan tangan dan kaki. 5.
Pakaian Karena terjadinya perbedaan iklimmusim menyebabkan manusia memakai
pakaian tertentu sehingga merubah dimensi tubuh, misalnya pada waktu musim dingin menyebabkan orang memakai pakaian tebal dan ukuran relatif besar.
6. Faktor Kehamilan pada Wanita
Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti bila dibandingkan dengan antara wanita yang hamil dengan wanita yang tidak
hamil. 7.
Cacat Tubuh secara Fisik Berikut ini beberapa penjelasan dan gambar pengukuran dimensi struktur tubuh
dan dimensi fungsional tubuh, sebagai berikut : 1.
Pengukuran dimensi struktur tubuh struktural body dimensions. -
Tubuh diukur dalam posisi tidak bergerak static anthropometri. -
Meliputi : berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, panjang lengan, dsb.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
- Percentile : 5-th dan 95-th percentile.
Gambar 2.1. Pengukuran Dimensi Struktur Tubuh dalam Posisi Berdiri dan Duduk Tegap
2. Pengukuran dimensi fungsional tubuh functional body dimensions.
- Tubuh diukur dalam posisi melakukan gerakan kerja atau posisi dinamis
dynamic anthropometri. -
Banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas ruang kerja.
Gambar 2.2. Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh dalam Berbagai Posisi Gerakan Kerja
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.9.2. Aplikasi Distribusi Normal dalam Penetapan Data Antropometri
Untuk penetapan data antropometri, diterapkan pemakaian distribusi normal. Distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata mean, X dan
standar deviasi SD, σ
x. Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih
rendah dari 95 persentil; 5 dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 persentil.
Rumus umum persentil adalah sebagai berikut: P
x
= data ke 100
1 +
n x
P
X
= Persentil ke x yang akan dihitung Dalam pokok bahasan antropometri, 95 persentil menunjukkan tubuh
berukuran besar, sedangkan 5 persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil. Jika diinginkan dimensi untuk mengakomodasi 95 populasi maka 2.5 dan 97.5
persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai. Seperti tampak pada diagram berikut ini :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi
normal dapat dilihat pada Tabel 2.2 Tabel 2.2 Perhitungan Persentil
Persentil Kalkulasi
1
st
x
- 2.325 σ
x
2.5 th
x
- 1.96 σ
x
5 th
x
- 1.645 σ
x
10 th
x
- 1.280 σ
x
50 th
x
90 th
x
+ 1.280 σ
x
95 th
x
+ 1.645 σ
x
97.5 th
x
- 1.96 σ
x
99 th
x
- 2.325 σ
x
Adapun pendekatan data untuk antropometri adalah sebagai berikut: a
Pilihlah standart deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud b
Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimakud untuk populasi yang sesuai.
c Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai dasar perancangan
d Pilihlah jenis kelamin yang sesuai
Pengukuran bentuk tubuh bertujuan untuk mengetahui bentuk tubuh manusia sehingga peralatan yang dirancang lebih sesuai dengan bentuk tubuh
manusia agar lebih nyaman dan menyenangkan.
2.9.3. Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Data-data hasil pengukuran tubuh manusia atau yang disebut dengan data antropometri digunakan untuk perancangan peralatan. Oleh karena itu keadaan dan
ciri fisik manusia dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga berbeda satu sama
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
lainnya, maka terdapat tiga prinsip dalam pemakaian data untuk perancangan, perbaikan dan pengukuran sistem kerja yaitu sebagai berikut:
1. Perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim
Prinsip ini digunakan apabila mengharapkan agar fasilitas yang dirancang dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagian besar pemakai biasanya
minimal oleh 95 pemakai misalnya ketinggian suatu alat sesuai dengan jangkauan ke atas orang pendek, lebar tempat duduk sesuai dengan lebar
pinggul orang gemuk, dan lain-lain. 2.
Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar bisa digunakan
dengan enak dan nyaman bagi orang yang memerlukannya. Jadi bisa disesuaikan dengan ukuran tubuh sipemakai. Misalnya kursi pengemudi mobil
yang bisa diatur maju atau mundur dan kemiringan sandarannya. 3.
Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakai Prinsip ini hanya bisa digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim
tidak mungkin digunakan serta tidak layak jika menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip ini tidak mungkin
dilaksanan jika lebih banyak ruginya, artinya hanya sebagian kecil pemakai yang merasa sesuai menggunakannya. Sedangkan jika fasilitas tersebut
dirancang berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan tidak juga layak karena biayanya mahal.
Seorang desainer seharusnya mengetahui aspek dimensi tubuh dari populasi yang akan menggunakan peralatan hasil rancangan tersebut. Dalam hal ini, harus
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ada semacam target, misalnya sedikitnya 90 sampai 95 dari populasi yang harus dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.
Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk, rekomendasi yang bisa diberikan :
1. Tetapkan anggota tubuh yang mengoperasikan rancangan tersebut.
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting struktural body dimensions atau
functional body dimensions .
3. Tentukan populasi terbesar yang menjadi target utama.
4. Tetapkan prinsip ukuran ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang
fleksibel atau ukuran rata-rata 5.
Pilih nilai percentile yang dikehendaki 90-th, 95-th, 99-th atau yang lain. 6.
Tetapkan nilai ukuran dari tabel data anthropometri yang sesuai, aplikasikan data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran.
Gambar 2.3, data anthropometri yang diaplikasikan dalam perancangan dan pengukuran kerja.
Gambar 2.3 Data Anthropometri Untuk Perancangan Produk Fasilitas Kerja
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Keterangan :
1 = dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak dari lantai sd ujung kepala. 2 = tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
3 = tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak. 4 = tinggi siku dalam posisi berdiri tegak siku tegak lurus.
5 = tinggi kepalan tangan yang berjulur lepas dalam posisi berdiri tegak dalam gambar tidak ditunjukkan.
6 = tinggi tubuh dalam posisi duduk diukur dari alas tempat duduk pantat sampai dengan kepala.
7 = tinggi mata dalam posisi duduk. 8 = tinggi bahu dalam posisi duduk.
9 = tinggi siku dalam posisi duduk siku tegak lurus. 10 = tebal atau lebar paha.
11 = panjang paha yang diukur dari pantat sd ujung lutut. 12 = panjang paha yang diukur dari pantat sd bagian belakang dari lututbetis.
13 = tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk. 14 = tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan
paha. 15 = lebar dari bahu bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk.
16 = lebar pinggul pantat. 17 = lebar dari dada dalam keadaan membusung tidak tampak ditunjukkan
dalam gambar. 18 = lebar perut.
19 = panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus.
20 = lebar kepala. 21 = panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.
22 = lebar telapak tangan. 23 = lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kiri-
kanan tidak ditunjukkan dalam gambar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus ke atas vertikal.
25 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya no. 24 tetapi dalam posisi duduk tidak ditunjukkan dalam gambar.
26 = jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai ujung jari tangan.
Tabel 2.3. Perkiraan Anthropometri Untuk Masyarakat Hongkong, Dewasa, dapat
Diekivalensikan Sementara Untuk Masyarakat Indonesia Kesamaan Etnis Asia mm
Dimensi Tubuh Pria
Wanita 5
X 95
S.D 5
X 95
S.D
1. Tinggi Tubuh Posisi berdiri
tegak 1.585 1.680 1.775
58 1.455 1.555 1.655
60 2.
Tinggi Mata 1.470 1.555 1.640
52 1.330 1.425 1.520
57 3.
Tinggi Bahu 1.300 1.380 1.460
50 1.180 1.265 1.350
51 4.
Tinggi Siku 950
1.015 1.080 39
870 935
1.000 41
5. Tinggi Genggaman Tangan
knuckle pada posisi relaks kebawah
685 750
815 40
650 715
780 41
6. Tinggi Badan pada Posisi
Duduk 845
900 955
34 780
840 900
37 7.
Tinggi Mata pada Posisi Duduk
720 780
840 35
660 720
780 35
8. Tinggi Bahu pada Posisi
Duduk 555
605 655
31 165
230 295
38 9.
Tinggi Siku pada Posisi Duduk
190 240
290 31
165 230
295 38
10. Tebal Paha 110
135 100
14 105
130 155
14 11. Jarak dari Pantat ke Lutut
505 550
595 26
470 520
570 30
12. Jarak dari Lipat Lutut popliteal ke Pantat
405 450
495 26
385 435
485 29
13. Tinggi Lutut 450
495 540
26 410
455 500
27 14. Tinggi Lipat Lutut popliteal
365 405
445 25
325 375
425 29
15. Lebar Bahu bideltoid 380
425 470
26 335
385 435
29 16. Lebar Panggul
300 335
370 22
295 330
365 21
17. Tebal Dada 155
195 235
25 160
215 270
34 18. Tebal Perut abdominal
150 210
270 36
150 215
280 39
19. Jarak dari siku ke ujung jari 410
445 480
22 360
400 400
24 20. Lebar Kepala
150 160
170 7
135 150
165 8
21. Panjang Tangan 165
190 195
9 150
165 180
9 22. Lebar Tangan
70 80
90 5
60 70
80 5
23. Jarak Bentang dari ujung jari tangan kanan ke kiri
1.480 1.635 1.790 95
1.350 1.480 1.610 80
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24. Tinggi pegangan tangan grip pada posisi tangan
vertikal ke atas berdiri tegak
1.835 1.970 2.105 83
1.685 1.825 1.965 86
25. Tinggi pegangan tangan grip pada posisi tangan
vertikal ke atas duduk 1.110 1.205
1.3 58
855 940
1.025 51
26. Jarak genggaman tangan grip ke punggung pada
posisi tangan ke depan horisontal
640 705
770 38
580 635
690 32
Tabel 2.4. Anthropometri Telapak Tangan Orang Indonesia mm
Dimensi Tubuh Pria
Wanita 5th
50th 95th
S.D 5th
50th 95th
S.D
1. Panjang tangan
163 176
189 8
155 168
181 8
2. Panjang telapak tangan
92 100
108 5
87 94
101 4
3. Panjang ibu jari
45 48
51 2
42 45
48 2
4. Panjang jari telunjuk
62 67
72 3
60 65
70 3
5. Panjang jari tengah
70 77
84 4
69 74
79 3
6. Panjang jari manis
62 67
72 3
59 64
69 3
7. Panjang jari kelingking
48 51
54 2
45 48
51 2
8. Lebar ibu jari IPJ
19 21
23 1
16 18
20 1
9. Tebal ibu jari IPJ
19 21
23 1
15 17
19 1
10. Lebar Jari telunjuk 18
20 22
1 15
17 19
1 11. Tebal jari telunjuk
16 18
20 1
13 15
17 1
12. Lebar telapak tangan Metacarpal
74 81
88 4
68 73
78 3
13. Lebar telapak tangan sampai ibu jari
88 98
108 6
82 89
96 4
14. Lebar telapak tangan minimum
68 75
82 4
64 59
74 3
15. Tebal telapak tangan Metacarpal
28 31
34 2
25 27
29 1
16. Tebal telapak tangan sampai ibu jari
41 48
47 2
41 44
47 2
17. Diameter genggam maksimum
45 48
51 2
43 46
49 1
18. Lebar maksimum ibu jari ke jari kelingking
177 192
206 9
169 184
199 9
19. Lebar fungsional maksimum ibu jari ke jari lain
122 132
142 6
113 123
134 6
20. Segiempat minimum yang dapat dilewati telapak tangan
57 62
67 3
51 56
61 3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.4 Anthropometri Tangan
Tabel 2.5. Anthropometri Kepala Orang Indonesia
Dimana : Lebar Kepala = 9,2 Tinggi Badan Pria dan 9,3 Tinggi Badan Wanita mm
Dimensi Tubuh Pria
Wanita 5th
50th 95th
S.D 5th
50th 95th
S.D
1. Panjang kepala
166 176
186 6
158 168
178 6
2. Lebar kepala
132 140
148 5
121 129
137 5
3. Diameter maksimum dari
dagu 217
230 243
8 198
209 221
7 4.
Dagu ke puncak kepala 192
203 215
7 185
196 208
7 5.
Telinga ke puncak kepala 70
77 84
4 69
74 79
3 6.
Telinga ke belakang kepala 62
67 72
3 59
64 69
3 7.
Antara dua telinga 48
51 54
2 45
48 51
2 8.
Mata ke puncak kepala 19
21 23
1 16
18 2
1 9.
Mata ke belakang kepala 19
21 23
1 15
17 19
1 10. Antara dua pupil mata
18 20
22 1
15 17
19 1
11. Hidung ke puncak kepala 16
18 20
1 13
15 17
1 12. Hidung ke belakang kepala
74 81
88 4
68 73
78 3
13. Mulut ke puncak kepala 88
98 108
6 82
89 96
4 14. Lebar mulut
68 75
82 4
64 59
74 3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.5 Anthropometri Kepala
Gambar 2.6 Anthropometri Kaki Tabel 2.6.
Anthropometri Kaki Orang Indonesia Dimana : Panjang Telapak Kaki = 15,2 Tinggi Badan Pria dan 14,7
Tinggi Badan Wanita mm
Dimensi Tubuh Pria
Wanita 5th
50th 95th
S.D 5th
50th 95th
S.D
1. Panjang telapak kaki 230
248 266
11 212
230 248
11 2. Panjang telapak lengan kaki
165 178
191 8
158 171
184 8
3. Panjang kaki sampai jari 186
201 216
9 178
191 204
8 4. Lebar kaki
82 89
96 4
81 88
95 4
5. Lebar tangkai kaki 61
66 71
3 49
54 59
3 6. Tinggi mata kaki
61 66
71 3
59 64
69 3
7. Tinggi bagian tengah telapak kaki
68 75
82 4
64 69
74 3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hasil – Hasil Penelitian Sebelumnya Tentang Ergonomis
Dari referensi yang ada terkait tentang hasil penelitian ergonomis yang diambil dari jurnal dan skripsi, sebagai berikut :
1. Perancangan Prototype Meja Bangku Ergonomis untuk Murid Sekolah Dasar
Kelas Satu dan Dua oleh Frasis Triyasari, Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Malang, 2007.
Skripsi diatas menjelaskan bahwa di Indonesia secara umum tidak dilakukan analisa fenomena dasar ergonomis untuk fasilitas belajar di Sekolah Dasar,
menurut Kromer, murid sekolah akan mengalami suatu kondisi discomfort antaral lain: cepat lelah, mudah ngantuk , tekanan pada jaringan tulang belakang
berkisar 500 sampai 700 N Kroemer, 1995 dari gejala diatas akan berkembang menderita cedera jaringan otot sehingga akan menghambat prestasi akademis di
Sekolah. Dari survey awal pada murid Sekolah Dasar Kelas satu dan dua SD Tlogomas I Malang dan MI Miftahul Huda Batu, bahwa banyak murid kelas satu
duduk di bangku untuk murid kelas empat keatas. Dari hasil survey tersebut, akan dilakukan perancangan dan pembuatan
prototype bangku ergonomis, untuk murid kelas satu dan dua Sekolah Dasar. Data yang diperlukan adalah pengamatan dimensi antrophometri secara
mendetail tentang murid kelas satu dan dua pada saat posisi posisi duduk, dan berdiri dan dengan pengamatan foto. Pada posisi ini dilakukan pengamatan
tentang posisi kaki, leher, tulang belakang, dan lengan. Hasil yang diharapkan dari penelitian perancangan prototype meja dan bangku
ergonomis ini adalah bahwa murid sekolah dasar dapat duduk dengan posisi yang ergonomis sehingga memberikan rasa menurut comfort Kroemer 1995 antara
lain; a. Impresif antara lain warm, softness, luxurious, plush, spacious, supported, dan
safe duduk ada penopang pada tulang belakang, lengan leher dan kaki b. Energy tekanan pda jaringan tulang belakang dibawah 300N .
c. Relaksasi relaxed, resful, at ease, calm , artinya semua jaringan otot dan tulang adalah bekerja sesuai dengan kondisi alamiah, tidak ada pemaksaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Analisis Penerapan Aspek Ergonomis Pada Perancangan Kursi DiLaboratorium
Dasar Elektronika Berbasis Teknologi Informasi, Asri Sentosa Ibnu Hermawan, Dosen Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Tangerang, 2009.
Dari jurnal diatas menjelaskan bahwa aspek ergonomis dari desain kursi kerja terkait dengan dimensi – dimensi yang meliputi : stabilitas produk,
kekuatan produk, mudah dinaik turunkan, sandaran punggung, fungsional, ukuran alas tempat duduk dan bahan material. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran penerapan aspek ergonomis pada perancanagan kursi laboratorium dasar elektronika yang berbasis teknologi informasi di Program
Studi Teknik Telekomunikasi Navigasi Udara Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia STPI Curug Tangerang.
Rancangan penelitian melibatkan responden penelitian sebanyak 30 orang taruna TNU angkatan 25 dan 26. Hasil menunjukkan bahwa menurut persepsi
para taruna TNU, desain kursi pada laboratorium elektronika dasar berbasis teknologi di Program Studi Teknik Telekomunikasi Navigasi Udara
mencerminkan adanya desain kursi yang berkategori baik berdasarkan perhitungan rata – rata sebesar 82.3.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
Sutalaksana, op.cit, hal 93
27
Sritomo, op.cit, hal. 92
i
Sudiajeng Lilik ,dkk , Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, hal 107
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di PT.Walet Kencana Perkasa - Surabaya, dengan alamat: Jl. Rungkut Industri I no. 24 – 26 Surabaya. Sedangkan waktu
pelaksanaannya yakni pada bulan Juli 2010
s d
Agustus 2010.
3.2. Indentifikasi Variabel
Secara garis besar, hanya ada 2 dua variabel yaitu variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi. Artinya adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas adalah variable yang mempengaruhi variabel terikat, variabel tersebut meliputi :
- Layout kerja packing - Data Observasi, yang terdiri atas :
a. Data keluhan pekerja b. Data dimensi tubuh
c. Data dimensi meja - Nilai Percentil 5-th, 50-th, 95-th
2. Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam hal ini adalah rancangan kursi kerja yang ergonomis untuk para pekerja packing.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.